Teknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk membuat
jadwal induk. Agregat berarti penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumberdaya terbatas yang sama.
Perencanaan agregat ditujukan agar mendapatkan utilisasi maksimal sumberdaya manusia dan peralatan. Proses penetapan tingkat output/kapasitas
produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya
produks
Berikut diberikan contoh untuk memberikan gambaran awal perencanaan agregat. Pabrik kecil membuat beberapa model video player. Untuk
menjadwalkan sebuah produk, diperlukan data berapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan lainnya. Pada intinya,
dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa pilihan,
misalnya yang pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada waktu demand rendah, dan bekerja sesuai standar
pada waktu demand tinggi. Pendekatan ini menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi memerlukan biaya penyimpanan. Salah satu
pilihannya adalah dengan mempekerjakan dan menghentikan karyawan tepat sesuai dengan demand saat tersebut. Shift dapat ditambah atau dikurangi
sesuai dengan kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan menjadi tinggi. Pendekatan lainnya adalah dengan
menggunakan lembur. Tetapi ada peraturan yang membatasi waktu lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada saat demand tinggi
dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal produksi dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat
sebuah perencanaan agregat yang baik
Kapasitas pabrik adalah 38 produk per hari. Setiap unit yang tidak dikirim dikenai biaya penyimpanan $10 per bulan. Setiap unit back-order dikenai
biaya $25 per bulan hingga unit tersebut dikirimkan. Biaya produksi adalah $800 per unit pada waktu regular dan $1000 dengan menggunakan lembur.
Tabel berikut menggambarkan satu perencanaan agregat yang dapat digunakan untuk memenuhi demand yang telah diramalkan untuk produk tersebut.
Demand ramalan terlihat pada kolom 2, bervariasi dari 400 hingga 1500 unit per bulan. Kolom 3 merupakan demand kumulatif bulanan. Jumlah hari
produksi yang tersedia untuk waktu reguler dan lembur terdapat pada kolom 4 dan 5. Kapasitas produksi bervariasi bergantung kepada panjang bulan.
Pada bulan Agustus, kapasitas rendah karena terdapat hari libur. Satu perencanaan agregat yang mungkin diberikan pada kolom 6 dan 7.
Pada bulan Januari, untuk memproduksi 836 unit dibutuhkan waktu produksi reguler sebanyak 38 unit per hari selama 22 hari. Pada bulan Oktober,
November dan Desember, jadwal memproduksi lebih sedikit dari waktu produksi regular, yang berimplikasi pada penghentian beberapa orang
karyawan pada bulan-bulan tersebut. Produksi kumulatif jadwal produksi diberikan pada kolom 8. jika produksi kumulatif pada suatu bulan melebihi
demand kumulatif, kelebihan unit disimpan dan menghasilkan biaya penyimpanan. Jika demand kumulatif melebihi produksi, maka demand yang tidak
dapat terpenuhi tersebut harus di back-order. Kolom 9 dan 10 memperlihatkan jumlah unit yang disimpan dan back order pada setiap bulan. Lima
kolom terakhir memberikan gambaran biaya, dalam ribuan dollar, yang digunakan untuk mengevaluasi jadwal potensial ini. Kolom 11 adalah biaya
produksi regular. Untuk bulan Januari, biaya waktu regular adalah $668,800 yang dihasilkan dari 836 unit dikalikan $800 per unit. Kolom 12 adalah
biaya lembur. Kolom 13 adalah biaya penyimpanan yang terjadi, yang sama dengan $10 untuk setiap unit yang disimpan. Kolom 14 memberikan biaya
back-order, yang sama dengan $25 dikalikan dengan unit yang harus di back-order. Kolom terakhir memberikan biaya produksi total untuk setiap
bulan. Total biaya untuk jadwal ini adalah $7,814,270.
Jadwal dibuat dengan cara memetakan demand kumulatif sebagai garis terputus. Kapasitas waktu regular ditambah dengan waktu lembur
digambarkan sebagai garis tebal. Setiap jadwal yang berada di bawah garis kapasitas ini feasible untuk dilaksanakan. Salah satu dari jadwal feasible
yang ada adalah garis bertitik, yang mewakili sebuah jadwal untuk memproduksi pada kapasitas maksimum hingga bulan Agustus dan kemudian lebih
rendah dari kapasitas regular dan lebih rendah lagi selama bulan Desember.
Pertanyaan yang timbul: apakah ada jadwal lain yang memberikan biaya lebih rendah? Apakah ada model lain yang menghasilkan solusi berbiaya
minimum? Apakah ada pendekatan heuristic yang sederhana yang mudah digunakan dan akan menghasilkan solusi yang mendekati biaya minimum?
Terdapat beberapa pendekatan. Misalnya pendekatan secara grafis/tabel seperti yang ditunjukkan di atas. Menggunakan analisis empiris model yang
disederhanakan, yang kemudian dapat diselesaikan dengan teknik yang telah diketahui seperti pemrograman linier. Menggunakan model yang lebih
realistis dan lengkap yang diuji menggunakan computer untuk mengevaluasi solusi alternatif yang sangat banyak.
Tidak ada jaminan bahwa yang terbaik yang ada dalam sampel merupakan solusi optimal. Walaupun demikian, jika hasil mendekati optimal,
pendekatan tersebut sangat mungkin dapat berjalan dengan baik pada dunia nyata.
Manufaktur seperti GE, Yamaha, dsb menghadapi keputusan yang berat ketika berusaha untuk menjadwalkan produk seperti alat pendingin, jet ski,
dsb. di mana permintaan sangat bergantung pada variasi musiman. Jika perusahaan meningkatkan output dan pada saat tersebut musim panas lebih
hangat daripada biasanya, maka mereka dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Bagaimanapun, jika musim panas agak dingin, maka bisa jadi
banyak produk mahal yang tertahan tidak terjual. Mengembangkan rencana yang dapat memperkecil biaya yang berkaitan dengan peramalan adalah
satu fungsi utama manajer produksi.
B. Tujuan Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan.
Para manajer produksi berusaha untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diramalkan dengan menyesuaikan nilai produksi,
tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Pada umumnya, tujuan
perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Bagaimanapun, terdapat isu strategis lain yang mungkin lebih penting
daripada biaya rendah. Strategi tersebut mungkin untuk memperlancar tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat
pelayanan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tujuan perecanaan agregate antara lain:
Perencanaan agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana produksi. Ada empat hal yang diperlukan untuk perencanaan
agregat:
Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur output dan penjualan, seperti unit alat pendingin pada GE.
Peramalan permintaan untuk suatu perioda perencanaan jangka menengah yang layak pada selang waktu agregat tersebut.
Model yang mengkombinasikan peramalan dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk perioda perencanaan.
Dalam keputusan perencanaan agregat, ditunjukkan bagaimana rencana agregat berhubungan dengan perencanaan proses keseluruhan, dan dijelaskan
beberapa teknik yang digunakan para manajer ketika mengembangkan sebuah rencana agregat.
C. Fungsi Perencanaan Agregat
Fungsi perencanaan agregat antara lain
1. Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur
2. Pegangan untuk merancang jadwal induk produksi
3. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan
4. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
5. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
6. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian
7. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis
8. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi
D. Karakteristik Perencanaan Agregat
Berikut ini beberapa karakteristik yang menjadi cirri dari perencanaan agregat, yakni:
Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti mengkombinasikan sumberdaya yang sesuai ke dalam jangka waktu
keseluruhan. Dengan peramalan permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana
harus memilih tingkat output untuk suatu fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Rencana tersebut dapat digunakan mungkin bagi
perusahaan manufaktur seperti GE, Whirpool, dan sebagainya.
Contoh perusahaan komputer yang masing-masing memproduksi model komputer mikro yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2) desktop (3)
komputer notebook, dan (4) mesin teknologi unggul dengan chip berkecepatan tinggi. Untuk setiap bulan pada tiga triwulan yang akan datang,
perencanaan agregat untuk "keluarga" komputer mikro mungkin memiliki output berikut (dalam unit produksi):
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
150,000
120,000
110,000
100,000
130,000
150,000
180,000
150,000
140,000
Penanaman modal
Lokasi/perluasan fasilitas
Perencanaan penjualan
Lain dari itu Manajer produksi juga bertugas dan bertanggung jawab layaknya para penyelia dan mandor
Tugas dan tanggung jawab dari para penyelia, mandor antara lain dalah sebagai berikut:
Penugasan pekerjaan
Pemesanan
Penjadwalan kerja
Pengiriman
Lembur
Tanggung jawab
Perhatikan bahwa rencana produksi dalam agregat, tidak diuraikan per produk. Demikian juga, sebuah rencana agregat untuk GM
menunjukkan pada pabrik berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua-pintu atau empat-pintu atau berapa banyak
mobil berwarna merah atau hijau. Hal tersebut menunjukkan pada Nucor Steel berapa banyak ton baja yang akan diproduksi, tetapi tidak
membedakan kelas bajanya.
Perencanaan agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaan produksi yang lebih besar. Oleh karena itu sangat bermanfaat untuk dapat
memahami hubungan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal. Manajer produksi tidak hanya menerima input dari peramalan
permintaan bagian pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personil, kapasitas, dan ketersediaan bahan baku, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar. Di dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana agregat secara lebih terinci disebut
disagregasi. Disagregasi menghasilkan sebuah master production schedule, yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan material
(MRP). Master production schedule menangani pembelian atau memproduksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal
rencana kerja yang terinci bagi orang-orang dan penjadwalan prioritas bagi produk menghasilkan tahap akhir sistem perencanaan produksi
Berikut contoh elemen-elemen dalam perencanaan agregate untuk komputer. Elemen-elemen yang tersebut antara lain:
a) Pasar Komputer
b) Pasar dan permintaan
c) Keputusan produk
d) Riset dan Teknologi
e) Peramalan permintaan, pesanan
f) Keputusan perencanaan proses dan kapasitas
g) Rencana agregat untuk produksi
h) Tenaga kerja
i) Ketersediaan bahan mentah
j) Kapasitas eksternal (subkontraktor)
k) Persediaan
l) Master production schedule dan sistem MRP
m) Jadwal kerja terinci. (Hendra Poerwanto G)
2 comments
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan
olehpara manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).
Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai
produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, danvariabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dankuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas
dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.
Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat.
Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan
Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan.
Dengan prediksi permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus
memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak
menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut.
Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil
dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
Gambar di atas memperlihatkan bahwa dalam membuat rencana agregat untuk produksi, manajer operasi tidak hanya menerima input
mengenai prediksi permintaan dari bagian pemasaran, tetapi harus pulaberhadapan dengan data keuangan, personel (tenaga kerja), persediaan
kapasitas eksternal (subkontraktor), dan ketersediaan bahan baku/mentah. Didalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan
rencana agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disagregation). Disagregasi menghasilkan sebuah jadwal produksi induk (master production
schedule),yang menyediakan input bagi system perencanaan kebutuhan material(material requirement planning-MRP system). Master production
schedule menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal kerja yang terinci bagi orang-orang
dan prioritas penjadwalan bagi produk menghasilkan tahap akhir system perencanaan produksi
Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar apabila
tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi
menurun dengan drastic. Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK,
menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini dianggap sebagai biaya
pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggungperusahaan.
Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan
lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular.Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena
capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak
selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur yang besarnya
merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.
Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan)
Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan
bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahannya modal,pajak, asuransi, kerusakan
bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi
sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa
barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi ini pada system MTO(Make to order =Memproduksii berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan jadwal
jadwal penterahan order terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock =Memproduksi untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan
beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai
kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai biaya kehabisan persediaan. Biaya kehabisan persediaan ini sama
nilainya dengan biaya pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu.
Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa
ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya biaya
mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.
1.
2.
produktivitas rata-rata menurun untuk sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja, menurunkan moral semua
pekerja dan dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.
3.
Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan
rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa
banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas
pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat
tetap berjalan.Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses
yang sulit.
4.
Subkontrak
Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi.Bagaimana
pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan antaralain :
-
Mahal
Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.
5.
Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan direstoran, toko
eceran, dan supermarket.
Pilihan Permintaan
6.
Mempengaruhi permintaan.
Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan
diskon. Perusahaan penerbangan dan hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim sepi; perusahaan telepon membebankan
biaya yang lebih murah pada malam hari; beberapa perguruan tinggi member diskon bagi warga senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada
waktu musim dingin. Bagaimana pun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan
permintaan dengan kapasitas produksi.
7.
8.
Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musimyang berbeda).Sebuah teknik
pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan
perpaduan dari barang counterseasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan atau mesin pemotong
rumput dan penyingkir salju. Bagaimanapun, perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan produk
atau jasa di luar area keahlian atau target pasar mereka.
Walupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi
diantara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkinakan lebih baik
Kebanyakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian
pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat berdasarkan
pada prediksi itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manager operasi masih memiliki banyak
kemungkinan rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :
Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode
tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai jalan. Sebagai contoh, manager operasi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan
merekrut atau menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produks idengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,atau
subkontrak.
Pilihan
Keunggulan
Kerugian
Beberapa Komentar
Mengubah tingkat
persediaan
Perubahan sumber
daya manusia
terjadi secara
bertahap atau
tidak ada
perubahan
produksi secara
tiba-tiba
Biaya penyimpanan
persediaan dapat
meningkat.
Kekurangan
persediaan dapat
menyebabkan
kehilangan
pernjualan
Diterapkan terutama
untuk produksi dan
operasi, bukan jasa
Meragamkan
jumlah tenaga
kerja dengan
merekrut atau
memberhentikan
karyawan
Menghindari biaya
alternative lain
Biaya perekrutan,
PHK, dan pelatihan
mungkin berjumlah
besar.
Digunakan di mana
jumlah angkatan kerja
besar
Meragamkan
tingkat produksi
melalui waktu
lembur atau
waktu kosong
Menyesuaikan
fluktuasi musiman
tanpa biaya
perekrutan /
pelatihan
Memungkinkan
fleksibilitas dalam
rencana agregat
Subkontrak
Membolehkan
adanya fleksibilitas
dan memuluskan
output perusahaan
Kehilangan
pengendalian mutu;
mengurangi
keuntungan;
kehilangan bisnis di
Diterapkan terutama
dalam penentuan
produksi
masa datang
Menggunakan
karyawan paruh
waktu
Biaya perputaran
karyawan/ pelatihan
tinggi; sulit
membuat
penjadwalan
Mempengaruhi
permintaan
Mencoba untuk
menggunakan
kapasitas berlebih;
diskon menarik
pelanggan baru
Ketidakpastian
permintaan, sulit
untuk
menyesuaikan
permintaan pada
pasokan ssecara
tepat
Menciptakan ide-ide
pemasaran, sering
digunakan overbook
( permintaan melebihi
pasokan) dalam beberapa
jenis usaha
Tunggakan
pesanan selama
periode
permintaan tinggi
Dapat menghindari
lembur, menjaga
kapasitas tetap
konstan
Pelanggan harus
mau menunggu,
tetapi kehendak
baik akan hilang
Banyak perusahaan
melakukan tunggakan
pesanan
Perpaduan produk
dan jasa
counterseasonal
Mungkin
membutuhkan
keahlian atau
peralatan diluar
keahlian
perusahaan
Banyak metode yang telah dikembangkan untuk perencanaan agregatini tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
Tidak semua metode ini akan dijelaskan pada buku ini Namun pada prinsipnya semua metode yang ada akan menghasilkan kecepatan
produksi pada periode perencanaan yang dibuat, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta tingkat persediaan yang terjadi.
B. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan subkontrak untuk tiap periode
C.
C. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan.
D.
D. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan tingkatan persediaan.
E. E.
2.
A.
A. Metode Transportasi Dalam Program Linear Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk
memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear.
B.
B. Linear Decision Rule Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga
kerja sepanjang periode tertentu.
Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.
2.
Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode
periode tempat terjadinya kekurangan barang (back order) dan periode-periode adanya kelebihan barang (inventory).
3.
Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan kelebihan barang tersebut.
4.
Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil.
Contoh berikut ini akan memberikan gambaran metode grafis ini.
Perusahaan ABC telah meramalkan permintaan akan produknya secara
agregat yang dapat diliihat pada Tabel sebagai berikut :
Periode
Permintaan
Kumulatif
Permintaan
220
220
170
390
400
790
600
1.390
380
1.770
200
1.970
130
2.100
300
2.400
Kecepatan Produksi
Histogram dan kumulatif permintaan di atas menggambarkan bagaimana permintaan menyimpang dari rata-rata kebutuhan. Dengan menggunakan
strategi murni beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu :
1.
Alternatif ini melibatkan penambahan dan pengurangan jumlah tenagakerja sesuai dengan kebutuhan. Laju produksi akan sama dengan permintaan.
Biaya rencana ini yaitu Rp 138.000,-
Periode
Permintaan
Biaya
Penambahan
Tenaga Kerja
Biaya
Pengurangan
Tenaga Kerja
Biaya Total
220
170
500
500
400
23.000
23.000
600
20.000
20.000
380
33.000
33.000
200
27.000
27.000
130
10.500
10.500
300
17.000
17.000
Total
2.
138.000
Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja,maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju
rata rata permintaan dan fluktuasi permintaan dipenuhi menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel berikut dan berdasarkan
perhitungan di bawah, kekurangan maksimum sebesar 270 unit terjadi pada periode 5. Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan maka
kekurangan ini dipenuhi mulai dari periode pertama. Biaya rencana total Rp.96.500,-,
Periode
Permintaa
s
Kumulatif
Permintaa
Kecepata
n
Kumulati
f
Produksi
Produksi
Persediaa
n
Penyesuaia
n
Biaya
Persediaa
Persediaan
(270 unit)
220
220
300
300
80
350
17.500
170
390
300
600
210
480
24.000
400
790
300
900
110
380
19.000
600
1.390
300
.200
-190
80
4.000
380
1.770
300
1.500
-270
200
1.970
300
1.800
-170
100
5.000
130
2.100
300
2.100
240
13.500
300
2.400
300
2.400
270
13.500
Total
3.
96.500
Alternatif 3: Subkontrak
Perusahaan menginginkan memproduksi sejumlah permintaan minimum dan sisa permintaan dipenuhi dengan subkontrak.Biaya
rencana total Rp.108.000,-
Periode
Permintaan
Kecepatan
Produksi
Subkontrak
Biaya Total
220
130
90
7.200
170
130
40
3.200
400
130
270
21.600
600
130
470
37.600
380
130
250
20.000
200
130
70
5.600
130
130
300
130
170
13.600
Total
4.
108.300
Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan beberapa strategi murni dengan kebijaksanaan sebagai berikut :
1.
Laju produksi konstan sebesar 200 unit/3 bulan dan dimungkinkan untuk melakukan lembur sebesar 25 % jika permintaan melebihi laju produksi.
2. Jika dengan lembur belum terpenuhi, penambahan-pengurangan tenaga kerja akan dilakukan.
Perhitungan setiap langkah kebijaksanaan diatas dapat dilhat pada tabel berikut,:
Period
e
Permintaa
n
Produk
si jam
normal
Kebutuha
n
tambahan
setelah
jam
normal
Produk
si jam
lembur
Kebutuha
n jam
normal +
jam
lembur
Biaya
persediaa
n
Biaya
lembu
r
Biaya
perubaha
n tenaga
kerja
Total
Biaya
220
200
20
50
-30
1.500
1.000
2.500
170
200
-30
-30
3.000
3.000
400
200
200
50
150
1.000
9.000
10.000
60
200
400
50
350
1.000
26.000
27.000
380
200
180
50
30
1.000
33.000
34.000
200
200
19.500
19.500
130
200
-70
-70
3.500
3.500
300
200
100
50
50
1.000
1.000
2.000
Total
101.50
0
Strategi
Biaya Total
Mengendalika
n jumlah
tenaga kerja
138.000
Mengendalika
n jumlah
persediaan
96.500
Subkontrak
108.300
Strategi
Hibrid
101.500
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel diatas, biaya rencana total Rp 101500,-. Jika dilakukan analisa, alternative 2 yaitu mengendalikan jumlah
persediaan ternyata lebih murah dibandingkan melakukan penambahan pengurangan tenaga kerja, subkontrak, maupun strategi hibrid. Berdasarkan
hasil diatas, beberapa kombinasi strategi murni masih dapat dilakukan. Walaupun metode grafik tidak memberi solusi optimum, tetapi sangat
membantu sebagai pegangan untuk melakukan operasi harian.
Metode transportasi digunakan untuk model program linier. Berikut ini akan dibahas suatu kasus menggunakan model transportasi
dengan data-data :
Permintaan :
Periode
Permintaan
500
800
1700
900
Kapasitas :
Jam Normal
Jam Lembur
Subkontrak
700
250
500
800
250
500
900
250
500
500
250
500
Persediaan Awal
Biaya lembur
Biaya Subkontrak
:Rp 150/unit
:Rp 100/unit
Biaya Persediaan
:Rp 20/unit/periode
: 100 unit
: 150 unit
:Rp 125/unit
Penyelesaian :
Keterangan :
1.
Total Cost : 400(100) + 300 (140) + 800(100) + 250(145) + 900(100) + 250(125) + 500(100) + 350(125)
= 445.750
2.
Periode
Rencana Produksi
Permintaan
700
500
1.050
800
1.150
1.700
1.250
900
I 700 unit
II 1.050 unit
III 1.150 unit
IV 1.250 unit