Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, Tuhan pencipta dan
pemelihara alam semesta alam.Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah
limpahkan kepasa Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya,
dan para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan.
Penulis
Kasus 1
“AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS KINERJA BAGIAN SUMBER DAYA
MANUSIA PADA PT. BUNGO DANI MANDIRI UTAMA “
a. Latar Belakang Masalah
PT. Bungo Dani Mandiri Utama merupakan badan usaha milik daerah yang berdiri sejak
tahun 2000. PT. BDMU ini bergerak di bidang perkebungan sawit dan listrik. Kantor
pusatnya terletak di JL. R.M. Thaher Kabupaten Bungo. Selama ini PT. Bungo Dani Mandiri
Utama belum pernah melakukan audit manajemen sumber daya manusia.
Hasil observasi pada PT. BDMU diperoleh informasi sebagai berikut: Penempatan
karyawan merupakan usaha yang dilakukan manajemen untuk mengisi setiap posisi dalam
suatu organisasi dengan karyawan yang memenuhi kriteria pada saat dibutuhkan. Prosedur
penempatan karyawan pada PT. Bungo Dani Mandiri Utama akan dilihat dari pencocokan
seseorang dengan jabatan yang akan dipegang. Kemudian berdasarkan pada kebutuhan
jabatan, serta berdasarkan pada pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kepribadian
karyawan tersebut. Selanjutnya, Aktivitas pelatihan dan pengembangan fungsi sumber daya
manusia yang ada pada PT. Bungo Dani Mandiri Utama adalah team training. Team training
ini ditujukan bagi sekelompok karyawan agar mereka bisa terbiasa bekerja dalam tim,
mampu menempatkan diri dalam sebuah tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota
tim yang lain sehingga pekerjaan dan tujuan bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan
efisien. Kemudian perusahaan memberi fasilitas kesehatan dengan BPJS kesehatan dan
fasilitas keselamatan kerja pada BPJS ketenagakerjaan. Prosedur pemutusan hubungan kerja
pada PT. Bungo Dani Mandiri Utama yaitu teguran lisan, teguran tertulis, kemudian
pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri, serta pemberhentian dengan tidak
hormat atau pemecatan.
Selain informasi diatas, berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen PT. Bungo
Dani Mandiri Utama ditemukan tujuh masalah dibidang SDM. Pertama, belum pernah
dilakukan audit manajemen sumber daya manusia. Menurut Bayangkara (2008), kepuasan
kerja merupakan gambaran evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak,
puas atau tidak dalam bekerja. Dengan dilakukannya audit manajemen, perusahaan dapat
mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab ketidakpuasan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Kedua, Prosedur perencanaan sumber daya manusia pada PT. Bungo Dani Mandiri
Utama hanya melihat dari jumlah tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja. Kemudian,
prosedur rekrutmen dan seleksinya mulai dari membuat lowongan pekerjaan, menyeleksi
surat lamaran yang masuk, pemanggilan kandidat dan membuat jadwal, wawancara kerja,
dan orientasi karyawan baru. Dalam prosedur ini, PT. Bungo Dani Mandiri Utama tidak
melakukan psikotes kepada calon karyawan. Padahal psikotes sangat penting terutama
dalam hal perekrutan karyawan. Dengan adanya psikotes, manajemen akan mengetahui
potensi intelegensi karyawan, sehingga perusahaan dapat memprediksi kemampuan
karyawan tersebut dalam memenuhi tuntutan sesuai dengan jenis posisi yang ada
diperusahaan.
Ketiga, PT. Bungo Dani Mandiri Utama belum pernah melakukan penilaian kepuasan
terhadap kinerja karyawan, menurut Bayangkara (2008: 104), bahwa kepuasan kerja
merupakan gambaran evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak, puas
atau tidak dalam bekerja. Pengukuran kepuasan kerja karyawan juga bermanfaat untuk
memetakan faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidakpuasan karyawan dalam
melakukan pekerjaannya.Hal ini penting karena dengan identifikasi permasalahan, dapat
dirancang program berikutnya untuk meminimalkan pengaruh negatif dari penyebab
ketidakpuasan tersebut.
Keempat, dalam hal penilaian kinerja, PT. Bungo Dani Mandiri Utama akan menjadikan
hasil penilaian kinerja sebagai dasar oleh manajemen sumber daya manusia dalam
pengambilan keputusan tentang nasib karyawan yang bersangkutan. Namun tidak ada
kebijakan promosi jabatan di PT. Bungo Dani Mandiri Utama. Padahal bila promosi jabatan
dilakukan pada karyawan yang berprestasi tinggi maka otomatis akan memotivasi pegawai
untuk mempertinggi semangat kerja dan diharapkan tercapainyaproduktivitas yang tinggi.
Kelima, Hubungan antara manajemen dengan karyawan dalam memelihara komunikasi
sangat terbuka dengan menggunakan semua jalur yang tersedia dalam perusahaan, akan
tetapi perusahaan tidak menyediakan jasa konseling bagi para karyawan. Padahal peran jasa
konseling sangatlah penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan.Khususnya dalam
memajukan atau mengembangkan kesehatan mental para karyawan.
Keenam, tingkat kedisiplinan karyawan masih kurang, dan perusahaan belum melakukan
perbaikan secara rutin dalam pengelolaan sumber daya manusia. Selanjutnya peraturan
perusahaan tidak terpenuhi dan manajemen kurang tegas dalam mengelola sumber daya
manusia, sehingga karyawan kurang maksimal dalam melakukan pekerjaan. Menurut hasil
pengamatan, ada banyak karyawan yang datang terlambat dan beberapa karyawan ada
yang keluar saat jam kerja, tentunya ini dapat mengganggu aktivitas-aktivitasperusahaan.
Contohnya, ketika direktur ingin meminta dokumen tertentu, akan tetapi diwaktu yang
bersamaan, karyawan yang bertanggungjawab atau yang mengarsipkan dokumen tersebut
sedang tidak berada di kantor. Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas perusahaan.
Ketujuh yaitu pelatihan dan pengembangan karyawan belum dilakukan secara periodik.
Suparno (2015) memaparkan bahwa pelatihan dan pengembangan adalah semua upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui peningkatan kemampuan dan
pengetahuannya dengan mengikuti pelatihan atau pembelajaran.Dengan demikian tingkat
kualitas dan 6 profesionalisme kerja karyawan akan tinggi melalui pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia. Sebaliknya jika pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia minim atau tidak ada maka karyawan akan merasa takut serta menurunnya
tingkat percaya diri dalam menghadapi tugas dan tantangan baru. Masalah-masalah
tersebut diatas merupakan kendala yang terdapat pada fungsi sumber daya manusia. Hal ini
memperlihatkan bahwa program-program dan aktivitas-aktivitas yang terjadi pada fungsi
SDM di PT. Bungo Dani Mandiri Utama belum sepenuhnya berjalan efektif. Oleh sebab itu,
proses kerja karyawan menjadi terhambat.
b. Pembahasan
Penilaian kinerja karyawan
1) Kondisi PT. Bungo Dani Mandiri Utama belum memiliki standar yang mengatur tentang
penilaian kinerja. Penilaian kinerja dilakukan langsung oleh pimpinan dengan mengamati
karyawan secara langung di lapangan. Standar penilaian didasarkan pada tingkat
kedisiplinan, cara bekerja, dan loyalitas. PT. Bungo Dani Mandiri Utama akan mengapresiasi
karyawan yang mempunyai kinerja yang baik. Namun penilaian kinerja tersebut belum
didokumentasikan.
2) Kriteria PT. Bungo Dani Mandiri Utama belum memiliki standar tentang penilaian kerja
yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan.
3) Penyebab Standar penilaian didasarkan pada kecepatan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya, kemudian tingkat kedisiplinan karyawan 58 dalam bekerja dan loyalitas.
Perusahaan akan memberikan apresiasi bagi karyawan yang mempunyai kinerja yang baik.
Hasil penilaian karyawan belum didokumentasikan kemudian penilaian hanya berlaku dari
pimpinan perusahaan.
4) Akibat Hasil dari kinerja karyawan tidak dipublikasikan sehingga karyawan tidak
mengetahui apa yang kurang dari kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya.
Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengevaluasi
kinerja pekerjaan seseorang. Penilaian kinerja karyawan di PT. Bungo Dani Mandiri Utama
sudah berjalan namun belum ada standar penilaian kinerja karyawan yang terdokumentasi.
Penilaian kinerja langsung dilakukan oleh pimpinan PT. Bungo Dani Mandiri Utama dengan
mengamati karyawan di lapangan akan tetapi pengamatan ini tidak dilakukan secara
periodik. Perusahaan melakukan penilaian berdasarkan kecepatan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya, kemudian tingkat kedisiplinan karyawan dalam bekerja serta
tidak melanggar peraturan yang telah disepakati bersama. Penilaian kinerja hanya berlaku
satu pihak yaitu dari pimpinan perusahaan langsung. Perusahaan akan memberikan
apresiasi bagi karyawan yang mempunyai kinerja yang baik.
c. Kesimpulan
Penilaian Kinerja Karyawan Penilaian kinerja karyawan pada PT. Bungo Dani Mandiri
Utama belum berjalan efektif. Belum ada standar penilaian kinerja karyawan yang akurat
dan terdokumentasi. Penilaian berdasarkan kecepatan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya, kemudian tingkat kedisiplinan karyawan dalam bekerja serta tidak melanggar
peraturan yang telah disepakati bersama. Penilaian kinerja hanya berlaku satu pihak yaitu
dari pimpinan perusahaan langsung. Perusahaan akan memberikan apresiasi bagi karyawan
yang mempunyai kinerja yang baik.
d. Saran
PT. Bungo Dani Mandiri Utama sebaiknya memiliki standar penilaian terhadap karyawan.
Penilaian ini dapat memberikan informasi yang tepat mengenai hasil kerja para karyawan.
Kemudian, hasil penilaian harus di sampaikan ke karyawan yang bersangkutan, sehingga
karyawan tersebut akan termotivasi untuk dapat bekerja lebih baik dan akan tercipta
persaingan yang sehat diantara karyawan
Kasus 2
“AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS ATAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA
PADA LOTTEMART WHOLESALE YOGYAKARTA”
a. Latar Belakang masalah
Pada penelitian ini, audit manajemen akan difokuskan pada proses perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan, pelatihan dan pengembangan karyawan,
perencanaan dan pengembangan karier, penilaian kinerja, kebijakan kompensasi dan balas
jasa, kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, hubungan ketenagakerjaan, kepuasan
kerja karyawan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada LotteMart Wholesale
Yogyakarta. Penelitian ini menilai efektivitas program-program dan aktivitas-aktivitas pada
fungsi SDM, yaitu untuk melihat bagaimana fungsi SDM telah berjalan dan memberikan
kontribusinya, sebagai ukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
LotteMart merupakan perusahaan perdagangan jasa grosir (pusat perkulakan).
LotteMart menjual barang-barang dalam volume besar dan biaya yang rendah untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang menjadi anggota dari perusahaan ini. Struktur
organisasi pada LotteMart Wholesale Yogyakarta dipimpin oleh Store General Manager yang
membawahi sembilan divisi. Divisi-divisi tersebut adalah Fresh Food, Dry Food, Non Food,
Customer Development, Support, Cashier, dan Administration Logistic Centre. Pada divisi
support dipimpin oleh manager support yang membawahi bagian Good Receiving, Human
Resources, dan General Affairs / General Service. Bagian Human Resources (SDM) yang ada
di LotteMart dipegang langsung oleh manager support dimana seharusnya terdapat section
head SDM yang ikut bertanggung jawab pada bagian ini, oleh karena itu mengakibatkan
manager support memegang kendali langsung atas bagian SDM ini.
LotteMart juga menggunakan jasa perusahaan outsourcing dalam mencari tenaga kerja,
namun secara keseluruhan mulai dari perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan
penempatan karyawan, pelatihan dan pengembangan karyawan, perencanaan dan
pengembangan karier, penilaian kinerja, kebijakan kompensasi dan balas jasa, kebijakan
kesehatan dan keselamatan, hubungan ketenagakerjaan, kerja, dan pemutusan hubungan 6
kerja (PHK) dilakukan oleh pihak LotteMart sendiri. Aktivitas fungsi SDM pada LotteMart
Wholesale masih belum efektif, khususnya dalam hal komunikasi antara fungsi SDM dengan
karyawan. Proses penyampaian informasi dari fungsi SDM ke karyawan yang sering
terlambat atau kurang cepat membuat karyawan kurang cepat dalam memahami informasi
yang diberikan. Pada praktiknya di lapangan, informasi kecil yang terlambat masukpun akan
mengganggu proses kerja karyawan secara keseluruhan.
Masalah selanjutnya yang dapat ditemukan yakni berkaitan dengan penempatan jumlah
karyawan pada tiap divisi di perusahaan. Jumlah karyawan pada tiap divisi memiliki standar
yang telah ditetapkan oleh manajemen pusat LotteMart, namun pada praktiknya terdapat
temuan adanya divisi tertentu yang memiliki jumlah karyawan melebihi standar yang telah
ditetapkan, dikarenakan pada divisi tersebut merasa kewalahan dalam menjalankan
pekerjaannya sehingga membutuhkan tambahan karyawan. Kebutuhan tambahan karyawan
ini didapatkan dari karyawan pada divisi lain, sehingga pada divisi lain tersebut kekurangan
karyawan. Hal ini menyebabkan proses kerja pada divisi yang diambil kuota karyawannya
tersebut menjadi terganggu.
Perusahaan juga belum melaksanakan penilaian terhadap kepuasan kerja karyawan,
sedangkan menurut Bayangkara (2008: 104), bahwa kepuasan kerja merupakan gambaran
evaluasi seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak, puas atau tidak dalam
bekerja. Pengukuran kepuasan kerja karyawan juga bermanfaat untuk memetakan faktor-
faktor yang menjadi 7 penyebab ketidakpuasan karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Hal ini penting karena dengan identifikasi permasalahan, dapat dirancang
program berikutnya untuk meminimalkan pengaruh negatif dari penyebab ketidakpuasan
tersebut. Diketahui bahwa belum pernah dilakukan audit terhadap fungsi SDM pada
LotteMart Wholesale Yogyakarta untuk menilai efektivitas program-program dan aktivitas-
aktivitas pada fungsi tersebut.
Masalah-masalah yang telah disebutkan di atas merupakan kendala pada fungsi sumber
daya manusia dalam mencapai tujuannya. Hal tersebut menunjukkan masih belum
efektifnya beberapa aktivitas yang terjadi pada fungsi SDM di LotteMart. Masalah yang
berkaitan dengan efektivitas fungsi SDM ini dapat menghambat proses kerja karyawan.
b. Pembahasan
Penilaian Kinerja Karyawan
1) Kondisi LotteMart Wholesale Yogyakarta melakukan penilaian kinerja bagi karyawannya.
Penilaian kinerja dilakukan secara periodik setiap 6 bulan.
2) Kriteria Dokumen Pengelolaan Kinerja LotteMart Wholesale.
3) Penyebab Perusahaan telah memiliki pedoman yang menjadi tolak ukur dalam penilaian
kinerja karyawan. Manajer pada tiap-tiap divisi melakukan penilaian kinerja untuk staff-nya,
selanjutnya penilaian tersebut diberikan kepada fungsi SDM untuk dilakukan tindak lanjut.
Penilaian ini dijadikan sebagai evaluasi atas kinerja karyawan.
4) Akibat Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas kinerja karyawan
untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan. Program ini juga dapat membantu
pengembangan keahlian pekerjaan agar dapat memenuhi tuntutan jabatannya saat ini dan
di masa depan.
Penilaian Kinerja Karyawan Penilaian kinerja bermanfaat untuk mengevaluasi kerja
karyawan dan untuk mengembangkan kemampuan serta memotivasi karyawan, atau
dengan kata lain penilaian kinerja karyawan dapat mengukur kinerja karyawan tersebut.
Tujuan penilaian kinerja secara umum adalah menghasilkan informasi yang akurat
berkenaan dengan perilaku dan kinerja anggota organisasi. Penilaian kinerja di LotteMart
Wholesale Yogyakarta sudah berjalan efektif. Sudah terdapat pedoman dalam melakukan
penilaian kinerja. Perusahaan melakukan penilaian kinerja terhadap karyawannya setiap 6
bulan sekali. Penilaian kinerja dilakukan oleh manajer pada divisi masing-masing.
Selanjutnya manajer divisi tersebut memberikan hasil penilaian kinerja kepada fungsi SDM,
yang selanjutnya akan ditindaklanjuti. Apabila kinerja karyawan menurun atau kurang
maksimal, perusahaan akan mengadakan pelatihan untuk memperbaiki kinerja karyawan.
Sedangkan bila kinerja karyawan semakin meningkat sesuai harapan perusahaan, maka
karyawan akan mendapatkan bonus. Pada penilaian kinerja ini, karyawan akan dinilai
bagaimana melaksanakan pekerjaannya, sikap terhadap pelanggan, disiplin kerja, serta
menjalin kerja sama dengan rekan kerjanya.
c. Kesimpulan
Penilaian Kinerja Karyawan Proses penilaian kinerja karyawan yang diterapkan oleh
LotteMart Wholesale Yogyakarta sudah berjalan efektif. Penilaian kinerja dilakukan secara
periodik setiap 6 bulan. Penilaian kinerja ini digunakan untuk melihat bagaimana
perkembangan kinerja karyawan.
d. Saran
LotteMart Wholesale Yogyakarta sebaiknya dapat memahami pentingnya penilaian
kepuasan karyawan dan dapat mengadakan program penilaian kepuasan kerja karyawan di
perusahaan. Adanya penilaian kepuasan kerja karyawan dapat membantu perusahaan
melihat tingkat kepuasan kerja karyawan. Perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakpuasan karyawan sehingga dapat dilakukan usaha perbaikan. 6.
LotteMart Wholesale juga sebaiknya memahami pentingnya audit sumber daya manusia
yang bisa dijadikan sebagai evaluasi aktivitas-aktivitas terkait dengan pengelolaan karyawan.
Fungsi SDM dapat memperbaiki kelemahan yang ada agar dapat mencapai efektivitas pada
aktivitasaktivitas di fungsi SDM LotteMart Wholesale Yogyakarta.
Kasus 3
“AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI SARANA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA
MANUSIA (Studi Kasus pada CV Rimba Sentosa, Sukoharjo) “
a. Kondisi
2. Penilaian kinerja dilakukan langsung oleh pimpinan perusahaan dengan mengamati kinerja
karyawan di lapangan.
3. Pengamatan oleh pimpinan perusahaan dalam menilai kinerja karyawan tidak dilakukan secara
periodik. Penialian berupa kedisplinan, loyalitas, dan cara bekerja.
b. Kriteria (criteria)
Perusahaan belum memiliki standar yang mengatur tentang penilaian kerja yang dilakukan
perusahaan terhadap karyawan yang ada.
c. Penyebab (cause)
2. Perusahaan akan memberikan apresiasi yang lebih bagi karyawan yang mempunyai kinerja yang
baik.
3. Hasil penilaina karyawan belum di dokumentasikan, serta penilaian hanya berlaku satu pihak
yaituu dari pimpinan perusahaan langsung.
d. Akibat (effect)
Perusahaan tidak mensosialisasikan hasil dari penilaian kinerja karyawan sehingga karyawan tidak
mengetahui apa kekurangan dari kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
Penilaian kinerja bermanfaat untuk mengevaluasi kerja karyawan dan untuk mengembangkan
kemampuan serta memotivasi karyawan atau dengan kata lain penilaian kinerja karyawan dapat
mengukur kinerja karyawan tersebut. Tujuan penilaian kinerja secara umum adalah menghasilkan
informasi yang akurat berkenaan dengan perilaku dankinerja anggota organisasi. Tujuan tersebut
biasanya dapat digolongkan kedalam tujuan evaluassi dan tujuan pengembangan. Pimpinan
perusahaan serta bagian SDM menggunakan rating deskriftif untuk menilai kinerja karyawan dan
setelah itu menggunakan data tersebut dalam pemberian kompensasi untuk karyawan yang dinilai
kinerjanya.
Penilaian kinerja karyawan telah berjalan namun belum ada standar penialain kinerja karyawan
yang terdokumentasi. Penilaian kinerja dilakukan langsung oleh pimpinan perusahaan dengan
mengamati kinerja karyawan dilapangan. Penamatan olehpimpinan perusahaaan dalam menilai
kinerja karyawan tidak dilakukan secara periodik. Penialian berupa kedisiplinan,loyalitas dan cara
bekerja. Standar penilaian berdasarkan pada kecepatan karyawan menyelesaikan pekerjaannya,
kedisiplinan karyawan dalam bekerja dan tidak melanggar tata tertib yangnsudah disepakati
bersama. Penyelesaian pekerjaanyang cepat dan sesuai dengan prosedur lebih diutamakan.
Perusahaan akan memberikan apresiasi yang lebih tinggi bagi karyawan yang mempunyai kinerja
yang baik. Namun hasil penilaian karyawan belum didokumentasikan serta penilaian hanya berlaku
satu pihak yaitu pimpinan perusahaan langsung. Perusahaan tidak mensosialisasikan hasil dari
penilaian kinerja karyawan sehingga karyawan tidak mengetahui apa saja kinerja karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
c. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis mengenai penelitian tentang audit atas fungsi sumber daya manusia
(SDM) pada perusahaan Metalindo Wahana Putra, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: Perencanaan SDM pada Metalindo Wahana Putra belum berjalan secara efektif
karena masih terdapat kelemahan-kelemahan. Hal ini dikarenakan belem adanya prosedur akan
perencanaan SDM yang mengakibatkan perencanaan SDM tersebut tidak terdokumentasi dengan
baik. Perencanaan ini tidak memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan sumber daya
manusia yang harus terpenuhi, sehingga pemenuhan tenagakerja belum sesuai dengan kapasitas
(kuantitas dan kualitasnya) dan bidang kerja yang tepat pada saat diperlukan..
Kasus 5