Anda di halaman 1dari 33

BAB VI

ANALISIS PRODUKTIVITAS PARSIAL TENAGA KERJA


PENGOLAHAN CPO PADA STASIUN KERJA PENGEMASAN
DI PT. DARMEX OILS AND FATS KOTA BEKASI, JAWA BARAT

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Di era pasar bebas dimana persaingan pasar semakin ketat, setiap
industri dituntut untuk selalu meningkatkan performansinya agar dapat
tetap bersaing di pasar persaingan bebas tersebut. Perusahaan agroindustri
memiliki tujuan untuk membuat bahan baku mempunyai nilai tambah
atau melakukan proses transformasi. Dalam proses ini diperlukan bebagai
sumber daya pendukung yang mencukupi agar hasil yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Indikasi yang dapat dilihat dari pencapaian hasil
produksi ditentukan salah satunya oleh keefektifan dan keefesienan
proses produksi itu sendiri. Efisiensi serta keefektifan suatu proses
produksi dapat terlihat dari produktivitas yang dicapai oleh elemen sumber
daya yang berpengaruh terhadap suatu proses produksi tersebut.
Produktivitas merupakan rasio antara efektivitas pencapaian tujuan
pada tingkat output tertentu dan efisiensi penggunaan sumber daya (input).
Hasil dari pengukuran produktivitas tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat produktivitas sebuah industri dan dapat sebagai dasar
dalam penentuan kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan.
Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio output/input akan
mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas yaitu produktivitas
parsial, produktivitas faktor total, dan produktivitas total. Produktivitas
parsial disebut juga produktivitas faktor tunggal merupakan rasio dari
output terhadap salah satu input. Produktivitas faktor total merupakan
rasio dari output bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja
yang digunakan. Produktivitas total merupakan rasio dari output total

1
terhadap input total (semua input yang digunakan terhadap proses
produksi). Input yang digunakan dalam produksi dapat berupa modal,
tenaga kerja, energi, dan sumber daya lain yang mendukung proses
produksi. Alasan yang mendasari penelitian di PT. Darmex Oils and Fats
ini karena tenaga kerja merupakan salah satu input produksi yang menjadi
faktor kritis dalam penentu produktivitas PT. Darmex Oils and Fats.
Tenaga kerja sangat berpengaruh dalam proses produksi yang
dilakukan oleh sebuah industri, terutama pada proses produksi bagian
pengemasan minyak kelapa yang dilakukan dengan cara semi
otomatis bahkan jika dilakukan secara otomatis masih memerlukan
tenaga kerja untuk pengontrol mesin yang beroperasi. Dalam penentuan
produktivitas perusahaan, peran bagian pengemasan PT. Darmex Oils and
Fats juga sangat penting. Bagian pengemasan PT. Darmex Oils and Fats
memiliki jumlah permintaan produk minyak kelapa sawit yang tinggi
setiap bulannya sehingga memaksa produksi untuk terus meningkat.
Sedangkan jumlah tenaga kerja (input) di stasiun pengemasan PT. Darmex
Oils and Fats tetap dengan jumlah jam kerja yang terbatas, sehingga
mengakibatkan jumlah produksi (output) menjadi tidak stabil.
Gambar 6.1 Output Minyak kelapa sawit

2
Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran produktivitas tenaga
kerja pada stasiun kerja pengemasan di PT. Darmex Oils and Fats karena
akan memberikan gambaran tentang tingkat produktivitas tenaga kerja
yang nantinya dapat digunakan untuk evaluasi dan perbaikan mengenai
efektivitas tenaga kerja.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja di PT. Darmex Oils and
Fats menggunakan metode Marvin E. Mundel yang menggunakan rasio
antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks
performansi pada periode dasar. Menurut Gaspersz (2000), pada dasarnya
model Mundel merupakan suatu model pengukuran produktivitas yang
berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu dan manajemen industri pada
perusahaan. Model ini mensyaratkan bahwa perusahaan yang akan diukur
produktivitasnya itu mempunyai waktu standard untuk operasi (operating
time standard). Selain itu, didasarkan pada pengukuran indeks
produktivitas dimana indeks produktivitas ini akan memperlihatkan
perubahan tingkat produktivitas baik penurunan maupun kenaikan
produktivitas secara signifikan.

2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti adalah masalah produktivitas
tenaga kerja yang ada dibagian pengolahan minyak kelapa sawit di stasiun
kerja pengemasan untuk (produksi) per bulan. Produktivitas yang akan
dibahas mengenai perubahan yang terjadi tiap periode berdasarkan data
jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja dengan menggunakan indeks
produktifitas seta dilihat perkembangan produktivitas tenaga kerja selama
periode pengukuran dan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas dimasa yang akan datang.
3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah
dikemukakan, batasan masalah yang akan dianalisis adalah sebagai
berikut:

3
a. Pengukuran produktivitas dilakukan menggunakan elemen output
berupa jumlah produksi minyak kelapa sawit yang dihasilkan bagian
pengemasan dalam satuan liter dengan elemen input berupa jumlah
jam kerja karyawan/pekerja yang digunakan untuk menghasilkan
output setiap bulan selama periode pengukuran.
b. Pengukuran produktivitas dilakukan berdasarkan data selama satu
tahun produksi, yaitu bulan Januari 2012 sampai dengan bulan
Desember 2013 dengan periode pengukuran setiap bulan.
c. Periode dasar yang digunakan dalam pengukuran indeks
produktivitas adalah periode yang mempunyai nilai rasio mendekati
rata-rata.
d. Penelitian ini tidak memasukkan pertimbangan harga dan biaya.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas khusus ini adalah :
a. Mengukur indeks produktivitas tenaga kerja bagian pengemasan
minyak kelapa sawit PT. Darmex Oils and Fats.
b. Melakukan analisa produktivitas tenaga kerja bagian pengemasan
minyak kelapa sawit PT. Darmex Oils and Fats.

5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan tugas khusus ini adalah :
a. Perusahaan akan memperoleh informasi dalam bentuk bahasan,
metode pengukuran produktivitas perusahaan dan saran-saran
terhadap masalah yang berhubungan dengan perhitungan
produktivitas untuk bagian pengolahan minyak kelapa sawit.
b. Perusahaan dapat menilai dan mengevaluasi tingkat produktivitas
yang telah dicapai sebagai dasar/masukan untuk perencanaan,
pengendalian, dan pengorganisasian perusahaan di masa mendatang.

4
B. Landasan Teori

1. Konsep Produktivitas
Pada dasarnya produktivitas merupakan ukuran yang
menunjukkan perbandingan antara besar keluaran yang dihasilkan dari
setiap satuan masukan yang digunakan. Dalam arti sebenarnya
produktivitas adalah rasio antara keluaran dan masukan yang biasanya
dinyatakan dalam indeks (Bain, 1982).

Produktivas =

Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa yang diperhatikan bukan saja
jumlah yang dihasilkan (output), tetapi juga masukan yang dipakai.
Output dari proses dalam sistem produksi dapat berbentuk barang
dan/atau jasa, yang biasa disebut dengan produk. Pengukuran
karakteristik output mengacu kepada kebutuhan atau keinginan
pelanggan dalam pasar yang sangat kompetitif sekarang ini. Pada
dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri atas empat tahap utama,
yaitu (Gaspersz, 2000) :
a. Pengukuran produktivitas
b. Evaluasi produktivitas
c. Perencanaan produktivitas
d. Peningkatan produktivitas
Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari
sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi
input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam
memproduksi output (barang dan/atau jasa).
2. Pengukuran Produktivitas

Menurut Sumanth (1984), pengertian produktivitas pada


dasarnya dibedakan menjadi 3 macam tipe, tergantung kondisi dimana

5
produktivitas tersebut dihasilkan. Macam macam produktivitas tersebut,
antara lain :
a. Produktivitas parsial
Merupakan perbandingan antara keluaran terhadap salah satu
faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja
(perbandingan antara keluaran dengan masukan tenaga kerja)
b. Produktivitas faktor total
Merupakan perbandingan antara keluaran bersih terhadap jumlah
masukan tenaga kerja dan modal. Keluaran bersih adalah keluaran
total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli. Faktor
pembagi dari perbandingan tersebut adalah tenaga kerja dan modal.
c. Produktivitas total
Merupakan perbandingan antara keluaran dengan jumlah seluruh
faktor masukan. Pengukuran produktivitas total mencerminkan
pengaruh bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran.
Menurut Riggs (1987), pada industri dengan pekerja intensif,
produktivitas tenaga kerja merupakan suatu hal yang kritis. Metode
konvensional untuk menentukan produktivitas tenaga kerja adalah
dengan pembobotan produk yang dihasilkan dengan waktu standar
dan meringkas nilai bobot tersebut untuk memperoleh output total,
kemudian dibagi dengan total pekerja untuk mendapatkan indeks
produktivitas pekerja.
Bentuk pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks
kinerjansi pada periode pengukuran dan indeks kinerjasnsi pada
periode dasar, sedangkan bentuk pengukuran kedua merupakan rasio
antara indeks output dengan indeks input. Pada dasarnya model
Mundel mensyaratkan bahwa perusahaan yang akan diukur
produktivitasnya mempunyai waktu standar untuk operasi (Gaspersz,
2000).
Beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi
perusahaan antara lain (Gaspersz, 2000) :

6
a. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya agar dapat
meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-
sumber daya itu.
b. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien
melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka
pendek maupun jangka panjang.
c. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat
diorganisasikan kembali dengan memberikan prioritas tertentu
yang dipandang dari sudut produktivitas.
d. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan pengukuran tingkat produktivitas
sekarang.
e. Strategi untuk meningkatan produktivitas perusahaan dapat
ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas antara
produktivitas terencana dan produktivitas terukur.
3. Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan pembaruan
pandangan hidup dan kultural dengan sikap mental memuliakan kerja
dan perluasan upaya meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.
Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari 3 bentuk (Triwijayana, 1999) :
a. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya
yang sama.
b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang kurang.
c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan sumber
daya yang relatif lebih kecil.
Pengukuran produktivitas mampu menyediakan indikasi untuk
meningkatkan produktivitas kepada manajemen. Beberapa cara yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas adalah (Walley, 1987) :
a. Meningkatkan efisiensi, melalui penurunan biaya total operasi,
penghematan tenga kerja dan mesin, serta mengurangi waste.

7
b. Meningkatkan efektivitas, melalui komunikasi dan pengambilan
keputusan yang lebih baik.
c. Pencapaian kinerja yang lebih tinggi, melalui peningkatan kualitas,
mengurangi kecelakaan kerja dan waktu terbuang, serta minimasi
kerusakan perlengkapan.
d. Mengembangkan kesehatan organisasi yang lebih baik, melalui
peningkatan moral, kepuasan dan kerjasama.
Tenaga kerja merupakan sumber daya seperti modal atau
bahan. Produktivitasnya terikat pada penggunaan seluruh sumber daya
dalam organisasi. Maka pengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja
antara lain adalah (Walley, 1987) :
a. Investasi modal. Produktivitas tenaga kerja sering langsung
sebanding dengan investasi modal.
b. Bauran produk. Membuat multi produk dengan banyak penyetelan
mesin akan mengurangi produktivitas tenaga kerja sampai di
bawah yang terbaik.
c. Motivasi. Nilai-nilai nasional dan skema perangsang lokal sering sama
dampaknya terhadap produktivitas.
d. Perencanaan. Perencanaan produksi atau perencanaann operasional
merupakan faktor pokok dalam menjamin adanya produktivitas tenaga
kerja yang tinggi.
e. Pengendalian. Tanpa pengendalian yang memadai terutama dari
penyeliaan lokal yang bermotivasi tinggi, pencatatan kerja
biasanya menjadi banyak disalahgunakan, berbagai macam
pelanggaran disiplin.
f. Organisasi kerja merupakan faktor kunci bagi terjaminnya
persesuaian dari tingkat-tingkat produktivitas yang telah disepakati.
4. Cause and Effect Diagram Card (CEDAC)
Alat lain yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kualitas
dan titik inspeksi adalah diagram sebab akibat (cause-and-effect
diagram). Manajer operasi memulai dengan lima kategori: material,

8
mesin/peralatan, manusia, metode dan Lingkungan .Inilah yang
disebut dengan 4M,1L yang merupakan penyebab. Penyebab
masing-masing dikaitkan dalam setiap kategori yang diikat dalam
tulang yang terpisah sepanjang tulang tersebut, sering melalui proses
brainstorming (Heizer and Render, 2005).

C. Metodologi Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian tentang pengukuran produktivitas tenaga kerja ini
dilakukan di bagian pengemasan pada pabrik pengolahan minyak kelapa
sawit di PT. Darmex Oils and Fats, Bekasi, Jawa Barat. Periode
pengukuran yang dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan
Desember 2013. Objek yang diteliti adalah output berupa jumlah produksi
minyak sawit yang telah dikemas dalam satuan liter dengan elemen
input berupa jumlah pekerja di bagian pengemasan dalam satuan orang
beserta jam kerjanya dengan satuan jam yang digunakan untuk
menghasilkan output berupa minyak sawit yang telah dikemas selama
periode pengukuran.

2. Pengumpulan Data
a. Data yang diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam melakukan pengukuran
produktivitas parsial tenaga kerja pada bagian pengemasan adalah :
1. Jumlah produk minyak kemasan yang dihasilkan bagian
pengemasan selama periode pengukuran.
2. Jumlah jam kerja pekerja selama periode pengukuran.
3. Jumlah pekerja bagian pengemasan minyak kelapa sawit PT.
Darmex Oils and Fats selama periode pengukuran.

b. Cara Pengumpulan Data


1. Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung
oleh peneliti ke obyek yang akan diteliti. Pengamatan dilakukan

9
dengan dua cara,yaitu :
i. Metode interview, yaitu dengan melakukan tanya jawab
langsung pada mandor dan pekerja yang melakukan
kewajiban dan bersangkutan langsung dengan pembuatan
minyak kelapa sawit di PT. Darmex Oils and Fats.
ii. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung dan pencatatan terhadap obyek yang diteliti.
Metode observasi digunakan untuk memperoleh data output
berupa produk minyak yang terkemas dalam satuan liter serta
elemen input berupa jam kerja pekerja bagian pengemasan
dalam satuan jam pada satu periode pengukuran.
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi
yang diperlukan dalam penelitian melalui buku-buku penunjang
tentang produktivitas. Selain itu juga melalui data-data dan
sumber lain dari perusahaan tempat pelaksanaan kerja praktek.
3. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan
terhadap kondisi perusahaan. Pengamatan dilakukan untuk menetapkan
masalah serta tujuan dari penelitian. Masalah yang diteliti adalah
efisiensi penggunaan input untuk mendapatkan output yang optimal.
Tahapan penelitian adalah sebagai berikut :

10
Mulai

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Pustaka Konsep Pengukuran dan Analisa Hasil


Produktivitas

Penentuan Elemen untuk Pengukuran Tingkat


Produktivitas
- Output : Jumlah produksi
- Input : Jumlah jam kerja karyawan per bulan

Pengumpulan Data
- Pengamatan
- Wawancara
- Data Sekunder

Pengolahan Data
( Pengukuran Produktivitas dengan Indeks Produktivitas )
mMundekMmMundel )
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja

Kesimpulan

Selesai
Gambar 6.2 Diagram Alir Penelitian

11
4. Pengolahan Data dan Analisis
Pengolahan data dilakukan dengan analisa kualitatif dan
kuantitatif. Analisa kuantitatif digunakan untuk melakukan perhitungan
tingkat produktivitas dari data-data yang berwujud angka dengan
menghitung rasio dari indeks produktivitas. Hasil perhitungan kemudian
diplotkan ke dalam sebuah grafik indeks produktivitas agar menjadi
lebih mudah dalam menjelaskan hasil yang diperoleh.
i. Perhitungan produktivitas parsial
Produktivitas parsial (PP) dalam penelitian ini yang dihitung
adalah produktivitas parsial tenaga kerja bagian pengemasan di
PT. Darmex Oils and Fats. Untuk melakukan perhitungan dengan
rumus sebagai berikut :

PP =
| |

ii. Perhitungan indeks produktivitas parsial


Perhitungan tingkat produktivitas parsial didasarkan pada jumlah
input dan output yang telah dihitung per bulan selama tahun
2012 dan tahun 2013, dengan parameter produktivitas parsial
periode dasar dan produktivitas periode perhitungan. Cara untuk
menghitung indeks produktivitas parsial (IPP) :

(IPP) = 100%

iii. Analisis penyebab penurunan produktivitas


Melakukan pengamatan yang nantinya akan digunakan untuk
mengidentifikasi dan menganalis permasalahan sebagai penyebab
turunya produktifitas pada bagian pengemasan pengolahan minyak
kelapa sawit pada PT. Darmex Oils and Fats dengan menggunakan
bantuan CEDAC
iv. Pemberian saran-saran perbaikan produktivitas.
Hasil identifikasi dari penyebab penurunan produktivitas dianalisis
kembali sebagai dasar untuk perbaikan produktivitas

12
D. Hasil dan Pembahasan

Dalam proses menganalisis suatu masalah harus dilihat dari berbagai


aspek tetapi juga harus memiliki batasan sehingga masalah yang akan dihadapai
tidak meluas. Solusi yang diberikan dalam pembatasan tersebut dapat fokus
untuk memperbaiki hal hal tertentu yang kurang baik atau belum baik.
Analisis produktivitas sendiri membutuhkan elemen pendukung sebagai acuan
untuk evaluasi akhir hasil suatu pekerjaan mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Komponen atau elemen yang dibutuhkan dalam menganalisis
produktivitas yaitu output dan input. Untuk pengukuran produktivitas tenaga kerja
pada bagian pengemasan minyak kelapa sawit di PT. Darmex Oils and Fats.
Komponen output yang digunakan yaitu jumlah total minyak kelapa sawit
yang telah dikemas perbulan dalam liter, sedangkan komponen input yang
digunakan yaitu jumlah total tenaga kerja dan jam kerja perbulan untuk karyawan
bagian pengemasan minyak kelapa sawit dalam pabrik.
1. Input
Pada tiap proses produksi yang menghasilkan suatu produk pasti
membutuhkan input karena input merupakan komponen atau elemen dalam
produk atau output yang dihasilkan. Input memiliki beberapa macam. Pada
pengukuran produktivitas tenaga kerja bagian pengemasan input yang digunakan
berupa jumlah jam kerja karyawan setiap bulan yang disesuaikan dengan jumlah
hari kerja setiap bulannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, input pertama yang
digunakan adalah total jam pekerja per bulan. Bagian pengemasan minyak kelapa
sawit PT. Darmex Oils and Fats mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 8
pekerja, dengan waktu kerja dari jam 07.0 15.00 Karyawan bagian pengemasan
bekerja setiap hari kecuali hari besar dan diterapkan system libur gilir. Jika
terdapat pekerja yang tidak hadir maka pekerja diambil dari bagian gudang
sehingga pekerka selalu tetap 8 orang.

13
Tabel 6.1 Jumlah Jam Kerja Tenaga Kerja

Jml Jam Kerja Jumlah Hari Jumlah Jam Kerja Per


Bualan Per Hari (jam) Kerja Pekerja Bulan (jam)

Januari (2012) 7 25 8 1400


Februari 7 25 8 1400
Maret 7 26 8 1456
April 7 24 8 1344
Mei 7 25 8 1400
Juni 7 26 8 1456
Juli 7 26 8 1456
Agustus 7 24 8 1344
September 7 25 8 1400
Oktober 7 26 8 1456
November 7 25 8 1400
Desember 7 25 8 1400
Januari (2013) 7 25 8 1400
Februari 7 24 8 1344
Maret 7 24 8 1344
April 7 26 8 1456
Mei 7 25 8 1400
Juni 7 24 8 1344
Juli 7 27 8 1512
Agustus 7 23 8 1288
September 7 25 8 1400
Oktober 7 25 8 1400
November 7 25 8 1400
Desember 7 24 8 1344
Sumber : Bagian Tata Usaha PT. Darmex Oils and Fats

Jumlah jam kerja maksimal : 1512 jam (Bulan Juli 2013)

14
Jumlah jam kerja minimal : 1288 jam (Bulan Agustus 2013)
Rerata jumlah jam kerja per bulan : 1397,67 jam

2. Output
Tabel 6.2 Output Minyak kelapa sawit

Bulan Jumlah Produksi (L)


Januari (2012) (PD) 216.592
Februari 324.766
Maret 201.408
April 116.916
Mei 280.048
Juni 534.744
Juli 416.372
Agustus 295.460
September 383.460
Oktober 349.338
November 421.760
Desember 82.008
Januari (2013) 197.754
Februari 278.500
Maret 284.592
April 111.636
Mei 43.460
Juni 450.484
Juli 234.308
Agustus 229.782
September 364.392
Oktober 79.960
November 36.000
Desember 130.672

15
Output maksimal : 534.744 L(Bulan Juni 2012)
Output minimal : 36.000 L (Bulan November 2013)
Rerata output : 252.683,8 L
Keterangan (PD) : Periode Dasar
Dalam pengukuran produktivitas merupakan perbandingan antara
output per input, dengan output adalah hasil dari keseluruhan proses
produksi pada periode yang akan dihitung. Untuk pengamatan pada pabrik
pembuatan minyak kelapa sawit di PT. Darmex Oils and Fats hasil dari
pengolahan berupa kemasan yang siap ekspor atau pun untuk produk lokal
yang mempunyai ukuran tertentu sesuai dengan jenisnya.

3. Perhitungan Rasio Produktivitas


Perhitungan rasio produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan
menggunakan rasio perbandingan output hasil produksi pengemasan (L) dengan
input total tenaga kerja berupa jam kerja (jam) dengan persamaan sebagai
berikut:

()
Rasio Produktivitas tenaga kerja =
()

Perhitungan rasio produktivitas digunakan untuk mengetahui keefektifan dan


keefisienan dari penggunanaan tenaga kerja untuk menghasilkan produk setiap
periodenya serta efektivitas dan efisiensi kerja, meliputi kebutuhan tenaga kerja
dan penggunaan jam kerja apakah telah sesuai atau kurang memenuhi dalam
menyelesaikan pekerjaan.

Hasil perhitungan rasio produktivitas dapat dilihat pada tabel berikut :

16
Tabel 6.3 Rasio Produktivitas Tenaga Kerja

Bulan Jumlah Jam Kerja Jumlah Produksi Rasio Produktivitas


Per Bulan (jam) (L) Tenaga Kerja (L/jam)
Januari(2012) 1400 216.592 154,708
Februari 1400 324.766 231,975
Maret 1456 201.408 138,329
April 1344 116.916 86,991
Mei 1400 280.048 200,034
Juni 1456 534.744 367,269
Juli 1456 416.372 285,969
Agustus 1344 295.460 219,836
September 1400 383.460 273,900
Oktober 1456 349.338 239,929
November 1400 421.760 301,257
Desember 1400 82.008 58,577
Januari(2013) 1400 197.754 141,253
Februari 1344 278.500 207,217
Maret 1344 284.592 211,750
April 1456 111.636 76,673
Mei 1400 43.460 31,043
Juni 1344 450.484 335,18
Juli 1512 234.308 154,965
Agustus 1288 229.782 178,402
September 1400 364.392 260,280
Oktober 1400 79.960 57,114
November 1400 36.000 25,714
Desember 1344 130.672 97,226
Sumber : Bagian Tata Usaha PT. Darmex Oils and Fats

17
Rasio Produktivitas Tenaga Kerja
Rasio maksimal : 367,269 L /jam (Bulan Juni 2012)
Rasio minimal : 25,714 L/jam (Bulan November 2013)
Rerata Rasio : 180,649 L/jam
Perhitungan indeks produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :


= x 100

Perhitungan dilakukan dengan cara membagi rasio produktivitas setiap periode


dengan rasio produktivitas pada periode dasar, kemudian hasilnya dikalikan
dengan 100 untuk memudahkan dalam melihat perubahan yang terjadi karena
akan tampak perubahan lebih jelas.
4. Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja

Perhitungan Indeks Produktivitas Tenaga Kerja memiliki tujuan untuk


mengetahui gambaran umum tingkat produktivitas selama waktu tertentu. Dalam
penelitian yang dilakukan yang dipilih sebagai waktu pengukuran dan sebagai
penggambaran adalah periode 2012-2013.. Menurut Gaspersz (2000), Periode
dasar merupakan periode normal dimana output (jumlah produksi) tidak terlalu
tinggi atau terlalu rendah. Perhitungan yang dilakukan dengan cara membagi
rasio produktivitas tenaga kerja sesuai perhitungan dengan rasio produktivitas
tenaga kerja periode dasar. Periode dasar yang digunakan ialah periode dasar
pada bulan pertama pengambilan data. Sehingga diharapkan akan mampu
digunakan sebagai pembanding pada bulan bulan berikutnya, dengan syarat
bahwa bulan periode dasar tersebut berproduksi secara normal.
Indeks produktivitas tenaga kerja bagian pengemasan tahun 2012 2013
ditunjukkan pada tabel berikut :

18
Tabel 6.4 Indeks Produktivitas Tenaga kerja
Rasio
Produktivitas Indeks Produktivitas Perubahan IP
Bulan
Tenaga Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Kerja
Januari (2012) (PD) 154,708 100 0
Februari 231,975 149,943765 49, 943765
Maret 138,329 89,41295861 -10,587041
April 86,991 56,229154 -43,7708
Mei 200,034 129,2977 29,2977
Juni 367,269 237,391496 137,391496
Juli 285,969 184,84435 84,84435
Agustus 219,836 142,09737 42,09737
September 273,900 177,043204 77, 043204
Oktober 239,929 155,066318 55,066318
November 301,257 194,72619 94,72619
Desember 58,577 37,86294 -62,137058
Januari (2013) 141,253 91,30297 -8,697829
Februari 207,217 133,9407 33,9407
Maret 211,750 136,87075 36,87075
April 76,673 49,55982 -50,44018
Mei 31,043 20,065543 -79,934457
Juni 335,18 216,65331 116,65331
Juli 154,965 100.16612 0.16612
Agustus 178,402 115,31530 15,31530
September 260,280 168,2395 68,2395
Oktober 57,114 36,917289 -63,08271
November 25,714 16,620989 -83,379010
Desember 97,226 62,844843 -37,155156
Sumber: Bagian Tata Usaha PT. Darmex Oils and Fats

19
Indeks produktivitas maksimal : 237,391496 (Bulan Juni 2012)
Indeks produktivitas minimal : 16,620989 (Bulan November 2013)
Rerata indeks produktivitas : 113,0416509
Perubahan indeks produktivitas maksimal : 137,391496 (Bulan Juni 2012)
Perubahan indeks produktivitas minimal :-83,379010 (Bulan November 2013)
Rerata perubahan indeks produktivitas : 16,76715967

5. Pembahasan
Perhitungan produktivitas tenaga kerja bagian pengemasan minyak kelapa
sawit PT. Darmex Oils and Fats bertujuan untuk melakukan analisa terhadap
produktivitas tenaga kerja, mengidentifikasi penyebab fluktuasi produktivitas,
melakukan evaluasi dan memberikan saran perbaikan terhadap produktivitas.
Analisa produktivitas diawali dengan pengukuran produktivitas menggunakan
cara membandingkan antara output dan input. Dengan perbandingan
pengambilan pada periode dasar.
Pengukuran telah dilakukan dari bulan Januari 2012 hingga Desember
2013. Dalam pengukuran tersebut telah cukup untuk membandingkan tingkat
produktivitas tenaga kerja pada bagian pengemasan minyak kelapa sawit. Data
produksi PT. Darmex Oils and Fats pada tahun 2012 - 2013 sudah
menunjukkan fluktuasi yang terjadi pada produksi minyak kelapa sawit setiap
bulan di stasiun kerja pengemasan. Fluktuasi yang terjadi pada produksi
minyak kelapa sawit PT. Darmex Oils and Fats tahun 2012 dan 2013
menunjukan bahwa terjadi kenaikan hampir tiga bulan sekali. Hal ini
dikarenakan pada bulan bulan tersebut permintaan tinggi dari order yang
masuk pada perusahaan tersebut. selain itu masa masa panen kelapa sawit
membuat minyak yang telah diproses harus segera di kemas untuk mengurangi
penyimpanan ada tangki penyimpan. Selain itu pada bulan Juni 2012 dan 2013
juga mengalami peningkatan ini dikarenakan persiapan bulan puasa dan
lebaran sehingga stok yang harus dipenuhi cukup tinggi membuat produksi
juga harus ditingkatkan.

20
Untuk melakukan perhitungan analisis produktivitas terhadap sebuah
perusahaan seharusnya akan lebih baik jika menggunakan data lebih dari satu
tahun/periode, dikarenakan dengan hal tersebut akan lebih menunjukan trend
yang terjadi selama periode tertentu apakah produksi di perusahaan tersebut
cenderung mengalami trend naik atau turun sehingga analisis yang dihasilkan
menjadi lebih kompleks. Output yang digunakan dalam pengukuran
produktivitas tenaga kerja bagian pengemasan PT. Darmex Oils and Fats
adalah jumlah produk minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh bagian
pengemasan setiap bulan yaitu jumlah minyak kelapa sawit yang berhasil
dikemas.
Jumlah output dinyatakan dalam satuan L karena minyak kelapa sawit
dikemas dengan menggunakan punch atau kemasan plastik dengan ukuran 1L
dan 2 L serta dirigen dengan ukuran 5L dan 18 L untuk setiap jenis minyak
kelapa sawit. Sementara input yang digunakan dalam pengukuran produktivitas
adalah jumlah total jam kerja tenaga kerja setiap bulan. Rasio produktivitas
antara output dan input tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
seberapa banyak minyak kelapa sawit yang berhasil dikemas setiap jamnya.
Setelah diketahui rasio produktivitas kemudian dihitung indeks produktivitas.
Indeks produktivitas merupakan nilai perbandingan rasio produktivitas
pada periode yang dihitung dengan rasio produktivitas produktivitas pada
periode dasar. Periode dasar yang digunakan ialah pada awal bulan
pengambilan data dengan alasan dengan pengambilan periode dasar pada awal
bulan dapat digunakan untuk melihat perbandingan pada bulan berikutnya.
Rasio produktivitas tenaga kerja pada periode tersebut sebesar154,708 L/jam .
Ini berarti setiap satu jam kerja dapat digunakan oleh tenaga kerja untuk
mengemas 154,708 L/ jam minyak kelapa sawit. Periode dasar adalah periode
normal dimana keadaan pabrik berupa input, peralatan dan kecepatan produksi
pekerja dalam kondisi normal atau berjalan dengan baik. Oleh karena periode
dasarnya adalah bulan Juli maka indeks produktivitas pada bulan bulan Juni
sebesar 100%. Untuk periode-periode yang lain dapat diketahui nilai indeks
produktivitas melalui perbandingan rasio produktivitasnya terhadap rasio

21
produktivitas pada periode dasar. Dari indeks produktivitas tersebut, kemudian
dapat diketahui perubahan produktivitasnya apakah mengalami kenaikan
ataukah mengalami penurunan terhadap periode dasar.
Berdasarkan pengukuran indeks produktivitas, dapat diketahui bahwa
indeks produktivitas maksimal yaitu pada bulan Juni 2012 yaitu sebesar
237,391496. Hal ini dikarenakan pada bulan Juni 2012 terjadi peningkatan
produktivitas paling besar yaitu sebesar 137,391496dibandingkan dengan
produktivitas tenaga kerja pada bulan Januari 2012 (periode dasar). Sedangkan
indeks produktivitas minimum yaitu 16,620989 pada bulan November 2013,
hal ini dikarenakan pada bulan ini terjadi penurunan produktivitas paling
signifikan dibanding dengan bulan lainnya, yaitu sebesar 83,379010
dibandingkan produktivitas tenaga kerja pada bulan Januari 2012. Sementara
rata-rata indeks produktivitas selama tahun 2012 - 2013 adalah sebesar
113,0416509. Dari rata-rata indeks produktivitas tersebut menunjukkan hasil
yang cukup baik, namun masih terjadi fluktuasi indeks produktivitas setiap
bulannya. Fluktuasi dari kenaikan dan penurunan indeks produktivitas tenaga
kerja dapat dilihat dari grafik pada gambar berikut.

250

200
Prosentase (%)

150

IP Tenaga Kerja
100
IP Periode Dasar
50

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
Periode (bulan)

Gambar 6.3 Indeks Produktivitas Tenaga Kerja

22
Fluktuasi indeks produktivitas ditunjukkan oleh nilai hasil perhitungan
perubahan indeks produktivitas, dimana nilai yang bertanda (+) menyatakan
terjadinya kenaikan indeks produktivitas pada periode tersebut berdasarkan
periode dasar dan nilai yang bertanda negatif (-) menunjukkan adanya
penurunan indeks produktivitas.
Pada Gambar 6.2 terlihat jelas bahwa terjadi fluktuasi indeks produktivitas
tenaga kerja di bagian pengemasan PT. Darmex Oils and Fats selama tahun
2012 - 2013. Dari grafik terlihat nilai produktivitas tenaga kerja tertinggi
adalah pada bulan Juni 2012 yaitu. Nilai produktivitas tenaga kerja terendah
adalah pada bulan. Peningkatan di bulan Juni terjadi karena pada masa itu stok
dari CPO yang cukup tinggi karena pada masa panen selain itu pada masa itu
produksi sangat meningkat karena persiapan puasa dan terdapat order dari luar
yang tinggi untuk kebutuhan minyak goreng . Sedangkan penurunan terendah
pada bulan November disebabkan rendahnya tingkat produksi yaitu 36.000 L
sedangkan jam kerja karyawan pada bulan tersebut yaitu 175 jam. Sehingga
terjadi ketidakefektifan kinerja dari karyawan karena dengan tingkat jumlah
produksi rendah dengan total jam kerja karyawan yang cukup tinggi, maka
produktivitas dari karyawan akan menurun karena banyak waktu yang tidak
efektif atau menganggur. Ini terlihat walaupun waktu kerja yang berbeda
namun dengan perbedaan yang hanya 7 hari namun hasil dari produksi tersebut
dapat sangat berbeda.
Dari grafik juga terlihat pada bulan Februari 2012, Juni2012, September
2012, November 2012, dan Januari 2013, Februari 2013, Maret 2013 Juni 2013
Agustus 2013 September 2013 dan. Namun pada bulan lain indeks
produktivitas tenaga kerja mengalami penurunan produktivitas. Dari hal
tersebut, kinerja yang ditampilkan tenaga kerja bagian pengemasan PT.
Darmex Oils and Fats pada tahun 2012 2013 masih kurang baik, karena
masih terdapat nilai produktivitas yang berada dibawah nilai produktivitas
standar yang diharapkan, sehingga masih terjadi fluktuasi dari satu periode
bulan ke periode bulan lainnya. Keadaan ini digambarkan dengan adanya titik
yang berada dibawah nilai 100 sebagai indeks dasar atau pembanding.

23
Kenaikan maupun penurunan indeks produktivitas tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain:
a. Jumlah peermintaan yang tidak konstan
Jumlah pengemasan minyak kelapa sawit dilakukan sesuai permintaan
dengan kontrak yang telah disepakati. Sementara itu, jam kerja karyawan
dan jumlah tenaga kerja di bagian pengemasan tetap. Jumlah pesanan yang
tidak konstan atau berubah-ubah menyebabkan jumlah produksi
pengemasan yang tidak konstan pula. Para pekerja terkadang hanya
melakukan pekerjaan sesuai dengan target sehingga rata-rata pekerja
mampu memenuhi target produksi yang ditentukan, namun ketika
permintaan sedikit maka karyawan bagian pengemasan banyak yang
mengalami waktu menganggur. Biasanya waktu menganggur ini kemudian
digunakan untuk membantu pekerjaan lain seperti pekerjaan
penggudangan.
b. Jumlah bahan baku yang bergantung pada musim panen
Penurunan produktivitas disebabkan pula oleh ketersediaan bahan baku
yang masuk tidak tetap sehingga produksi minyak juga tidak tetap. Jika
pada bulan biasa maka pengemasan dapat berjalan sesuai standar namun
ketika musim panen dan minyak mentah tidak sesuai standar ekspor
minyak mentah terlalu banyak maka akan terjadi penumpukan bahan baku
pembuatan minyak, sehingga bahan baku ini harus segera diproses agar
tidak semakin turun kualitasnya. Dengan hasil yang banyak maka mau
tidak mau pengemasan harus di tingkatkan ini untuk mengurangi beban dari
tangki penampung minyak agar tidak terjadi penumpukan yang terlalu lama
c. Tenaga kerja
Tingkat produktivitas dapat dipengaruhi oleh kemampuan pekerja. Setiap
orang tentunya memiliki kemampuan kerja yang berbeda-beda, demikian
pula dengan para tenaga kerja di bagian pengemasan minyak kelapa sawit
PT. Darmex Oils and Fats. Keahlian yang dimiliki masing-masing pekerja
juga berbeda. Hendaknya setiap pekerja memiliki kemampuan dan
menguasai semua bagian pekerjaan dalam pengemasan minyak kelapa

24
sawit karena kemampuan pekerja dan kercepatan kerja pekerja akan
berpengaruh pada output yang dihasilkan.Karena selama ini pelatihan
pelatihan masih kurang dan hanya dilakukan saat awal masuk perusahaan
Selain itu banyaknya pekerja yang tidak mengindahkan SOP seperti bekerja
tetap bermain handphone serta banyak ngobrol membuat faktor ini
diperhitungkan dalam penurunan produktivitas.
d. Mesin dan peralatan
Penurunan produktivitas dapat juga dikarenakan mesin. Pada mesin
pengemas di perusahaan ini masih menggunakan model lama dengan hasil
30 kemasan permenit, namun karena mesin masih lama sering terjadi
gangguan sehingga mobilitas mesin ini terganggu. Selain itu kurangnya
tenaga ahli yang mengerti tentang mesin ini ( operator sedikit) membuat
penurunan efisiensi mesin ini semakin terlihat
e. Metode
Metode yang digunakan dalam melakukan suatu kegiatan akan berpengaruh
pula pada keberhasilannya. Dilihat dari metodenya, penurunan
produktivitas tenaga kerja pada bagian pengemasan dapat disebabkan oleh
metode pengaturan atau pembagian kerja yang kurang tepat. Pekerja yang
bekerja di bagian pengemasan juga menangani pekerjaan pergudangan
sehingga seringkali mengurangi efektivitas tenaga kerja karena mereka
tidak terfokus pada satu pekerjaan. Selain itu metode kerja yang belum
sesuai dengan SOP (Standard Operational Procedure) juga mampu
mengurangi produktivitas terkait efektivitas prosedur yang digunakan.
f. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja akan sangat berpengaruh pada kinerja para pekerja
terkait kenyamanan saat bekerja. Dengan lingkungan yang nyaman saat
bekerja maka pekerja akan lebih bersemangat dan meningkatkan loyalitas
terhadap perusahaan. Lingkungan kerja yang nyaman, fasilitas kerja, dan
pemenuhan hak-hak pekerja akan sangat berpengaruh pada kenyamanan
pekerja. Pekerja yang tidak merasa nyaman saat bekerja tidak akan bekerja

25
secara maksimal sehingga produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan
output juga menurun.
Bagian pengemasan PT. Darmex Oils and Fats memiliki lingkungan kerja
yang kurang nyaman,karena suasana yang sedikit pengap juga sedikit anas
walaupun pada bagian mesin terdapat ac namun pada pengemasan dalam
kardusnya terdapat di luar area steril ( area mesin) . Hal ini dapat berpengaruh
dan menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja. Selain itu faktor
pertemanan yang erat terkadang justru mengurangi produktivitas karena
seringnya ngobrol di antara sesama.
Kemungkinan terjadinya penurunan produktivitas tenaga kerja bagian
pengemasan selama tahun 2012 - 2013 dapat dilihat dari diagram CEDAC pada
gambar berikut.

Lingkungan Mesin Manusia

Lingkungan berdebu Kemampuan kerja


dan bising , panas Mesin sering yang berbeda
mengalami kerusakan

Fasilitas kurang
memadadi Kurang disiplin
Penurunan
produktivitas
tenaga kerja

Kurangnya kesesuaian Bahan Baku


prosedur dengan SOP musiman

Metode Material

Gambar 6.4 Diagram CEDAC


Dari faktor-faktor didapat alasan alasan yang mungkin dapat memperkuat
cedak diantaranya:
1. Tenaga kerja PT. Darmex Oils and Fats banyak yang menunjukkan tingkat
kehadiran yang kurang, baik pada lingkup karyawan tetap maupun
karyawan kontrak. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan PT. Darmex
Oils and Fats menerapkan sistem reward (Penghargaan) dan punishment

26
(Sanksi) yang digunakan sebagai sarana untuk memotivasi karyawan dalam
meningkatkan kedisiplinan, yang bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas. Salah satu sistem reward yang digunakan PT. Darmex Oils
and Fats adalah dengan mengadakan pemilihan karyawan terbaik atau
dengan memberikan penghargaan dan hadiah kepada karyawan. Sistem
punishment, berupa teguran lisan sampai sanksi PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja), diterapkan pada karyawan yang melanggar peraturan
secara terus menerus di PT. Darmex Oils and Fats. Setiap tahun PT.
Darmex Oils and Fats akan melakukan pengukuran terhadap produktivitas
perusahaan secara keseluruhan, jika terjadi penurunan produktivitas yang
disebabkan oleh penurunan kinerja karyawan di PT. Darmex Oils and Fats,
maka akan dilakukan evaluasi terhadap karyawan untuk menanggulangi hal
tersebut. Dalam hal ini, PT. Darmex Oils and Fats tidak memberikan sangsi
secara langsung apabila terjadi penurunan kinerja karyawan yang
berdampak pada penurunan produktivitas perusahaan, namun PT. Darmex
Oils and Fats akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki kinerja
karyawan tersebut.
2. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja, termasuk kebersihan lingkungan di area kerja
pengemasan perlu dijaga karena lingkungan kerja akan sangat
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Selain kebersihan, kerapian
lingkungan area kerja juga perlu dijaga karena hal ini terkait dengan
kenyamanan pekerja. Kenyamanan lingkungan akan memberikan pengaruh
yang baik bagi kinerja para pekerja.

3. Mesin dan peralatan


Pada mesin harus dilakukan perbaruan mesin karena mesin mesin yang
digunakan ialah mesindari tahun 2003 yang dianggap ketinggalan jalan.
Namun selain dilakukan pembaruan mesin dapat dibenahi dengan
mengganti onderdil onderdil sehingga efisiensi dapat ditingkatkan.

27
Walaupunakan jauh lebih baik dengan penggantian mesin baru dengan
kualitas yang lebih baik dan tingkat produksi permenit yang leih besar.
4. Metode
Perbaikan metode kerja dapat pula digunakan dalam upaya perbaikan
produktivitas. Sebaiknya metode yang digunakan dalam proses
pengemasan disesuaikan dengan SOP (Standard operational procedure).
Kesesuaian terhadap SOP ini dimaksudkan agar penggunaan pekerja lebih
efisien dan didapatkan output dengan kualitas yang diinginkan. Selain itu,
dalam metode pembagian jam kerja, dapat diterapkan system shift yang
jelas yang dimaksudkan untuk mencapai efisiensi pemakaian tenaga kerja
dan jam kerja serta pembagian unit-unit kerja agar pekerjaannya lebih
terfokus.
Manfaaat analisa produktivitas tenaga kerja di bagian pengemasan
minyak kelapa sawit antara lain dapat digunakan untuk mengetahui penyebab
terjadinya penurunan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat dianalisa solusi
yang mungkin dapat ditempuh untuk menjaga agar produktivitas tetap tinggi
sesuai yang diharapkan perusahaan atau bahkan meningkatkannya. Dari
pengukuran produktivitas ini perusahaan minyak kelapa sawit PT. Darmex Oils
and Fats dapat melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan kemudian
dapat diketahui kegiatan yang harus diambil.
Dari data output jumlah produksi PT. Darmex Oils and Fats yang sangat
berfluktuasi setiap bulannya, maka untuk mengoptimalkan produktivitas
perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :

1. Menerapkan adanya shift kerja karyawan.


Sistem shift kerja karyawan dapat memberikan kemungkinan
meningkatnya hasil produksi perusahaan PT. Darmex Oils and Fats
sehubungan dengan permintaan barang-barang produksi yang juga
meningkat. Dengan demikian untuk meningkatkan produktivitas, PT.
Darmex Oils and Fats dapat melakukan pengaturan jam kerja karyawan.
Jam kerja karyawan dibagi dalam dua waktu, yaitu jam kerja yang normal

28
(tradisional) dan jam kerja shift. Jam kerja normal adalah jam kerja
dimana karyawan diharuskan untuk bekerja penuh selama kurang lebih 7
jam sehari. Sedangkan jam kerja shift adalah jam kerja dimana karyawan
memiliki periode tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebagai contoh pelaksanaan shift itu sendiri ada
yang dalam satu shift dan ada shift yang berotasi. Dalam sistem kerja
shift yang berotasi di PT. Darmex Oils and Fats, karyawan bekerja satu
minggu pada shift pagi, dan satu minggu pada shift siang. Tidak ada
keseragaman waktu shift kerja, sehingga dengan hal tersebut karyawan
dapat bekerja secara optimal dan dapat meminimalkan karyawan yang
menganggur pada saat jam kerja. Oleh karena itu, dengan adanya shift
kerja ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas PT.
Darmex Oils and Fats menjadi lebih optimal.
2. Menambah perkebunan dan mengurangi ekspor minyak mentah.
Untuk mempertahankan produktivitas agar tetap tinggi maka salah satu
cara ialah menambah perkebuna kelapa sawit sehingga pasokan bahan
baku akan lebih stabil . selain itu pengurangan ekspor minyak mentah juga
dapat membantu agar produktivitas minyak kemasan ini tetap terjaga.
3. Menerapkan sistem inventori produk minyak kelapa sawit di gudang
produksi PT. Darmex Oils and Fats.
Setiap perusahaan akan selalu mengadakan inventori/persediaan. Tanpa
adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa
perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Persediaan
diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut
hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Begitu
juga pada PT. Darmex Oils and Fats yang menghasilkan produk minyak
kelapa sawit. Dimana dalam pengolahan minyak kelapa sawit semua
bahan baku yang masuk pabrik harus dapat diolah menjadi produk minyak
kelapa sawit. PT. Darmex Oils and Fats memproduksi minyak kelapa
sawit setiap hari, dengan kapasitas produksi yang telah ditentukan sesuai

29
dengan jumlah bahan baku yang masuk pabrik. Namun, jumlah
permintaan setiap bulan di PT. Darmex Oils and Fats tidak konstan,
sehingga sering terjadi perbedaan jumlah produksi antara produk minyak
kelapa sawit yang dihasilkan setiap bulannya dengan permintaan minyak
kelapa sawit setiap bulannya. Oleh karena itu, sistem invetori gudang
sangat diperlukan pada unit produksi PT. Darmex Oils and Fats mengingat
produk minyak kelapa sawit dapat bertahan sekitar 2 tahun. Sistem
inventori ini dilakukan ketika terjadi kelebihan jumlah produksi pada
bulan tertentu, sehingga produk minyak dapat dijadikan persediaan dan
disimpan digudang untuk kemudian hari dapat digunakan untuk memenuhi
permintaan ketika terjadi kekurangan jumlah produksi pada bulan tertentu.
Sistem inventori ini akan sangat berguna di PT. Darmex Oils and Fats
untuk mengoptimalkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan
selama dapat mengendalikan biaya-biaya yang timbul akibat inventori
tersebut.

30
E. Penutup
1. Kesimpulan
a. Indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi sebesar 237,391496 dicapai
pada bulan Juni 2012. Sedangkan indeks produktivitas terendah sebesar
16,620989 yang dicapai pada bulan November 2013.
b. Penurunan produktivitas yang terjadi disebabkan oleh pola bahan baku
yang tidak stabil , permintaan produk yang tidak konstan, kemampuan
antar pekerja yang berbeda, rasio jumlah mesin dan tenaga kerja yang
tidak sesuai, lingkungan kerja yang berdebu dan bising pengap dan panas,
ketersediaan fasilitas kurang memadai, dan pembagian kerja yang kurang
tepat.
c. Perbaikan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan menjaga
produksi minyak kelapa sawit , pelatihan tenaga kerja, fleksibilitas tenaga
kerja, mewujudkan kenyamanan lingkungan kerja, perawatan dan
penggantian mesin dan peralatan produksi secara teratur, penyesuaian
rasio mesin dan tenaga kerja, serta penggunaan metode kerja atau
prosedur yang tepat sesuai dengan SOP.
2. Saran
a. Pengawasan produktivitas tenaga kerja harus mencakup keseluruhan
aspek yang terkait di dalam perusahaan PT. Darmex Oils and Fats mulai
dari direksi (manajemen), kepala bidang hingga pekerja lapangan.
b. Penelitian lebih lanjut mengenai produktivitas tenaga kerja sebaiknya
dilakukan lebih kompleks dengan input yang lebih beragam dan metode
yang lebih kompleks sehingga dapat dianalisa faktor-faktor lain yang
mempengaruhi produktivitas secara lebih maksimal.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Penilaian Mesin dan Peralatan Industri. Dalam


http://bambang77001.blogspot.com/2008/07/mesin-dan-peralatan.html
diakses pada 23 Oktober 2014 pukul 20.00 WIB.

Bain, D. 1982. The Productivity Preseption, The Manager Guide Improving


Profit. Mcgraw-Hill. New York USA.
Fuad, M. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Gaspersz, V. 2000. Manajemen Produktivitas Total, Strategi Peningkatan
Produktivitas Bisnis Global. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Heizer, J dan Render, B. 2005. Operation Management , 7th edition.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Kotler dan Amstrong. 2003. Marketing Management. 11th Edition Pearson
education, Inc New Jersey.
Nasution, Emma Zaidar. 2003. Manfaat Dari Beberapa Jenis Bleaching Earth
Terhadap Warna CPO ( Crude Palm Oil). Jurusan Kimia FMIPA,USU.
Medan
Riggs, J.L. 1987. Production System : Planing, Analysis and Control. John Willey
and Sons, New York USA.
Sumanth, D.J. 1984. Productivity Enginering and Management. Mc Graww
Hill Book Company. New York.
Triwijayana, A. 1999. Skripsi: Pengukuran Produktivitas dengan Model
Multifaktor. Yogyakarta : FTP UGM.
Walley, B.H. 1987. Manajemen Produksi, Pedoman Menghadapi Tantangan
Meningkatkan Produktivitas. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo

32
33

Anda mungkin juga menyukai