PERTEMUAN 7
KULIAH 8:
PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN
PERANCANGAN STASIUN KERJA
By: Rini Halila Nasution, ST, MT
PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG
DIBUTUHKAN
Pemilihan jenis dan spesifikasi mesin fasilitas produksi
lainnya merupakan langkah penting dan sangat
menentukan langkah perancangan layout selanjutnya.
Berdasarkan analisis produk dan proses, maka pemilihan
spesifikasi mesin yang sesuai bisa dilaksanakan dengan
memanfaatkan dokumentasi/katalog mengenai mesin atau
fasilitas produksi lainnya yang bisa diperoleh dari para
pemasok (supplier) khusus.
Keputusan kapasitas produksi ditentukan juga oleh
kemampuan mesin/fasilitas produksi yang terpasang.
Kapasitas produksi diukur dalam bentuk unit-unit phisik
berdasarkan output maksimum yang dihasilkan oleh proses
produksi atau berdasarkan jumlah masukan yang tersedia
pada setiap periode operasi.
Penetapan Kapasitas Produksi yang Diperlukan
Langkah-langkah Informasi data berdasarkan hasila peramalan kebutuhan
Penetapan Existing process bottlenecks
Kapasitas
Produksi
Proses Transformasi
Secara sederhana di sini sistem operasi/produksi
dipertimbangkan sebagai “black-box” yang merupakan “sebuah”
proses yang bulat.
Dalam prakteknya, untuk pembuatan sebuah produk yang
umum dijumpai harus melalui berbagai tahapan proses dimana
antara satu proses dengan proses lainnya memiliki kapasitas
produksi yang berbeda-beda sehingga tampak terjadi
ketidaklancaran aliran material akibat kapasitas meisn yang
berbeda-beda tersebut, seperti pada Gambar berikut.
kapasitas
(exces capacity)
Bahan Baku
Produk Akhir
Tahap 2
(bottleneck)
Tahap 1 Tahap 3
INFORMASI YANG DIPERLUKAN DALAM PENENTUAN
JUMLAH MESIN:
Volume produksi yang dicapai
Estimasi skrap pada setiap proses operasi
Waktu kerja standar untuk proses operasi yang berlangsung
RUMUS MENENTUKAN JUMLAH MESIN:
Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin, dalam hal ini bisa
pula untuk menentukan jumlah operator yang diperlukan untuk
aktivitas operasi, maka rumus umum berikut ini dipakai yaitu:
T P
N
60 D.E
KETERANGAN:
P = jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin per
periode waktu kerja (unit produk/tahun)
T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi
produksi yang diperoleh dari hasil time study atau perhitungan secara
teoritis (mnt/unit produk)
D = jam operasi kerja mesin yang tersedia, dimana untuk 1 shift kerja
D = 8 jam/hari, 2 shift kerja D = 16 jam/hari, dan 3 shift kerja D = 24
jam/hari
E = faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up,
break down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya
idle (harga umumnya : 0.8 - 0.9)
N = jumlah mesin ataupun operator yang dibutuhkan untuk operasi
produksi
CONTOH:
Suatu produk A akan dibuat dengan volume produksi sebesar
lebih kurang 80.000 unit produk per tahun. Apabila jam standard
operasi ditetapkan 40 jam per minggu atau 2000 jam per tahun,
maka kita akan dapat menghitung demand rate dari produksi A
tersebut yaitu:
P 80000
D.E 2000.E
Pg 50
P 53 unit / jam
(1 p) (1 0.05)
Perlu dicatat bahwa P adalah jumlah produk (demand rate)
yang merupakan hasil keluaran dari akhir tahapan proses
untuk membuat produk tersebut.
Apabila suatu proses didalam pembuatannya memerlukan
bermacam-macam tahapan proses, maka terjadinya
kerusakan harus pula dianalisa untuk setiap
tahapan/tingkatan proses yang ada, dapat dilihat pada buku
Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Sritomo
Wignjosoebroto halaman 126-129.
EFISIENSI
H DT ST
E 1
D D
E = efisiensi
H = running time yang diharapkan per periode (jam)
D = lama waktu kerja per periode (8 jam/hari untuk 1 shift kerja)
DT = down time (jam)
ST = set-up time untuk proses pengerjaan per periode (jam)
Efisiensi masing-masing tahapan proses tergantung pada
faktor-faktor:
Macam/tipe mesin atau produksi yang dipakai
Bagaimana caranya mesin atau produksi tersebut diopeasikan
(kecepatan potong, dll)
Kebijaksanaan yang diambil untuk aktivitas perawatan
PERHITUNGAN JUMLAH MESIN & BAHAN PADA
PRODUCT LAYOUT & PROCESS LAYOUT
PRODUCT LAYOUT
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan jumlah
Mesin dan bahan yaitu:
Scrap Factor (%): Persentase banyaknya bahan yang terbuang per
unit produk/proses
Effisiensi (%): Perbandingan antara banyaknya produk yang
dihasilkan dengan banyaknya bahan yang dimasukkan dalam
proses per satuan waktu
output
Efisiensi x100%
input
Effisiensi Plant: Perbandingan antara jumlah produk yang
dihasilkan pabrik dengan jumlah bahan yang dimasukkan ke pabrik
tersebut.
Jumlah produksi (output)
Produksi yang dihasilkan
100 100
Effisiensi 100 Scrap
Jumlah mesin yang dibutuhkan
atau
1
Potong 60 4
2
Bubut-1 28,3 5
3
Bubut-2 83,4 2
4
Bor 238,0 3
5
Ketam 65,4 2
6
Inspect 55,5 0
7
Packing 143 0
Diketahui:
Jumlah produk A = 67 unit/jam
Effisiensi Plant = 90%
Ditanya:
1. Jumlah bahan yang dibutuhkan
2. Jumlah mesin-mesin teoritis dan praktis
JIKA DIKETAHUI JUMLAH PRODUK
DAN EFISIENSI PLANT
JUMLAH MESIN
BAHAN
JUMLAH SCRAP KAPASITAS BAHAN YANG DIBUTUHKAN
NO NAMA MESIN SEBENARNYA
PRODUK (%) PRODUKSI DIBUTUHKAN
DIBUTUHKAN TEORITIS PRAKTIS
100 100
6 INSPECT 67 0 55,5 67 67 67x 74,5 1,34 2
100 0 90
100 100
76
5 KETAM 67 2 65,4 67 68,5 68,6x 1,18 2
100 2 90
100 100
78,3
4 BOR 68,5 3 238,0 68,5 70,5 70,5x 0,33 1
100 3 90
100
3 BUBUT-2 70,5 2 83,4 70,5 72 72x
100
80
0,96 1
100 2 90
100 100
84,2
2 BUBUT-1 72 5 28,3 72 75,8 75,8x 3,54 4
100 5 90
100
100 8,9x 87,7
1 POTONG 75,8 4 60 75,8 78,9 90 1,46 2
100 4
100 4 90
1 MESIN 1 4 90 120 (120) 103,7 120
2,0 2
60 100 100 60
100 5 95 103,7
2 MESIN 2 5 95 28,3 103,7 (103,7) 93,6 3,66 4
100 100 28,3
100 2 91 93,6
3 MESIN 3 2 91 83,4 93,6 (93,6) 83,5 1,22 2
100 100 83,4
100 3 98
4 MESIN 4 3 98 238,0 83,5 (83,5) 79,4 0,35 1
100 100
100 2 99
5 MESIN 5 2 99 65,4 79,4 (79,4) 77,0 1,21 2
100 100
100 0 100
6 MESIN 6 0 100 55,5 77,0 (77,0) 77,0 1,39 2
100 100
100 0 100
7 MESIN 7 0 100 143 77,0 (77,0) 77,0 0,54 1
100 100
Produk
No Uraian Satuan
A B C
1 Waktu Penyiapan (Set-up time) Menit 30 50 10
2 Waktu standard Mesin/buah 1 0,6 0,2
3 Jumlah Penyiapan Kali/minggu 1 4 6
4 Kebutuhan Buah/minggu 1000 5000 2500
Kebutuhan / minggu
Kecepatan Produksi =
100% % Scrap
1000
Produk A = = 1111 buah / minggu
100 % 10 %
5000
Produk B = 100 % 10 %
= 5556 buah / minggu
2500
Produk C = 100 % 10 % = 2777 buah / minggu
Waktu Penyiapan: