NIM: A012201077
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
mudah ditiru oleh perusahaan lain sehingga tidak dapat dipertahankan lagi menjadi
Maka dari itu organisasi atau perusahaan mengakui bahwa sumber daya
manusia merupakan aset yang sangat penting yang harus dimiliki, oleh karena
teknologi yang cepat dan terus menerus, serta memiliki kemampuan untuk
internal instansi ataupun masalah eksternal instansi, maka sumber daya manusia
Motivasi kerja karyawan merupakan salah satu aspek penting yang perlu
yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, sangat pentingnya untuk
memotivasi karyawan secara menyeluruh dan tepat guna untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari suatu perusahaan karena tanpa adanya motivasi maka
perusahaan tidak memiliki arah yang jelas, karyawan tidak memiliki respek yang
baik terhadap sesama karyawan, dan tidak memiliki sumber daya (SDM) yang
mumpuni. seluruh karyawan akan bekerja dalam keadaan yang menjurus pada
mempengaruhi hasil kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat David McClelland
(1961), Menurut Murray (dalam Gould & Weinberg, 2007), Miller dan Gordon
(1970) serta Anwar Prabu Mangkunegara (2001), yang menyatakan bahwa “ ada
individu yang mempunyai motivasi tinggi cenderung memiliki prestasi tinggi dan
motivasi seluruh individu organisasi agar kinerja organisasi dapat dicapai secara
maksimal.
Pada sisi lain, motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri
karyawan atau individu itu sendiri untuk bertindak mencapai prestasi. Terdapat
banyak faktor yang dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu (Minor,
2013). Motivasi merupakan hal penting yang dapat mendorong karyawan untuk
bekerja dengan baik (Negash et al, 2014). Sehingga para pakar mengembangkan
3
berbagai teori untuk mengidentifikasi apa saja yang mendorong manusia untuk
menghasilkan penghargaan.
kompensasi, selalu menjadi hal yang menarik untuk diteliti hubungannya dengan
didukung oleh penelitian Khan dan Mufti (2012) yang menyatakan bahwa ada
Kompensasi yang diharapkan karyawan ini dapat terdiri dari beragam jenis dari
gaji, bonus, tunjangan kesehatan, dan lain-lain. Kompensasi ada yang dikaitkan
dengan kinerja karyawan dan ada yang tidak terkait dengan kinerja.
(benefit) dan bentuk pemberian layanan tambahan serta insentif yang ditujukan
untuk memotivasi pekerja agar mencapai produktivitas yang lebi tinggi. Artinya
Oleh karena itu, kompensasi harus dirancang sedemikian rupa agar dapat
perusahaan.
mengerjakan tugas yang diberikan instansi dengan bobot tugas yang lebih berat,
sehingga sikap karyawan lebih baik dalam menerima tugas dan bersemangat
dalam mengerjakan tugas. Menurut Rivai (2009) bahwa pelatihan kerja memiliki
mencapai kinerja yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian (2008)
yang menyatakan faktor yang menimbulkan motivasi kerja salah satunya adalah
kondisi kerja yang baik, terutama dilihat dari segi fisik lingkungan kerja.
5
hubungan dengan rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan serta kondisi
kerja. Kondisi lingkungan kerja ini perlu untuk diperhatikan karena, jika karyawan
menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan
kerja. Fokus penelitian ini pada karyawan Amanda Brownies Kota Makassar yang
yang terlihat pada objek penelitian, bahwa motivasi karyawan dalam bekerja masih
karyawan dalam bekerja. Disamping itu, kegiatan pelatihan juga masih kurang
dimaksimalkan, serta kondisi lingkungan kerja yang masih relatif rendah. Oleh
karena itu, peneliti melihat perlunya melakukan penelitian ini untuk melihat
bahwa lingkungan kerja yang baik, dapat memotivasi karyawan dalam bekerja.
6
menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif. Artinya jika persepsi karyawan
kinerja melalui motivasi, dan lingkungan kerja memberi pengaruh tidak langsung
Lingkungan Kerja berpengaruh secara langsung pada Motivasi Kerja, yang berarti
dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting dalam pencapaian kinerja
perusahaan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis tertarik
7
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan maka masalah yang
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbang saran bagi
perusahaan.
10
2.1.1. Motivasi
A. Teori Motivasi
Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, yang
(Barnes, 1996 dalam Rivai, 2009). Motivasi kerja yang tinggi dari setiap karyawan
mempunyai motivasi tinggi akan terpacu untuk bekerja lebih keras dan penuh
tetapi untuk mengembangkan diri dan berbakti untuk orang lain. Oleh karena itu
Dengan demikian motivasi mengacu pada dorongan yang baik dari dalam
atau dari luar diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
Untuk dapat memotivasi seseorang ada empat hal yang perlu dipahami dan
1. Pelajari apa kebutuhan yang dapat dipahami dan apa yang tidak dapat
dipahami orang.
3. Hubungan ini perlu ada kejelasan, sehingga orang tahu apa yang sesuai
untuk perusahaan.
dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu perusahaan
adalah unik secara biologis maupun psikologis dan berkembang atas dasar proses
yakni:
b. Kebutuhan akan keamanan harus dilihat dalam arti yang luas, bersifat
kerja yang rendah, tingkat stres yang tinggi, disiplin kerja yang tidak
participation).
segan bertanggung jawab, malas dan ingin aman saja, motivasi utamanya
dimana manusia suka bekerja sebab bekerja merupakan aktifitas alami dan
14
tenaga kerja saat bekerja, yaitu : sumber kepuasan kerja dalam hal
antar manusia dan kondisi kerja. Dalam hal ini, jika situasi pertama tidak
bekerja dan teori ini berbasis jika ingin tenaga kerja termotivasi maka harus
secara simultan. Dalam teori ini, kebutuhan yang sangat mendasar adalah
Teori ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan,
akan kekuasaan atau pengaruh (need for Power / nPo.) dan kebutuhan
afiliasi (need for Affiliation / nAff.). nAch menyatakan bahwa setiap orang
pada keinginan untuk berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi
8. Teori Penguatan
9. Teori Keadilan
tentang keadilan.
Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu : daya tarik, hubungan antara
prestasi kerja dengan imbalan serta kaitan antara usaha dan prestasi kerja.
Daya tarik dalam hal ini adalah sejauh mana hasil yang diperoleh dalam
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Matriks Faktor-Faktor Motivasi Kerja
Faktor Motivasi Kerja Pakar
J. Ravianto
Schermerhorn
Edwin B Flippo
Herzberg
Hasibuan
Thornton
Andrew E Sikula
Manullang
Atasan √ √ √
Rekan √ √ √
Sarana Fisik √ √
Kebijaksanaan √ √ √
Peraturan √ √ √ √ √
Menurut J. Ravianto yang dikutip Sholihah (2011) bahwa beberapa faktor yang
18
kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan
dan tantangan.
memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik yang terdiri dari
kerja yang bernilai positif bagi individu. Hal ini akan memberikan kepuasan yang
mendatang.
dihadapi.
pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja
yang dicapainya.
20
mengerjakannya.
5. Asas Adil dan Layak, artinya alat dan jenis motivasi yang diberikan harus
tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan alat dan
belah pihak.
a. Upah / Gaji yang layak, yang dapat diukur melalui gaji yang memadai dan
d. Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai, dalam hal ini diukur
2.1.2. Kompensasi
perusahaan kepada karyawan dalam bentuk finansial maupun non finansial yang
uang dan (2) semua barang atau komoditi yang digunakan berdasarkan nilai uang
merujuk pada semua bentuk hasil keuangan dan tunjangan nyata yang diterima
pegawai sebagai bagian dari hubungan kerja. Sementara Caruth dan Handlogten
oleh para pegawai sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Adapun
balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan
diorganisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yaitu dapat berupa gaji, upah, bonus,
insentif dan tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari kerja,
lebih efisien dan lebih efektif serta mendorong stabilitas dan pertumbuhan
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Namun disisi lain, ada beberapa tujuan
2. Kepuasan Kerja
dari jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
24
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
yang berlaku.
8. Pengaruh Pemerintah
dapat dihindarkan.
finansial.
berupa gaji, bonus, premi, tunjangan istri dan anak, biaya pengobatan dan biaya
pendidikan anak. Imbalan non finansial berkaitan dengan harkat, martabat dan
harga diri seseorang, dimana pada dasarnya kebutuhan manusia tidak hanya
organisasi (b) Dana perusahaan, dimana makin besar prestasi kerja karyawan
semakin baik (c) Serikat karyawan, dimana karyawan memiliki hak untuk
mengorganisir serikat atau asosiasi lainnya untuk bisa berpartisipasi dan aktif
tujuan organisasi maupun individual (e) Biaya hidup dalam hal penyesuaian tingkat
tanggungan, sifat pekerjaan, tingkat tanggung jawab dan faktor-faktor lain yang
dipandang relevan sehingga seluruh karyawan yang berada pada tingkat yang
sama akan menerima pula penghasilan yang sama. Kejelasan kriteria dalam
komposisi skala tersebut merupakan hal yang penting dilakukan karena penilaian
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Namun disisi lain, ada beberapa tujuan
2. Kepuasan Kerja
dari jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
yang berlaku.
8. Pengaruh Pemerintah
dapat dihindarkan.
1. Gaji
2. Insentif
3. Tunjangan
4. Fasilitas
2.1.3. Pelatihan
bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
yang relatif singkat dan metode yang lebih mengutamakan praktek dibandingkan
teori.
lebih menekankan pada praktek dibandingkan teori yang dilakukan seseorang atau
dewasa dan bertujuan untuk meningkatkan dalam satu atau beberapa jenis
keterampilan tertentu.
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung
saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan
secara perorangan dan umumnya digunakan sebagai solusi atas persoalan kinerja
karyawan karena jika tidak maka akan terjadi pelatihan yang salah arah sehingga
Para tenaga kerja yang telah bekerja pada perusahaan memiliki tingkat
alasan seringkali muncul dari pegawai atas tindakan yang mereka lakukan,
meskipun seringkali alasan tersebut tidak masuk akal. Hal ini terjadi apabila
pekerjaan lain.
pernah mereka temukan dan yang akan dihadapi pada saat bekerja.
rasa tanggung jawab para pegawai dapat meningkat, sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan.
untuk melaksanakan pekerjaan sangat ditentukan oleh faktor internal dan faktor
eksternal karyawan.
kerja dan persaingan pasar kerja, dimana hasil ini dapat menentukan bentuk dan
materi serta muatan yang dibutuhkan dalam pelatihan sehingga melalui pelatihan
sikap kerjanya.
setiap karyawan dengan jati diri yang khas dari karakteristik biografikalnya,
33
ia berinteraksi.
baik oleh tenaga-tenaga yang terdapat dalam perusahaan itu sendiri atau oleh
tenaga-tenaga ahli yang didatangkan dari luar perusahaan serta dapat pula
peserta cukup banyak dan program pelatihan didesain khusus untuk memenuhi
programnya diikuti pula oleh karyawan dari perusahaan lain (c) perusahaan
a. Pre service training, yaitu pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan
yang akan mulai bekerja atau karyawan baru yang bersifat pembekalan agar
34
mereka
manusia yang sifatnya pengembangan atau aktualisasi diri agar potensi yang
dimiliki baik secara fisik, mental maupun intelektual yang ada dalam diri setiap
1. Keefektifan/validitas Pelatihan.
selama pelatihan.
3. Keefektifan/validitas intraorganisasional.
4. Keefektifan/validitas interorganisasional.
5. Pembelajaran.
demikian pekerjaan dapat diharapkan selesai lebih cepat dan baik. Lingkungan
kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang
lingkungan kerja yang baik dan kondusif karena lingkungan kerja yang baik dan
diharapkan selesai lebih cepat dan lebih baik (Nitisemito, 2005). Menurut Basuki
dan Susilowati (2005:40), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada
aktivitasnya.
Lingkungan kerja terbagi pada dua bentuk, yaitu bersifat fisik dan non fisik.
Lingkungan kerja yang segar, nyaman dan memenuhi standar kebutuhan yang
pendapat dan lain sebagainya adalah syarat wajib untuk terus membina kualitas
(1988:64) : “aktivitas yang dilakukan manusia dapat berjalan dengan baik jika
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan kerja pada suatu
1) Penawaran
1) Jaminan keamanan
semangat karyawan untuk lebih giat bekerja. Bila rasa aman tidak
menurun.
2) Kebisingan
Kebisingan yang terus menerus terutama dari luar kantor mungkin akan
manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang yang termotivasi adalah
standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerjanya akan
dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan membutuhkan terlalu
sulit dicapai.
dirinya dengan temperature luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak
lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari
pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap
sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah
dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa
a. Lamanya kebisingan
b. Intensitas kebisingan
c. Frekwensi kebisingan
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang
terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini
a. Kosentrasi bekerja
b. Datangnya kelelahan
penciuman. Pemakaian “air salah satu cara yang dapat digunakan untuk
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk
kerja.
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan
a. Penelitian diskriptif
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
b. Penelitian komparatif
tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian asosiatif
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
A. Populasi
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam
satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu
penelitian.
Menurut Arikunto (2006:130) jika dilihat dari segi jumlah populasi dapat
contohnya:
1. Semua orang yang terdaftar dalam Angkatan Laut pada hari tertentu,
2. Semua televisi dari tipe yang sama yang diproduksi oleh suatu pabrik
b. Jumlah tak hingga, terdiri dari elemen yang sulit dicari jumlahnya, seperti
B. Sampel
Sampel adalah sebgian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto,
2006). Mardalis (2009) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari
seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang
diambil dari sebagain populasi penelitian yang dapat mewakili populasi. Walaupun
yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau kesimpulan penelitian
c. Lebih efisien,
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
a. Probability Sampling
untuk dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini antara lain sebagai
berikut:
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu.
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
b. Nonprobability Sampling
berikut:
1. Sampling Sistematis
2. Sampling Kuota
diinginkan.
3. Sampling Insidental
4. Sampling Purposive
melekukan
50
generalisasi.
5. Sampling Jenuh
populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
6. Snowball Sampling
sampel pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan
dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,
maka peneliti mencarai orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
Menurut Istijanto (2009) untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu
1. Data primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan secara langsung dari objek
yang diteliti. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah
berikut:
52
Tabel 2.2
Penilaian Skala Likert
Alternatif Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
2. Data sekunder
dan internet.
53
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner
Ghozali (2013). Menurut Ghozali (2013) bahwa mengukur validitas dapat dilakukan
dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2. Jika r hitung (tiap butir
dapat dilihat pada colom corrected item – total correlation) lebih besar dari r tabel
B. Uji Reliabilitas
secara internal maupun eksternal. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji
tidak valid tidak diikutsertakan dalam uji reliabilitas. Untuk uji reliabilitas, peneliti
Versi 20. Pengambilan keputusan berdasarkan jika nilai Alpha melebihi 0,6 maka
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dengan Model regresi linear berganda. Model regresi linier berganda ini
predoktornya.
hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the
explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the
variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari
satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda
tergantung.
estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai
nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar
jangkauan sample.
55
(U / X) = 0
ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation;
d) Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang
sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. Syarat ini hanya
berlaku untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu;
r2 semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai
g) Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung
(Y);
C. Linieritas
Ada dua macam linieritas dalam analisis regresi, yaitu linieritas dalam
variabel dan linieritas dalam parameter. Yang pertama, linier dalam variabel
57
linier dari variabel (variabel) bebas. Sedang yang kedua, linier dalam parameter
merupakan fungsi linier parameter dan dapat tidak linier dalam variabel.
berikut :
disajikan estimasi tentang adanya kevalidan sehingga diuji dengan model sebagai
berikut.
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
Goodness Of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam
2001).
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
2001).
hipotesis nol (HO) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau
tabel, maka Hipotesis nol (H0) ditolak dan hiptesis alternatif diterima.
Sebaliknya, jika nilai t-hitung < t-tabel maka hiptesis nol (H0) diterima dan
kinerja karyawan di Prama Sanur Beach Bali. Populasi penelitian ini adalah
karyawan Prama Sanur Beach Bali sebanyak 59 orang. Sampel yang digunakan
random sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. (2) Pelatihan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. (3) Motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. (4) Motivasi kerja terbukti secara
instruktur pelatihan terhadap motivasi kerja dan kinerja pegawai secara parsial.
tergolong Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada bagian struktural yang pernah mengikuti
ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yang
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Teknik analisis yang digunakan yaitu
analisis deskriptif dan analisis jalur. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja, yang berarti bahwa
lingkungan kerja yang baik, dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Lingkungan
semakin baik respon karyawan tentang lingkungan kerja, maka akan semakin
kinerja karyawan, yang berarti bahwa semakin baik motivasi kerja, maka akan
semakin baik pula kinerja karyawan. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja
karyawan melalui motivasi kerja, yang berarti bahwa lingkungan kerja yang
menyenangkan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik sehingga dapat
regresi sederhana dan analitis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji dan mengukur hubungan antara variabel kompensasi dan motivasi. Hasil
61
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara
kompensasi, lingkungan kerja, motivasi dan kinerja pegawai Balai Pendidikan dan
memberi pengaruh tidak langsung kepada kinerja melalui motivasi, dan lingkungan
kerja memberi pengaruh tidak langsung kepada kinerja melalui motivasi. Sebaiknya
kompensasi diberikan lebih merata terutama dalam pelibatan pada setiap kegiatan-
dan dukungan dari teman sejawat dalam pelaksanaan tugas. Motivasi kerja yang
baik dimana setiap pegawai dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan atasan
pengaruh Lingkungan Kerja terhadap motivasi kerja Satuan Kerja Unit Pelaksana
LLAJ Jawa Timur, 3) Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur. Sampel diambil di Satuan Kerja Unit
Timur yang berjumlah 20 unit. Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis
karena itu digunakan teknik analisis jalur (Path Analysis) dengan menggunakan
Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur dengan arah hubungan positif, 2) Lingkungan
Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Satuan Kerja Unit
Timur, 3) Motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja pegawai Satuan Kerja Unit
Timur.
imbalan secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk manfaat tambahan
63
(benefit) dan bentuk pemberian layanan tambahan serta insentif yang ditujukan
untuk memotivasi pekerja agar mencapai produktivitas yang lebi tinggi. Dalam hal
hubungan yang signifikan dan positif. Artinya jika persepsi karyawan terhadap
Paita, et al., (2015) dalam penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
dan lingkungan kerja memberi pengaruh tidak langsung kepada kinerja melalui
motivasi.
pelatihan mengacu pada upaya yang direncanakan oleh suatu perusahaan untuk
berkaitan dengan pekerjaan. Menurut Rivai (2009) bahwa pelatihan kerja memiliki
kerja karyawan dapat menjadi lebih maksimal. Hal ini telah dibuktikan dengan
kerja karyawan. Hal ini disebabkan karena adanya lingkungan kerja yang
dan bersemangat untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Sebagaimana yang
dikemukakan Siagian (2008) bahwa faktor yang menimbulkan motivasi kerja salah
satunya adalah kondisi kerja yang baik, terutama dilihat dari segi fisik lingkungan
kerja. Lingkungan kerja juga dapat meliputi Hubungan atasan dengan bawahan,
hubungan dengan rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan serta kondisi
kerja. Kondisi lingkungan kerja ini perlu untuk diperhatikan karena, jika karyawan
menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan
bahwa lingkungan kerja yang baik, dapat memotivasi karyawan dalam bekerja.
65
Kemudian, Noor (2014) dalam penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
Lingkungan Kerja berpengaruh secara langsung pada Motivasi Kerja, yang berarti
Kompensasi
(X1)
1. Gaji
2. Insentif
3. Tunjangan
4. Fasilitas
(Simamora, 2004)
Motivasi Kerja
Pelatihan
(X2)
(Y)
1. Materi yang 1. Upah / Gaji yang
Dibutuhkan layak
2. Metode yang 2. Pemberian insentif
Digunakan,
3. Kemampuan Instruktur
3. Memenuhi kebutuhan
Pe latihan, partisipasi, yaitu
4. Sarana atau Prinsip - diukur melalui
prinsip, kebersamaan.
5. Pembelajaran.
( Rivai, 2004) 4. Menempatkan
karyawan pada
tempat yang sesuai
5. Memperhatikan
Lingkungan Kerja lingkungan tempat
(X3) kerja
1. Penerangan/Cahaya
2. Temperatur (Riduwan, 2002)
3. Sirkulasi Udar a
4. Kebisingan
5. Bau -bauan
6. Dekorasi
7. Keamanan
( Sedarmayanti, 2009)
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas,
Kantor CV. Amanda Brownies Kota Makassar, Jalan Kima X Makassar Waktu
penelitian berlangsung kurang lebih 1 (satu) bulan, yakni bulan September sampai
kuantitatif untuk mendapatkan data yang obyektif, valid dan reliable dengan
menggunakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
assosiatif disebabkan semua variabel yang akan diamati akan digabungkan antara
variabel bebas dengan variabel terikat baik secara sendiri-sendiri (parsial) maupun
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang bersifat
Makassar.
Pada angket terbuka tidak disediakan jawaban, hal ini dimaksud untuk
Brownies Kota Makassar, yang bertugas pada masing-masing Unit Usaha dan
Kantor Cabang wilayah Kota Makassar dengan total 6 outlet penjualan Brownies
tersebut, maka teknik sampel yang digunakan yaitu Sampling Jenuh. Istilah lain
sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai
sampel.
motivasi karyawan maka ada beberapa indikator yang akan diteliti, yaitu
(Riduwan, 2002:66):
2. Pemberian insentif
1. Gaji
2. Insentif
3. Tunjangan
4. Fasilitas
71
(2004) yaitu :
5. Pembelajaran.
umum digunakan dalam kuesioner dan yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survei untuk mengukur tanggapan positif atau negatif responden
Makassar.
adalah :
Keterangan:
= parameter konstanta
X2 = Pelatihan
X3 = Lingkungan Kerja
e = variabel pengganggu.
variabel terikat atau variabel dependen (Y) yaitu motivasi kerja dengan variabel
73
bebas atau variabel independen yaitu kompensasi (X1), pelatihan (X2), dan
lingkungan kerja (X3) baik secara parsial dengan uji t maupun secara simultan
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS ................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS TESIS ......................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori ............................................................................................. 10
2.1.1. Motivasi ............................................................................................. 10
2.1.2. Kompensasi ...................................................................................... 22
2.1.3. Pelatihan ........................................................................................... 28
2.1.4. Lingkungan Kerja .............................................................................. 35
2.2 Tinjauan Metodologi .................................................................................... 45
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 59
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 63
2.5 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 67
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 68
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................... 68
3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 69
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................................. 69
ix
DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. 2002. Manajemen. Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta : Erlangga.
Darmawan, Yuyun Y., Wayan Gede S., dan Agoes Ganesha R. 2017. Pengaruh
Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Di Prama Sanur
Beach-Bali. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.3
(2017): 1265-1290
Noor, Asmirin. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan
Kinerja Pegawai Di Satuan Kerja Unit Pelaksana Penimbangan
(Jembatan Timbang) Dinas Perhubungan Dan LLAJ Jawa Timur.
Media Mahardhika Vol. 12 No. 2 Januari 2014.
99
100
Prakoso, Rayka Dantyo., Endang Siti Astuti., dan Ika Ruhana. 2014. Pengaruh
Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan
(Studi Pada Karyawan PT. AXA Financial Indonesia Cabang Malang).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14 No. 2 September 2014.
Raharjo, Rangga Puger., Djamhur Hamid., dan Arik Prasetya. 2014. Pengaruh
Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Pegawai (Studi Pada
Pegawai Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan-
Lawang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15 No. 2 Oktober 2014.
Riduwan, Malik. 2002. Teori motivasi dan Aplikasi. Cetakan Kedua. Jakarta:
Rineka.
Wulansari, Puspita., Andre Harjana D., dan Arif Partono P. 2014. Pengaruh
Kompensasi terhadap Motivasi Karyawan di
Departemen Sumberdaya Manusia PLN Kantor Distribusi Jawa
Barat dan
Banten. Jurnal Manajemen Indonesia. Vol. 14, No. 2 Agustus.
LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Petunjuk:
Mohon diisi pertanyaan dibawah ini sesuai dengan karakteristik Bapak/Ibu, tanpa
menuliskan Nama.
2. 31 – 40 tahun
3. 41 – 50 tahun
4. 50 tahun keatas
2. Perempuan
2. Diploma 3
3. S1 4. S2
2. 6 s/d 10 tahun
3. 11 s/d 15 tahun
4. 16 tahun ke atas
Kompensasi (X1)
Petunjuk Pengisian:
Mohon diisi semua pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist (√)
di dalam pilihan jawaban yang tersedia. Pilih salah satu jawaban yang menurut
Bapak/Ibu paling tepat.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Gaji yang diterima karyawan didasarkan dengan
tugas dan tanggung jawab karyawan
Pelatihan (X2)
Petunjuk Pengisian:
Mohon diisi semua pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist (√)
di dalam pilihan jawaban yang tersedia. Pilih salah satu jawaban yang menurut
Bapak/Ibu paling tepat.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Materi pelatihan karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan
Motivasi (Y)
Petunjuk Pengisian:
Mohon diisi semua pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist (√)
di dalam pilihan jawaban yang tersedia. Pilih salah satu jawaban yang menurut
Bapak/Ibu paling tepat.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Karyawan semakin termotivasi bekerja karena
diberikan gaji yang layak
** TERIMA KASIH **