Anda di halaman 1dari 7

KEBUTUHAN TENAGA KERJA

Di dalam produksi, kita sering dihadapi dengan beberapa perhitungan untuk mengetahui jumlah
Tenaga kerja dan Jumlah Waktu kerja untuk mendapatkan Output yang diinginkan agar
mencapai Produktivitas yang telah ditentukan. Di dalam Produksi, Produktivitas 100%
merupakan persentase acuan untuk melakukan Perhitungan. Yang harus kita ketahui adalah
Waktu Standar atau Standard Time (ST) yang diperlukan dalam mengerjakan satu unit produk.
Waktu Standard (Standard Time atau ST) ini biasanya telah diperhitungkan dan ditentukan oleh
para designer produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Contoh sederhana Standard Time (ST) :

 Memasangkan Komponen Resistor 1 unit     : 3 detik

 Memasangkan Komponen Kapasitor 2 unit  : 6 detik

 Melakukan Penyolderan 4 kaki komponen    : 8 detik

 Melakukan Pemeriksaan Visual                      : 8 detik

 Melakukan Inspeksi Function                           : 10 detik

 Melakukan Packaging (Pembungkusan)       : 5 detik

Total : 40 detik (dijadikan menit menjadi 0.6 menit)

Perhitungan ST (Standard Time) biasanya menggunakan Menit.

Rumus Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja, Waktu dan Output

Menghitung Jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan untuk menghasilkan Output tertentu di


Waktu Kerja yang telah ditentukan :

 Jumlah Tenaga Kerja  =  (ST x Output) / Waktu Kerja

Menghitung Waktu  Kerja yang diperlukan untuk menghasilkan Output tertentu dengan


menggunakan Jumlah Tenaga Kerja yang telah ditentukan :

 Waktu Kerja  = (ST x Output) / Jumlah Tenaga Kerja

Menghitung Output yang didapat jika menggunakan Jumlah Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
tertentu :

 Output  = (Waktu Kerja x Jumlah Tenaga Kerja) / ST

Untuk Menghitung Standard Time (ST), rumusnya adalah sebagai berikut :


 Standard Time = (Waktu Kerja x Jumlah Tenaga Kerja) / Output

Contoh Kasus I :

1. A berencana untuk memproduksi Kalkulator dengan merek A, Standard Time (ST) yang
telah diperhitungkan dan ditentukan oleh para Designer Kalkulator adalah 10 menit untuk
merakit sebuah Kalkulator. Waktu Kerja dalam sehari sesuai dengan peraturan
pemerintah adalah 420 menit perhari dan PT. A menargetkan untuk menghasilkan Output
1.000 unit kalkulator dalam 1 (satu) hari. Berapakah Tenaga Kerja yang diperlukan untuk
mencapai Target Output tersebut?

Penyelesaiannya :
Diketahui :
ST                         = 10 menit
Waktu Kerja       = 420 menit
Target Output     = 1.000 unit
Dicari :
Tenaga Kerja yang diperlukan = ?
Tenaga Kerja = (ST x Output) / Waktu Kerja
Tenaga Kerja = (10menit x 1.000) / 420menit
Tenaga Kerja = 23,8 orang (atau dibulatkan menjadi 24 orang)
Maka berdasarkan perhitungan diatas, Untuk menghasilkan Output 1.000 unit dengan waktu
420menit diperlukan Tenaga kerja sebanyak 24 orang.

Contoh Kasus II :

1. A harus melakukan Rework (Pengerjaan Ulang) terhadap produk yang telah dihasilkan
sebanyak 500 unit Kalkulator. Tenaga Kerja yang di lembur-kan untuk mengerjakan
Rework sebanyak 10 orang. Menurut Perhitungan Process Engineer, waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan Rework adalah 5 menit per unit. Berapakah Waktu
Kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan Rework tersebut ?

Penyelesaiannya :
Diketahui :
ST                         = 5 menit
Tenaga Kerja     = 10 orang
Target Output     = 500 unit
Dicari :
Waktu  yang diperlukan untuk menyelesaikan Rework  = ?
Waktu Kerja  = (ST x Output) / Tenaga Kerja
Waktu Kerja   = (5 menit x 500) / 10 orang
Waktu Kerja   = 250 menit
Maka berdasarkan perhitungan diatas, Untuk menyelesaikan Rework tersebut PT. A memerlukan
waktu kerja sebanyak 250 menit.

Catatan :

 Waktu Kerja  = Working Time

 Tenaga Kerja = Manpower

Disamping itu, metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja adalah
berupa analisis beban kerja (work loading analysis) dan analisis kebutuhan tenaga kerja
(work force analysis). Menurut Martoyo (1996:26) bahwa: “yang dimaksud dengan analisis
kebutuhan tenaga kerja adalah melakukan analisis terhadap kemampuan tenaga kerja yang
sekarang untuk memenuhi kebutuhan jumlah karyawan”, dan menurut Komaruddin
(1996:41) bahwa: “analisis kebutuhan tenaga kerja bertujuan untuk menetapkan kebutuhan
akan personalia yang digunakan untuk dapat mempertahankan kesinambungan norma suatu
perusahaan”.

1. Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis)

Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Ranupandojo dan Suad Husnan (1990:
322) serta oleh Komarrudin (1996 :43) diformulasikan sebagai berikut:

WLA = (TMH/MHU) x1 man

dimana:
TMH = Total man hour
WLA = Work load analysis
MHU = Man hour per unit

Hasil langsung dari analisi beban kerja adalah penetapan bilangan jumlah karyawan yang
diperlukan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu.

2. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja ( Work Force Analysis )

Menurut Martoyo (1996: 26) menyatakan bahwa “analisis kebutuhan tenaga kerja adalah
untuk mengetahui tenaga kerja senyatanya yang diperlukan, ikut diperhitungkan juga tingkat
absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over)”.

WFA = WLA + (% Ab x WLA + % LTO x WLA)


dimana:
WFA = Work force analysis = analisa kebutuhan tenaga kerja
WLA = work load analysis = analisa jumlah beban kerja
%Ab = %absence = % ketidakhadiran tenaga kerja dalam periode tertentu
LTO = labour turn over = perputaran tenaga kerja dalam periode tertentu

Menurut Gorda (1994: 39) tingkat absensi dapat dirumuskan sebagai berikut:

% absensi = (HKH/HKT) x 100%

dimana:
HKH = Hari kerja yang hilang = hari karyawan tdk bekerja dlm periode trtentu
HKT = Hari kerja karyawan yang tersedia

Persentase perputaran karyawan (labour turn over) oleh Komaruddin (1996:4) dirumuskan
sebagai berikut:

% PK = (JGK/RKP) x 100%

Dimana:
JGK = Jumlah pergantian karyawan = jumlah karyawan yg keluar dalam
periode tertentu
PK = Perputaran karyawan
RKP = Rata-rata karyawan satu periode = total jumlah karyawan satu
periode dibagi periode tersebut 

Selain itu untuk mengetahui kebutuhan perawat dalam sebuah rumah sakit dapat
menggunakan berbagai pilihan metode. Berikut ini macam metode yang dapat digunakan
dalam menghitung kebutuhan tenaga perawat :

1. Metode Rasio

2. Metode Need

3. Metode Douglas

4. Metode Demand

5. Metode Gillies

6. Metode Swandsburg
7. Metode Nina

9 Metode Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja (Manpower Planning)

Saat menghitung kebutuhan tenaga kerja atau manpower planning, Anda menyusun rencana
ketenagakerjaan untuk memenuhi kebutuhan organisasi di masa depan, yang disesuaikan
dengan rencana pencapaian tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Pokok
perencanaan tenaga kerja adalah efisiensi dengan mengoptimalkan sumber daya manusia
(SDM) yang dimiliki perusahaan dan merekrut sesuai kebutuhan.

Untuk itu, Anda perlu membuat perkiraan kebutuhan SDM di seluruh divisi dalam satu tahun
mendatang. Ada banyak metode yang biasa digunakan, di antaranya seperti berikut:

Metode keputusan manajerial

Setiap manajer divisi/departemen memperkirakan kebutuhan tenaga kerja masing-masing,


yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai beban kerja serta
efisiensi tenaga kerja. Selanjutnya, manajemen tingkat atas menghimpun dan menyetujui
perkiraan kebutuhan karyawan untuk setiap divisi.

Metode ini cepat dan mudah dilakukan, namun cenderung subjektif sebab mendasarkan pada
pengalaman setiap manajer, tidak secara terukur. Karena itu, metode ini lebih cocok untuk
perusahaan berskala kecil.

Metode studi kerja

Metode ini menganalisis waktu kerja untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja. Manajer
menghitung unit pekerjaan yang direncanakan dan waktu standar per unit. Contohnya:

Output pekerjaan yang direncanakan setahun: 100.000 unit

Waktu kerja standar per unit: 2 jam

Jam yang dibutuhkan: 2 x 100.000 = 200.000 jam

Waktu kerja produktif per pekerja setahun: 2.000 jam

Jumlah pekerja yang dibutuhkan: 200.000/2.000 = 100 orang

Metode ini lebih cocok untuk jenis pekerjaan manual dan berulang, atau yang sifatnya tidak
berubah-ubah.

Metode model matematika


Model matematika menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat untuk
mengungkap berbagai faktor yang memengaruhi kebutuhan tenaga kerja dalam bentuk
formula (rumus) matematis.

Beberapa pemodelan yang sering digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja
adalah model regresi, optimasi, dan probabilistik. Metode hitung ini sangat kompleks dan
hanya cocok untuk perusahaan besar.

Metode tren

Dengan metode ini, Anda mencatat kebutuhan tenaga kerja dalam kurun beberapa tahun ke
belakang, misalnya 5 tahun. Anda dapat menghitung karyawan setiap akhir tahun dan
membuat grafik sederhana yang menggambarkan data jumlah karyawan.

Dari grafik tersebut dapat diketahui pola/tren jumlah penambahan tenaga kerja dari tahun ke
tahun. Dengan berkaca pada data masa lalu, Anda dapat membuat perkiraan kebutuhan
tenaga kerja untuk setahun ke depan. 

Metode rasio

Metode ini merupakan model hitung sederhana dengan membandingkan faktor-faktor terukur
yang dipengaruhi oleh tenaga kerja, misalnya pendapatan atau laba usaha. 

Sebagai contoh: Jumlah karyawan tahun lalu 200 orang, menghasilkan pendapatan tahunan
perusahaan Rp200 miliar. Maka rasio 1:1 atau 1 orang:Rp1 miliar. Dengan demikian, jika
target pendapatan tahun ini Rp250 miliar, maka perkiraan kebutuhan karyawan baru adalah
50 orang.

Metode Delphi

Ini merupakan metode menghitung kebutuhan tenaga kerja melalui survei terhadap para ahli
di perusahaan. Dalam survei ini, Anda bisa meminta pendapat mereka berdasarkan
pengalaman mereka di organisasi.

Dari hasil survei, Anda membuat kesimpulan tentang perkiraan kebutuhan karyawan,
kemudian mengirimkan kembali ke mereka melalui survei. Cara ini dilakukan berulang
hingga tercapai konsensus di antara para ahli mengenai perkiraan yang mendekati akurat.

Metode analisis tenaga kerja

Metode sederhana ini menganalisis demografi tenaga kerja di perusahaan, seperti jumlah
karyawan, sebaran, posisi jabatan, dan usia. Analisis ini akan memberikan gambaran
kebutuhan karyawan baru. Anda dapat menghitung berapa tenaga kerja pengganti untuk
karyawan yang akan pensiun atau habis masa kontraknya.
Metode kalkulator HR

Dalam metode ini, Anda menghitung sejumlah metrik ketenagakerjaan, seperti


tingkat turnover, tingkat retensi, biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen, tingkat produktivitas,
dan lain-lain. Dengan menghitung angka-angka tersebut, Anda merencanakan kebutuhan staf
di masa depan. 

Metode anggaran

Metode ini menggunakan anggaran sebagai dasar perencanaan tenaga kerja. Kebutuhan
penambahan karyawan baru menyesuaikan anggaran rekrutmen dan upah/gaji karyawan yang
dialokasikan oleh manajemen perusahaan. Dalam hal ini, manajer divisi hanya menjalankan
keputusan dari pimpinan perusahaan.

Manpower planning sebagai salah satu bentuk strategi rekrutmen

Selain metode yang Anda gunakan, hal yang lebih penting adalah memastikan Anda dapat
memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut. Jika mengalami kesulitan merekrut sehingga
menghambat pemenuhan kebutuhan perusahaan akan SDM berkualitas, Anda dapat
menggunakan platform rekrutmen Glints TalentHunt.

Layanan rekrutmen ini bukan hanya efisien dalam membantu Anda menemukan top
talent yang tepat untuk peran yang Anda cari, tetapi juga memberi Anda garansi penggantian
kandidat di 90 hari pertama jika kinerja mereka tidak memuaskan, sehingga Anda bebas dari
risiko salah rekrut maupun kehilangan biaya sia-sia.

Kami memiliki sumber perekrutan yang menjanjikan, yakni lebih dari 130.000 top
talent yang telah dikurasi, tim perekrut spesialis yang berpengalaman, dan
teknologi screening berbasis AI yang cerdas, otomatis, dan cepat. Proses seleksi kami hanya
butuh waktu 2-3 minggu.

Lebih dari 30.000 perusahaan memberikan skor kepuasan 8/10 setelah menggunakan layanan
TalentHunt untuk merekrut top talent. Anda juga bisa mencoba layanan kami
di https://talenthunt.glints.id.

Glints juga menyediakan job portal untuk memasang iklan lowongan kerja gratis dan tanpa
batas. Namun, Anda menyeleksi sendiri kandidat yang Anda inginkan.

Anda mungkin juga menyukai