Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Kewarganegaraan

UTS PKN
DOSEN : Drs. Helfia Edial, M.T
NAMA : Dita Luthfillah
NIM : 20076074
PRODI : PTIK
1. Jelaskanlah Urgensi dan esensi dari Pembelajaran PKN di Perguruan Tinggi

Jawab : Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


diharapkan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait
dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta
memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola
sikap dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan
demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan utama
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik Indonesia. Selain itu bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan pembekalan kepada peserta didik
di Indonesia yang diantaranya dilakukan melalui Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar (sebagai
aplikasi nilai dalam kehidupan) yang disebut kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MKPK) dalam komponen kurikulum perguruan tinggi. Hak dan kewajiban
warga negara, terutama kesadaran bela negaraakan terwujud dalam sikap dan perilakunya
bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–
sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap
mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai
dengan perilaku yang :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai
falsafah bangsa
b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.
d. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara. Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu “memahami, menganalisa, dan
menjawab masalah–masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya
secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang
digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 “. Dalam perjuangan non fisik, harus tetap
memegang teguh nilai–nilai ini disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi
keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme;
menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya
saing; memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; dan berpikir obyektif
rasional serta mandiri.
2. Bagaimana Argumen saudara tentang dinamika dan tantangan Identitas Nasional yang
terjadi saat ini.

Jawab :Menurut saya, identitas nasional Indonesia mencakup semangat kebangsaan


(nasionalisme) Indonesia, negara-bangsa Indonesia, dasar negara Pancasila, bahasa
nasional, bahasa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya, semboyan negara
“Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda – beda tetap satu, bendera
negara sang saka merah putih, konstitusi negara UUD 1945, integrasi Wawasan
Nusantara, serta tradisi dan kebudayaan daerah yang telah diterima secara luas sebagai
bagian integral budaya nasional setelah melalui proses tertentu yang bisa disebut sebagai
“mengIndonesia”, yang berarti proses untuk mewujudkan mimpi, imajinasi, dan cita-cita
ideal bangsa Indonesia yang bersatu, adil, makmur, berharkat, dan bermartabat, baik ke
dalam maupun ke luar dalam kancah internasional.
Identitas nasional jelas tidak statis. Proses “mengIndonesia” mendapat tantangan bukan
hanya secara eksternal, tetapi juga secara internal. Secara eksternal, arus globalisasi yang
terus meningkat dalam berbagai bidang kehidupan; sejak dari ekonomi, politik, sampai
budaya, secara signifikan telah mengubah lanskap Indonesia.
Akibatnya, secara internal terjadi perubahan yang tidak selalu menguntungkan penguatan
identitas nasional. Dalam dasawarsa terakhir, kita bisa menyaksikan terjadinya
disorientasi dan dislokasi ekonomi, politik, dan sosial-budaya, baik pada tingkat nasional
maupun lokal. Euforia politik dan demokrasi dengan berbagai eksesnya terus berlanjut,
mengakibatkan menguatnya rasa kecewa dan frustasi di kalangan masyarakat. Rasa
terpuruk akibatnya terus bertahan mengancam identitas nasional.

3. Bagaimana pendapat saudara tentang integritas nasional sehubungan dengan banyak


persoalan-persoalan kenegaraan (demokrasi, agama, pendidikan) yang terjadi.

Jawab : Menurut saya, Integrasi nasional merupakan konsep dan jalan kehidupan
kebangsaan Indonesia untuk menghadirkan negara yang utuh dan berdaulat. Negara yang
utuh dan berdaulat dibangun atas dasar kehidupan kebangsaan dengan konsep negara
kesatuan. Kemajemukan bangsa Indonesia adalah realitas objektif. Realitas objektif ini
perlu dikelola dengan baik supaya dapat mewujudkan dasar-dasar pembangunan nasional
yang memiliki prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan. Membangun orientasi integrasi
nasional dapat diwujudkan melalui bentuk-bentuk karya seperti hadirnya bangunan
monumen nasional (MONAS) yang telah digagas oleh presiden Soekarno kemudian
dilanjutkan oleh presiden Soeharto dalam proses pembangunannya. integrasi nasional
dibangun dari membangun rasa persatuan dan kesatuan melalui kegiatan dan program
pembangunan desa tertinggal yang dikenal sebagai IDT (Inpres Desa Tertinggal), konsep
ABRI masuk desa sebagai upaya untuk
percepatan pembangunan di daerah tertinggal yang sulit terjangkau sarana dan prasarana.
Secara ideologis, proses pembangunan integrasi nasional dilakukan melalui program
pelatihan terstruktur untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pancasila menjadi dasar
bangunan berpikir masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui
penerapan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu dalam integrasi nasional memerlukan
prasyarat yang perlu dipenuhi antara lain:
a. Kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan yang sama, untuk mencapai suatu yang
satu dan ber-persatuan diperlukan kesadaran bersama akan nilai-nilai yang telah
disepakati bersama. Kesadaran ini tidak dapat bersifat individual tetapi kesadaran
ini dibangun atas dasar kesadaran bersama, kesadaran kelompok untuk
membangun tatanan masyarakat yang memiliki prinsip-prinsip nilai bersama yaitu
membangun tatanan masyarakat yang sadar akan ideologi dan nilai-nilai bersama
sebagaimana terdapat di dalam Pancasila.
b. Adanya konsensus bersama, syarat tercapainya integrasi nasional karena ada
konsensus bersama yang dilakukan dan disepakati secara bersama-sama oleh
seluruh elemen masyarakat, perlakuan yang adil, merata, dan tanpa diskriminatif
menjadinilai dasar untuk membangun integrasi nasional. Konsensus bersama ini
juga mengacu pada nilai-nilai nasional yang bersumber pada nilai-nilai kehidupan
berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.
c. Adanya nilai dasar bersama, nilai-nilai dasar bersama yang dimiliki dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa muncul dari praktik kehidupan dan nilai secara
nasional diakui, dilembagakan, dan diletakkan dalam kehidupan kebangsaan
Indonesia. Dasar nilai bangsa Indonesia ialah Pancasila. Pancasila menjadi dasar
nilai yang telah disepakati dan menjadi dasar dalam proses pembangunan bangsa
dan negara. Nilai dasar dalam kehidupan kebangsaan Indonesia mengacu pada
sila-sila Pancasila yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan
Dengan menjalankan prasyarat tersebut kita dapat membangun negara kesatuan tanpa
membeda – bedakan antara ras, suku, bangsa dan lain sebagainya.

4. Bagaimana peranan UUD 1945 dalam menyelesaikan banyak masalah saat ini

Jawab : Undang-undang dasar 1945 telah menetapkan secara fundamental yuridis


peranan yang harus dimainkan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, seperti pernyataan dengan kata kunci: ”melindungi, memajukan, mencerdaskan dan
ikut serta dalam perdamaian dunia. Contohnya seperti memberantas serangan yang
dilakukan oleh oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di tanah papua yang dapat
mengancam keselamatan masyarakat.
5. Berdasarkan materi pelajaran PKN, bagaimana tanggapan saudara tentang esensi dan
implementasi dari hak dan kewajiban Negara dan Warganegara saat ini.

Jawab : Hak warga negara yang dimana kemudian terdapat pada UUD 1945 terdapat hak
untuk hidup, hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk melanjutkan keturunan dan
masih terdapat berbagai macam lainnya. Kemudian, untuk lebih mempermudah hal
tersebut, pengelompokan ha warga negara kemudian dimasukkan ke dalam lima macam
kelompok besar yaitu Agama, Politik, Hukum, Pemerintahan, Sosial dan Budaya,
Ekonomi dan Keamanan.
Contoh esensi dan implementasi dari hak dan kewajiban Negara dan warganegara ialah :
Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,
hak seorang siswa mendapatkan pendidikan yang layak.

Anda mungkin juga menyukai