Anda di halaman 1dari 35

Perencanaan Agregat

Teknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk membuat
jadwal induk. Agregat berarti penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumberdaya terbatas yang sama.
Perencanaan agregat ditujukan agar mendapatkan utilisasi maksimal sumberdaya manusia dan peralatan. Proses penetapan tingkat output/kapasitas
produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya
produks
Berikut diberikan contoh untuk memberikan gambaran awal perencanaan agregat. Pabrik kecil membuat beberapa model video player. Untuk
menjadwalkan sebuah produk, diperlukan data berapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan lainnya. Pada intinya,
dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa pilihan,
misalnya yang pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada waktu demand rendah, dan bekerja sesuai standar
pada waktu demand tinggi. Pendekatan ini menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi memerlukan biaya penyimpanan. Salah satu
pilihannya adalah dengan mempekerjakan dan menghentikan karyawan tepat sesuai dengan demand saat tersebut. Shift dapat ditambah atau dikurangi
sesuai dengan kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan menjadi tinggi. Pendekatan lainnya adalah dengan
menggunakan lembur. Tetapi ada peraturan yang membatasi waktu lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada saat demand tinggi
dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal produksi dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat
sebuah perencanaan agregat yang baik
Kapasitas pabrik adalah 38 produk per hari. Setiap unit yang tidak dikirim dikenai biaya penyimpanan $10 per bulan. Setiap unit back-order dikenai
biaya $25 per bulan hingga unit tersebut dikirimkan. Biaya produksi adalah $800 per unit pada waktu regular dan $1000 dengan menggunakan lembur.
Tabel berikut menggambarkan satu perencanaan agregat yang dapat digunakan untuk memenuhi demand yang telah diramalkan untuk produk tersebut.
Demand ramalan terlihat pada kolom 2, bervariasi dari 400 hingga 1500 unit per bulan. Kolom 3 merupakan demand kumulatif bulanan. Jumlah hari
produksi yang tersedia untuk waktu reguler dan lembur terdapat pada kolom 4 dan 5. Kapasitas produksi bervariasi bergantung kepada panjang bulan.
Pada bulan Agustus, kapasitas rendah karena terdapat hari libur. Satu perencanaan agregat yang mungkin diberikan pada kolom 6 dan 7.

Pada bulan Januari, untuk memproduksi 836 unit dibutuhkan waktu produksi reguler sebanyak 38 unit per hari selama 22 hari. Pada bulan Oktober,
November dan Desember, jadwal memproduksi lebih sedikit dari waktu produksi regular, yang berimplikasi pada penghentian beberapa orang
karyawan pada bulan-bulan tersebut. Produksi kumulatif jadwal produksi diberikan pada kolom 8. jika produksi kumulatif pada suatu bulan melebihi
demand kumulatif, kelebihan unit disimpan dan menghasilkan biaya penyimpanan. Jika demand kumulatif melebihi produksi, maka demand yang tidak
dapat terpenuhi tersebut harus di back-order. Kolom 9 dan 10 memperlihatkan jumlah unit yang disimpan dan back order pada setiap bulan. Lima
kolom terakhir memberikan gambaran biaya, dalam ribuan dollar, yang digunakan untuk mengevaluasi jadwal potensial ini. Kolom 11 adalah biaya
produksi regular. Untuk bulan Januari, biaya waktu regular adalah $668,800 yang dihasilkan dari 836 unit dikalikan $800 per unit. Kolom 12 adalah
biaya lembur. Kolom 13 adalah biaya penyimpanan yang terjadi, yang sama dengan $10 untuk setiap unit yang disimpan. Kolom 14 memberikan biaya
back-order, yang sama dengan $25 dikalikan dengan unit yang harus di back-order. Kolom terakhir memberikan biaya produksi total untuk setiap
bulan. Total biaya untuk jadwal ini adalah $7,814,270.

Jadwal dibuat dengan cara memetakan demand kumulatif sebagai garis terputus. Kapasitas waktu regular ditambah dengan waktu lembur
digambarkan sebagai garis tebal. Setiap jadwal yang berada di bawah garis kapasitas ini feasible untuk dilaksanakan. Salah satu dari jadwal feasible
yang ada adalah garis bertitik, yang mewakili sebuah jadwal untuk memproduksi pada kapasitas maksimum hingga bulan Agustus dan kemudian lebih
rendah dari kapasitas regular dan lebih rendah lagi selama bulan Desember.
Pertanyaan yang timbul: apakah ada jadwal lain yang memberikan biaya lebih rendah? Apakah ada model lain yang menghasilkan solusi berbiaya
minimum? Apakah ada pendekatan heuristic yang sederhana yang mudah digunakan dan akan menghasilkan solusi yang mendekati biaya minimum?
Terdapat beberapa pendekatan. Misalnya pendekatan secara grafis/tabel seperti yang ditunjukkan di atas. Menggunakan analisis empiris model yang
disederhanakan, yang kemudian dapat diselesaikan dengan teknik yang telah diketahui seperti pemrograman linier. Menggunakan model yang lebih
realistis dan lengkap yang diuji menggunakan computer untuk mengevaluasi solusi alternatif yang sangat banyak.
Tidak ada jaminan bahwa yang terbaik yang ada dalam sampel merupakan solusi optimal. Walaupun demikian, jika hasil mendekati optimal,
pendekatan tersebut sangat mungkin dapat berjalan dengan baik pada dunia nyata.
Manufaktur seperti GE, Yamaha, dsb menghadapi keputusan yang berat ketika berusaha untuk menjadwalkan produk seperti alat pendingin, jet ski,
dsb. di mana permintaan sangat bergantung pada variasi musiman. Jika perusahaan meningkatkan output dan pada saat tersebut musim panas lebih

hangat daripada biasanya, maka mereka dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Bagaimanapun, jika musim panas agak dingin, maka bisa jadi
banyak produk mahal yang tertahan tidak terjual. Mengembangkan rencana yang dapat memperkecil biaya yang berkaitan dengan peramalan adalah
satu fungsi utama manajer produksi.
B. Tujuan Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan.
Para manajer produksi berusaha untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diramalkan dengan menyesuaikan nilai produksi,
tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Pada umumnya, tujuan
perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Bagaimanapun, terdapat isu strategis lain yang mungkin lebih penting
daripada biaya rendah. Strategi tersebut mungkin untuk memperlancar tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat
pelayanan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tujuan perecanaan agregate antara lain:

Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi

Sebagai masukan perencanaan sumber daya

Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

Perencanaan agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana produksi. Ada empat hal yang diperlukan untuk perencanaan
agregat:

Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur output dan penjualan, seperti unit alat pendingin pada GE.

Peramalan permintaan untuk suatu perioda perencanaan jangka menengah yang layak pada selang waktu agregat tersebut.

Metoda untuk menentukan biaya yang didiskusikan.

Model yang mengkombinasikan peramalan dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk perioda perencanaan.

Dalam keputusan perencanaan agregat, ditunjukkan bagaimana rencana agregat berhubungan dengan perencanaan proses keseluruhan, dan dijelaskan
beberapa teknik yang digunakan para manajer ketika mengembangkan sebuah rencana agregat.
C. Fungsi Perencanaan Agregat
Fungsi perencanaan agregat antara lain
1. Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur
2. Pegangan untuk merancang jadwal induk produksi
3. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan
4. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
5. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
6. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian
7. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis
8. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi
D. Karakteristik Perencanaan Agregat
Berikut ini beberapa karakteristik yang menjadi cirri dari perencanaan agregat, yakni:

1. Dinyatakan dalam kelompok produk atau famili (aggregate)


2. Satuan unit tergantung jenis produk (ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang)
3. Satuan unit dikonversikan ke bentuk satuan rupiah
4. Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan
5. Horizon perencanaan cukup panjang (5 tahun)
E. Proses Perencanaan Agregat
Peramalan permintaan menjawab permasalahan pada jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Peramalan jangka panjang membantu para
manajer berhadapan dengan isu kapasitas dan strategis dan menjadi tanggung jawab manajemen puncak, sebagaimana ditunjukkan pada gambar.
Manajemen puncak merumuskan pertanyaan yang terkait dengan kebijakan, seperti perluasan dan penempatan fasilitas, pengembangan produksi baru,
pembiayaan riset, dan investasi dalam perioda beberapa tahun. Perencanaan jangka menengah dimulai setelah keputusan kapasitas jangka panjang
dibuat. Perencanaan tersebut menjadi pekerjaan seorang manajer produksi.
Penjadwalan keputusan mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas terhadap permintaan yang berubah-ubah. Rencana tersebut
harus konsisten dengan strategi jangka panjang manajemen puncak dan bekerja dengan sumberdaya yang dialokasikan oleh keputusan strategis
sebelumnya. Perencanaan jangka menengah dapat dipenuhi dengan membuat sebuah rencana produksi agregat.
Perencanaan jangka pendek dapat diperpanjang hingga satu tahun tetapi pada umumnya kurang dari 3 bulan. Rencana tersebut adalah juga
merupakan tanggung jawab karyawan produksi, yang bekerja dengan para penyelia dan mandor untuk "menguraikan" perencanaan jangka menengah
menjadi jadwal mingguan, harian, dan jam-an. Taktik untuk berhadapan dengan perencanaan jangka pendek meliputi pemuatan, pengurutan,
percepatan, dan pengiriman.
Pada gambar ditunjukkan horison waktu dan fitur untuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
F. Sifat Alami Perencanaan Agregat

Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti mengkombinasikan sumberdaya yang sesuai ke dalam jangka waktu
keseluruhan. Dengan peramalan permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana
harus memilih tingkat output untuk suatu fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Rencana tersebut dapat digunakan mungkin bagi
perusahaan manufaktur seperti GE, Whirpool, dan sebagainya.
Contoh perusahaan komputer yang masing-masing memproduksi model komputer mikro yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2) desktop (3)
komputer notebook, dan (4) mesin teknologi unggul dengan chip berkecepatan tinggi. Untuk setiap bulan pada tiga triwulan yang akan datang,
perencanaan agregat untuk "keluarga" komputer mikro mungkin memiliki output berikut (dalam unit produksi):
Triwulan 1

Triwulan 2

Triwulan 3

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

150,000

120,000

110,000

100,000

130,000

150,000

180,000

150,000

140,000

G. Hubungan Tugas Perencanaan Agregat dan Tugas Tanggungjawab

Eksekutif puncak memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal:

Perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun)

Penelitian & Pengembangan

Rencana produk baru

Penanaman modal

Lokasi/perluasan fasilitas

Manajer produksi memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal:

Perencanaan Jangka Menengah (3 hingga 18 bulan)

Perencanaan penjualan

Perencanaan produksi dan anggaran

Menentukan tingkat ketenagakerjaan, persediaan, level subkontrak

Menganalisis rencana produksi

Lain dari itu Manajer produksi juga bertugas dan bertanggung jawab layaknya para penyelia dan mandor
Tugas dan tanggung jawab dari para penyelia, mandor antara lain dalah sebagai berikut:

Rencana jangka pendek (hingga 3 bulan)

Penugasan pekerjaan

Pemesanan

Penjadwalan kerja

Pengiriman

Lembur

Bantuan paruh waktu

Tanggung jawab

Perencanaan tugas dan horizon

Perhatikan bahwa rencana produksi dalam agregat, tidak diuraikan per produk. Demikian juga, sebuah rencana agregat untuk GM
menunjukkan pada pabrik berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua-pintu atau empat-pintu atau berapa banyak
mobil berwarna merah atau hijau. Hal tersebut menunjukkan pada Nucor Steel berapa banyak ton baja yang akan diproduksi, tetapi tidak
membedakan kelas bajanya.
Perencanaan agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaan produksi yang lebih besar. Oleh karena itu sangat bermanfaat untuk dapat
memahami hubungan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal. Manajer produksi tidak hanya menerima input dari peramalan
permintaan bagian pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personil, kapasitas, dan ketersediaan bahan baku, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar. Di dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana agregat secara lebih terinci disebut
disagregasi. Disagregasi menghasilkan sebuah master production schedule, yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan material
(MRP). Master production schedule menangani pembelian atau memproduksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal
rencana kerja yang terinci bagi orang-orang dan penjadwalan prioritas bagi produk menghasilkan tahap akhir sistem perencanaan produksi

Berikut contoh elemen-elemen dalam perencanaan agregate untuk komputer. Elemen-elemen yang tersebut antara lain:
a) Pasar Komputer
b) Pasar dan permintaan
c) Keputusan produk
d) Riset dan Teknologi
e) Peramalan permintaan, pesanan
f) Keputusan perencanaan proses dan kapasitas
g) Rencana agregat untuk produksi
h) Tenaga kerja
i) Ketersediaan bahan mentah
j) Kapasitas eksternal (subkontraktor)
k) Persediaan
l) Master production schedule dan sistem MRP
m) Jadwal kerja terinci. (Hendra Poerwanto G)

Perencanaan Agregat & Contoh Soal Metode Grafik dan Transportasi


Christophel Pratanto

2 comments

Pengertian Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan
olehpara manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).
Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai
produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, danvariabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dankuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas
dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.

Tujuan Perencanaan Agregat


Pada dasarnya tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau
keuntungan pada periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya
rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau
memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan
dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.Ada empat
hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:

Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output

Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat.

Metode untuk menentukan biaya

Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan

Sifat Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan.
Dengan prediksi permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus
memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak
menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut.
Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil
dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

Hubungan Input dan Output Perencanaan Agregat

Gambar di atas memperlihatkan bahwa dalam membuat rencana agregat untuk produksi, manajer operasi tidak hanya menerima input
mengenai prediksi permintaan dari bagian pemasaran, tetapi harus pulaberhadapan dengan data keuangan, personel (tenaga kerja), persediaan
kapasitas eksternal (subkontraktor), dan ketersediaan bahan baku/mentah. Didalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan
rencana agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disagregation). Disagregasi menghasilkan sebuah jadwal produksi induk (master production
schedule),yang menyediakan input bagi system perencanaan kebutuhan material(material requirement planning-MRP system). Master production
schedule menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal kerja yang terinci bagi orang-orang
dan prioritas penjadwalan bagi produk menghasilkan tahap akhir system perencanaan produksi

Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat


Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain :

Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)

Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar apabila
tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman.

Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)

Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi
menurun dengan drastic. Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK,
menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini dianggap sebagai biaya
pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggungperusahaan.

Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)

Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan
lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular.Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena
capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak
selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur yang besarnya
merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.

Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan)

Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan
bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahannya modal,pajak, asuransi, kerusakan
bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi
sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa
barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi ini pada system MTO(Make to order =Memproduksii berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan jadwal
jadwal penterahan order terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock =Memproduksi untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan
beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai
kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai biaya kehabisan persediaan. Biaya kehabisan persediaan ini sama
nilainya dengan biaya pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu.

Subcontract Cost (biaya subkontrak)

Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa
ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya biaya
mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.

Strategi Perencanaan Agregat.


Terdapat delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas (capacity option) atau disebut strategi perencanaan agregat
secara murni (Pure Strategy) sebab pilihan ini tidak berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan. Tiga
pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand option) dimana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola permintaan selama
periode perencanaan. Strategi-strategi ini melibatkan manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja,kapasitas, dan variabel lain yang
dapat dikendalikan

Pilihan Kapasitas / Pure Strategy

Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar(produksi) berikut:

1.

Mengubah tingkat persediaan


Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa
mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal
yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap tahunnya). Pada sisi
lain, ketika perusahaan memasuki masa dimana permintaan meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat mengakibatkan tidak terjadinya
penjualan yang disebabkan waktu tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.

2.

Meragamkan jumlah tenaga kerja


Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan.Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan
atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru memerlukan pelatihan, dan

produktivitas rata-rata menurun untuk sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja, menurunkan moral semua
pekerja dan dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.

3.

Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong

Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan
rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa
banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas
pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat
tetap berjalan.Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses
yang sulit.

4.

Subkontrak

Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi.Bagaimana
pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan antaralain :
-

Mahal

Membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing

Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.

5.

Penggunaan karyawan paruh waktu

Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan direstoran, toko
eceran, dan supermarket.

Pilihan Permintaan

Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut :

6.

Mempengaruhi permintaan.

Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan
diskon. Perusahaan penerbangan dan hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim sepi; perusahaan telepon membebankan
biaya yang lebih murah pada malam hari; beberapa perguruan tinggi member diskon bagi warga senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada
waktu musim dingin. Bagaimana pun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan
permintaan dengan kapasitas produksi.

7.

Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.


Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi
pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka maupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi
yang mungkin dijalankan. Banyak perusahaan menggunakan tunggakan pesanan,tetapi pendekatan ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.

8.

Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musimyang berbeda).Sebuah teknik
pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan
perpaduan dari barang counterseasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan atau mesin pemotong
rumput dan penyingkir salju. Bagaimanapun, perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan produk
atau jasa di luar area keahlian atau target pasar mereka.

Strategi Campuran ( mixed Strategy )

Walupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi
diantara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkinakan lebih baik

Kebanyakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian
pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat berdasarkan
pada prediksi itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manager operasi masih memiliki banyak
kemungkinan rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :

strategi perburuan (chase strategy)

Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode
tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai jalan. Sebagai contoh, manager operasi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan
merekrut atau menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produks idengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,atau
subkontrak.

strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy).


Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap samadari periode ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan
mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam dan mungkin membiarkan persediaan barang jadi naik atau turun untuk menopang
perbedaan permintaan dan produksi atau menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika
permintaan stabil.

Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Strategi Perencanaan Agregat

Pilihan

Keunggulan

Kerugian

Beberapa Komentar

Mengubah tingkat
persediaan

Perubahan sumber
daya manusia
terjadi secara
bertahap atau
tidak ada
perubahan
produksi secara
tiba-tiba

Biaya penyimpanan
persediaan dapat
meningkat.
Kekurangan
persediaan dapat
menyebabkan
kehilangan
pernjualan

Diterapkan terutama
untuk produksi dan
operasi, bukan jasa

Meragamkan
jumlah tenaga
kerja dengan
merekrut atau
memberhentikan
karyawan

Menghindari biaya
alternative lain

Biaya perekrutan,
PHK, dan pelatihan
mungkin berjumlah
besar.

Digunakan di mana
jumlah angkatan kerja
besar

Meragamkan
tingkat produksi
melalui waktu
lembur atau
waktu kosong

Menyesuaikan
fluktuasi musiman
tanpa biaya
perekrutan /
pelatihan

Upah lembur mahal;


karyawan lelah;
mungkin tidak
dapat memenuhi
permintaan

Memungkinkan
fleksibilitas dalam
rencana agregat

Subkontrak

Membolehkan
adanya fleksibilitas
dan memuluskan
output perusahaan

Kehilangan
pengendalian mutu;
mengurangi
keuntungan;
kehilangan bisnis di

Diterapkan terutama
dalam penentuan
produksi

masa datang

Menggunakan
karyawan paruh
waktu

Lebih murah dan


lebih fleksibel
daripada karyawan
penuh waktu

Biaya perputaran
karyawan/ pelatihan
tinggi; sulit
membuat
penjadwalan

Baik untuk pekerjaan


yang tidak membutuhkan
keterampilan di wilayah
dengan jumlah tenaga
kerja sementara yg bnyak

Mempengaruhi
permintaan

Mencoba untuk
menggunakan
kapasitas berlebih;
diskon menarik
pelanggan baru

Ketidakpastian
permintaan, sulit
untuk
menyesuaikan
permintaan pada
pasokan ssecara
tepat

Menciptakan ide-ide
pemasaran, sering
digunakan overbook
( permintaan melebihi
pasokan) dalam beberapa
jenis usaha

Tunggakan
pesanan selama
periode
permintaan tinggi

Dapat menghindari
lembur, menjaga
kapasitas tetap
konstan

Pelanggan harus
mau menunggu,
tetapi kehendak
baik akan hilang

Banyak perusahaan
melakukan tunggakan
pesanan

Perpaduan produk
dan jasa
counterseasonal

Sumber daya yang


dimanfaatkan
secara penuh;
memungkinkan
tenaga kerja stabil

Mungkin
membutuhkan
keahlian atau
peralatan diluar
keahlian
perusahaan

Sangat berisiko untuk


menemukan produk atau
jasa dengan pola
permintaan yang
berlawanan

Metode Metode Perencanaan Agregat.

Banyak metode yang telah dikembangkan untuk perencanaan agregatini tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

a. Dengan pendekatan Optimasi :


progamma linier
aturan HMMS (Linier Decision Rule)
search Decision Rule, dll

b. Dengan pendekatan Heuristik :


metode grafik
metode koefisien manajemen
metode parametric, dll

Tidak semua metode ini akan dijelaskan pada buku ini Namun pada prinsipnya semua metode yang ada akan menghasilkan kecepatan
produksi pada periode perencanaan yang dibuat, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta tingkat persediaan yang terjadi.

Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)


Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variable
secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.
Pendekatan yang digunakan adalah trial and error yang tidak menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan
yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang palingdasar pekerjaannya (karyawan administrasi).

Tahapan dalam metode ini adalah:


A. A. Tentukan permintaan pada tiap periode.
B.

B. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan subkontrak untuk tiap periode

C.

C. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan.

D.

D. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan tingkatan persediaan.

E. E.

2.

Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.

Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan


Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak dikembangkan diantaranya:

A.

A. Metode Transportasi Dalam Program Linear Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk
memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear.

B.

B. Linear Decision Rule Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga
kerja sepanjang periode tertentu.

Contoh Perhitungan Metode Grafik dan Diagram


1.

Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.

2.

Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode
periode tempat terjadinya kekurangan barang (back order) dan periode-periode adanya kelebihan barang (inventory).

3.

Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan kelebihan barang tersebut.

4.

Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil.
Contoh berikut ini akan memberikan gambaran metode grafis ini.
Perusahaan ABC telah meramalkan permintaan akan produknya secara
agregat yang dapat diliihat pada Tabel sebagai berikut :

Periode

Permintaan

Kumulatif
Permintaan

220

220

170

390

400

790

600

1.390

380

1.770

200

1.970

130

2.100

300

2.400

Kecepatan Produksi
Histogram dan kumulatif permintaan di atas menggambarkan bagaimana permintaan menyimpang dari rata-rata kebutuhan. Dengan menggunakan
strategi murni beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu :
1.

Alternatif 1 : Mengendalikan jumlah tenaga kerja

Alternatif ini melibatkan penambahan dan pengurangan jumlah tenagakerja sesuai dengan kebutuhan. Laju produksi akan sama dengan permintaan.
Biaya rencana ini yaitu Rp 138.000,-

Periode

Permintaan

Biaya
Penambahan
Tenaga Kerja

Biaya
Pengurangan
Tenaga Kerja

Biaya Total

220

170

500

500

400

23.000

23.000

600

20.000

20.000

380

33.000

33.000

200

27.000

27.000

130

10.500

10.500

300

17.000

17.000

Total

2.

138.000

Alternatif 2 : Mengendalikan jumlah persediaan

Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja,maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju
rata rata permintaan dan fluktuasi permintaan dipenuhi menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel berikut dan berdasarkan
perhitungan di bawah, kekurangan maksimum sebesar 270 unit terjadi pada periode 5. Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan maka
kekurangan ini dipenuhi mulai dari periode pertama. Biaya rencana total Rp.96.500,-,

Periode

Permintaa
s

Kumulatif
Permintaa

Kecepata
n

Kumulati
f

Produksi

Produksi

Persediaa
n

Penyesuaia
n

Biaya
Persediaa

Persediaan
(270 unit)

220

220

300

300

80

350

17.500

170

390

300

600

210

480

24.000

400

790

300

900

110

380

19.000

600

1.390

300

.200

-190

80

4.000

380

1.770

300

1.500

-270

200

1.970

300

1.800

-170

100

5.000

130

2.100

300

2.100

240

13.500

300

2.400

300

2.400

270

13.500

Total

3.

96.500

Alternatif 3: Subkontrak

Perusahaan menginginkan memproduksi sejumlah permintaan minimum dan sisa permintaan dipenuhi dengan subkontrak.Biaya
rencana total Rp.108.000,-

Periode

Permintaan

Kecepatan
Produksi

Subkontrak

Biaya Total

220

130

90

7.200

170

130

40

3.200

400

130

270

21.600

600

130

470

37.600

380

130

250

20.000

200

130

70

5.600

130

130

300

130

170

13.600

Total

4.

108.300

Alternatif 4 : Strategi Hibrid

Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan beberapa strategi murni dengan kebijaksanaan sebagai berikut :
1.

Laju produksi konstan sebesar 200 unit/3 bulan dan dimungkinkan untuk melakukan lembur sebesar 25 % jika permintaan melebihi laju produksi.
2. Jika dengan lembur belum terpenuhi, penambahan-pengurangan tenaga kerja akan dilakukan.
Perhitungan setiap langkah kebijaksanaan diatas dapat dilhat pada tabel berikut,:

Period
e

Permintaa
n

Produk
si jam
normal

Kebutuha
n
tambahan
setelah
jam
normal

Produk
si jam
lembur

Kebutuha
n jam
normal +
jam
lembur

Biaya
persediaa
n

Biaya
lembu
r

Biaya
perubaha
n tenaga
kerja

Total
Biaya

220

200

20

50

-30

1.500

1.000

2.500

170

200

-30

-30

3.000

3.000

400

200

200

50

150

1.000

9.000

10.000

60

200

400

50

350

1.000

26.000

27.000

380

200

180

50

30

1.000

33.000

34.000

200

200

19.500

19.500

130

200

-70

-70

3.500

3.500

300

200

100

50

50

1.000

1.000

2.000

Total

101.50
0

Strategi

Biaya Total

Mengendalika
n jumlah
tenaga kerja

138.000

Mengendalika
n jumlah
persediaan

96.500

Subkontrak

108.300

Strategi
Hibrid

101.500

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel diatas, biaya rencana total Rp 101500,-. Jika dilakukan analisa, alternative 2 yaitu mengendalikan jumlah
persediaan ternyata lebih murah dibandingkan melakukan penambahan pengurangan tenaga kerja, subkontrak, maupun strategi hibrid. Berdasarkan
hasil diatas, beberapa kombinasi strategi murni masih dapat dilakukan. Walaupun metode grafik tidak memberi solusi optimum, tetapi sangat
membantu sebagai pegangan untuk melakukan operasi harian.

Contoh Perencanaan Agregat Metode Tabular ( model transportasi )

Metode transportasi digunakan untuk model program linier. Berikut ini akan dibahas suatu kasus menggunakan model transportasi
dengan data-data :

Permintaan :

Periode

Permintaan

500

800

1700

900

Kapasitas :

Pasokan Yang Ada


Period
e

Jam Normal

Jam Lembur

Subkontrak

700

250

500

800

250

500

900

250

500

500

250

500

Persediaan Awal

Persediaan akhir yang diinginkan

Biaya lembur

Biaya Subkontrak

:Rp 150/unit

Biaya jam Normal

:Rp 100/unit

Biaya Persediaan

:Rp 20/unit/periode

: 100 unit
: 150 unit
:Rp 125/unit

Penyelesaian :
Keterangan :
1.

Total Cost : 400(100) + 300 (140) + 800(100) + 250(145) + 900(100) + 250(125) + 500(100) + 350(125)
= 445.750

2.

Yang diproduksi adalah :

Periode

Rencana Produksi

Permintaan

700

500

1.050

800

1.150

1.700

1.250

900

Berarti yang diproduksi Permintaan


System produksi tidak Back Order sehingga kebutuhan pada periode I tidak mungkin dipenuhi oleh periode 2.
Jadwal produksi induksinya adalah :
Kwartal

I 700 unit

II 1.050 unit
III 1.150 unit
IV 1.250 unit

Anda mungkin juga menyukai