Anda di halaman 1dari 9

A.

Penjadwalan

Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan mencakup kegiatan
mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja serta menentukan urutan pelaksaksanaan
kegiatan operasi. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu
pengiriman, yang akhirnyaa dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas, yang mencangkup pengakusisian peralatan


dan fasilitas. Dalam perencanaan agregat, dibuat keputusan mengenai penggunaan fasilitas,
persediaan, karyawan, dan kontraktor dari luar. Kemudian jadwal induk memecah rencana agregat
dan mengembangkan jadwal output keseluruhan. Tujuan penjadwalan utama adalah mengalokasikan
dan memprioritaaskan permintaanyang dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan pada
fasilitas yang ada. Beberapa tujuan dari aktivitas Penjadwalan adalah sebagai berikut :

- Meningkatkan penggunaan sumberdaya atau mengurangi waktu tunggunya, sehingga total waktu
proses dapat berkurang, dan produktivitas dapat meningkat.
- Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaan yang
menunggu dalam antrian ketika sumberdaya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain.
- Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu  penyelesaian
sehingga akan meminimasi penalti cost (biaya kelambatan).
- Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik dan jenis kapasitas
yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindari.

Teknik penjadwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri operasi dan seluruh
kompleksitas pekerjaan. Oleh karenanya ada empet kriteria yaitu :

 Meminimalkan waktu penyelesaian dengan cara menetapkan rata-rata waktu  penyelesaian.


 Memaksimalkan utilitas dengan menetapkan persentase watu fasilitas digunakan.
 Meminimalkan persediaan barang dalam proses dengan menetapkan rata-rata jumlah  pekerjaan
dalam system.
 Meminimalkan waktu tunggu konsumen dengan menetapkan rat-rata keterlambatan.

Selain itu, kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan adalah sebagai  berikut :

1
a) Adil (fairness) adalah proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah waktu
pemroses yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses sehingga
mengalami kekurangan waktu.
b) Efisiensi (eficiency) atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk   
pemroses.
c) Waktu tanggap (response time) berbeda untuk :
 Sistem interaktif , sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah
dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar. Waktu tanggap ini
disebut terminal response time.
 Sistem waktu nyata didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau
eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut
event response time.
 Turn around time adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau job mulai masuk
ke system sampai proses diselesaikan sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang
dihabiskan di dalam sistem, diekspresikan sebagai penjumlah waktu eksekusi (waktu
pelayanan job) dan waktu menunggu, yaitu : Turn arround time = waktu eksekusi +
waktu menunggu.
 Throughput adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara
untuk  mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job pemakai yang dapat
dieksekusi dalam satu unit/interval waktu.

Sasaran penjadwalan berdasarkan kriteria-kriteria optimasi tersebut :

 Menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil


 Menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi mencapai maksimum.
Pengertian sibuk adalah pemroses tidak menganggur, termasuk waktu yang dihabiskan untuk
mengeksekusi program pemakai dan sistem operasi.
 Meminimalkan waktu tanggap.
 Meminimalkan turn arround time.
 Memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu interval waktu. Lebih besar angka
throughput, lebih banyak kerja yang dilakukan system.

Elemen-Elemen Sistem Penjadwalan meliputi :

2
a) Input Sistem Penjadwalan
Pekerjaan-pekerjaan yang berupa alokasi kapasitas untuk order-order, penugasan  prioritas
job, dan pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi terperinci, dimana
informasi-informasi tersebut akan menyatakan input dari sistem penjadwalan.
b) Output Sistem Penjadwalan melputi ;
- Pembebanan (Scheduling)
Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang
diterima/diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Pembebanan dilakukan dengan
menugaskan order-order pada fasilitas-fasilitas, operator-operator, dan peralatan tertentu.
- Pengurutan (Sequencing)
Pengurutan ini merupakan penugasan tentang order-order mana yang diprioritaskan untuk
diproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses banyak job. Terdapat   beberapa aturan
dalam pengurutan pekerjaan. Setiap urutan mempunyai pengaruh yang   berbeda, baik terhadap
kecepatan selesainya pekerjaan maupun terhadap faktor lain (seperti tingkat rata-rata persediaan,
biaya set-up, dan rata-rata keterlambatan pekerjaan). Urutan yang dipilih tentu harus disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Prioritas Job (Dispaching)
Dispaching merupakan prioritas kerja tentang job-job mana yang diseleksi dan diprioritaskan
untuk diproses. Aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan untuk mengurutkan
pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk aturan fasilitas yang
terfokus pada proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja.
Beberapa aturan prioritas yang umum sebagai berikut :
 FCFS (First Come First Serve), pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja
akan dikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada bank, supermarket, dan
kantor pos. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria tetapi
juga tidak begitu buruk. Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil
oleh pelanggan; suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.
 SPT (Shortest Processing Time), pekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat
prioritas  pertama untuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini biasa diterapkan pada perusahaan
perakitan atau jasa. SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran
pekerjaan dan meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan
utamanya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak
dikerjakan secara terus menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan
pendek selalu didahulukan.

3
 LPT (Longest Processing Time), Pekerjaan yang mempunyai waktu proses terpanjang
yang dipilih terlebih dahulu
 EDD (Earliest Due Date), pekerjaan yang harus selesai lebih awal dikerjakan lebih dulu.
EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang
memiliki penalti setelah tanggal tertentu. Secara umum, EDD bekerja baik ketika
keterlambatan menjadi sebuah isu.
 CR (Critical Ratio), dihitung melalui pembagian waktu yang tersisa (banyaknya hari
kerja antara sekarang dan due date) dengan kerja (manufacturing time) yang tersisa (total
setup, run, wait, move, and queue times)
- Pengendalian Kinerja Penjadwalan, dilakukan dengan : Meninjau kembali status order-order pada
saat melalui sistem tertentu, mengatur kembali urut-urutan, misalnya: expediting order-order
yang jauh dibelakang atau mempunyai prioritas utama.
- Up-Dating Jadwal, dilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi
prioritas-  prioritas.

Terdapat tiga jenis atau tipe penjadwalan berada secara bersama-sama pada sistem operasi yang
kompleks, yaitu :

1. Penjadwalan jangka pendek (short term scheduller)


Penjadwalan ini bertugas menjadwalkan alokasi pemrosesan di antara proses-proses yang ready
di memori utama. Penjadwalan dijalankan setiap terjadi pengalihan proses untuk memilih proses
berikutnya yang harus dijalankan. Penjadwalan jangka pendek sangat penting sekali bagi
perushaan karena :
- Dengan penjadwalan yang efektif, perusahaan dapat menggunakan asetnya dan
menghasilkan kapasitas investasi yang lebih besar dan sebaliknya mengurangi biaya.
- Penjadwalan menambah kapasitas dan fleksibilitas yang terkait dan memberikan waktu
pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian pelayanan kepada  pelanggan menjadi
lebih baik.
- Dengan menggunakan konsep penjadwalan jangka pendek maka keunggulan kompetitif
dengan pengiriman dapat diandalkan.
2. Penjadwalan jangka menengah (medium term scheduller)
Setelah eksekusi selama suatu waktu, proses mungkin menunda sebuah eksekusi karena membuat
permintaan layanan masukan/keluaran atau memanggil suatu system call. Proses-proses tertunda
tidak dapat membuat suatu kemajuan menuju selesai sampai kondisi-kondisi yang menyebabkan
tertunda dihilangkan. Agar ruang memori dapat  bermanfaat, maka proses dipindah dari memori

4
utama ke memori sekunder agar tersedia ruang untuk proses-proses lain. Kapasitas memori utama
terbatas untuk sejumlah proses aktif. Aktivitas pemindahan proses yang tertunda dari memori
utama ke memori sekunder  disebut swapping.
3. Penjadwalan jangka panjang (long term scheduller)
Penjadwal ini bekerja terhadap antrian batch dan memilih batch berikutnya yang harus
dieksekusi. Batch biasanya adalah proses-proses dengan penggunaan sumber daya yang intensif
(yaitu waktu pemroses, memori, perangkat masukan/keluaran), program-program ini berprioritas
rendah, digunakan sebagai pengisi (agar pemroses sibuk) selama periode aktivitas job-job
interaktif rendah.

B. Pembebanan

Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order-order yang diterima/


diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Pembebanan dilakukan dengan menugaskan order-order
pada fasilitas-fasilitas, operator-operator, dan peralatan tertentu. Pembebanan (Loading) berkaitan
dengan penugasan pekerjaan kepada pusat-pusat kerja tertentu sehingga biaya proses, waktu kosong,
atau pemenuhan waktu dapat dilakukan seminimal mungkin. Jika suatu tugas hanya di proses di suatu
pusat kerja tertentu, pembebanan bukan merupakan masalah. Akan tetapi, jika terdapat beberapa
pekerjaan yang akan diproses dan terdapat sejumlah pusat kerja yang mampu mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan itu, maka timbul masalah pembebanan. Dalam hal ini kita memerlukan suatu cara untuk
membaginpekerjaan itu kepada pusat-pusat kerja.

Ada beberapa pendekatan yang sering dipakai, yaitu Gantt Chart (Bagan Gantt) dan metode
penugasan (Assignment Method).

 Gantt Chart
Diagram Gantt merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam pembebanan dan
penjadwalan. Diagram ini dikembangkan oleh Henry L Gantt pada akhir tahun 1800. Diagram ini
membantu menggambarkan penggunaan sumber daya seperti pusat pekerjaan dan lembur.
Dengan kata lain, Gantt chart adalah tampilan visual  yang sangat berguna dalam melihat   
pembebanan mesin dan penjadwalan operasi produksi. Bagan Gantt merupakan alat bantu yang
berguna dalam pembebanan pada produksi dengan volume rendah. Bagan ini membantu
menunjukkan beban dan waktu kosong dari   beberapa bagian atau mesin. Apabila suatu beban
kerja memiliki kelebihan beban, kita bisa memindahkan sementara sebagian dari personel pusat
kerja yang bebannya kurang penuh kepada  pusat kerja yang bebannya penuh tadi, atau

5
memindahkan sebagian pekerjaan dari pusat kerja yang bebannya penuh kepada pusat kerja lain
yang bebannya kurang penuh.
Keuntungan menggunakan Gantt chart:
- Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
- Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya
pada saat pelaporan
- Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan

Kelemahan Gantt chart :

- Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan
kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
- Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada
umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
 Metode Penugasan (assigment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada
sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada pemberi
penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu. Metode
penugasan ini paling sering bertujuan meminimalkan biaya total atau waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas yang ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting
adalah hanya ada satu pekerjaan yang ditugaskan untuk satu mesin.
Ada empat langkah yang bisa diikuti yaitu :
- Angka pada tiap baris dikurangi dengan angka yang terkecil pada baris yang
bersangkutan,  periksa pada angka yang nilainya nol apakah sudah optimal atau belum.
Dikatakan optimal apabila angka nol ada ditiap baris dan kolom yang berbeda, jika belum
optimal maka lakukan hal yang sama tetapi pada tiap kolom.
- Jika langkah 1 belum optimal maka lakukan langkah 2 dengan cara buat garis vertical
dan horizontal yang melewati angka nol, cari angka paling kecil yang tidak tetutup oleh
garis tersebut.
- Kurangkan angka terkecil pada angka yang tidak tertutup garis yang nilainya belum nol
dan tambahkan pada angka yang tertutup baik oleh garis vertical maupun horizontal.
Periksa sudah optimal atau belum
- Jika belum optimal maka langkah 3 perlu diulang terus sampai hasilnya optimal.

6
7
C. Metode Penjadwalan

Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, dimana terdapat banyak
pekerjaan secara bersamaan bersaing untuk menggunakan sumber daya yang sama. Terdapat
beberapa metode penjadwalan yang sering digunakan, antara lain :

1. Penjadwalan Mundur (backward scheduling)


Backward scheduling, dimulai dari batas waktu dan menjadwalkan operasi yang terakhir telebih
dahulu. Kemudian urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu, dalam susunan terbalik.
Backward scheduling biasanya digunakan apabila komponen - komponen yang sedang dibuat
memiliki waktu tunggu yang berbeda.
Jika dibandingkan dengan metode forward scheduling, metode ini lebih efektif karena suatu job
akan diselesaikan tepat pada waktunya sehingga dapat meminimalisasi terjadinya keterlambatan.
Tetapi salah satu kekurangan dari metode ini adalah ada kemungkinan terjadinya infisiable time
(tak terduga), yaitu waktu pengerjaan/release time proses lebih kecil dibandingkan waktu order
masuk. Banyak alternative yang dapat dilakukan jika terjadi infiseable time, antara lain:
melakukan subkontrak untuk proses yang infeasible time, melakukan lembur, dan melakukan
pendistribusian beban kerja.
2. Penjadwalan Maju (forward scheduling)
Forward scheduling, dimulai dari start date pada operasi pertama kemudian menghitung schedule
date ke depan untuk setiap operasi guna menentukan completion date atau waktu penyelesaian
keseluruhan proses. Jadi perusahaan, baru akan memulai jadwal setelah persyaratan suatu
pekerjaan diketahui. Pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan dan kebutuhan pelanggan.
Tujuan pendekatan forward scheduling adalah menjadwalkan suatu produk apabila titik waktu
mulainya telah ditentukan sebelumnya dan tidak diberikan batas waktu penyelesaian keseluruhan
produk yang direncanakan. Kelebihan dari penjadwalan maju adalah penjadwalan dapat disusun
secara SPT sehingga didapatkan suatu penjadwalan produk dengan rata-rata flowtime yang
minimum. Sedangkan kelemahannya, ada kemungkinan waktu penyelesaian produk melewati
batas waktu yang ditetapkan konsumen. Yang berdampak pada sering terjadinya penumpukkan
barang di gudang sehingga inventory cost tinggi.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://yesica-adicondro.blogspot.com/2013/04/schedulling_12.html?m=1

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-penjadwalan-scheduling-dalam-proses-produksi/

https://jbptunikompp-gdl-adissyaefu-14989-3-babii_t-a.pdf/

https://MANAJ-OPERAS-LANJ-6-PENJADWALAN-JANG-PENDEK.pdf/

http://www.academia.edu/39094195/MANJAJEMEN_OPERASIONAL_Penjadwalan_Jangka_Pende
k

Anda mungkin juga menyukai