Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH JUST IN TIME

MANAJEMEN OPERASIONAL

Risky Kurniawan
(P100190038)

PRODI MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2020
ABSTRAK

Just In Time (JIT) adalah sebuah formula sistematis dan


terstruktur dalam produksi, dengan cara memproduksi atau
memesan pada pemasok suatu produk dengan catatan, yaitu hanya
jika diperlukan, sehingga kuantitas yang diminta pelanggan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan pada sebuah proses produksi suatu
perusahaan. Sistem just in time bertujuan menghilangkan
pemborosan melalui perbaikan terus menerus. Guna untuk
mencapai tujuan tersebut JIT mempunyai sistem yang harus di
lakukan. Sistem JIT, dapat dilaksanakan apabila dilakukan
pengendalian pelaksanaan produksi pada semua level pekerjaan
secara langsung, peningkatan atau penurunan jumlah kanban antar
stasiun kerja (WIP), memanfaatkan semua tolls yang ada,
menerapkan prinsip-prinsip lean, serta pengoptimalan efektifitas
melalui improvement, efisiensi, dan kontinyuitas.

Kata kunci: Just In Time, JIT, sistem, persediaan, produksi


PENDAHULUAN

Industri-industri di Indonesia memiliki sistem terapan


operasional masing-masing untuk mempermudah dalam melakukan
produksi dan pemasokan persediaan. Produksi dan pasokan
persediaan memerlukan biaya yang tidak kecil, seperti biaya
persediaan yang dibagi menjadi tiga biaya yaitu, biaya
penyimpanan, biaya pemesanan, pengiriman, dan penerimaan, serta
biaya kekurangan persediaan.
Secara prinsip, inventory atau persediaan dibagi menjadi
empat, yaitu pasokan, bahan baku, bahan dalam proses, dan barang
jadi. Manajemen operasional berperan penting di dalam melakukan
kegiatanproduksi. Menurut perspektif yang dikemukakan oleh
Chang dan Chou (2012), World Class Manufacturing adalah filosofi
manajemen yang menekankan atas kebutuhan pelanggan internal
dan eksternal. Secara konvensional, beberapa sistem pengendalian
persediaan produksi di perusahaan-perusahaan dunia antara lainred
line methode, two bin methode, out sourcing, just in time dan masih
ada banyak lagi, tergantung pada keperluan dan fungsi perusahaan
barang dan jasa.
Persoalan umum dalam persediaan ini semisal adalah tentang
kendala-kendala yang seringkali dihadapi perusahaan salah satu
contohnya pada perusahaan kecil seperti Fireplace Manufacturers
Inc, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan
peralatan rakitan. Perusahaan ini mengalami kendala dalam
sirkulasi arus kasnya. Kemudian imbasnya adalah agar tetap
berjalan, maka perusahaan harus menanggung persediaan dengan
nilai $1,1 juta untuk menjaga konsistensi penjualan dengan nilai $8
juta dalam kurun waktu satu tahun. Setelah perusahaan Fireplace
Manufacturers Inc menerapkan sistem Just In Time ke dalam
operasionalnya, yaitu dengan cara memangkas jumlah persediaan
dan mengontrol jumlah barangnya, kemudian dalam prosesnya
menjadi lebih efisien dan mengurangi resiko kerugian, hingga
menjadi $750.000. Di samping itu dengan menerapkan sistem
operasional JIT ini perusahaan dapat membebaskan $350.000 dalam
mengantongi kas, bahkan dalam penjualannya dapat meningkat
semakin naik hingga dua kali lipat.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, maka sudah
menjadi alternatif solusi bagi sebuah perusahaan untuk menerapkan
sistem JIT (Just In Time). Terapan sistem pendekatan JIT
merupakan instrumen untuk membantu mengidentifikasi dan
meminimalisir kerugian, menyeimbangkan jumlah antara
ketersediaan barang dalam perusahaan, dan pemasok yang
menyediakan bahan baku. Pada intinya JIT ini adalah sistem
operasional yang terkonsentrasi pada pemantauan sirkulasi terhadap
kegiatan pembelian barang, sirkulasi produksi, dan sirkulasi
distribusi barang.
PEMBAHASAN

Berbagai sumber memberikan telaah dan pengertian tentang


Just In Time (JIT). Henry Simamora (2012) menjelaskannya
sebagai sistem yang bermuara pada lokus-lokus manajemen
pabrikasi dan persediaan komprehensif, yaitu transaksi
pembelian untuk bahan baku serta berbagai suku cadang
dilakukan secara efektif dengan ketepatan waktu yang
disesuaikan dengan tahap-tahap pada proses produksi atau
pabrikasi. Kemudian menurut Charter (2015), menyatakan
bahwa JIT merupakan sebuah filosofi yang terpusat pada
pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan.Searti dengan
pernyataan tersebut, Agus Ristono (2010) menjelaskan bahwa
JIT merupakan suatu langkah usaha pengorganisasian leadtime
serta peminimalisiran biaya yang rendah, melalui identifikasi dan
pengeliminasian persediaan agar tidak terjadi pemborosan dan
varian.
Melalui berbagai sumber tentang pengertian berbagai
sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa JIT atau Just In
Time merupakan sebuah formula sistematis dan terstruktur dalam
proses produksi, dengan cara memproduksi atau memesan pada
pemasok suatu produk dengan catatan, yaitu hanya jika
diperlukan, sehingga kuantitas yang diminta pelanggan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan pada sebuah proses produksi suatu
perusahaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
perhitungan persediaan bahan baku membantu menggunakan
Just In Time adalah sebagai berikut:

a. Menghitung kuantitas pesanan minimum (Heizer, 2008:72)


Keterangan:

2 xOxD
Q* =
√ C

Q* : Kuantitas pesanan pada biaya minimum dalam unit


D : Total kebutuhan bahan dalam satu tahun
O : Biaya pemesanan setiap kali pesan
C : Biaya penyimpanan setiap unit

b. Menghitung total biaya tahunan yang minimum (Heizer,


2008:73).

C Q ¿ OD
T* = + ¿
2 Q

Keterangan:
T* : Total biaya tahunan yang minimum
c. Menghitung jumlah pengiriman yang optimal setiap kali
pesan (Saputra, 2014).

Q¿
Na = ( )
2 xq
2

Keterangan:
na : Jumlah optimal pengiriman dengan tingkat rata-rata
persediaan yang ditargetkan
a : Rata-rata target spesifik perbedaan dalam unit

d. Menghitung kuantitas pesanan untuk setiap kali pesan


(Saputra, 2014).

Qn = √ na x Q ¿

Keterangan:
Qn : Kuantitas pesanan JIT dalam unit

e. Menghitung kuantitas pengiriman yang optimal untuk setiap


kali pengiriman (Saputra, 2014).

Qn
q=
na

q : Kuantitas pengiriman yang optimal


f. Menghitung frekuensi pembelian bahan baku pembantu
(Saputra, 2014).

D
n=
Qn

Keterangan:
n : Jumlah pengiriman optimal selama satu tahun

g. Menghitung total biaya persediaan dengan sistem Just In


Time(Saputra, 2014).

1
Tjit= (T ¿ )
√n

Keterangan:
Tjit :Total biaya tahunan yang minimum untuk sistem
JIT
Tujuan utama dari JIT adalah menghilangkan pemborosan
melalui perbaikan terus menerus. Pemborosan yang dimaksud
adalah segala sesuatu mulai dari material sampai dengan sumber
daya manusia yang tidak memberikan nilai tambah pada proses
produksi. Pada dasarnya, JIT mempunyai beberapa tujuan dasar,
antara lain: mengoptimalkan setiap langkah dalam proses
manufakturing, menghasilkan produk sesuai keinginan pelanggan
dengan kualitas yang diharapkan pelanggan, meminimalkan bahkan
menurunkan ongkos manufaktur secara bertahap, menghasilkan
produk berdasarkan permintaan pasar atau pelanggan,
mengembangkan fleksibilitas manufacturing, mempertahankan
kerjasama kepada pemasok dengan komitmen tinggi. Menurut
Hansen & Mowen (2005:478) JIT memiliki dua tujuan strategis,
yaitu untuk meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi
bersaing perusahaan.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan JIT, maka pada
paparan berikut juga dijelaskan ciri khusus sistem JIT. Hal ini
sebagai identifikasi pembeda antara sistem JIT dengan sistem
manajemen lainnya.
a. Pemindahan material dengan pull system, yaitu permintaan
aktual pelanggan.
b. Kualitas produksi baik.
c. Jumlah pemesanan rendah.
d. Beban kerja menjadi berimbang
e. Mempunyai standarisasi komponen dan metode kerja
f. Terdapat jalinan kedekatan dengan para supplier
g. Sumber daya manusia yang fleksibel
h. Memfokuskan produksi pada produk
i. Pemeliharaan dilakukan secara terkontrol
j. Digunakan automatisasi produk
Secara spesifik, penjelasan sistem JIT di atas, dapat
dilaksanakan apabila dilakukan pengendalian pelaksanaan produksi
pada semua level pekerjaan secara langsung atau hands-on
management style. Dengan demikian, pada pelayanannya dapat
diukur melalui peningkatan atau penurunan jumlah kanban antar
stasiun kerja (WIP). Dengan memanfaatkan semua tolls yang ada,
serta menerapkan prinsip-prinsip lean secara konsisten di seluruh
mata rantai pasokan, maka pengoptimalan efektifitas dapat dicapai
melalui improvement, efisiensi, dan kontinyuitas.
Manfaat yang didapatkan ketika menerapkan JIT, yaitu
dalam pewaktuan seperti kegiatan-kegiatan set-up di dalam gudang
dapat dikurangi. Pentingnya mengatur dan mengurangi waktu
secara signifikan dalam aktivitas di gudang dapat membuka peluang
perusahaan untuk mengalihkannya dengan lebih banyak
memanfaatkan waktu secara efisien dan berfokus pada daerah-
daerah lain. Hal ini akan membuat aliran barang dari gudang ke
produksi menjadi meningkat. Sementara itu dalam hal SDM,
terapan JIT ini dapat membuat beberapa pekerja dapat diarahkan ke
daerah pekerjaan untuk bekerja secara tepat dan terencana pada
area-area vital tertentu, sehingga memungkinkan proses kerja lebih
cepat serta mengurangi beban pekerjaan mereka. Menempatkan
pekerja yang mempunyai skill tertentu dapat digunakan secara lebih
efisien untuk bidang keahlian tertentu pula. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk menggunakan pekerja tersebut dipekerjakan
dalam situasi krusial dan menyesuaikan kebutuhannya. Kemudian
dalam hal jam kerja karyawan serta penjadwalan produk akan lebih
konsisten. Dampak positif yang didapatkan adalah mengurangi
pemborosan uang perusahaan. Karena jika membayar pekerja,
sementara pekerjaan tidak selesai, namun hasil yang dicapai tidak
maksimal, justru malah terjadi pemborosan. Oleh karena itu, untuk
memanfaatkan tenaga pekerja yang ada, mereka dapat dialihkan
pada pekerjaan lain di sekitar gudang di luar jam normal. Manfaat
lain yang didapatkan ketika menerapkan JIT adalah adanya
meningkatnya hubungan perusahaan dengan para supliyer. Hal ini
dapat terjadi ketika perusahaan melakukan mobilitas dengan secara
kontinyu membangun komunikasi dengan para supliyer. Di lain itu,
mobilitas ini juga dapat membangun etos kerja, agar para karyawan
semakin bekerja keras demi mencapai pemenuhan target
perusahaan. Misalnya melakukan promosi, survey tentang
kepuasan, maupun mengontrol sirkulasi persediaan.
KESIMPULAN

Just In Time (JIT) merupakan sebuah formula sistematis dan


terstruktur dalam proses produksi, dengan cara memproduksi atau
memesan pada pemasok suatu produk dengan catatan, yaitu hanya
jika diperlukan, sehingga kuantitas yang diminta pelanggan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan pada sebuah proses produksi suatu
perusahaan. Perhitungan persediaan bahan baku untuk membantu
menggunkan system Just In Time antara lain dapat menghitung
kuantitas pesanan minimum, total biaya tahunan yang minimum,
jumlah pengiriman yang optimal setiap kali pesan, kuantitas
pengiriman yang optimal untuk setiap pengiriman, frekuensi
persediaan bahan baku pembantu, dan menghitung total biaya
persediaan dengan just in time.
Selain itu sistem just in time memiliki tujuan utama
menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus menerus. Guna
untuk mencapai tujuan tersebut JIT mempunyai sistem yang harus
di lakukan. Sistem JIT, dapat dilaksanakan apabila dilakukan
pengendalian pelaksanaan produksi pada semua level pekerjaan
secara langsung, peningkatan atau penurunan jumlah kanban antar
stasiun kerja (WIP), memanfaatkan semua tolls yang ada,
menerapkan prinsip-prinsip lean, serta pengoptimalan efektifitas
melalui improvement, efisiensi, dan kontinyuitas.
DAFTAR ACUAN
Edward Rizky Ahadian. “Studi Manajemen Persediaan Just In Time
Pada Proyek Konstruksi Gedung KPP Menteng”. Jurnal
Techno. Vol. 06 No. 01. Mei 2017.
Chen, Zhixiang & Bopaya Bidanda. “Sustainable Manufacturing
Production-Inventory Decision of Multiple Factories with
JIT Logistic, Compinent Recovery and Emission Control”.
Transportation Research Part E 128. 2019: 356-383.
Umi Elan & Moh. Alvin Fahmi. “Analisis Metode Pengendalian
Pemesanan Bahan Baku Penolong Roda Kereta Api
(BOGIE) PT. Barata Indonesia Di Gresik”. Gema Ekonomi
Jurnal Fakultas Ekonomi. Vol 8 No. 1 Juli 2019.
Bella Suciana Istiqomah & Iveline Anne Marie. “Perbaikan
Kebijakan Pengendalian Persediaan Just In Time Komponen
Produk Main Floor Side LH Pada PT Gaya Motor”. Jurnal
Ilmiah Industri. Vol. 14 No. 1. Juni 2015.
Janson, El Bethree Jeremya & I Nyoman Nurcaya. “Penerapan Just
In Time Untuk Efisensi Biaya Persediaan”. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 8. No. 3, 2019:1755-1783.
Putri Lestari, dkk. “Komparasi Metode Economic Order Quantity
dan Just In Time Terhadap Efisiensi Biaya Persedian”.
Jurnal Akuntansi Vol. 7 No. 1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Juni 2019.
Azhar Madianto, dkk. “Analisis Implementasi Sistem Just In Time
(JIT) Pada Persediaan Bahan Baku Untuk Memenuhi
Kebutuhan Produksi (Studi Pada PT Alinco, Karangploso,
Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 38 No. 1.
Fakultas Ilmu Administras Universitas Brawijaya Malang.
September 2016.
Marton, John Magnus, dkk. “JIT-Based Cost Analysis for Dynamic
Program Transformation”. School of Computing Science
Univeristy of Glasgow UK. 2016. 5-25.
Putu Sulastri. ”Sistem Just In Time (JIT) Penting Bagi Perusahaan
Industri”. Jurnal Darma Ekonomi. No. 36. Oktober, Tahun
2012.
Wang, Hui dkk. “Inernational Journal of Production Economics:
Manufacturing, System, Strategy, & Design”. Author’s
Accepted Manuscript tidak diterbitkan, 8 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai