Anda di halaman 1dari 95

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN

PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN KOPI


GOLDA DI INDOMART TAMBUN BUNGAI KAPUAS

SKRIPSI

Oleh :

Fauzan Nur Bestari

NPM 2018220140

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


(STIE INDONESIA) BANJARMASIN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JUNI 2022
ii

ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN
PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN KOPI
GOLDA DI INDOMART TAMBUN BUNGAI KAPUAS

SKRIPSI

Sebagai Kebulatan Studi Pada


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indosenia
(STIE Indonesia) Banjarmasin

Oleh :

Fauzan Nur Bestari

NPM 2018220140

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


(STIE INDONESIA) BANJARMASIN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JUNI 2022

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul :


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN
PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN KOPI GOLDA DI
INDOMART TAMBUN BUNGAI KAPUAS

Yang disusun oleh :


Nama : Fauzan Nur Bestari
NPM : 2018220140
Program Studi : Manajemen
Mata Kuliah Pokok : Manajemen Pemasaran
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan di depan Tim Penguji Skripsi dalam
Sidang Ujian Skripsi STIE Indonesia Banjarmasin.
Banjarmasin, Oktober 2022
Dosen Pembimbing, Penulis,
Tanggal Oktober 2022

Dra.Hj.Norbaiti, M. Si Fauzan Nur Bestari


NIDN 1112116001 NPM 2018220140
Mengetahui,
Ketua Prodi Manajemen
Tanggal Oktober 2022

Dra.Hj.Norbaiti, M. Si
NIDN1112116001

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul :


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN
PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN KOPI GOLDA DI
INDOMART TAMBUN BUNGAI KAPUAS

Yang disusun oleh :


Nama : Fauzan Nur Bestari
NPM : 2018220140
Program Studi : Manajemen
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi dalam Sidang Ujian Skripsi
STIE Indonesia Banjarmasin pada hari XXX tanggal XX XX 2022, serta telah
diperbaiki dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

TIM PENGUJI SKRIPSI


1. Dr. Ibrahim Daud, M.S.
NIDN :0028087201
(Ketua Penguji)
Tanggal _____2022

2. Dra. Hj. Norbaiti, M.Si.


NIDN :1112116001
(Sekretaris Penguji)
Tanggal _____2022

3. RR. Siti Munawaroh, S.Si., M.M.


NIDN :1112116001
(Anggota Penguji)
Tanggal _____2022

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi yang saya
susun dengan judul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN


PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PADA KOPI
GOLDA DI INDOMART TAMBUN BUNGAI KAPUAS

yang telah diajukan untuk diuji dalam Sidang Ujian Skripsi di depan Tim Penguji
Skripsi STIE Indonesia Banjarmasin pada hari XX tanggal XX XX 2022 adalah
hasil karya saya sendiri.

Bahwa dalam penulisan skripsi tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau
pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin,
tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
pada tulisan aslinya sesuai dengan pedoman penulisan skripsi yang berlaku di
STIE Indonesia Banjarmasin. Selain itu saya menyatakan bahwa semua data
penelitian yang telah saya gunakan dalam skripsi ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi saya
inijiplakan (plagiat) dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi akademis, yaitu pencabutan predikat kelulusan dan gelar kesarjanaan yang
telah saya terima.

Banjarmasin, XXXX 2022


Yang memberikan pernyataan,

Fauzan Nur Bestari


NPM 2018220140

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)

Sebagai sivitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE


Indonesia)Banjarmasin, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fauzan Nur Bestari
NPM : 2018220140
Program Studi : Manajemen
Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepadaSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE Indonesia) Banjarmasin
Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free-Right) atas
karya ilmiah sayayang berjudul :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN
PELANGGAN UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN PADA KOPI
GOLDA DI INDOMART TAMBUN BUNGAI KAPUAS
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE Indonesia)
Banjarmasin berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk
tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini
menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Dibuat di: Banjarmasin


Pada tanggal XXXX 2022
Yang menyatakan,

Fauzan Nur Bestari


NPM 2018220140

v
RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Fauzan Nur Bestari

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat, Tanggal Lahir : Kuala Kapuas, 01 Juni 1997

4. Agama : Islam

5. Status : Mahasiswa/Belum Menikah

6. Alamat Rumah : Jl. A.Yani No. 22 Gg.8 RT.019/000 Kapuas

7. Alamat Email : nurbestarifauzan@gmail.com

8. Pendidikan Formal:
a. Sekolah Dasar (2003-2009) : SD Negeri 4 Selat Hilir Kapuas
b. SLTP (2009-2012) : SMP IT Babussalam Kapuas
c. SMU (2012-2015) : SMA IT Babussalam Kapuas

9. Pendidikan Non Formal :

10. Pengalaman Organisasi:

11. Penghargaan:
-

vi
“Bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga dan
bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu menang”

(QS.Ali Imran : 200)

Skripsi ini saya persembahkan


sebagai tanda baktiku kepada
ayahanda di surga dan bunda yang
sudah membesarkanku sampai
sekarang, Saudaraku dan orang-
vii
orang tercinta yang selalu
menemani.

viii
ix
RINGKASAN ISI

Fauzan Nur Bestari. 2018220140. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan


Pelanggan untuk Melakukan Pembelian pada Kopi Golda di Indomart Tambun
Bungai Kapuas. Pembimbing: Dra.Hj.Norbaiti, M. Si. Skripsi. Program Studi S1
Manajemen STIE Indonesia Banjarmasin. Tahun 2022. 92 Halaman (termasuk
lampiran).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris variabel independen


yang terdiri dari, Atribut poduk, keterlibatan Konsumen dalam membeli produk,
dan tipe-tipe perilaku konsumen pada pembelian kopi Golda di Indomart Tambun
Bungai Kapuas, baik secara simultan dan parsial.

Analisis dilakukan terhadap jawaban 100 responden terhadap instrumen


penelitian yang disampaikan kepada konsumen pada kopi Golda yang dijual di
Indomart Tambun Bungai Kapuas. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsialvariabel atribut


produk(X1),variabel perilaku konsumen(X2), dan variabel keterlibatan
konsumen(X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Variabel keputusan
Pembelian(Y). Sedangkan secara simultan variabel atribut produk, perilaku
konsumen dan keterlibatan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Variabel keputusan Pembelian(Y). Dan dari hasil penelitian variabel yang paling
berdominan adalah variabel atribut produk(X1).

Katakunci: Atribut Produk,Perilaku Konsumen, Keterlibatan Konsumen dan


Keputusan Pembelian
Kepustakaan : 27; 2002-2018

x
ABSTRACT

This study aims to empirically examine the independent variables


consisting of the poduct attributes, consumer involvement in buying products, and
consumer behavior types on the purchase of golda coffee in the Indomart Tambun
Bungai, Kapuas City.

 The analysis was carried out on the answers of 100 respondents to a


research instrument that was delivered to consumers on golda coffee sold at the
Indomart Tambun Bungai, Kapuas City. Testing this hypothesis with double
linear regression analysis.

The  research shows that partial variables of product attributes (x1),


consumer behavior variables (x2), and consumer engagement variables (x3) have
both a positive and significant impact on purchasing decision variables (y). While
simultaneous variables of product attributes, consumer behavior and consumer
involvement affect both the purchasing decision variables (y). And from the
results of the most dominant variable research is product attribute variables (x1).

Keywords : product attributes, consumer behavior, consumer engagement and


purchase decision

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian
dan penulisan skripsi dengan judul Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Keputusan Pelanggan untuk Melakukan Pembelian Kopi Golda di Indomart
Tambun Bungai Kapuas ini dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan sebagai kebulatan studi untuk mencapai derajat Sarjana Ekonomi
pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIEIndonesia) Banjarmasin.

Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini


tidak luput dari kendala. Alhamdulillah, kendala tersebut dapat diatasi berkat
adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,
ijinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Yanuar Bachtiar, S.E., M.Si., selaku Ketua STIE Indonesia
Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen pada STIE Indonesia Banjarmasin.

2. Ibu Dra. Hj. Norbaiti, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen dan Ibu
Lisandri, SE, MM, Ak, CA selaku Sekretaris Program Studi Manajemen di
STIE Indonesia Banjarmasin.

3. Ibu Dra. Hj. Norbaiti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen
Pembimbing Akademik yang dengan penuh kesabaran membimbing,
konsultasi selama proses persiapan, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan
skripsi ini. Serta Bapak dan Ibu Dosen Pengasuh Mata Kuliah Program Studi
Manajemen yang dengan penuh dedikasi telah mengamalkan ilmunya
danmengarahkan penulis selama menempuh studi di STIE Indonesia
Banjarmasin.

4. Bapak Dr. Ibrahim Daud, M.S, Ibu RR.. Siti Munawarah, S.Si.,M.M, dan Ibu

xii
Dra. Hj. Norbaiti, M.Si, selaku Tim Penguji Proposal Skripsi yang banyak
memberi kritik, masukan dan arahan untuk perbaikan skripsi ini.

5. Para Staf Administrasi STIE Indonesia Banjarmasin yang telah mendukung


baik untuk kelancaran perkuliahan maupun kelancaran penyelesaian penulisan
skripsi ini.

6. Khususnya teman-teman Angkatan 2018 Program Studi Manajemen STIE


Indonesia Banjarmasin yang telah banyak membantu dan saling memotivasi
untuk menyelesaikan skripsi dan studi di STIE Indonesia Banjarmasin.

7. Yang tersayang Ayah, Mama, Saudara-saudaraku atas segala pengorbanan,


kesabaran, dan ketulusan demi mendukung keberhasilan studi ini.

Akhirnya kepada semua pihak dan handai taulan yang namanya tidak
dapatdisebutkan satu persatu, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat,
karunia,inayah, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Banjarmasin, Agustus 2022

Fauzan Nur Bestari

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI................................................iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................................v

RIWAYAT HIDUP..........................................................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................vii

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI................................................................................vii

BERITA ACARA UJIAN PROPOSAL SKRIPSI............................................................ix

RINGKASAN ISI..............................................................................................................x

ABSTRACT.......................................................................................................................xi

KATA PENGANTAR.....................................................................................................xii

DAFTAR ISI..................................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xvi

DAFTAR TABEL.........................................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................9
1.4.1 Manfaat Akademik.....................................................................................9
1.4.2 Manfaat Praktis..........................................................................................9
1.5 .Sistematika Penulisan Skripsi..................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................11
2.1 Landasan Teori.......................................................................................................11
2.2 Penelitian Terdahulu..............................................................................................28
2.3 Kerangka Pemikiran...............................................................................................30
xiv
2.4 Perumusan Hipotesis.............................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................33
3.1 Desain Penelitian....................................................................................................33
3.2 Jenis dan Sumber Data...........................................................................................33
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.............................................................34
3.4 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................35
3.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel...........................................37
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................................39
BAB IV..........................................................................................................................47
4.1 Gambaran Umum Responden...............................................................................47
4.2 Hasil Analisis Data................................................................................................49
4.3 Hasil Analisis Penelitian...........................................................................................54

4.4 Uji Asumsi Klasik......................................................................................................56

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda..........................................................................59


4.6 Pengujian Hipotesis..............................................................................................60
4.7 Pembahasan Hasil......................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................67

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Produk Kopi Golda.............................................................................4

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran.........................................................................31

Gambar 3.1 Kurva F........................................................................................................45

xvi
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Data Jumlah Produk minuman Kopi Golda yang terjual Indomart Tambun
Bungai, Kapuas Periode Tahun 2018-2020........................................................................5

Table 2.1 Tahap laksana pengolahan kopi instan.............................................................12

Table 2.2 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu..................................29

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin................................47


Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasar Umur..............................................48
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasar Pendidikan.....................................48
Tabel 4.4 Tanggapan Terhadap Variabel Atribut Produk.....................................50
Tabel 4.5 Tanggapan Terhadap Variabel Perilaku Konsumen..............................52
Tabel 4.6 Tanggapan Terhadap Variabel Keterlibatan Konsumen.......................53
Tabel 4.7 Tanggapan Terhadap Variabel Keputusan Pembelian..........................54
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas......................................................................55
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas.......................................................................................56
Tabel 4.10 Kolmogorov Smirnov..........................................................................57
Tabel 4.11 Uji Heteroskadisitas............................................................................58
Tabel 4.12 Uji Multikolonieritas...........................................................................58
Tabel 4.13 Analisis Regresi Coefficient................................................................59
Tabel 4.14 Model Regresi Pengujian Hipotesis Coefficient..................................60
Tabel 4.15 Uji F ANOVA.......................................................................................62
Tabel 4.16 Model Summary .................................................................................63

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner………………………………………………………………………49

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Di Indonesia kopi tidak asing lagi saat menjadi topik diskusi dan penelitian di studi

ilmiah, sebab Indonesia ialah negara khatulistiwa dengan trend dan cuaca yang relatif stabil

serta memiliki tanah yang subur, sebagai akibatnya berpeluang besar untuk menjadi negara

penghasil kopi ternama di dunia. Negara ini juga terdiri dari banyak pulau, yang

menghasilkan produk kopinya dengan banyak rasa serta aroma. Hubungan antara jenis

tanah, iklim, metode pengolahan membuat kopi, serta variasi kopi Indonesia paling

menarik di global.

Cakupan asal sumber perkebunan kopi Indonesia sebanyak 1,3 juta hektar, dimana

kurang lebih 5 juta keluarga petani dan pendorong agribisnis yg memberi pendapatan

besar pada devisa negara. berasal cakupan luas sumber perkebunan tadi, baru 950.000

hektar yang merupakan areal produktif perkebunan kopi dengan populasi lebih kurang 1,5

miliar pohon dan membuat kopi rata-rata 750.000 ton per tahun. Banyak perkebunan kopi

di Indonesia yang menyebar dari pulau Sumatera hingga Papua.(Rukmana 2014 :1-2).

Menurut Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian

(http://kemenperin.go.id/artikel 3 Oktober 2019), menyatakan Indonesia memiliki peluang

dalam pengembangan industri pengolahan kopi, karena selain punya pasar yang besar, juga

didukung dengan potensi bahan baku. Oleh karena itu, diperlukan upaya strategis, seperti

hilirisasi dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kapasitas produksi.

Kini pembuat kopi terus menyebarkan produksi kopinya, dari mulai menjual kopi

1
bubuk, lalu menjual kopi instan. Hal ini dilakukan sebagai tujuan untuk mampu menarik

konsumen, yang menginginkan bisa meminum kopi dengan lebih praktis. Kopi instan

dijual

2
2

menggunakan aneka macam manfaat, mulai berasal dari kopi instan biasa, yang

hanya berbahan antara kopi serta gula, kopi 3in1 yaitu berbahan kopi, gula dan susu atau

kreamer, hingga kopi 4in1 yang adalah campuran yang berasal dari kopi, gula, susu atau

kreamer, dan gingseng. Kopi instan yang tadinya hanya menjadi minuman penghilang rasa

kantuk sekarang dikemas lebih simpel, juga memiliki manfaat bagi kesehatan.

Ditengah beragamnya merek kopi yang bermunculan dengan jenis, rasa dan harga

yang tidak selaras menghasilkan para konsumen memiliki ragam pilihan. Menggunakan

banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk membentuk produk menggunakan

citra rasa yang lezat serta harga yang murah. Hal tadi dilakukan supaya mampu

memenangkan pasar konsumen. Persaingan usaha kopi instan yang semakin ketat menjadi

tantangan juga ancaman bagi pelaku bisnis tadi agar dapat memenangkan persaingan,

mempertahankan pasar yangg dimiliki dan merebut pasar yang telah ada. Setiap pelaku

bisnis kopi instan ini dituntut buat mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang

terjadi, dan mampu memenuhi apa yang diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa persaingan

kopi instan sangat ketat, hal ini menuntut kreativitas berasal pada pebisnis kopi instan yang

menggeluti bidang bisnis ini. seni manajemen yang diterapkan penghasil kopi instan tidak

lagi hanya berada diseputar kualitas kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi serta harga. Faktor

lain yang sangat penting artinya pembentukan identitas kopi seperti, nama (merek) kopi,

desain logo pada bungkus kopi, dan rasa kopi sendiri.

Lutfi Yulisa(2014) menunjukan bahwa Kopi instan siap saji diproduksi karena

adanya perubahan pada perilaku minum kopi oleh konsumen. Perubahan pola makan atau

pola minum konsumen biasanya terjadi pada masyarakat perkotaan. Sebagian

besarmasyarakat telah disibukkan oleh pekerjaan yang menyita banyak waktu, sehingga
3

tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyiapkan makanan atau minumannya. Oleh

karena itu, produk kopi instan siap saji yang diproduksi dan dipasarkan oleh para produsen

kopi, merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat

(akan adanya suatu produk minuman kopi) yang mampu memberikan kepraktisan untuk

dikonsumsi.

Dengan kata lain, seseorang merasa terlibat atau tidak dalam pengambilan

keputusan. Dalam keputusan pembelian kopi instan, perilaku konsumen diperlukan untuk

mengetahui bagaimana proses konsumen sampai pada keputusan pembelian. Proses

pengambilan keputusan dimulai sejak pembelian belum dilakukan hingga konsumen

melakukan pembelian ulang terhadap produk kopi instan. Dalam hal ini konsumen

memiliki spesifikasi untuk membeli produk kopi instan sesuai dengan keinginan dan

kebutuhannya, kriteria itulah yang menjadi salah satu faktor penting dalam memengaruhi

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Dewasa ini kopi pada penjualan di kabupaten Kapuas semakin menjamur di seluruh

pelosok kota. Indomart Tambun Bungai ialah satu dari kawasan perbelanjaan di pusat kota

yang mempunyai peluang yang baik untuk memasarkan produk. Produk yang sering

diminati baik buat mempertinggi profitabilitas bisnis agar keberlangsungan bisnisnya

terjaga. Keberlangsungan bisnis dipengaruhi faktor internal juga eksternal. Faktor eksternal

yang disebut relatif berpengaruh dikeuntungan sebuah usaha ialah dengan eksistensi

pesaing (Freeman, 2015). Sengitnya persaingan antara produk minuman kopi menjadikan

para pelaku usaha untuk berkreatifitas dalam membuat keunggulan-keunggulan pada

produk minuman kopi yang dimiliki.

Hasil penelitian Prasetyo Hadi (2011) menyimpulkan bahwa peningkatan retensi


4

pelanggan sebesar 5% dapat menghasilkan peningkatan laba jangka panjang sebesar

25% sampai dengan 95%.Dari sekian banyak produk kopi instan yang menyajikan menu

serupa bahkan memiliki spesifikasi bersaing yang hampir sama, memungkinkan

munculnya kejenuhan pasar. Kejenuhan pasar ini akan memengaruhi perilaku pembelian

konsumen. Konsumen yang merasa jenuh akan mengurangi frekuensi pembelian

terhadap suatu produk.

Oleh karena itu, banyak produsen kopi yang berlomba-lomba menciptakan ciri

khas atau keunikan agar memiliki nilai tersendiri bagi pelanggan. Dari sekian banyaknya

kopi instan ada satu kopi yaitu Kopi Golda karena Kopi Golda merupakan kopi yang

paling banyak diminati selain harganya yang murah rasa dan kemasan juga menarik

perhatian banyak konsumen. Kopi Golda adalah minuman kopi latte ready-to-drink dari

WINGS Food. Terbuat dari biji kopi Brazil berstandar tertinggi (Gold), berpadu dengan

Susu Belgia yang lembut,kopi Golda menawarkan empat sensasi yang begitu mewah

yaitu tekstur yang lembut, rasa manis yang pas, tidak kehilangan kekuatan aroma biji

kopi Brazil yang kuat dan kadar keasaman yang rendah.


5

Gambar 1.1 Desain Produk Kopi Golda

Semakin tinggi persaingan antar Produk Minuman Kopi menjadikan Kopi Golda

secara bertahap mengalami penurunan profitabilitas usaha yang ditunjukkan oleh adanya

penurunan pada jumlah Konsumen, daripada itu penulis akan melakukan penelitian pada

Kopi Golda. Berikut data yang dimiliki untuk Kopi Golda pada Indomart Tambun

Bungai Kapuas periode 2018-2020:

Table 1.1 Data Jumlah Produk minuman Kopi Golda yang terjual di Indomart Tambun
Bungai, Kapuas Periode Tahun 2018-2020

Jumlah produk Jumlah produk Jumlah produk

yang terjual tahun yang terjual tahun yang terjual tahun

2018 2019 2020

10.800 Botol 25.200 Botol 18.480 Botol

Sumber: Indomart Tambun Bungai Kapuas 2021

Dari tabel di atas terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2019 ke 2020

sebesar 26,67 % atau sebanyak 6720 botol. Kopi Golda selalu memiliki konsumen tetap

dalam persaingannya dengan merek kopi lainnya. Dari data yang dirangkum melalui

halaman web Cek Resi diketahui penguasa minuman kopi dengan kemasan botol selama

tahun 2019-2021 yaitu Kopi Golda, Kopiko 78 C, Good day, Luwak White coffee, Kapal
6

api, Tora café, Nescafe. Dimana dari semua produk tersebut terbukti kopi Golda paling

banyak diminati di Indonesia karena beberapa hal seperti dibawah ini :

1. Dari segi rasa 65% memilih kopi Golda 30% memilih Nescafe dan sianya

campuran dikarenakan Kopi Golda memilik rasa khas Kopi Brazil cappucino

dan untuk Kopi Nescafe dengan rasa vaarian buahnnya sedangkan kopi yang

lain hanya punya satu jenis rasa.

2. Jenis biji kopi 80% memilih Nescafe karena memiliki biji kopi arabica dan

robusta sedangkan Kopi Golda hanya 15% karena banyak yang belum tau

tentang biji kopi Brazil.

3. Untuk kadar kafein yang paling rendah adalah Tora Café sebanyak 180 ml dan

Kopi Golda berada di urutan kedua dengan 200 ml tentunya banyak yang

mempertimbangkan masalah tinggi rendahnya kadar kafein, untuk kadar kafein

sebanyak 70% memilih Kopi Golda karena tergolong produk rendah asam yang

membuat sistem pencernaan tetap aman meski menyeduhnya setiap hari.

4. Dari segi harga 75% memilih Kopi Golda dan 15% Tora Café sisanya

campuran produk lainnya, banyak yang memilih Kopi Golda karena harganya

murah yaitu Rp.3.000,- di urutan kedua ada Tora Café yaitu Rp.3.500,-

sedangkan untuk harga produk Kopi lainnya berkisar dari Rp.5.000,- sampai

Rp.7.500,-.

5. Untuk segi tampilan 60% banyak memilih Kopi Good day karena memiliki

tampilan botol unik dari produk lainnya sedangkan Kopi Golda ada di urutan ke

4 karena memiliki desain botol mungil dan bisa disimpan dikantong.


7

Dari data diatas menjadi cerminan bagaiman Kopi Golda menjadi paling laris di

pasar, toko atau warung-warung kecil begitupula di Indomart Kapuas. Kemudian pada

penelitian terdahulu dari Rizki Ramadhani Andriani (2016) yang berjudul Analisis

Pengambilan Keputusan Konsumen dan Brand positioning Kopi Instan di Kota Surakarta

menunjukkan bahwa rasa menjadi faktor yang paling banyak menjadi pertimbangan dan

menjadi indikator mutu kopi instan dalam keputusan pembelian, rasa sendiri menjadi

atribut instrinsik yang ada didalam Kopi Golda itu juga dan menjadi salah satu yang

membuat konsumen ingin membelinya. Selanjutnya menurut Penelitian Muhammad Faris

(2018) tentang Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Instan

Di Luwes Grup Kota Surakarta, dimana hasil penelitian ini menunjukan bahwa

keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian Kopi Instan di

pasar swalayan Kota Surakarta tergolong tinggi dan beda antar merek dan harga kopi

Instan menurut konsumen tidak signifikan. Apabila suatu produk sesuai dengan apa yang

diperlukan atau diinginkan konsumen yang berkaitan dengan manfaat yang diterima, maka

konsumen akan mempertimbangkan untuk mengonsumsinya balik. Sebagai timbal

baliknya nilai pelanggan perlu diperhatikan agar produk selalu diminati oleh konsumen.

Berdasarkan latar belakang tersebut, ada faktor-faktor yang menjadi penentu alasan Kopi

Golda dibeli dimana atribut produk, perilaku konsumen dan keterlibatan konsumen

memengaruhi keputusan pembelian Kopi Golda dimana atribut produk seperti harga dan

rasa menjadi pertimbangan penting saat memilih kopi Golda. Sehingga peneliti tertarik

untuk membahas ”Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keputusan Pelanggan Untuk

Melakukan Pembelian Kopi Golda Di Indomart Tambun Bungai, Kapuas Tahun 2022”
8

I.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka bisa dirumuskan bahwa yang ada pada permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut:

1. Apakah faktor atribut produk berpengaruh pada keputusan pembelian Kopi Golda

di Indomart Tambun Bungai, Kapuas?

2. Apakah perilaku konsumen berpengaruh pada keputusan pembelian Kopi Golda di

Indomart Tambun Bungai, Kapuas?

3. Apakah faktor keterlibatan konsumen berpengaruh pada keputusan pembelian Kopi

Golda di Indomart Tambun Bungai, Kapuas?

4. Apakah faktor atribut, keterlibatan konsumen dan perilaku konsumen berpengaruh

secara simultan pada keputusan pembelian Kopi Golda di Indomart Tambun

Bungai, Kapuas ?

I.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh atribut produk dalam keputusan pembelian kopi Golda di

Indomart Tambun Bungai, Kapuas.

2. Menganalisis pengaruh perilaku konsumen (consumer behavior) dalam keputusan

pembelian kopi Golda di Indomart Tambun Bungai, Kapuas.

3. Menganalisis pengaruh keterlibatan konsumen (consumer involvement) dalam

proses pengambilan keputusan pembelian kopi Golda di Indomart Tambun Bungai,

Kapuas.
9

4. Menganalisis pengaruh secara simultan faktor atribut, keterlibatan konsumen dan

perilaku konsumen dalam keputusan pembelian Kopi Golda di Indomart Tambun

Bungai, Kapuas ?

I.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini semoga dapat menjadi bahan acuan atau referensi dan

sumber bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai

pelengkap data atau informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Indomart Tambun Bungai,

Kapuas untuk mengetahui faktor-faktor yang masih perlu ditingkatkan atau

diperbaiki dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi preferensi

konsumen yang bertujuan untuk meningkatkan minat pelanggan dalam melakukan

pembelian pada kopi Golda.

I.5 .Sistematika Penulisan Skripsi


Untuk memperoleh gambaran umum yang sistematis dalam penelitian ini,maka

pembahasan dibagi menjadi empat bab dengan tahapan sebagai berikut:

BABI PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang berbagai pengertian, landasan teori mengenai atribut

produk, perilaku konsumen, keterlibatan konsumen dan keputusan pembelian. Bab


10

ini juga menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan

teoritis penelitian ini dan hipotesis serta gambaran mengenai kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang mencakup variabel penelitian dan

definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan

data, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi isi laporan penelitian yang memberikan informasi mengenai hasil

analisis data yang membantu memberikan informasi mengenai analisis data hasil

penelitian yang membantu peneliti menginterpreatasi data yang diteliti sehingga

memudahkan untuk membuat kesimpulan. Selain itu didalam bab ini juga

dijelaskan bagian dari isi laporan penelitian yang mendiskusikan implikasi dari

hasil analisis data penelitian serta interpretasinya. Bab ini memuat deskripsi statistik

mengenai: sampel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel-variabel

penelitian,dan hasil pengujian hipotesis.

BAB V PENUTUP

Pada bagian bab yang terakhir ini menyajikan kesimpulan yang merangkum semua

hasil penelitian yang telah diuraikan di bab hasil penelitian dan pembahasan. Serta

menyajikan saran yang merupakan implikasi dari hasil penelitian terhadap

pengembangan teori maupun dalam penggunaan praktik atau suatu rekomendasi

tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mencapai aktivitas bisnis yang

sesuai dengan visi, misi dan tujuan institusi/organisasi/perusahaan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori


2.1.1 Kopi

Dalam penelitian Rukmana (2014:43-49) menyatakan bahwa terdapat empat jenis

kopi yang dikenal di dunia, yaitu kopi Arabika, Robusta, Liberika, dan Ekselsa.

Berikut adalah pengertian kopi-kopi tersebut :

a. Kopi Arabika

Jenis kopi Arabika artinya yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia. Kopi ini

tumbuh sangat baik di daerah yang menggunakan ketinggian 1000-2100

mdpl. semakin tinggi lokasi perkebunan kopi Arabika, cita rasa dari biji

kopi yang didapatkan juga semakin baik. Perakaran tumbuhan kopi Arabika

lebih dalam dibandingkan perakaran kopi Robusta.

b. Kopi Robusta

Kopi Robusta bisa menyesuaikan diri lebih baik dibandingkan kopi Arabika. Area

perkebunan kopi khusus untuk Robusta di Indonesia cukup luas karena dapat tumbuh

baik pada daerah yang lebih rendah dan memungkinkan para petani kopi banyak

memilihnya menjadi tanaman utama terhadap kopi. Saat ini tanaman kopi

Robusta sudah berkembang pesat dan mendominasi area tanaman kopi di Indonesia.

c. Kopi Liberika

Kopi Liberika asaldari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh dengan tinggi

11
12

9 meter dari asal tanah. pada abad ke–19, jenis kopi ini didatangkan ke Indonesia buat

membarui kopi Arabika yang sudah hama. Pada tahun 1940 an kopi Liberika pernah

diproduksidinegara ini, tapi sekarang sudah ditinggalkan karena berat biji kering hanya

10% berasal dariberat biji kopi basah.

d. Kopi Ekselsa

Kopi Ekselsa tidak termasuk dalam kelompok dua macam kopi besar yaitu Arabika

dan Robusta, tetapi kelompok Liberoid. Kopi ini tidak terlalu banyak dibudidayakan di

Indonesia. Kopi jenis ini tidak merangsang terhadap penyakit Hemilia vastatrix.

e. Kopi Instan

Kopi Golda sendiri termasuk kedalam varian kopi Instan yang juga dijual dan

dipasarkan di Indonesia. Kopi instan pada intinya merupakan biji kopi yang

dikeringkan serta digranulasi dan dsajikan dalam bentuk botol. Tata cara pengolahan

kopi instan meliputi langkah kerja serta aktivitas pokok seperti yang tersaji pada tabel

berikut :

Table 2.1 Tahap laksana pengolahan kopi instan

No Tahap Pengolahan Teknis Pelaksanaan dan Keterangan

 Bubuk kopi sangrai merupakan bahan


1 Bubuk Kopi baku kopiinstan

 Bubuk kopi diproduksimelaluiproduksi


penghalusan biji kopi sangrai. Ukuran
partikel bubuk diatur pada tingkat
medium, yaitu hasil ayahan 60 mesh

 Ekstraksi bubuk kopi dilakukan secara


2 Pelarutan
batch dalam kolom dengan sirkulasi pelarut
air perbandingan 1/3,5 pada suhu 80ºC
selama 45 menit
13

 Sisa bubuk kemudia dipilah secara manual


untuk mengekstrak dasar bubuk kopi yang
masih tertinggal. Kisaran rendaman
ekstraksi antara 30-32%(berat)

 Sisa bubuk kopi merupakan limbah untuk


diolah menjadibiogas

 Ekstrak kopi dimasukkan ke dalam alat


3 Kristalisasi
kristalisator dan ditambah gula dengan
proporsi1/1

 Selama 30 menit pertama, larutan ekstrak


kopi dan gula dipanaskan pada100ºC

 Setelah larutan mendekati jenuh, suhunya


diturunkan menjadi 70ºC selama 20 menit
berikutnya. Kemudia dimatikan.

 Larutan kemudian dibiarkan mendingin


dengan udara sekitar sampai terbentuk
kristalgula-kopi

 Larutan yang berbentuk kristal tadi


4 Penghalusan
diproduksi secara mekanikmenjadi
lebihhalus.

5 Pencampuran  Selaindisajikandalambentukmurni,bubukko
piinstan juga bisa dicampur dengan bubuk
krimer susu instan pada proporsi tertentu
dengan alat pencampur putar tipe
heksagonal.

 Bubuk kopi-krimer instan dikemas


6 Pengemasan
dalamkemasansachet alumunium foil
@25gram (sebagai pengemas primer).

 Untuk mempermudah pemasaran dan


7 Pelabelan
distribusikekonsumen, kemasan saschet
dimasukkan kedalam kemasan kertas
berlabel (sebagai kemasan sekunder).

(Rukmana, 2015;280-282)

2.1.2 Atribut Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan. Pada umumnya kata produk diasumsikan


14

dengan sesuatu yang berwujud. Tetapi konsep produk tidak terbatas pada sesuatu

yang berwujud, melaikankan segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan disebut

produk. Pemasar sering kali menggunakan istilah barang dan jasa untuk membedakan

antara produk yang berwujud dari produk yang tidak berwujud (Machfoedz, 2005:3

dalam Muhammad Faris, 2018:15)

Atribut (attributes) adalah karateristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak

dimiliki oleh objek. Atribut intrinsik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh

dari aspek eksternal produk, seperti merek, kemasan, dan label.(Mowen dan

Michael,2012:312)

Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan

konsumen untuk memilih produk yang dibelinya. Atribut suatu produk dibedakan

kedalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik

dari suatu produk.Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karater subjektif dari

produk berdasarkan kemauan dan kebutuhan konsumen Sumarwan (2003:122) dalam

Muhammad Faris (2018:15).

Salah satu atribut adalah merek. Dalam Lievin Et Al (2014 : 382) menjelaskan jika

suatu produk memiliiki identitas dan seharusnya memiliki kepribadian. Berdasarkan

dari hasil penelitian yang dikerjakan, identitas dari suatu produk berpengaruh

terhadap banyaknya perminataan produk, menyumbang peringkat penilaian produk

terhadap produk lainnya, dan memudahkan perbedaan antara satu produk dan produk

yang lainnya. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:255), suatu atribut produk

biasanya diikuti oleh serangkaian indikator yang menyertai produk meliputi beberapa

hal, yaitu sebagai berikut:


15

a. Kualitas Produk 
Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama untuk pemasar.

Mempunyai dampak langsung pada kinerja produk. Oleh karena itu kualitas

berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

b. Fitur Produk 

Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur,

model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan

dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih

banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk

perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang

memperkealkan fitur baru yang bernilai merupakan salah satu cara paling

efektif untuk bersaing.

c. Gaya dan Desain Produk 

Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain

mempertimbangkan faktor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki

kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan

bersaing.

d. Merek 

Mungkin keahlian pemasar profesional yang paling istimewa adalah kemampuan

mereka untuk membangun dan mengelola merek. Merek (brand) adalah sebuah nama,

istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan

identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen akan memandang merek

sebagai bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi

suatu produk.
16

e. Kemasan 

Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah atau

pembungkus untuk sebuah produk. Fungsi utama kemasan adalah menyimpan

dan melindungi produk. Kemasan yang didesain dengan buruk bisa

menyebabkan konsumen pusing dan perusahaan kehilangan penjualan.

Sebaliknya, kemasan yang inovatif bisa memberikan manfaat kepada

perusahaan melebihi pesaing dan mendorong penjualan.

f. Label 

Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada produk sampai

rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan. Label mempunyai

beberapa fungsi. Setidaknya label menunjukkan produk atau merek, seperti

nama Sunkist yang tercantum pada jeruk. Label juga bisa menggambarkan

beberapa hal tentang produk: siapa yang membuatnya, dimana produk itu

dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakainya, dan

bagaimana menggunakan produk itu dengan aman.

g. Harga 

Harga adalah senilai uang yang harus dibayarkan konsumen kepada penjual untuk

mendapatkan barang atau jasa yang ingin dibelinya. Oleh sebab itu, harga pada

umumnya ditentukan oleh penjual atau pemilik produk/jasa.

2.1.3 Perilaku Konsumen

Simammora (2003) mengemukakan bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku

individu dan rumah tangga. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan

sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan


17

menghabiskan produk. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat

diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan

bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel variabel

yang tidak dapat diamati seperti nilainilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan

pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka

rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk bermacam-macam.

Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan

(decision unit), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan beli

atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Ada

beberapa hal penting yang dapat diungkapkan dari definisi diatas :

Perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1. Tahap perolehan : mencari danmembeli

2. Tahap konsumsi : menggunakan danmengevaluasi

3. Tahap tindakan pasca beli : apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu

digunakan atau dikonsumsi (Prasetijo dan John, 2004 dalam Muhammad Faris,

2018:17)

Menurut Philip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh

tiga faktor,diantaranya sebagai berikut :

1. Faktor budaya

Budaya, sub budaya dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang

sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan


18

perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contohnya pada

anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat berpengaruh dengan nilai-

nilai sebagai berikut : prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,

individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda. Masing-masing sub

budaya terdiri dari sejumlah sub budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan

sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras,

dan wilayah geografis. Pada dasarnya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam

bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Kelas sosial tidak hanya

mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan,

pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainnya.

2. Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor sosial diantaranya sebagai berikut :

a. Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai

kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut

dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan

pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini

biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman,

tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus

menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok

sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi

perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.


19

b. Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi

duabagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientas.

Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapa t

memberikan orientasi agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga

diridan cinta. Kedua, keluargayang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang

dimiliki seseorang.Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

c. Peran dan status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosialyang dapat memepengaruhi

perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka didalam masyarakat.

Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin

tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat

berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah

perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan

seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang

direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang

berharga lebih mahal dibandingkan dengan mereklainnya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

a. Usia dan siklus hidup keluarga

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang
20

dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga.

b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat memengaruhi pola

konsumsinya. Contohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal,

perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan diklub khusus, dan membeli mobil

mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh

keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah

tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

1. Gaya hidup

Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap

dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial,dan

pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin

munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang

dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka

kepada gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai

merek berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup

remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon seluler dengan fitur

multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak dapat lepas

dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan

sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon seluler yang dapat

menunjang berbagai kegiatan bisnis mereka.

2. Kepribadian

Setiap orang memiliki berbagai macam karakteristik kepribadian yang berbeda-

beda yang dapat memengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian


21

merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan

sebuah tanggapan relative konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan

lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri

bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan

diri dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel sangat

berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebabkan karena

beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan

kepribadiannya.

2.1.4 Keterlibatan Konsumen

Keterlibatan konsumen (consumer involvement) diartikan juga pemahaman dari

pengalaman dalam suatu hal yang berhubungan dengan konsumsi. Keterlibatan

konsumen dibagi menjadi dua butir utama dari motivasi, yaitu kekuatan dan

pandangan konsumen. Keterlibatan tinggi digambarkan dengan tingkat kekuatan yang

tinggi dari konsumen dan dengan kekuatan ini diarahkan untuk bisa melakukan

konsumsi. Konsumen dengan keterlibatan yang tinggi biasanya berfikir lebih dan

merasa lebih kuat. Keterlibatan rendah apabila konsumen menginvestasikan sedikit

kekuatan ke dalam perasaannya (Wilkie,1990).

Sedangkan menurut Mowen dan Minor (2002:83) dalam Alivia Rachma (2015:10)

keterlibatan konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan atau minat

konsumen terhadap perolehan, konsumsi, dan disposisi barang, jasa, atau ide. Dengan

semakin meningkatnya keterlibatan, konsumen memiliki motivasi yang lebih besar

untuk memperhatikan, memahami, dan mengelaborasi informasi tentang pembelian.

Peter dan Olson (1999:85) dalam Alivia Rachma (2015:10) mengemukakan 2 hal

penting yang memengaruhi keterlibatan konsumen, yakni:


22

1. Relevansi pribadi intrinsik.

Pengetahuan konsumen yang disimpan dalam ingatan. Konsumen mendapatkan

pengetahuan ini melalui pengalaman masa lalu mereka `terhadap suatu produk. Pada

saat mereka menggunakan produk atau memperhatikan orang lain menggunakannya,

konsumen belajar bahwa ciri produk tertentu memiliki konsekuensi yang dapat

membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting. Karena pengetahuan tersebut

disimpan dalam ingatan, maka membuatnya menjadi sumber intrinsik potensial bagi

keterlibatan. Jika pengetahuan ini diaktifkan dalam suatu situasi pengambilan

keputusan, konsumen akan mengalami perasaan relevansi pribadi atau keterlibatan.

2. Relevansi pribadi situasional.

Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan sosial yang ada disekitar kita yang

dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting sehingga membuat produk

dan merek yang terlihat secara pribadi lebih relevan. Sumber situasional dari

keterlibatan memiliki pengaruh yang besar pada beberapa situasi dikarenakan selalu

berkombinasi dengan relevansi pribadi intrinsik konsumen untuk menciptakan

keterlibatan yang benar-benar dialami konsumen selama proses pengambilan

keputusan.

Menurut Mulyana dkk (2013:18) faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan

konsumen adalah faktor (1) materialisme, (2) kegunaan produk, (3)inovasi, (4) faktor

stimulan, dan (5) faktor situasi. Sedangkan menurut Asael(2004) dalam Ghafeleh at.al

(2011:499) faktor yang memengaruhi keterlibatan produk adalah (1)lingkungan fisik,

(2)lingkungan sosial, (3)waktu dalam mengkonsumsi produk, (4)tujuan pembelian,

dan (5)situasi mental/jiwa seseorang.


23

Setiadi (2010) mengemukakan dua indikator sebagai alat ukur keterlibatan

konsumen, yaitu:

a. Brand loyalty

Pada brand loyalty tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli

selain merek produk yang sering dibelinya. Ketika merek produk itu tidak

tersedia, maka konsumen akan berusaha mencari produk tersebut di tempat lain

sampai mendapatkannya. Konsumen yang berperilaku seperti ini dapat

dikatakan bahwa konsumen loyal terhadap merek pilihannya. Loyalitas merek

dapat didefinisikan sebagai sikap menyenangi terhadap suatu merek yang

direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek tersebut

sepanjang waktu.

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari loyalitas

merek. Pertama dengan pendekatan instrumental conditioning, yang

memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu adalah

menunjukkan loyalitas merek. Perilaku pengulangan pembelian diasumsikan

merefleksikan penguatan atau stimulus yang kuat. Jadi, pengukur bahwa

seorang konsumen loyal atau tidak dilihat dari frekuensi dan konsistensi

perilaku pembeliannya terhadap merek. Pengukuran loyalitas dengan

pendekatan ini menekankan pada perilaku masa lalu.

Pendekatan kedua didasarkan pada teori kognitif. Beberapa peneliti percaya bahwa

perilaku itu sendiri tidak merefleksikan loyalitas merek. Dengan perkataan lain

perilaku pembelian berulang tidak merefleksikan loyalitas merek. Menurut

pendekatan ini, loyalitas menyatakan komitmen terhadap merek yang mungkin tidak

hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus. Konsumen mungkin
24

sering membeli merek tertentu karena harganya murah dan ketika harganya naik

konsumen beralih ke merek lain.

Pendekatan behavioral menekankan bahwa loyalitas dibentuk oleh perilaku,

sementara pendekatan kognitif memandang bahwa loyalitas merupakan fungsi

dari proses psikologis. Assel mengemukakan empat hal yang menunjukkan

kecenderungan konsumen yang loyal sebagai berikut :

1) Konsumen yang loyal terdapat merek cenderung lebih percaya diri


terhadap pilihannya.

2) Konsumen yang loyal lebih memungkinkan merasa tingkat resiko yang


lebih tinggi dalam pembeliannya.

3) Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap
toko.

4) Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap


merek.

b. Ekuitas merek

Sikap merek adalah aspek penting dari ekuitas merek. Ekuitas merek

menyangkut nilai suatu merek bagi pemasar dan bagi konsumen. Dari sudut

pandang pemasar, ekuitas merek menyiratkan keuntungan, arus kas dan pangsa

pasar yang lebih besar. Dari sudut pandang konsumen, ekuitas merek

melibatkan suatu sikap merek positif yang kuat didasarkan pada kepercayaan

dan arti baik yang dapat diakses dari dalam ingatan. Ketiga faktor ini

menciptakan hubungan konsumen merek yang menyenangkan dan kuat atas aset

yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan dasar bagi ekuitas merek.

Perusahaan dapat meminjam ekuitas merek dengan cara memperpanjang nama

merek yang positif pada produk lainnya. Biasanya merek yang paling tinggi
25

mengukur ekuitas merek dengan berfokus pada persepsi produk dan kualitas

produk.

2.1.5 Keputusan Pembelian


Menurut kotler (2002) menjelaskan bahwa keputusan pembelian adalah

tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari

berbagai faktor yang memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian

suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas,

harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat sebelum

konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalu beberapa

tahap terlebih dahulu yaitu, pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternative, keputusan membeli atau tidak, perilakupasca pembelian.

Peranan konsumen dalam keputusan pembelian menurut Swastha dan

Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah

keputusan membeli, yaitu : pengambilan inisiatif (initiator) : individu yang

mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan

dan keinginan tetapitidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

Orang yang memengaruhi (influencer) : individu yang memengaruhi keputusan

untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembuat keputusan

(decider) : individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa

yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

Pembeli (buyer) : individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

Pemakai (user) : individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang
26

dibeli. Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua

peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran

yang sesuai dengan pembeli. Kotler dan Armstrong (2012:224) menjelaskan

proses pengambilan keputusan pembelian melalui lima tahapan yaitu

pengenalan kebutuhan,pencarian informasi, pengevaluasi alternatif, keputusan

pembelian dan perilaku setelah membeli. (a) pengenalan kebutuhan; (b)

pencarian informasi; (c) pengevaluasian alternatif; (d) keputusan pembelian; (e)

perilaku setelah membeli. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:334) indikator

keputusan pembelian, yaitu (a) adanya kebutuhan akan suatu produk; (b)

timbulnya keinginan terhadap suatu produk; (c) daya beli yang dimiliki

konsumen.

Menurut (Kotler dan Keller,2007). tahapan pengambilan keputusan konsumen

yaitu :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan

atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internalatau

eksternal.

2. Pencarian Informasi

Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong

untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi

produk. Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal,

pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa

toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan


27

pencarian informasi pasif hanya denga nmembaca iklan dimajalah atau surat

kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi mencerminkan keyakinan dan sikap yang memengaruhi perilaku

pembelian mereka. Keyakinan adalah gambaran pemikiran seseorang tentang

produk atau merek memengaruhi keputusan pembelian mereka. Tak kalah

pentingnya dengan keyakinan sikap. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan

bertahan lama pada seseorang pada objek atau gagasan tertentu.

Evaluasi alternative terdiri dari dua tahap,yaitu menetapkan tujuan pembelian dan

menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternative pembelian berdasarkan

tujuan pembeliannya. Setelah konsumen mengumpulkan informasimengenai

jawaban alternative terhadap suatu kebutuhan maka konsumen akan

mengevaluasi pilihan dan menyederhanakan pilihan pada alternative yang

diinginkan.

4. Keputusan Pembelian

Setelah tahap tahap tadi dilakukan, sekarang saatnya bagi pembeli untuk

menentukan pengambilan keputusan apakah jadi membeli atau tidak. Jika

keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, penjual,

kualitas dan sebagainya. Konsumen bisa mengembalikan beberapa sub

keputusan, meliputi merek, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan

metode pembayaran. Contohnya ketika konsumen membeli mobil. Namun

dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih

sederhana. Ketika membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berpikir


28

tentang pemasok atau metode pembayaran. Proses dalam pengambilan

keputusan membeli,setelah melewati tahap-tahap sebelumnya. Apabila

konsumen dipuaskan dari pembelian tersebut maka akan ada pembelian

kembali. Konsumen melakukan pembelian yang nyata dengan alternatif

yang telah dipilih.

II.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Rukhbaniyah et al (2013) yang berjudul “Perilaku

Konsumen Terhadap Kopi Tubruk dan Kopi Instan di Kecamatan Pejagoan

Kabupaten Kebumen”, peneliti menganalisis tipe perilaku konsumen menggunakan

metode Fishbein’s Attitude Model dan Chi Square Test. Penelitian ini mempunyai

kesamaan produk dan tema yang diteliti dengan penelitian penulis.

Hasil dari penelitian Yesi Krista Karnasih (2014) yang berjudul Analisis Respon

Konsumen Terhadap Faktor-Faktor Marketing Mix dalam Pembelian Produk Luwak

White Coffee Instan di Pasar Swalayan Kota Surakarta menunjukkan bahwa tingkat

yang lebih banyak difikirkan oleh konsumen dalam membeli produk Luwak White

Coffee instan di Pasar Swalayan Kota Surakarta yaitu merek, jenis kemasan, gambar

dan warna, volume kemasan, kecepatan alir, kemudahan larut, aroma, rasa,

kenyamanan swalayan, isi pesan dan tampilan iklan.

Penelitian dari Rizki Ramadhani Andriani (2016) yaitu Analisis Pengambilan

Keputusan Konsumen dan Brand positioning Kopi Instan di Kota Surakarta

menunjukkan bahwa rasa menjadi faktor yang paling banyak menjadi pertimbangan

dan menjadi indikator mutu kopi instan dalam keputusan pembelian. Selain faktor
29

rasa, manfaat kopi instan untuk menghilangkan rasa kantuk juga menjadi alasan

mengapa seseorang menkonsumsi kopi instan.

Penelitian Muhammad Faris (2018) tentang Analisis Perilaku Konsumen Terhadap

Keputusan Pembelian Kopi Instan Di Luwes Grup Kota Surakarta Penelitian yang

bertujuan untuk menganalisis keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan

keputusan pembelian kopi instan dan menganalisis tipe perilaku konsumen kopi

Instan di pasar swalayan Kota Surakarta. Metode dasar pada penelitian ini

menggunakan metode deskriptip anlitik dengan teknik survey. Metode penelitian

daerah pada penelitian ini adalah dengan purposive yaitu Kota Surakarta. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan

keputusan pembelian Kopi Instan di pasar swalayan Kota Surakarta tergolong tinggi

dan beda antar merek dan harga kopi Instan menurut konsumen tidak signifikan. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tipe perilaku konsumen kopi Instan di Kota

Surakarta adalah tipe perilaku mengurangi keragu-raguan.

Berdasarkan penelitian diatas yang dipilih sebagai referensi untuk penelitian ini

karena terdapat kesamaan topik yang dibahas seperti perilaku konsumen dalam

membeli dan juga kesamaan produk yang diteliti yaitu kopi instan. Perbedaan dari

penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada metode penelitian.

Table 2.2 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu

Peneliti(Tahun) Penelitian Terdahulu Persamaan dan Perbedaan

Rukhbaniyah et al Perilaku Konsumen Persamaan


(2013) Terhadap Kopi
Tubruk dan Kopi  Objek Penelitian yaitu kopi instan
Instan di Kecamatan
Pejagoan Kabupaten  Tema penelitian tentang perilaku
Kebumen konsumen
30

Perbedaan

 Analisis data menggunakan


Fishbein’s Attitude Model dan Chi
Square Test

Yesi Krista Analisis Respon Persamaan


Karnasih (2014) Konsumen Terhadap
Faktor-Faktor  Objek Penelitian yaitu kopi instan
Marketing Mix dalam
Pembelian Produk Perbedaan
Luwak White Koffie
Instan di Pasar  Analisis data menggunakan analisis
Swalayan faktor.
KotaSurakarta
 Lokasi pengambilan sampel di
pasarswalayan

 Lokasi penelitian diKota Surakarta

RizkiRamadhani Analisis Persamaan


Andriani(2016) Pengambilan
Keputusan  Objek penelitian yaitu kopi instan
Konsumendan
Perbedaan
Brandpositioning
Kopi Instan di  Analisis data menggunakan analisis
KotaSurakarta faktor

 Lokasi penelitian di Kota Surakarta

Persamaan
Analisis Perilaku Konsumen
Muhammad Faris Terhadap Keputusan
 Analisis data menggunakan analisis
(2018) Pembelian Kopi Instan Di
beda antar merek dan harga,
Luwes Grup Kota Surakarta.
keterlibatan, dan tipe perilaku
konsumen

Perbedaan

 Lokasi penelitian di pasarswalayan

 Lokasi penelitiandi kotaSurakarta

Sumber : Rukhbaniyah (2013), Karnasih (2014), Andriani (2016),Faris(2018)

II.3 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran merupakan serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan

pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori
31

dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah. Kerangka

berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar

variable yang akan diteliti. Alur kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh

faktor-faktor yang melatarbelakangi terbentuknya keputusan pembelian pada Kopi

Golda di Indomart Tambun Bungai Kapuas. Faktor-faktor dalam penelitian ini

meliputi :faktor atribut produk, faktor keterlibatan konsumen dan faktor perilaku

konsumen. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang terbentuk nanti merupakan

gambaran bahwa faktor-faktor tersebut memengaruhi dalam memutuskan membeli

suatu produk.

Keterangan

Atribut Produk Parsial : --------


(X1) Simultan:_____

Keputusan Pembelian
Perilaku Konsumen (X2) Kopi Golda
(Y)

Keterlibatan Konsumen
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

II.4 Perumusan Hipotesis


Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitianyang

kebenarannyan masih harus diuji secara empiris. Dari perumusan


32

masalah,tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan telah dituangkan kerangka pikir,

makadapatditarik hipotesis sebagai berikut :

H1 Diduga ada pengaruh atribut produk pada keputusan pembelian kopi Golda

di Indomart Tambun Bungai Kapuas

H2 Diduga ada pengaruh Perilaku Konsumen Konsumen pada keputusan

pembelian kopi Golda di Indomart Tambun Bungai Kapuas

H3 Diduga ada pengaruh Keterlibatan Konsumen pada keputusan pembelian

kopi Golda di Indomart Tambun Bungai Kapuas

H4 Diduga Ada pengaruh atribut produk, perilaku konsumen, keterlibatan

konsumen secara simultan pada keputusan pembelian kopi Golda di

Indomart Tambun Bungai Kapuas


BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiono (2013) menjelaskan bahwa pendekatan kuantitatif yaitu

mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu kegiatan pada

wilayah tertentu. Desain penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai desain penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan. serta hukum warta atau karakteristik populasi dan bidang

tertentu.Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan

cara menggunakan kuisioner untuk mendapatkan data yang diperlukan.

III.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer

serta data sekunder.

1. Data primer

Dalam suatu penelitian data sangat penting bagi penelitian pada dasar ini

data primer bisa diartikan sebagai suatu data yang sudah didapat dan

dikumpulkan seorang peneliti di lapangan atau orang yang melakukan

penelitian serta orang bersangkutan yang sangat memerlukannya. Data

33
34

primer ini diklaim juga sebagai data orisinil atau data baru. (Hasan dalam

Muhammad Faris, 2018:27).

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapat dan dikumpulkan oleh orang yang

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang sudah ada. Data ini biasa

didapat dan berasal dari perpustakaan atau dalam laporan-laporan penelitian

yang terdahulu. Data sekunder diklaim pula data yang sudah tersedia(Hasan

dalam Muhammad Faris, 2018:27).Pada penelitian yang dilakukan ini data

sekunder digunakan menjadi data pendukung dalam penelitian. Sumber data

sekunder berasal dari hasil penelitian, artikel-artikel, penelusuran pustaka

yang berkaitan dengan perkembangan pemasaran dan keputusan pembelian.

III.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti akan mencari populasi terlebih dahulu sebelum

menentukan sampel. Dalam arti sempit, menurut Gempur Santoso (2005) dalam

Dhien Alfath Aulia(2013:62) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan

atau himpunan obyek dengan ciri yang sama. Sedangkan dalam arti luas,

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; subyek/obyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. Populasi yang
35

digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat di kabupaten Kapuas yang

pernah berkunjung ke Indomart Tambun Bungai, Kapuas minimal 2 kali.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2002). Bila ada populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin meneliti semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu.

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan teknik non-probability sampling,

yaitu teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik pemilihan

sampel non-probability samplingnya menggunakan sampling teknik sampling

aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok

itu cocok dengan sumber data. Selain itu teknik ini dipilih karena jumlah

populasinya tidak diketahui dan tidak bisa dirinci secara pasti. Menurut Roscoe

dalam Sugiyono (2012:91) untuk menentukan jumlah sampel yaitu ukuran

sampel yang layak dalam penelitian adalah 30-500. Kemudian menurut Fraenkel

dan Wallen (2012) menyarankan besar sampel minimum untuk penelitian

kuantitatif sebanyak 100. Maka, berdasarkan teori tersebut sampel yang menjadi

acuan oleh peneliti sebanyak 100 responden.

III.4 Teknik Pengumpulan Data


36

Dalam penelitian yang dibuat peneliti memerlukan data yang diperlukan

untuk melakukan analisis dalam penelitian, dimana ada 2 cara untuk

mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan menggunakan survei dengan pengamatan

langsung di lapangan, dengan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan

pencatatan langsung dengan sistematis mengenai apa yang sebenarnya

terjadi dilapangan(Dhien Alfath Aulia, 2013:45).

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner

adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden(Dhien Alfath Aulia, 2013:45). Kuesioner

digunakan untuk memperoleh data dari Konsumen Indomart Tambun

Bungai, Kapuas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi keputusan

konsumen terhadap pemilihan produk Kopi Golda.


37

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut

Ghozali (2011), skala Likert adalah skala yang berisi 5 tingkat preferensi

jawaban dengan pilihan sebagai berikut:

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju

3 = Kurang setuju

4 = Setuju

5 = Sangat setuju

2. Pengumpulan Data Sekunder

Dalam melakukan penelitian ini data sekunder diperoleh dari hasil penelitian,

artikel-artikel, penelusuran pustaka yang berkaitan dengan perkembangan

permasaran dan keputusan pembelian

III.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel


3.5.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono dalam Dhien Alfath Aulia( 2013:37)menjelaskan bahwa

variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel

itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi

antara satu dengan yang lainnya dalam sekelompok itu. Dalam penelitian ini

variabel dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu variabel bebas (independent) dan

variabel terikat (dependent). Berdasarkan telaah dan perumusan hipotesis, maka

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:


38

a. Variabel Bebas (Independent)

Hasil penelitian Dhien Alfath Aulia (2013:37) menyimpulkan bahwa variabel

bebas atau independent merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya

atau berubahnya variabel terikat (dependent).Dalam penelitian ini yang

merupakan variabel bebasnya adalah atribut produk(x1), keterlibatan

konsumen(x2), dan perilaku konsumen(x3).

Faktor Atribut Produk (X1) adalah karateristik atau fitur yang mungkin dimiliki

atau tidak dimiliki oleh objek. Atribut intrinsik adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut ekstrinsik adalah

segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal produk, seperti merek, kemasan,

dan label.(Mowen dan Michael,2012:312). Menurut Kotler dan Armstrong

(2012:255), suatu atribut produk biasanya diikuti oleh serangkaian indikator yang

menyertai produk meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

Indikator:

a) Kualitas Produk

b) Fitur Produk

c) Gaya dan Desain Produk

d) Merek

e) Kemasan

f) Label

g) Harga Produk

2. Faktor Perilaku Konsumen (X2) menurut Simammora (2003) mengemukakan

bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.


39

Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta

tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan

produk, dimana terdiri dari faktor budaya, faktor sosial, dan faktor pribadi.

Indikator :
a) Budaya

b) Sosial
c) Pribadi

3. Faktor keterlibatan konsumen (X3) Simammora (2003) mengemukakan bahwa

perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. Perilaku konsumen

menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam

memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk Menurut Setiadi

(2010) ada dua indikator sebagai alat ukur keterlibatan konsumen.

Indikator:

a) Brand Loyalty

b) Ekuitas Merek

b. Variabel Terikat (Dependent)

Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Menurut kotler (2002) menjelaskan bahwa keputusan pembelian

adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap

produk. Sangadji dan Sopiah (2013:334) keputusan pembelian dipengaruhi

oleh beberapa indikator untuk mencapai keputusan pembelian terdiri dari :

a) Adanya kebutuhan akan suatu produk


40

b) Timbulnya keinginan terhadap suatu produk

c) Daya beli yang dimiliki konsumen.

III.6 Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode analisa data kuantitatif, yaitu

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

3.6.1 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar

pertanyaan(angket) yang akan disajikan pada responden maka diperlukan Uji

Validitas. Apabila validitas dari setiap pertanyaan lebih besar (korelasi) (>) 0,30

maka butir pertanyaan dianggap Valid. Menurut Mudrajad Kuncoro, dalam

(Siregar & Ovilyani, 2017: 71).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas (kehandalan) untuk mengetahui kestabilan dan konsisten

responden dalam menjawab butir-butir yang berkaitan dengan konstruk

pertanyaan yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner maka diperlukan uji

reliabilitas (kehandalan). Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika

memiliki nilai Cronbach’s Alfa lebih besar (>) 0,60 Menurut Mudrajad

Kuncoro,dalam(Siregar&Ovilyani, 2017:71).
41

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas akan menguji data variabel bebas dan data variabel

terikatpada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau

berdistribusi tidak normal. Menurut Sunyoto, dalam (Astutik&Afandi,

2015:85)

2. Uji Heterokedatisitas

Salah satu teknik yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah

dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi, yaitu dengan cara melihat

grafik scatterplot antara standardized predicted value(ZPRED) dengan

studentized residual (SRESID) dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksidan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar

pengambilan keputusa yaitu : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

mmbentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,

seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.(Wahyuni, 2016:566)

3. Uji Multikolinieritas

Dalam output SPSS, masalah multikolinieritas ditunjukan lewat table

Coefficient, kolom Tolerance dan VIF (VarianceInflatedFactors). Tolerance

adalah indikator seberapa banyak variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa

dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Jika nilai tolerance sangat kecil(<0,10),

maka menandakan korelasi berganda satu variabel dengan variabel bebas lain
42

yang sangat tinggi dan terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF > 10, maka

menandakan terjadi multikolinieritas. Sehingga dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut :

Jika Tolerance> 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas antara

variabel bebas.

Jika Tolerance< 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas antar variable

bebas.

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atribut, keterlibatan konsumen, perilaku

konsumen, dan keputusan pembelian, maka digunakan analisis Regresi linear

berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besar

pengaruh dan perubahan lain yang ada hubungannya. Rumus persamaan regresi

linear berganda untuk dua variabel menurut UsmanAkbar, dalam

(Wahyuni,2016:567) adalah sebagai berikut:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Dimana:

Y = Keputusan Pembeliana

a =Konstanta

X1 = Atribut

X2 = Perilaku Kopnsumen

X3 =Keterlibatan Konsumen
43

b1, b 2, b3 = Koefisien regresi tiap variabel independent

e =error

3.6.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian

secaraparsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F). Hipotesis yang akan

diuji dandibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan variabel-variabel bebas

yaitu atribut produk, perilaku konsumen, dan keterlibatan konsumen serta

variabel terikat keputusan pembelian.

Menurut Nazir (2005:394) tingkat signifikan (significant level) yang

seringdigunakan adalah sebesar 5% atau 0,05 karena dinilai cukup ketat dalam

menguji hubungan variabel-variabel yang diuji atau menunjukkan bahwa korelasi

antara kedua variabel cukup nyata. Disamping itu tingkat signifikansi ini umum

digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Tingkat signifikansi 0,05 artinya adalah

kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%

atau toleransi kesalahan sebesar 5%. Hipotesis yang dibentuk dari variabel-

variabel tersebut adalah sebagai berikut:

H0: (ρ4= 0): atribut produk, perilaku konsumen, keterlibatan konsumen tidak

berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan

pembelian.

Hα:(ρ4≠0): atribut produk, perilaku konsumen, keterlibatan konsumen

berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan

pembelian.
44

1. Uji t

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji apakah setiap

koefisienregresi variabel bebas mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel

tidak bebas. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 :bi=0, artinya tidak dapat berpengaruh yang nyata terhadap keputusan

pembelian.

Ha :bi#0, artinya terdapat pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian.

Pembuktian dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah dan derajat kebebasan

(degree of freedom) atau tingkat kepercayaan 95% dengan alpha 5%. Sedangkan

proses penguji hipotesis dapat dilihat seperti dibawah ini:

Apabila nilai Sig thitung>Sigt tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Apabila nilai Sig thitung< Sig t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak (Menurut

Sugiyono, dalam (Wahyuni, 2016:568)).

2. Uji F Signifikasi Simultan

Uji F merupakan pengujian guna mengetahui hubungan antara tiga

variabel atau lebih. Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter

β (uji korelasi) dengan menggunakan uji F-statistik. Untuk menguji pengaruh

variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat

digunakan uji F. MenurutSugiyono (2013:257) dirumuskan sebagai berikut:

𝑅2/𝑘
𝐹ℎ=
(1 −𝑅2)/𝑛−𝑘−1)

Keterangan:
45

𝐹ℎ = Nilai uji F
𝑅2 = Koefisien korelasi berganda
𝑘 = Jumlah variabel
independent
𝑛 = Jumlah anggota
sampel

Distribusi F ini ditentukan oleh derajat kebebasan pembilang dan penyebut,

yaitu k dan n – k – 1 dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05.Untuk uji F,

kriteria yang dipakai adalah :

- H0 diterima bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙


- H0 ditolak bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Bila H0 diterima, maka dapat diartikan bahwa tidak adanya pengaruh

dari variabel-variabel independent secara bersama-sama atas suatu variabel

dependent dan penolakan H0 menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

dari variabel-variabel independent yang secara bersama-sama terhadap suatu

variabel dependent.

Gambar 3.1 Kurva distribusi F

DaerahPenola
DaerahPenerimaanHo kanHo

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Perhitungan Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

besar atau kuatnya pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
46

(Y). Semakin besar nilai R2 maka semakin kuat pengaruh antara kedua

variabel. Dalam menghitung R2 (Rangkuti, dalam(Wahyuni, 2016:567)).

Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

𝐾𝑑=𝑅2𝑋100%

Keterangan:

𝐾𝑑 =Besar atau jumlah koefisien determinasi

𝑅2 = Nilai koefisien korelasi

Sedangkan kriteria dalam melakukan analisis koefisien determinasi

adalah sebagai berikut:

a. Jika Kd mendekati nol(0), berarti pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent lemah, dan

b. Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent kuat.

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi atau

seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (Independent) terhadap

variabel terikat(Dependent), digunakan pedoman yang dikemukakan oleh

Sugiyono(2013:250).
47

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh atribut produk, perilaku

konsumen, keterlibatan konsumen secara parsial dan secara simultan pada keputusan

pembelian kopi Golda di Indomart Tambun Bungai Kapuas.

4.1.1 Identitas Responden

Responden penelitian ini adalah pelanggan Indomart Tambun Bungai di Kapuas.

Adapun karakteristik responden yang terdiri dari yaitu, jenis kelamin, umur, pendidikan,

dan pendapatan sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase %


1 Laki-laki 5 54
. 4
2. Perempuan 4 46
6
Total 1 100
0
0
Sumber : Data Primer
2022

Berdasarkan berikut, dapat dilihat bahwa jumlah


responden
tabel

terbanyak adalah responden laki-laki yaitu sebanyak 54 orang (54%), sedangkan responden
48

perempuan adalah sebanyak 46 orang (46 %).

2. Umur Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Jumlah Umur Persentase (%)


1. 17-25 78 78
2. 26-35 19 19
3. 36-45 3 3
Total 100 100

Sumber : Data primer diolah(2022)

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah

yang memiliku umur antara 17-25 tahun, yaitu sebanyak 78 orang (78 %), sedangkan

responden yang relatif sedikit adalah yang memiliki umur 26-35 tahun, yaitu sebanyak

19 orang (19 %), dan reponden yang umurnya di atas 35 tahun berjumlah 3 atau 3 %.

Hal ini menunjukan bahwa responden yang membeli Kopi Golda di Indomart Kapuas

pada umumnya adalah anak muda yang saat ini sedang dalam masa produktif.

3. Pendidikan Responden

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


1. SD 4 4
2. SMP 14 14
3. SMA 20 20
4. D3 30 30
5. S1 32 32
Total 100 100
49

Sumber : Data primer diolah(2022)


Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak

adalah yang memiliki pendidikan S1 sebanyak 32 orang (32%), sedangkan responden yang

paling sedikit adalah yang memiliki pendidikan SD sebanyak 4 orang (4 %).

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Statistik Deskriptif digunakan untuk menjelaskan deskripsi data dari

seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian yang dilihat dari nilai

minimum, nilai maksimumm, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden melalui penyebaran

kuesioner. Dalam penelitian ini digunakan skala likert. Jawaban yang diberikan

responden kemudian diberi skor dengan teknik agreedisagre scale dengan

mengembangkan pertanyaan yang menghasilkan jawaban setuju-tidak setuju dalam

berbagai rentang nilai.

Berdasarkan kategori jawaban responden dapat dijelaskan sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = sangat rendah atau sangat tidak baik yang menjelaskan bahwa kondisi

variabel masih sangat rendah atau sangat kecil.

1,81 – 2,60 = rendah atau tidak baik yang menjelaskan bahwa kondisi variabel yang

masih rendah atau kecil

2,61 – 3,40 = sedang atau cukup yang menejelaskan bahwa kondisi variabel yang

sedang atau cukup.

3,41 – 4,20 = tinggi atau baik yang menjelaskan bahwa kondisi variabel yang tinggi

atau baik.
50

4,21 – 5,00 = sangat tinggi atau sangat baik yang menjelaskan bahwa kondisi variabel

yang sangat baik atau baik.

1. Deskripsi Variabel Atribut Produk

Atribut Produk adalah karateristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki

oleh objek. Dalam penelitian ini variabel Atribut Produk diukur dengan 7 indikator

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk

No Pertanyaan STS TS KS S SS JM KATEGORI


L

1 Kualitas Produk kopi 0 13 27 41 19 100


Golda sangat baik dan
berkualitas. TINGGI

Skor 0 26 81 164 95 366

Rata-rata 3,66

2 Fitur-fitur produk kopi 0 10 27 37 26 100


Golda seperti rasa, bau,
dan warna pada kopi
sangat sesuai dengan
keinginan kebutuhan
pelanggan. TINGGI

Skor 0 20 111 108 130 369

Rata-rata 3,69

3 Kopi Golda mempunyai 0 21 35 19 25 100 TINGGI


51

desain produk kopi botol


yang sangat baik.

Skor 0 42 105 76 125 348

Rata-rata 3,48

4 Merek Kopi Golda sudah 0 11 30 33 26 100


dikenal oleh banyak
orang.

TINGGI
Skor 0 22 90 132 130 374

Rata-rata 3,74

5 Kopi Golda memiliki 0 8 34 34 24 100


kemasan yang sangat
menarik.

TINGGI
Skor 0 16 102 136 120 374

Rata-rata 3,74

6 Label dari Kopi Golda 0 2 36 34 20 100


sangat sederhana dan
memberikan informasi
singkat kepada pelanggan.
TINGGI
Skor 0 20 108 136 100 364

Rata-rata 3,64

7 Harga dari prdouk Kopi 0 12 35 33 20 100


Golda sudah sesuai
dengan keinginan
pelanggan.
TINGGI

Skor 0 24 140 132 100 396

Rata-rata 3,96
52

2. Deskripsi Variabel Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. Perilaku

konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam

memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk. Dalam penelitian ini

variabel perilaku konsumen diukur dengan 3 indikator sebagai berikut :

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen

No Pertanyaan STS TS KS S SS JM KATEGORI


L

1 Budaya 0 13 41 27 19 100

Saya membeli Kopi Golda


karena sangat diminati
oleh masyarakat disekitar TINGGI
dan menjadi minuman
favorit bagi saya.

Skor 0 26 123 108 95 352

Rata-rata 3,52

2 Sosial 0 7 50 28 15 100

Saya membeli Kopi Golda


karena dipengaruhi oleh
keluarga, teman dan
orang-orang disekitar
saya. TINGGI

Skor 0 14 150 112 75 351

Rata-rata 3,51
53

3 Pribadi 0 11 38 33 18 100

Saya membeli Kopi Golda


karena sesuai dengan
kebutuhan, usia dan
keadaan ekonomi saya.
TINGGI

Skor 0 22 114 132 90 358

Rata-rata 3,58

3. Deskripsi Variabel Keterlibatan Konsumen

Keterlibatan konsumen (consumer involvement) diartikan juga pemahaman dari

pengalaman dalam suatu hal yang berhubungan dengan konsumsi. Dalam penelitian ini

variabel keterlibatan konsumen diukur dengan 2 indikator sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keterlibatan Konsumen

No Pertanyaan STS TS KS S SS JML KATEGORI

1 Brand Loyalty 0 9 38 33 20 100

Jika Kopi Golda yang


mau saya beli habis,
maka saya akan pulang TINGGI
dan tidak mencari produk
alternatif lainnya.

Skor 0 18 114 132 100 364

Rata-rata 3,64

2 Ekuitas Merek 0 11 38 33 18 100 TINGGI

Saya mengingat merek


kopi Golda dalam
ingatan dan percaya
banyak orang yang
membelinya.
54

Skor 0 22 114 132 90 358

Rata-rata 3,58

4. Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian

keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak

terhadap produk. Dalam penelitian ini variabel keputusan pembelian diukur dengan 3

indikator sebagai berikut :

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian

No Pertanyaan STS TS KS S SS JM KATEGORI


L

1 Saya mengonsumsi Kopi 0 8 42 33 27 100


Golda karena adanya
dorongan kebutuhan
minum kopi. TINGGI

Skor 0 16 126 92 135 369

Rata-rata 3,69

2 Saya mengonsumsi Kopi 0 13 36 29 22 100


Golda karena adanya rasa
penasaran terhadap kopi
tersebut.
TINGGI
Skor 0 26 108 116 110 360

Rata-rata 3,60

3 Saya membeli Kopi Golda 0 15 31 25 29 100


karena sesuai dengan TINGGI
pendapatan saya..
55

Skor 0 30 93 100 145 368

Rata-rata 3,68

4.3 Hasil Analisis Penelitian

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel konstruk. Apabila kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan ialah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.(Ghozali,

2018). Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas

NO Indikator r r Ketera
hitu ta ngan
ng ble
1 Atribut Produk
Indikator 1 0,757 0,19 Valid
4
Indikator 2 0,606 0,19 Valid
4
Indikator 3 0,731 0,19 Valid
4
Indikator 4 0,736 0,19 Valid
4
Indikator 5 0,656 0,19 Valid
4
Indikator 6 0,743 Valid
0,19
Indikator 7 0,747 4 Valid

0,19
4
2 Perilaku
Konsumen
Indikator 1 0,736 0,19 Valid
4
Indikator 2 0,749 0,19 Valid
56

4
Indikator 3 0,801 0,19 Valid
4
3 Keterlibatan
Konsumen
0,639 0,19 Valid
Indikator 1 4
0,746 Valid
Indikator 2 0,19
4
4 Keputusan
Pembelian
0,731 0,19 Valid
Indikator 1 4
0,734 Valid
Indikator 2 0,19
0,761 4 Valid
Indikator 3
0,19
4

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa semua indikator yang digunakan pada

penelitian ini untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan memiliki

koefisien korelasi yang lebih besar dibanding dengan r tabel = 0,194, sehingga

semua indikator yang ada dalam penelitian ini ialah Valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

konstruk. Apabila kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan ialah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2018).

Berdasarkan perhitungan dengan program SPSS masing–masing variabel nilai alpha

terlibat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas


57

Alpha
Cronbach
NO Variabel Keterang
an
1 Atribut Produk 0,776 Reliabel
2 Perilaku 0,795 Reliabel
Konsumen
3 Keterlibatan 0,783 Reliabel
Konsumen
4 Keputusan 0,810 Reliabel
Pembelian
Dari hasil

diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki koefisien Alpha cukup yaitu diatas

0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing–masing variabel dari

kuesioner adalah reliabel, selanjutnya item pada masing–masing variabel tersebut layak

digunakan sebagai alat ukur.

4.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui pada

penelitian ini uji normalitas menggunakan One sample kolmogorov smirnov test.

Adapun tabel pengujian normalitas ialah sebagai berikut :


58

Tabel 4.10 Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
d Residual

N 100

Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. 1,76166413
Deviation
Absolute ,068
Most Extreme Positive ,061
Differences
Negative -,068
Kolmogorov-Smirnov ,677
Z

Asymp. Sig. (2-tailed) ,749


a. T
e
st distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.10 berdasarkan hasil pengujian uji normalitas yaitu data pada sampel

100 responden menunjukkan bahwa untuk pengujian variabel Atribut Produk, Perilaku

Konsumen dan Keterlibtan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian berdistribusi

normal. Terbukti dengan nilai signifikasinya yang telah melebihi batas tingkat

kesalahan ialah 0,749 > 0,05. dengan demikian pengujian pada variabel penelitian

berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

akan terjadi ketidaksamaan Varince dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Berikut tabel pengujian heteroskedasitas:


59

Tabel 4.11 Uji Heteroskodasitas Coefficientsa


Coefficientsa
Model Unstandardize Standardiz T S
d ed i
Coefficients g
Coeffi .
cients

B Std. B
Erro et
r a

(Constant) 2,049 ,648 3,162 ,002

Atribut ,084 ,054 ,259 1,540 ,127


Produk

Perilaku ,036 ,067 ,090 ,531 ,597


Konsumen

Keterlibata ,016 ,054 ,060 ,305 ,761


n
Konsumen

a. Dependent Variable: RES2


Pada tabel 4.11 hasil pengujian heteroskedasitas dengan uji glajser

menunjukkan bahwa nilai signifikan (sig.) untuk variabel X (Atribut Produk,

Perilaku Konsumen, dan Keterlibatan Konsumen) dimana nilai signifikan

menunjukkan angka (0,127 ; 0,597 ; 07,61) dengan nilai sig > 0,05. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi.

3. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Indenpenden).

Tabel 4.12 Pengujian Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Atribut Produk ,358 2,790


60

Perilaku ,354 2,826


Konsumen

Keterlibatan ,257 3,885


Konsumen

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa model regresi tidak mengalami gangguan

multikolonieritas. Hal ini tampak pada nilai tolerance masing – masing variabel

lebih besar dari nilai default yang ditentukan sebesar 0,10. Sedangkan untuk nilai

VIF juga menunjukkan dibawah angka 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolinearitas antar variabel indenpenden dalam model regresi.

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar

variabel bebas yaitu Atribut Produk (X1), Perilaku Konsumen (X2),dan Keterlibatan

Konsumen (X3) terhadap Variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian (Y). Hasil

pengujian regresi sebagai berikut :

Tabel 4.13 Analisis Regresi Coefficientsa


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize T S
Coefficients d i
Coefficients g
.
B Std. Beta
Erro
r

(Constant) 4,928 1,119 4,405 ,000

Atribut ,365 ,094 ,365 3,896 ,000


Produk
1 Perilaku ,247 ,115 ,202 2,143 ,035
Konsumen

Keterlibatan ,569 ,093 ,674 6,100 ,000


Konsumen

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
61

Y = 0,365 X1 + 0,202 X2 + 0,674 X3


Dimana :
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Atribut Produk
X2 : Perilaku Konsumen
X3 : Keterlibatan Konsumen

Interpetasi :

1. Nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,365. Variabel Atribut Produk berpengaruh

positif, artinya semakin Atribut Produk meningkat maka akan semakin

meningkat pula Keputusan pembelian.

2. Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,202. Variabel Perilaku Konsumen

berpengaruh positif, artinya jika Perilaku Konsumen meningkat maka akan

semakin meningkatkan keputusan pembelian.

3. Nilai koefisien regresi X3 sebesar 0,674. Variabel Keterlibatan Konsumen

berpengaruh positif, artinya semakin baik Keterlibatan Konsumen maka akan

semakin meningkatkan keputusan pembelian.

4.6 Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial (uji – t)

Uji t ialah untuk mengetahui apakah secara parsial Atribut Produk,Perilaku

Konsumen, dan Keterlibatan Konsumen berpengaruh secara signifikan atau tidak

terhadap Keputusan Pembelian. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05.

Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel beikut ini :

Tabel 4.14 Model Regresi Pengujian Hipotesis Coefficientsa

Model Unstandardized Standa T S


rdized i
Coefficients g
Coeffi .
cients
62

B Std. Be
Erro ta
r

(Constant) 4,928 1,119 4,405 ,000

Atribut ,365 ,094 ,365 3,896 ,000


Produk
1 Perilaku ,247 ,115 ,202 2,143 ,035
Konsumen
Keterlibatan ,569 ,093 ,674 6,100 ,000
Konsumen

a.Dependent Variable: Keputusan Pembelian


1. Atribut Produk (X1)

Hasil pengujian dengan SPSS dinyatakan valid karena nilai thitung lebih besar

dari pada nilai ttabel yaitu 3,896 > 1,984 dan diperoleh nilai thitung dari atribut produk

sebesar 3,896 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas

signifikansinya kurang dari 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang

berarti dapat dikatakan bahwa secara parsial Atribut Produk berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan pembelian.

2. Perilaku Konsumen (X2)

Hasil Pengujian dengan SPSS dinyatakan valid karena nilai thitung lebih besar

dari pada nilai ttabel yaitu 2,143 > 1,984 dan diperoleh nilai thitung dan minat beli

sebesar 2,143 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,035. Karena probabilitas

signifikansinya kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang berarti

dapat diaktakan bahwa secara parsial Perilaku Konsumen berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

3. Keterlibatan Konsumen (X3)

Hasil Pengujian dengan SPSS dinyatakan valid karena nilai thitung lebih besar
63

dari pada nilai ttabel yaitu 6,100 > 1,984 dan diperoleh nilai thitung dan kualitas

pelayanan sebesar 6,100 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Karena

probabilitas signifikansinya kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Yang berarti dapat diaktakan bahwa secara parsial Keterlibatan Konsumen

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.


64

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel indenpenden atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Berikut ini adalah tabel hasil uji F dengan pertihungan

statistik dengan menggunakan SPSS :

Tabel 4.15 Uji F ANOVAa

ANOVAa
Model Sum Df Me F S
of an i
g
Squa Squ .
res are

Regr 802,644 3 267,548 7 ,


essio 4 0
n , 0
0 0
7 b

3
1 Resid 346,746 96 3,612
ual
Total 1149,390 99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


b. Predictors: (Constant), Atribut Produk, Perilaku Konsumen, Keterlibatan
Konsumen

Berdasarkan hasil Uji F pada tabel diatas, menunjukkan nilai Fhitung sebesar 74,073

dengan probabilitas signfikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas signifikansinya

kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Yang berarti dapat dikatakan

bahwa variabel Atribut Produk, Perilaku Konsumen, dan Keterlibatan Konsumen

berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan


65

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

ialah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

indenpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.16 Model Summaryb

Model Summaryb

M R R Adjusted Std. Error of


a. R the Estimate Predictors:
o Squ
Square (Constant),
d are
Atribut e Produk,
Perilaku l Konsumen,
Keterlibatan
1 , , ,689 1 Konsumen
8 6 ,
3 9 9
6 8 0
a
1

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan tabel 4.16 dari hasil perhitungan program SPSS diketahui

bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar

0,689. Hal ini berarti 68,9% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh

variabel Atribut Produk, Perilaku Konsumen, dan Keterlibatan Konsumen.

Sedangkan sisanya 31,1% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar

penelitian atau dari ke tiga variabel tersebut.

IV.7 Pembahasan Hasil

1. Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian

Hasil dari penelitian ini menunjukkan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
66

variabel Atribut Produk berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian,

dengan kata lain bahwa Atribut Produk harus memiliki konsep dan kemampuan yang

kuat agar tercapainya tujuan dalam perusahan. Artinya semakin Atribut Produk

meningkat maka akan semakin meningkat pula keputusan pembelian.

Berdasarkan Kuesioner yang telah diisi oleh responden yang menyatakan Atribut

Produk kopi Golda sangat baik dan berkualitas dengan rata – rata adalah 3,66 dimana

nilai tersebut sudah termasuk dalam kategori “Tinggi atau Baik” artinya variabel

Atribut Produk dengan tujuh indikator yaitu Kualitas Produk, Fitur Produk, Gaya dan

Desain Produk, Merek, Kemasan Label, Harga Produk di nilai baik oleh responden.

Atribut Kopi Golda dalam hal ini yaitu tampilan dan gaya produk yang diberikan

cukup memuaskan, maka akan meningkatkan pembelian konsumen terhadap Kopi

Golda.

Hal ini sesuai dengan teori Dalam Lievin Et Al (2014 : 382) menjelaskan jika

suatu produk memiliiki identitas dan seharusnya memiliki kepribadian. Berdasarkan

dari hasil penelitian yang dikerjakan, identitas dari suatu produk berpengaruh

terhadap banyaknya perminataan produk, menyumbang peringkat penilaian produk

terhadap produk lainnya, dan memudahkan perbedaan antara satu produk dan produk

yang lainnya.

2. Pengaruh Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis kedua yang mengatakan bahwa

variabel Perilaku Konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Artinya jika Perilaku Konsumen meningkat maka akan semakin meningkat pula

keputusan pembelian.

Berdasarkan Kuesioner yang telah diisi oleh responden yang menyatakan Perilaku
67

Konsumen Kopi Golda di Indomart Kapuas dengan rata – rata adalah 3,52 dimana

nilai tersebut sudah termasuk dalam kategori “Tinggi atau Baik” artinya variabel

Perilaku Konsumen dengan tiga indikator yaitu Budaya, sosial, dan Pribadi pada Kopi

Golda di Indomart Kapuas dinilai baik oleh responden.

Hal ini sejalan bahwa Perilaku Konsumen yang diutarakan Simammora (2003)

mengemukakan bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah

tangga. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian

serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan

produk. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti

jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang

yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel variabel yang tidak dapat

diamati seperti nilainilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi,

bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang

kepemilikan dan penggunaan produk bermacam-macam.

3. Pengaruh Keterlibatan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa

variabel Keterlibatan Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian. Artinya semakin baik Keterlibatan Konsumen maka akan

semakin meningkatkan pula keputusan pembelian. Jadi semakin tinggi Brand Loyalty

dan Ekuitas Merk maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian.

Hal ini sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Setiadi (2010) Pada

brand loyalty tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain merek

produk yang sering dibelinya. Ketika merek produk itu tidak tersedia, maka

konsumen akan berusaha mencari produk tersebut di tempat lain sampai


68

mendapatkannya

Dari sudut pandang ekuitas merek yang melibatkan suatu sikap merek positif

yang kuat didasarkan pada kepercayaan dan arti baik yang dapat diakses dari

dalam ingatan. Ketiga faktor ini menciptakan hubungan konsumen merek yang

menyenangkan dan kuat atas aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan

dan dasar bagi ekuitas merek. Perusahaan dapat meminjam ekuitas merek

dengan cara memperpanjang nama merek yang positif pada produk lainnya.

Biasanya merek yang paling tinggi mengukur ekuitas merek dengan berfokus

pada persepsi produk dan kualitas produk. Dari definisi tersebut yang

menyatakan bahwa Keterlibatan Konsumen secara langsung berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Alafia Rachma. (2015). AnalisisKeterlibatanKonsumenDalamPembelianRumah


diPerumahanAraya Malang. Skripsi S1. Malang:Fakultas Ekonomi UIN MMI.
Andriani,RR (2016) Analisis Pengambilan Keputusan Konsumen dan Brand positioning
Kopi Instan di Kota Surakarta.Skripsi S1. FP USM
Aulya, D. A. (2013). Analisis Pengaruh Produk, Harga, Dan Kualitas Layanan Terhadap
Keputusan Pembelian“ ( Studi Pada Coffee Shop Stove Syndicate Di
Semarang )Skripsi S1. FEB UNDIP.
Faris,M. (2018). Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kopi Instan
Di Luwes Grup Kota Surakarta . Skripsi S1. FP USM.

Fraenkel, Jack. R., and Norman E. Wallen. 2012. How to Design and Evaluate Research in
Education 8th Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.

Gempur, Santoso. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Hadi, P. (2011). Relationship Marketing:Pengaruhnya terhadap Retensi Pelanggan(Studi
pada Restoran di Surabaya).
(https://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/238/269)
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.Ghalia
Indonesia Jakarta
Karnasih, YK. (2013). Analisis Respon Konsumen Terhadap Faktor-Faktor Marketing Mix
dalam Pembelian Produk Luwak White Koffie Instan di Pasar Swalayan Kota
Surakarta. Skripsi S1. FP UNS.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Lutfi Yulisa, Y. I. 2013. Perilaku Konsumsi Mahasiswa Universitas Lampung. Jiia,


Volume 1, No. 4 , 327.(https://media.neliti.com/media/publications/13266-ID-
perilaku-konsumsi-mahasiswa-universitas-lampung-terhadap-kopi-bubuk-instan-
siap.pdf).
Machfoedz, M. (2005). Pengantar Pemasaran Modern. Skripsi S1.UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Mowen, J.C dan Michael. 2002. Perilaku Konsumen Edisi Kelima Jilid I. Alih bahasa oleh
Lina Salim. Erlangga. Jakarta
68

Mulyana, Imam dan Dwi Suwandi. 2013 Ctira Perusahaan Seri Manajemen
Pemasaran.diakses dari www.e-imam.uni.acc
Prasetijo, R. dan John. J.O.I. 2004. Perilaku Konsumen Edisi Keenam Jilid 1.Binarupa
Aksara. Jakarta
Rukhbaniyah, Laila Yuni, Dyah Panuntun Utami, Istiko Agus Wicaksono.2013Perilaku
Konsumen Terhadap Kopi Tubruk dan Kopi Instan di Kecamatan Pejagoan
Kabupaten Kebumen. Jurnal Surya Agritama Volume 2 Nomor.
Rukmana, H. Rahmat. (2014). Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Lily. Skripsi
S1.Yogyakarta:Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNY.
Sangadji, E dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis
Disertai:Himpunan Jurnal Penelitian. ANDI Offset. Yogyakarta
Setiadi, Nugroho.2010. Perilaku Konsumen: Persektif Kontemporer Pada Motif,Tujuan,
Dan Kenginan Konsumen. Edisi Revisi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Simammora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Siregar, N., & Ovilyani, R. (2017, Juni 1). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Minat Beli Konsumen Dalam Menggunakan Indihome Sebagai Penyedia Jasa
Internet Di Kota Medan (Studi Kasus Kantor PlazaTelkom Cabang Iskandar
Muda No. 35 Medan Baru). Jurnal ManajemenTools, 7(1), 65-76.
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi R&D, Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Teori dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Wahyuni, Arie Made; Rasmini, Ketut Ni. 2016. Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance pada pengungkapan Modal Intelektual. Jurnal Buletin
StudiEkonomi. Vol.21 No
Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. BP Undip, Semarang
Wiratha, Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi.Yogyakarta
KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN PELANGGAN


UNTUK MELAKUKAN PEMBELIAN KOPI GOLDA DI INDOMART TAMBUN
BUNGAI KAPUAS

A. Petunjuk Pengisian
1. Jawaban pertanyaan ini sesuai dengan pendapat saudara.
2. Pilihan jawaban dari table daftar pertanyaan dengan member
tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang paling
sesuai menurut saudara.
3. Adapun makna tanda jawaban tersebut sebagai berikut:
a. STS : Sangat Tidak Setuju
b. TS : Tidak Setuju
c. KS : Kurang Setuju
d. S : Setuju
e. SS : Sangat Setuju
B. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin : L/P
Umur : A. 17-25 C. 36-45
B. 26- 35 D.>45
Keatas Pendidikan : A. SD C. SMA E. S1

B. SMP D. D3

1. Faktor Atribut Produk

No Pertanyaan STS TS KS S SS

1 Kualitas Produk kopi Golda sangat


70

baik dan berkualitas.

2 Fitur-fitur produk kopi Golda seperti


rasa, bau, dan warna pada kopi sangat
sesuai dengan keinginan kebutuhan
pelanggan.

3 Kopi Golda mempunyai desain


produk kopi botol yang sangat baik.

4 Merek Kopi Golda sudah dikenal oleh


banyak orang.

5 Kopi Golda memiliki kemasan yang


sangat menarik.

6 Label dari Kopi Golda sangat


sederhana dan memberikan informasi
singkat kepada pelanggan.

7 Harga dari prdouk Kopi Golda sudah


sesuai dengan keinginan pelanggan.

2. Faktor Perilaku Konsumen (X2)

No Pertanyaan STS TS KS S SS

1 Budaya
Saya membeli Kopi Golda karena
sangat diminati oleh masyarakat
disekitar dan menjadi minuman
favorit bagi saya.

2 Sosial
Saya membeli Kopi Golda karena
dipengaruhi oleh keluarga, teman
71

dan orang-orang disekitar saya.

3 Pribadi
Saya membeli Kopi Golda karena
sesuai dengan kebutuhan, usia dan
keadaan ekonomi saya.

3. Faktor Keterlibatan Konsumen (X3)

No Pertanyaan STS TS KS S SS

1 Brand Loyalty
Jika Kopi Golda yang mau saya
beli habis, maka saya akan pulang
dan tidak mencari produk alternatif
lainnya.

2 Ekuitas Merek
Saya mengingat merek kopi Golda
dalam ingatan dan percaya banyak
orang yang membelinya.

4. Keputusan Pembelian (Y)

No Pertanyaan STS TS KS S SS

Saya mengonsumsi Kopi Golda


1 karena adanya dorongan kebutuhan
minum kopi.

Saya mengonsumsi Kopi Golda


2 karena adanya rasa penasaran
72

terhadap kopi tersebut.

3 Saya membeli Kopi Golda karena


sesuai dengan pendapatan saya.

Anda mungkin juga menyukai