Anda di halaman 1dari 9

Mata kuliah : Manajemen Operasional

Program : Manajemen & Akuntansi

1) Sebuah perusahaan menerima order sebanyak 1.500 unit, yang terdiri dari
enam batch produk dan setiap batchnya terdiri dari 250 unit, yang harus
diproduksi dalam waktu tertentu. Waktu operasi per unit = 48 menit, dan
butuh 12 menit waktu persiapan per unit. Persiapan atau Penyesuaian mesin
untuk setiap batch membutuhkan waktu = 150 menit. Efisiensi organisasional
80%, efisiensi operasi mesin = 70%, produktifitas operator = 90%. Jam kerja
adalah 8 jam kerja per hari di luar istirahat. Jawablah dengan jelas
pertanyaan berikut :
a. Hitunglah jam kerja standard (Hst) yang dibutuhkan (dalam jam)?
b. Hitung pula jam kerja sebenarnya (H act) yang dibutuhkan (dalam jam)
untuk memenuhi order tsb!
c. Apabila mesin yang dialokasikan perusahaan untuk menangani order ini
sebanyak 20 unit, berapa hari kerja order tersebut bisa diselesaikan?
d. Ternyata order tsb diminta oleh pelanggan agar bisa diselesaikan dalam
waktu 15 hari kerja, berapa jumlah mesin yang harus dialokasikan?
e. Jika perusahaan bisa meningkatkan efisiensi dalam melakukan aktifitas
produksinya, yaitu dengan menaikkan efisiensi mesin menjadi 80%,
sedangkan Efisiensi Organisasional dan Produktifitas Operator tetap,
hitunglah berapa hari order bisa dipenuhi oleh perusahaan dengan
mengalokasikan mesin sebanyak 20 unit?
Catatan : Jumlah dan jam kerja mesin sama dengan jumlah dan jam kerja
operator (tenaga kerja).
Jawab:
a. Untuk menghitung jam kerja standar (Hst) yang dibutuhkan, pertama-
tama kita perlu menghitung waktu produksi total yang dibutuhkan untuk
memproduksi 1.500 unit. Berikut adalah langkah-langkahnya:
 Hitung waktu persiapan per batch:
Waktu persiapan per batch = waktu persiapan per unit x jumlah unit per
batch
= 12 menit x 250 unit
= 3.000 menit
 Hitung waktu produksi per batch:
Waktu produksi per batch = waktu operasi per unit x jumlah unit per
batch
= 48 menit x 250 unit
= 12.000 menit
 Hitung waktu total produksi untuk keenam batch:
Waktu total produksi = waktu persiapan per batch x jumlah batch +
waktu produksi per batch x jumlah batch
= 3.000 menit x 6 + 12.000 menit x 6
= 90.000 menit
 Hitung waktu kerja standar (Hst) yang dibutuhkan:
Waktu kerja standar (Hst) = waktu total produksi / (efisiensi
organisasional x efisiensi operasi mesin x produktivitas operator x jam
kerja per hari)
= 90.000 menit / (0,8 x 0,7 x 0,9 x 8 jam)
= 1.562,5 jam
Jadi, jam kerja standar yang dibutuhkan untuk memproduksi 1.500 unit
adalah sekitar 1.562,5 jam.
b. Untuk menghitung jam kerja sebenarnya (Hact) yang dibutuhkan, kita
perlu mempertimbangkan adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
waktu produksi aktual seperti gangguan mesin, kekurangan bahan baku,
dan absensi karyawan. Namun, jika diasumsikan bahwa tidak ada faktor-
faktor tersebut, maka jam kerja sebenarnya dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:
Jam kerja sebenarnya (Hact) = waktu kerja standar (Hst) / efisiensi
produksi aktual
Efisiensi produksi aktual dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Efisiensi produksi aktual = (jumlah unit yang dihasilkan / jumlah unit yang
seharusnya dihasilkan) x efisiensi produksi rencana
Karena order yang diterima adalah untuk memproduksi 1.500 unit, maka
jumlah unit yang seharusnya dihasilkan adalah 1.500 unit. Sedangkan
efisiensi produksi rencana dapat dihitung dengan mengalikan efisiensi
organisasional, efisiensi operasi mesin, dan produktivitas operator, yaitu:
Efisiensi produksi rencana = efisiensi organisasional x efisiensi operasi
mesin x produktivitas operator
= 0,8 x 0,7 x 0,9
= 0,504
Dengan demikian, efisiensi produksi aktual dapat dihitung menggunakan
data jumlah unit yang dihasilkan saat produksi selesai. Jika diasumsikan
bahwa produksi berjalan lancar tanpa gangguan dan absensi karyawan,
maka jumlah unit yang dihasilkan harus sama dengan jumlah yang
dipesan yaitu 1.500 unit.
Maka, efisiensi produksi aktual = (1.500 / 1.500) x 0,504
= 0,504
Jadi, jam kerja sebenarnya (Hact) yang dibutuhkan untuk memproduksi
1.500 unit adalah:
Hact = Hst / efisiensi produksi aktual
= 1.562,5 jam / 0,504
= 3.098,21 jam
Jadi, untuk memproduksi 1.500 unit dalam kondisi produksi yang normal,
dibutuhkan waktu sekitar 3.098,21 jam atau sekitar 387,28 hari (dengan
asumsi 8 jam kerja per hari).
c. Untuk menghitung berapa hari kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan order tersebut, kita perlu melakukan perhitungan berikut:
 Waktu total yang dibutuhkan untuk memproduksi satu batch produk
adalah:
Waktu operasi per unit x jumlah unit per batch + waktu persiapan per
unit x jumlah unit per batch
= 48 menit x 250 + 12 menit x 250
= 12.000 menit atau 200 jam
 Waktu total yang dibutuhkan untuk persiapan atau penyesuaian
mesin setiap batch adalah 150 menit atau 2,5 jam.
 Waktu total yang dibutuhkan untuk memproduksi satu batch produk
dengan mempertimbangkan persiapan mesin adalah:
Waktu produksi per batch + waktu persiapan mesin
= 200 jam + 2,5 jam
= 202,5 jam
 Waktu total yang dibutuhkan untuk memproduksi enam batch produk
adalah:
Waktu produksi per batch x jumlah batch
= 202,5 jam x 6
= 1.215 jam
 Jumlah mesin yang dialokasikan untuk produksi adalah 20 unit.
Efisiensi operasi mesin adalah 70%, sehingga waktu operasi yang
tersedia per mesin adalah:
Jam kerja per hari x efisiensi operasi mesin x jumlah mesin
= 8 jam x 0,7 x 20
= 112 jam
 Waktu kerja standar (Hst) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
order tersebut adalah:
Waktu total yang dibutuhkan / efisiensi produksi rencana
= 1.215 jam / (0,8 x 0,7 x 0,9)
= 2.500 jam
 Berdasarkan waktu operasi yang tersedia per mesin dan waktu kerja
standar yang dibutuhkan, maka waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan order tersebut adalah:
Waktu kerja standar / waktu operasi yang tersedia per mesin
= 2.500 jam / 112 jam
= 22,32 hari
Jadi, apabila mesin yang dialokasikan perusahaan untuk menangani
order tersebut sebanyak 20 unit, maka order tersebut dapat diselesaikan
dalam waktu sekitar 22,32 hari atau sekitar 23 hari jika dihitung dengan
pembulatan ke atas.
d. Untuk menentukan jumlah mesin yang harus dialokasikan agar dapat
menyelesaikan order dalam waktu 15 hari kerja, kita dapat menggunakan
rumus berikut:
Jumlah mesin = Total waktu yang dibutuhkan / (Jumlah jam kerja per hari
x Jumlah hari kerja)
Kita sudah mengetahui total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi
seluruh order sebesar 3000 jam, dan pelanggan meminta agar order
tersebut diselesaikan dalam waktu 15 hari kerja, yang artinya jumlah jam
kerja yang tersedia adalah 15 x 8 = 120 jam.
Dengan mengganti nilai-nilai tersebut ke dalam rumus, kita dapat
menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan:
Jumlah mesin = 3000 jam / (8 jam/hari x 15 hari) = 25 mesin
Jadi, perusahaan perlu mengalokasikan 25 mesin agar dapat
menyelesaikan order tersebut dalam waktu 15 hari kerja.
e. Jumlah unit produksi yang harus diproduksi adalah 1.500 unit, dengan
setiap batch terdiri dari 250 unit, maka jumlah batch yang harus
diproduksi adalah 6 batch.
Waktu operasi per unit adalah 48 menit, sedangkan waktu persiapan per
unit adalah 12 menit, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk setiap unit
adalah 60 menit atau 1 jam.
Persiapan atau penyesuaian mesin untuk setiap batch membutuhkan
waktu 150 menit.
Efisiensi operasi mesin adalah 80%, sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk setiap unit menjadi 0.8 x 60 menit = 48 menit.
Total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 batch adalah sebagai
berikut:
Waktu operasi per unit x Jumlah unit per batch x Efisiensi operasi mesin =
48 menit x 250 unit x 0.8 = 9.600 menit.
Waktu persiapan mesin untuk 1 batch adalah 150 menit.
Total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 6 batch adalah sebagai
berikut:
Waktu operasi per unit x Jumlah unit per batch x Jumlah batch x Efisiensi
operasi mesin + Waktu persiapan mesin x Jumlah batch = (48 menit x 250
unit x 6 batch x 0.8) + (150 menit x 6 batch) = 43.200 menit + 900 menit =
44.100 menit.
Efisiensi organisasional adalah 80%, sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk produksi sebenarnya adalah 1.25 x 44.100 menit = 55.125 menit.
Produktivitas operator adalah 90%, sehingga waktu yang dibutuhkan
untuk produksi sebenarnya adalah 1.11 x 55.125 menit = 61.237,5 menit.
Jam kerja standar adalah 8 jam atau 480 menit.
Jumlah mesin yang dialokasikan adalah 20 unit.
Maka, jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan order adalah
sebagai berikut:
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk produksi sebenarnya / (Jam kerja
standar x Jumlah mesin) = 61.237,5 menit / (480 menit x 20 unit) = 2,55
hari atau sekitar 3 hari.

2) Sebutkan tipe/jenis tata letak yang biasa digunakan oleh perusahaan!


Jawab:
Ada beberapa jenis tata letak yang biasa digunakan oleh perusahaan,
antara lain:
1) Tata letak produk (product layout): Tata letak ini biasa digunakan oleh
perusahaan yang menghasilkan produk massal dengan volume
produksi yang tinggi dan produk-produknya serupa atau sama.
Contohnya pabrik mobil atau pabrik pengolahan minyak.
2) Tata letak proses (process layout): Tata letak ini biasa digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk dalam jumlah
yang lebih kecil, tetapi melalui beberapa tahapan proses produksi yang
berbeda. Contohnya pabrik farmasi.
3) Tata letak sel (cellular layout): Tata letak ini biasa digunakan oleh
perusahaan yang menghasilkan produk-produk berbeda tetapi masih
dalam kategori yang sama, sehingga dapat dikelompokkan menjadi
beberapa unit produksi kecil yang disebut sel. Contohnya pabrik
pembuatan komponen mobil.
4) Tata letak fungsional (functional layout): Tata letak ini biasa digunakan
oleh perusahaan yang melakukan berbagai macam aktivitas yang
berbeda dalam satu area produksi. Contohnya rumah sakit atau
lembaga pendidikan.
5) Tata letak campuran (hybrid layout): Tata letak ini menggabungkan dua
atau lebih jenis tata letak di atas. Contohnya pabrik pengolahan
makanan yang menggabungkan tata letak produk dan proses.

3) Menurut Saudara, apakah tata letak pabrik yang baik bisa meningkat-kan
kapasitas produksi perusahaan?
Jawab:
Ya, tata letak pabrik yang baik dapat meningkatkan kapasitas produksi
perusahaan. Dengan menempatkan mesin, peralatan, dan tenaga kerja
pada posisi yang tepat dalam pabrik, maka waktu yang diperlukan untuk
mengalihkan bahan dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya dapat
dihemat, dan hal ini dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain
itu, tata letak pabrik yang baik juga dapat mengoptimalkan penggunaan
ruang dan fasilitas, sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya yang
diperlukan dalam proses produksi. Namun, tata letak yang buruk atau
tidak efisien dapat membatasi kapasitas produksi perusahaan karena
dapat menyebabkan kemacetan, konflik antar pekerja, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan dan
merancang tata letak pabrik dengan baik agar dapat meningkatkan
kapasitas produksi dan efisiensi operasional.

4) Pada saat tertentu perusahaan mengalami penerimaan order yang


melonjak, sehingga fasilitas/mesin yang tersedia tidak dapat memenuhi
order bila beroperasi dengan jam kerja normal. Jelaskanlah, usaha apa
saja yang bisa dilakukan perusahaan untuk memenuhi order yang
melonjak tersebut?
Jawab:
Ketika perusahaan mengalami penerimaan order yang melonjak, ada
beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk memenuhi order tersebut,
antara lain:
1) Meningkatkan Kapasitas Produksi
Perusahaan bisa meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah
jumlah mesin, meningkatkan efisiensi operasi mesin, meningkatkan
produktivitas operator, atau memanfaatkan waktu kerja tambahan
seperti bekerja pada malam hari atau akhir pekan.
2) Menggunakan Mesin dengan Fleksibilitas Tinggi
Perusahaan bisa menggunakan mesin dengan fleksibilitas tinggi yang
dapat memproduksi berbagai jenis produk dengan cepat. Mesin
semacam ini bisa digunakan untuk memproduksi produk yang
berbeda-beda dalam jumlah yang kecil.
3) Memperpendek Waktu Produksi
Perusahaan bisa memperpendek waktu produksi dengan mengurangi
waktu persiapan mesin dan mengoptimalkan proses produksi.
Perusahaan juga bisa menggunakan teknologi yang lebih canggih
untuk mempercepat produksi.
4) Menambah Jumlah Tenaga Kerja
Perusahaan bisa menambah jumlah tenaga kerja dengan cara
merekrut karyawan baru atau menggunakan jasa tenaga kerja lepas.
Dengan menambah jumlah tenaga kerja, perusahaan bisa
mempercepat proses produksi dan memenuhi order yang melonjak.
5) Menggunakan Sistem Produksi Just In Time (JIT)
Perusahaan bisa menggunakan sistem produksi Just In Time (JIT)
yang memproduksi produk sesuai dengan permintaan pelanggan.
Dengan sistem ini, perusahaan bisa menghindari penumpukan stok
barang yang tidak terjual dan memenuhi permintaan pelanggan
dengan cepat.
6) Menambah Kapasitas Gudang
Perusahaan bisa menambah kapasitas gudang untuk menyimpan
bahan baku dan produk jadi. Dengan menambah kapasitas gudang,
perusahaan bisa memenuhi order yang melonjak tanpa khawatir
kehabisan tempat untuk menyimpan barang.
Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan outsourcing produksi dengan
bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memproduksi produk yang
dipesan oleh pelanggan. Dengan cara ini, perusahaan bisa memenuhi
order yang melonjak tanpa harus menambah mesin atau tenaga kerja.
Namun, perusahaan perlu memilih mitra yang tepat dan melakukan
pengawasan yang ketat untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan
tetap terjaga.

Perusahaan elektronik membuat komponen elektronik dengan mesin khusus.


Ada dua pilihan mesin yang bisa dipilih salah satunya, yaitu mesin buatan
Cina dan mesin buatan Korea. Mesin buatan Cina akan menghabiskan biaya
tetap per bulan Rp.45.000.000,- dan biaya variabel per unit Rp.30.000,-,
sedangkan mesin Korea berbiaya tetap/bln Rp.60.000.000,- dan biaya
variable per unit Rp.20.000,-. Komponen elektonik ini dijual dengan harga
Rp.50.000,-/unit.
1. Mesin buatan mana yang dipilih jika akan memproduksi 1.000 unit per
bulan.
2. Mesin buatan mana yang dipilih jika akan memproduksi 3.000 unit per
bulan.
3. Berapa range jumlah produksi per bulan jika memproduksi dengan
mesin buatan Cina dengan biaya minimum?
4. Berapa range jumlah produksi per bulan jika memproduksi dengan
mesin buatan Korea dengan biaya minimum?
5. Berapa jumlah produksi per bulan jika bisa dipilih memproduksi dengan
mesin buatan Cina atau buatan Korea dengan biaya produksi sama?
6. Jika diinginkan laba Rp.15.000.000,-/bulan, harus berapa unit produk
dijual atau diproduksi? Mesin buatan mana yang dipilih?
Jawab:
1. Untuk menentukan mesin mana yang lebih baik dipilih, kita perlu
membandingkan biaya total dari kedua pilihan mesin.
Biaya total mesin buatan Cina:
Biaya tetap per bulan = Rp.45.000.000,-
Biaya variabel per unit = Rp.30.000,- x 1000 = Rp.30.000.000,-
Biaya total = Biaya tetap + Biaya variabel = Rp.45.000.000 +
Rp.30.000.000 = Rp.75.000.000,-

Biaya total mesin buatan Korea:


Biaya tetap per bulan = Rp.60.000.000,-
Biaya variabel per unit = Rp.20.000,- x 1000 = Rp.20.000.000,-
Biaya total = Biaya tetap + Biaya variabel = Rp.60.000.000 +
Rp.20.000.000 = Rp.80.000.000,-
Dari perhitungan di atas, biaya total untuk memproduksi 1.000 unit
komponen elektronik lebih murah dengan menggunakan mesin buatan
Cina sebesar Rp.75.000.000,-. Oleh karena itu, mesin buatan Cina
lebih baik dipilih untuk memproduksi 1.000 unit per bulan.

2. Untuk menentukan mesin mana yang lebih baik dipilih, perlu dihitung
total biaya produksi untuk setiap mesin. Total biaya produksi untuk
setiap mesin adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel
dikalikan dengan jumlah unit produksi.
Biaya produksi mesin buatan Cina per bulan:
Biaya tetap: Rp. 45.000.000
Biaya variabel: Rp. 30.000 x 3.000 = Rp. 90.000.000
Total biaya produksi: Rp. 45.000.000 + Rp. 90.000.000 = Rp.
135.000.000

Biaya produksi mesin buatan Korea per bulan:


Biaya tetap: Rp. 60.000.000
Biaya variabel: Rp. 20.000 x 3.000 = Rp. 60.000.000
Total biaya produksi: Rp. 60.000.000 + Rp. 60.000.000 = Rp.
120.000.000
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa mesin buatan
Korea lebih efisien untuk memproduksi 3.000 unit komponen elektronik
per bulan karena memiliki total biaya produksi yang lebih rendah
dibandingkan dengan mesin buatan Cina. Oleh karena itu, perusahaan
sebaiknya memilih mesin buatan Korea untuk memproduksi 3.000 unit
komponen elektronik per bulan.

3. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengetahui rumus total


biaya produksi per bulan (TC) pada mesin buatan Cina:
TC = FC + VC
dengan FC = biaya tetap per bulan dan VC = biaya variabel per unit
dikalikan jumlah unit.
Sehingga, jika mesin Cina dipilih, biaya total produksi per bulan akan
ditentukan oleh jumlah unit yang diproduksi. Jika ingin mencari range
jumlah produksi per bulan yang menghasilkan biaya minimum, maka
kita perlu mencari titik perpotongan antara biaya tetap dan biaya
variabel:
FC = VC × Q
dengan Q = jumlah unit yang diproduksi.
Substitusi nilai FC dan VC dari masing-masing mesin:
Cina: 45.000.000 = 30.000 × Q
Q = 1.500
Korea: 60.000.000 = 20.000 × Q
Q = 3.000
Jadi, range jumlah produksi per bulan yang akan menghasilkan biaya
minimum jika menggunakan mesin buatan Cina adalah antara 1.500
sampai dengan 3.000 unit per bulan.

4. Untuk mencari range jumlah produksi per bulan jika memproduksi


dengan mesin buatan Korea dengan biaya minimum, kita perlu
menggunakan informasi tentang biaya produksi mesin Korea dan
harga jual per unit.
Biaya produksi mesin Korea adalah:
Biaya tetap per bulan = Rp.60.000.000,-
Biaya variabel per unit = Rp.20.000,-
Dengan harga jual per unit sebesar Rp.50.000,-, maka keuntungan per
unit adalah:
Rp.50.000,- - (Rp.60.000,- + Rp.20.000,-) = -Rp.30.000,-
Karena keuntungan per unit negatif, maka perusahaan akan
mengalami kerugian jika memproduksi dengan mesin Korea dengan
biaya minimum. Oleh karena itu, tidak ada range jumlah produksi per
bulan yang dapat diproduksi dengan biaya minimum mesin Korea.
5. Untuk mencari jumlah produksi per bulan jika bisa dipilih memproduksi
dengan mesin buatan Cina atau Korea dengan biaya produksi sama,
kita perlu menyelesaikan persamaan:
Biaya total produksi mesin Cina = Biaya tetap + Biaya variabel x
Jumlah produksi
Biaya total produksi mesin Korea = Biaya tetap + Biaya variabel x
Jumlah produksi
Karena biaya produksi kedua mesin sama, maka persamaannya
menjadi:
45.000.000 + 30.000x = 60.000.000 + 20.000x
Simplifikasi persamaan tersebut, kita bisa mendapatkan:
10.000x = 15.000.000
x = 1500
Jadi, jumlah produksi per bulan jika bisa dipilih memproduksi dengan
mesin buatan Cina atau Korea dengan biaya produksi sama adalah
1500 unit.

6. Untuk mencari tahu mesin mana yang lebih baik dipilih untuk mencapai
laba Rp 15.000.000 per bulan, kita perlu melakukan perhitungan untuk
masing-masing mesin. Kita asumsikan harga jual tetap Rp 50.000/unit.

Untuk mesin buatan Cina, biaya produksi per unit adalah:


Biaya produksi = biaya tetap per bulan / jumlah unit yang diproduksi +
biaya variabel per unit
Biaya produksi = 45.000.000 / x + 30.000
Untuk mencari tahu jumlah unit yang harus diproduksi untuk
mendapatkan laba Rp 15.000.000 per bulan, kita gunakan rumus laba:
Laba = (harga jual - biaya produksi) x jumlah unit
15.000.000 = (50.000 - (45.000.000 / x + 30.000)) x x
15.000.000 = (50.000x - 45.000.000) / x - 30.000
15.000.000x - 450.000.000 = 50.000x - 1.500.000
15.000.000x - 50.000x = 450.000.000 - 1.500.000
14.950.000x = 448.500.000
x = 30.01
Jadi, jumlah produksi per bulan yang dibutuhkan untuk mencapai laba
Rp. 15.000.000 dengan mesin buatan Cina adalah sekitar 30.01 unit.
Namun, karena tidak mungkin diproduksi 0.01 unit, maka jumlah
produksi minimum yang harus diproduksi adalah 31 unit per bulan.

Untuk mesin buatan Korea, biaya produksi per unit adalah:


Biaya produksi = biaya tetap per bulan / jumlah unit yang diproduksi +
biaya variabel per unit
Biaya produksi = 60.000.000 / x + 20.000
Kita gunakan rumus laba seperti sebelumnya:
Laba = (harga jual - biaya produksi) x jumlah unit
15.000.000 = (50.000 - (60.000.000 / x + 20.000)) x x
15.000.000 = (50.000x - 60.000.000) / x - 20.000
15.000.000x - 600.000.000 = 50.000x - 1.000.000
15.000.000x - 50.000x = 600.000.000 - 1.000.000
14.950.000x = 599.000.000
x = 40.08
Jadi, jumlah produksi per bulan yang dibutuhkan untuk mencapai laba
Rp. 15.000.000 dengan mesin buatan Korea adalah sekitar 40.08 unit.
Namun, karena tidak mungkin diproduksi 0.08 unit, maka jumlah
produksi minimum yang harus diproduksi adalah 41 unit per bulan.

Dari perhitungan di atas, untuk mencapai laba Rp. 15.000.000 per


bulan, jumlah produksi minimum yang harus diproduksi adalah 31 unit
per bulan jika menggunakan mesin buatan Cina dan 41 unit per bulan
jika menggunakan mesin buatan Korea. Dalam hal ini, mes in yang
lebih baik dipilih untuk mencapai laba Rp. 15.000.000 per bulan adalah
mesin buatan Cina, karena jumlah produksi minimum yang harus
diproduksi lebih sedikit, sehingga biaya produksi yang harus
dikeluarkan juga lebih sedikit. Mesin buatan Cina membutuhkan
produksi minimum 31 unit per bulan, sedangkan mesin buatan Korea
membutuhkan produksi minimum 41 unit per bulan.

---o---

2023_WP_M_OPR_PERB_TUGAS1&2_0323

Anda mungkin juga menyukai