Anda di halaman 1dari 9

Nama : Chaerun Nisa Noviani

NIM : 1113081000008
Judul : Analisis Capital Budgeting Sebagai Penilaian Ekspansi Usaha (Studi Kasus
pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)
Penulis : Aditya Satriawan, Topowijono dan Achmad Husaini
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Universitas Brawijaya|Vol. 32 No. 1 Maret 2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekspansi usaha yang akan dilakukan
oleh PT. Wijaya Karya Beton, Tbk (WIKA Beton). Ekspansi usaha yang akan dilakukan oleh
WIKA Beton dalam bentuk pembangunan pabrik baru. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan analisis capital budgeting. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada kantor pusat dari WIKA Beton
yang terletak di Gedung JW, Jalan Raya Jatiwaringin nomor 54, Pondok Gede, Bekasi.
Kriteria penilaian investasi yang digunakan yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI). Hasil akhir dari penelitian ini adalah
ekspansi usaha yang dilakukan oleh WIKA Beton dinyatakan layak karena NPV>0,
IRR>biaya modal, dan PI>1.
PENDAHULUAN
Pembangunan infrastruktur merupakan tumpuan utama dalam pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2015. Maka dari itu permintaan akan bahan baku konstruksi menjadi
tinggi. Salah satu dari bahan baku konstruksi yang permintaannya meningkat adalah beton
pracetak. WIKA Beton sebagai salah satu produsen beton pracetak harus melakukan ekspansi
usaha guna memenuhi permintaan beton pracetak tersebut. Lokasi dari penelitian ini adalah
kantor pusat dari PT. Wijaya Karya Beton, Tbk yang terletak di Gedung JW, Jalan Raya
Jatiwaringin nomor 54, Pondok Gede, Bekasi. Permasalahan yang dihadapi oleh WIKA
Beton sebenarnya adalah kapasitas produksi yang lebih rendah dari permintaan akan beton
pracetaknya.
Mengenai rencana untuk melakukan sebuah ekspansi usaha, maka perlu dilakukan
suatu penilaian terhadap usaha tersebut apakah sudah layak untuk melakukan ekspansi usaha.
Penilaian yang paling sesuai untuk menilai layak tidaknya ekspansi usaha tersebut dilakukan
adalah dengan menggunakan metode capital budgeting. Metode ini pada umumnya meliputi

penilaian sumber dana yang diperoleh, kebutuhan biaya investasi, proyeksi laba rugi, dan
kriteria penilaian investasi. Atas dasar tersebut, maka perlu dilakukan penilaian layak atau
tidaknya WIKA Beton melakukan ekspansi usaha. Penilaian yang dilakukan berfokus pada
pemanfaatan investasi dari WIKA Beton guna memperoleh keuntungan yang diinginkan.
KAJIAN PUSTAKA
Ekspansi usaha atau perluasan usaha diartikan sebagai perluasan modal, baik itu
modal kerja saja, maupun modal kerja dan modal tetap yang digunakan secara tetap dan
terus-menerus di dalam sebuah perusahaan (Riyanto, 1995:301).
Capital budgeting merupakan keseluruhan dari proses pengumpulan, pengevaluasian,
penyeleksian dan penentuan alternatif penanaman modal yang akan memberikan suatu
dampak bagi perusahaan dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun (Syamsuddin,
2011:412-413).
Pada umumnya terdapat lima metode untuk melakukan penilaian terhadap investasi.
1.

Average Rate of Return (ARR)


ARR merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan
membandingkan rata-rata laba setelah pajak dengan rata-rata investasi (Kasmir dan
Jakfar, 2004:156). Apabila ARR > keuntungan yang disyaratkan maka usulan proyek
diterima, begitupun sebaliknya.

2. Payback Period (PP)


Metode payback period merupakan metode penilaian terhadap jangka waktu/periode
pengembalian investasi suatu proyek/usaha.

3. Net Present Value (NPV)


Metode net present value atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara
PV (Present Value) dari kas bersih dengan PV dari investasi selama umur investasi.
Apabila nilai NPV positif maka proyek tersebut layak, sebaliknya apabila NPV negatif
maka proyek tersebut tidak layak.

4. Internal Rate of Return (IRR)


Metode internal rate of return merupakan metode untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil intern (Kasmir dan Jakfar, 2004:160). Apabila IRR > cost of
capital maka diterima, begitupun sebaliknya.
5. Profitability Index (PI)
Metode profitability index atau benefit and cost ratio (B/C ratio) merupakan ratio
aktifitas dari PV (Present Value) penerimaan bersih dengan PV pengeluaran investasi
(Kasmir dan Jakfar, 2004:163). Apabila PI > 1 maka diterima, begitupun sebaliknya.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Kriteria penilaian investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana Investasi Perusahaan
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik baru tersebut secara garis besar terdiri
dari:
Gedung

Rp 239.380.000.000,00

Mesin

Rp 155.600.000.000,00

Kendaraan

Rp

Initial Investment

Rp 398.970.000.000,00

3.990.000.000,00

Sumber dana berasal dari modal sendiri, dalam hal ini adalah modal dari saham biasa. Dana
tersebut diperoleh dari penawaran umum kepada publik (Initial Public Offering/IPO).
Biaya Modal
Perhitungan biaya modal menggunakan formula perhitungan biaya modal saham biasa. Hasil
perhitungan biaya modal tersebut adalah 27,3%.
Perkiraan Peningkatan Kapasitas Produksi
Ekspansi usaha yang dilakukan WIKA Beton diperkirakan akan membuat kapasitas
produksinya meningkat dari 2,2 juta ton menjadi 3.121.250 ton.

Estimasi Permintaan
WIKA Beton diperkirakan akan memaksimalkan kapasitas produksi setiap tahunnya. Begitu
pula dengan tiga pabrik baru yang menjadi fokus penelitian ini. Tiga pabrik baru yang
diperkirakan mempunyai kapasitas produksi sebesar 825.000 ton akan terpakai secara
maksimal.
Depresiasi
Jumlah nilai depresiasi per tahun dari investasi yang dilakukan oleh WIKA Beton untuk 10
tahun ke depan adalah Rp25.533.700.000,00.
Estimasi Laba Rugi
Estimasi laba rugi dilakukan setelah melakukan estimasi pendapatan dan estimasi beban
terlebih dahulu. Langkah selanjutnya adalah menghitung pajak penghasilan. Earning After
Tax dihitung dari pendapatan dikurangkan dengan beban dan nilai depresiasi yang
menghasilkan Earning Before Tax (EBT). Kemudian hasil EBT dikurangkan dengan pajak
penghasilan dan menghasilkan EAT.
Cash Inflow
Cash Flow dapat dihitung dengan cara menambahkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan
depresiasi.
Analisis Capital Budgeting
1.

Net Present Value


Hasil

perhitungan

NPV

menunjukkan

angka

positif

yaitu

sebesar

Rp705.256.070.230,00. Hal tersebut membuktikan bahwa investasi layak untuk


dilakukan.
2. Internal Rate of Return
Berdasarkan perhitungan IRR, dapat diketahui IRR sebesar 68,11%. Lebih besar
daripada biaya modal, yaitu sebesar 27,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
investasi layak untuk dilakukan.
3. Profitability Index
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa PI lebih besar dari 1, yaitu
2,77. Hal tersebut membuktikan bahwa investasi layak untuk dilakukan.
KESIMPULAN
PT Wijaya Karya Beton, Tbk berencana melakukan ekspansi usaha dalam bentuk
pembangunan pabrik baru. Ekspansi usaha tersebut menggunakan dana yang diperoleh dari
penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO).

Investasi oleh PT. Wijaya Karya Beton, Tbk dalam melakukan ekspansi usaha dinilai
menggunakan analisis capital budgeting melalui 3 metode, yaitu Net Present Value, Internal
Rate of Return, dan Profitability Index.
Berdasarkan penilaian menggunakan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR) dan Profitability Index (PI) tersebut maka ekspansi usaha PT. Wijaya Karya
Beton, Tbk layak untuk dilakukan.

Judul : The practice and factors determining the selection of capital budgeting
methods evidence from the field
Penulis : Tomasz Wnuk-Pela, Lodz University, Lodz, Poland
Procedia - Social and Behavioral Sciences 156 ( 2014 ) 612 616 | 19th International
Scientific Conference; Economics and Management 2014, ICEM 2014, 23-25
April 2014, Riga, Latvia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi, dalam bentuk kuesioner pada sampel 100
perusahaan yang beroperasi di Polandia sejauh mana penggunaan metode penganggaran
modal dan juga faktor yang menentukan pilihan metode penganggaran oleh perusahaan. Studi
empiris diaktifkan untuk sebagian positif memverifikasi H1, yang berarti bahwa sebagian
besar perusahaan menggunakan metode yang direkomendasikan dalam buku teks: NPV
(53%), analisis sensitivitas (54%), analisis skenario (61%) dan formalisasi penilaian investasi
(81%) . Hasil studi juga memungkinkan untuk sebagian positif memverifikasi H2, dan
menunjukkan pengaruh positif yang signifikan secara statistik pada penganggaran modal
pilihan metode faktor seperti: ukuran besar anggaran belanja modal perusahaan, kepemilikan
asing dan ukuran perusahaan.
PENDAHULUAN
Penganggaran modal adalah salah satu hal yang paling penting dari manajemen
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan berlatih menarik perhatian dari para peneliti selama
bertahun-tahun tetapi sebagian besar penelitian yang didedikasikan untuk masalah
penganggaran modal dilakukan di negara-negara yang sangat maju terutama di Amerika
Utara, Australia dan Eropa barat, yaitu Australia (Truong et al, 2008), Kanada (Graham,
Harvey, 2001), Prancis (Brounen et al., 2004), Jerman (Brounen et al., 2004), Belanda
(Hermes, Smid, 2007), Swedia (Sandahl, Sjgren, 2003) , Inggris (Brounen et al., 2004),
Amerika Serikat (Graham, Harvey, 2001). Hasil studi secara luas dikenal terutama di
kalangan akademisi, dan mereka pasti telah mempengaruhi pada pengembangan teori dan
mengajar serta penggunaan praktis dalam perusahaan.
Studi menyelidiki penganggaran modal di negara-negara yang mencirikan tingkat
pembangunan yang lebih rendah, sebagian besar dari semua negara Asia, tetapi juga negaranegara dari Eropa Tengah dan Timur (CEE). Penelitian tentang metode penggunaan

penganggaran modal juga dilakukan di Polandia (misalnya Rogowski, Kasiewicz, 2006)


tetapi mereka terutama difokuskan pada identifikasi tingkat difusi metode ini. Dari
pengamatan di atas, beberapa pertanyaan tentang praktek penganggaran modal di perusahaan
yang beroperasi di Polandia.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam praktek dan faktor menentukan pilihan metode penganggaran modal
di perusahaan yang beroperasi di Polandia didahului oleh kajian literatur yang luas. Survey
telah dipilih untuk memverifikasi hipotesis (berdasarkan survey pada 100 kuesioner).

HASIL PEMBAHASAN
Hipotesis 1 dirumuskan untuk menguji apakah perusahaan yang beroperasi di
Polandia

dalam

hal

metode

penganggaran

modal

menggunakan

metode

yang

direkomendasikan oleh buku teks (NPV, WACC, analisis sensitivitas, analisis skenario,
formalisasi penilaian investasi, pemantauan investasi selama pelaksanaan dan pasca-investasi
Audit) . Penelitian dilakukan untuk memverifikasi hipotesis 1 dimana hasiknya sebagian
positif, yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan menggunakan empat dari tujuh metode
yang direkomendasikan: NPV (53%), analisis sensitivitas (54%), analisis skenario (61%) dan
formalisasi penilaian investasi (81%).
Penelitian dilakukan untuk memverifikasi hipotesis 2 yang sebagian positif, yang
berarti bahwa: (1) ukuran besarnya anggaran belanja modal perseroan (LCAPEX) memiliki
pengaruh positif pada penggunaan 5 dari 7 metode yang direkomendasikan, (2) kepemilikan
asing (fown) memiliki pengaruh positif pada penggunaan 4 dari 7 metode yang
direkomendasikan, (3) ukuran perusahaan (LSIZE) memiliki pengaruh positif pada
penggunaan 3 dari 7 direkomendasikan metode dan (4) kegiatan perusahaan (MAN) tidak
memiliki pengaruh pada penggunaan metode yang direkomendasikan.
Hasil penelitian yang dilakukan pada sampel dari perusahaan yang beroperasi di
Polandia sebagian besar konsisten dengan hasil studi yang dilakukan di CEE (misalnya Andor
et al., 2011) serta sebagai, tetapi pada tingkat lebih rendah, dengan hasil studi di negaranegara yang lebih maju di Amerika Utara (misalnya Graham, Harvey, 2001), Asia dan Pasifik
(misalnya Kester et al, 1999;. Truong et al, 2008.) dan Eropa Barat (misalnya Sandahl,
Sjgren 2003;. Brounen et al, 2004; Daunfeldt, Hartwig, 2011).

KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian tentang penggunaan metode penganggaran modal dilakukan
dengan cara kuesioner pada sampel 100 perusahaan yang beroperasi di Polandia dengan
tujuan untuk menganalisis sejauh mana penggunaan metode yang direkomendasikan oleh
buku pelajaran dan juga faktor menentukan pilihan mereka. Studi ini mengisi kesenjangan
dalam literatur mengenai praktik penganggaran modal di Polandia dengan memverifikasi dua
hipotesis penelitian: hipotesis 1, yang menyatakan bahwa perusahaan yang beroperasi di
Polandia menggunakan metode penganggaran modal yang direkomendasikan oleh buku
pelajaran dan hipotesis 2, yang menyatakan bahwa jenis kegiatan perusahaan (manufaktur
atau . non-manufaktur), ekuitas asal modal, ukuran perusahaan dan besarnya anggaran
belanja modal mempengaruhi pemilihan metode penilaian investasi.
Hipotesis satu diverifikasi sebagian positif, yang berarti bahwa sebagian besar
perusahaan menggunakan empat dari tujuh metode yang direkomendasikan: NPV (53%) ,
analisis sensitivitas (54%), analisis skenario (61%) dan formalisasi penilaian investasi (81%)berikutnya tiga metode yang direkomendasikan juga digunakan tetapi oleh minoritas
perusahaan: WACC (36%), pemantauan investasi selama pelaksanaan (28 %) dan
pemeriksaan pasca-investasi (40%). Hipotesis 2 juga diverifikasi sebagian positif, yang
berarti bahwa: (1) ukuran besar dari anggaran belanja modal perusahaan memiliki pengaruh
positif pada penggunaan 5 dari 7 direkomendasikan metode, (2) kepemilikan asing memiliki
pengaruh positif pada penggunaan 4 dari 7 metode yang direkomendasikan, (3) ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif pada penggunaan 3 dari 7 direkomendasikan metode
dan (4) jenis kegiatan perusahaan tidak memiliki pengaruh pada penggunaan metode yang
direkomendasikan.
Kesimpulan dari penelitian memiliki dua sudut pandang signifikansi secara teoritis
dan praktis. Dari sudut pandang teoritis, penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
beroperasi di Polandia menerapkan metode yang sama dari penganggaran modal perusahaan
di negara-negara maju, namun penggunaannya di Polandia, dibandingkan dengan negaranegara yang lebih maju adalah lebih rendah. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada
perbedaan dalam penggunaan metode penganggaran modal dalam perusahaan Polandia dan
negara-negara lain; mungkin karena sistem kelembagaan yang berbeda dari negara-negara
ini, tingkat pembangunan ekonomi atau manusia, tetapi juga perbedaan dalam peran pasar
modal dalam perekonomian.
Dari sudut pandang praktis, perusahaan mempertimbangkan modifikasi atau

penerapan metode baru penganggaran modal harus menyadari fakta bahwa metode ini
biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang merupakan pesaing mereka di pasar
global. Difusi yang lebih luas dari metode penganggaran modal yang lebih baik di perusahaan
di Polandia dapat meningkatkan efektivitas keputusan investasi dan, secara umum,
meningkatkan daya saing perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai