Anda di halaman 1dari 21

KAPASITAS PRODUKSI adalah

jumlah maksimum output yang


dapat diproduksi atau
dihasilkan dalam satuan waktu
tertentu.
Setelah menghitung perkiraan kapasitas
yang diperlukan untuk seluruh sistem,
informasi ini diubah ke dalam kebutuhan
peralatan tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk mengoperasikannya. Untuk
memudahkan perhitungan dilakukan untuk
single stage, kemudian dikembangkan pada
multistage.
DALAM MENENTUKAN JUMLAH MESIN
DIPERLUKAN BEBERAPA INFORMASI SBB:
 VOLUME PRODUKSI YANG DICAPAI
 ESTIMASI SKRAP PADA SETIAP PROSES
 WAKTU KERJA STANDARD
Single Production Stage
T.P
N
60.D.E

 N = jumlah mesin/operator yang dibutuhkan


 T = waktu proses per unit
 P = jumlah produk yang harus dibuat oleh
masing-masing mesin, unit per periode
 D = durasi periode operasional, 1 shift = 8
jam/hari, 2 shift = 16 jam/hari, 3 shift = 24
jam/hari.
 E = efesiensi kerja mesin yang disebabkan
oleh adanya set up, break down, repair dll
Untuk mengestimasikan tingkat produksi perlu dipikirkan
juga bahwa jumlah total produk yang diproses merupakan
jumlah dari produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
diberikan dan produk yang mengalami cacat
produksi. Bila diberikan prosentasi produk yang cacat,
total produk yang harus diproses dapat dihitung dengan
mudah.
P = total produk yang diproses
Pg = jumlah produk yang memenuhi spesifikasi
p = prosentase produk yang cacat

Prosentase produk yang rusak dapat


diestimasi dengan cara mengambil sampel
hasil keluaran dari suatu tahapan dalam
waktu tertentu
Tingkat
efisiensi peralatan :

E = tingkat efisiensi peralatan kerja


H = running time yang diharapkan per periode
D = durasi waktu operasional
DT = downtime
ST = setup time untuk proses pengerjaan per periode
 
Pengukuran efisiensi untuk setiap peralatan
tergantung dari :
1.      Macam peralatan yang digunakan
2.      Bagaimana peralatan dioperasikan
3.      Kebijaksanaan perawatan yang
digunakan
Proses produksi merupakan kumpulan proses yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi yang
mempunyai nilai lebih. Biasanya material mengalir
dari proses satu ke proses yang lain, yang dikerjakan
dengan menggunakan peralatan satu ke peralatan
yang lain dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda
untuk masing-masing peralatan. Jumlah aliran
material yang masuk pada setiap work
station akan berkurang mengingat setiap work station
akan menghasilkan produk yang cacat
Mengingat lini produksi melewati lebih dari satu
work station, maka perhitungan jumlah peralatan
yang dibutuhkan, produksi yang diharapkan dan
efisiensi peralatan dilakukan untuk setiap work
station.
Ti . Pi
Ni 
60 . D i . E i

dimana i = 1, 2, 3, . . . , n (jumlah work


station)
Ti . Pi
Ni 
60 . Di . E i
Khusus untuk mengetahui jumlah produk tiap work
station, perhitungan dilakukan mundur mulai dari
work station terakhir ke work station awal.
Perhitungan mundur ini dilakukan mengingat bahwa
setiap work station akan menghasilkan produk cacat
yang perlu juga dihitung, sedangkan produk yang
diserahkan kepada customer merupakan produk yang
memenuhi spesifikasi pada work station terakhir.
Precision Part Co baru saja mendapatkan kontrak dari pabrik mobil
untuk memproduksi 300 unit sparepart mobil per hari sesuai dengan
standart yang telah disepakati. Proses produksi sparepart
membutuhkan tiga stage proses yaitu miiling, grinding, dan drilling
dengan data sebagai berikut :
Jam kerja Waktu Down time Setup time Produk
Stage (jam) proses (menit) (menit) cacat
(menit) (%)

Milling 8 15 80 16 6
Grinding 8 10 90 30 4
Drilling 8 20 40 8 9

Tentukan jumlah peralatan yang dibutuhkan Precision Part Co


agar mampu menyelesaikan kontrak yang diperolehnya.
Perhitungan tingkat efisiensi setiap mesin 
Mesin Milling 

Mesin Grinder

Mesin Drilling
Perhitungan tingkat produksi setiap mesin:
Mesin Drilling

Pg3 300 300


P3     329,67  330
1 - p 3 1 - 0,09 0,91

Mesin Grinder
Pg2 330 330
P2     343,75  344
1 - p 2 1 - 0,04 0,96

Mesin Milling

Pg1 344 344


P1     365,96  366
1 - p1 1 - 0,06 0,94
Mesin Milling

Mesin Grinder

Mesin Drilling
Jumlah operator yang dibutuhkan untuk seluruh
proses produksi dapat dihitung dari jumlah peralatan
yang akan digunakan. Bila jumlah operator untuk
setiap mesin tidak berubah/tetap, kebutuhan tenaga
kerja mudah dihitung. Untuk kasus dimana operator
yang mengoperasikan mesin merupakan operator
yang mempunyai spesifikasi khusus, maka jumlah
operator akan mengalami penambahan atau
pengurangan sesuai dengan kebutuhan mesin.  
SOAL
1. Data operasional untuk memproduksi roda gigi pada PT. ADI
Jaya dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Bilamana perusahaan bekerja selama 250 hari kerja per tahun
dan bilamana kebutuhan tahunan sekarang tercatat 65.000
unit, maka:
•Tentukan efesiensi permintaan dari setiap departemen yang
ada
•Jumlah produk yang dibuat untuk setiap tahapan proses
•Jumlah mesin/peralatan yang diperlukan
DEPARTEMEN
KARAKTERISTIK PROSES
STAMPING GRINDING
Jam Kerja per hari (2 shift kerja) 16 16
Waktu Permesinan (menit/unit) 3 5
Rata-rata Down Time per hari (menit) 115 130
Rata-rata set up time per hari (menit) 40 54
Prosentase Produk cacat yang
diperoleh per hari (semua produk cacat 7 8
dianggap sebagai skrap)
2. Bilamana perusahaan selanjutnya memutuskan untuk
beroperasi 1 shift maka berapa kebutuhan jumlah mesin
dalam hal ini? Jelaskan jawaban anda.

Anda mungkin juga menyukai