Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Performansi suatu perusahaan dapat ditingkatkan ketika tata letak fasilitas tersebut
dirancangkan dengan baik. Perancangan yang optimal mencangkup tenaga kerja, peralatan
produksi, gudang penyimpanan, dan semua aspek pendukungnya sehingga semua
kegiatan, dan operasi berjalan sesuai dengan keinginan. Semua penyusunan secara fisik
dibutuhkan perancangan yang matang dan optimal. Contoh lain selain pabrik adalah
rumah, rumah sakit, restoran dan lain sebagainya. Kesalahan perancangan mampu
mengakibatkan kerugian dari segi uang, materi, tenaga dan waktu. Seperti contoh, ketika
sebuah pabrik tidak merancangkan tata letak mesinnya dengan baik dan jarak antar
mesinnya tidak teratur, akan terjadi tabrakan meja mesin atau mesin dengan barang-
barang atau mesin yang sedang dipindahkan oleh operator. Ketika operator ingin
mengoperasikan mesin dan jarak gangnya tidak pas, akan terjadi ketidaknyamanan untuk
si operator karena allowance diperhitungkan agar semua pekerjaan dapat dilakukan
dengan seoptimal mungkin mengingat baik-buruknya suatu perencanaan tata letak
mempengaruhi segala macam aspek yang ada.
Dalam modul ini, dibutuhkan perhitungan yang matang untuk mengetahui jumlah
mesin dan luas lantai pabrik. Dengan membuat routing sheet adalah hal yang wajib ketika
ingin membuat peta proses dalam mengetahui berapa banyak produk yang ingin dibuat,
berapa dan jenis apa material yang digunakan, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
dengan berbagai macam asumsi dan batasan yang ada seperti kapasitas mesin, persenan
scrap, dan lainnya.

1.2. TUJUAN
a. Menentukan jumlah mesin teoritis yang harus disediakan berdasarkan kapasitas
produksi yang ada.
b. Mengetahui kebutuhan jumlah mesin yang sebenernya untuk setiap jenis mesin serta
jumlah mesin yang digunakan.
BAB II
METODOLOGI PERANCANGAN

Gambar 1.1. Flowchart Penjelasan Modul


Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
Yang dilakukan pertama kali adalah membuat pendahuluan di mana pendahuluan
terdiri dari latar belakang kenapa kita harus mempelajari modul ini dan tujuan pembelajaran
modul ini. Kemudian lanjut mengerjakan metodelogi perancanga agar mampu mengetahui apa
saja yang harus dikerjakan dalam modul ini dan urutan pengerjaannya. Setelah itu masuk ke
pengerjaan routing sheet di mana kita dapat mengetahui jumlah material yang dibutuhkan di
awal, menentukan data-data batasan dan data-data asumsi yang ada sehingga praktikan tidak
sembarangan mengambil data dan menghitung atau tidak kebingungan dalam menghitung
data dalam modul ini. Data yang ada diambil dari perusahaan PT. Gikoko Kogyo Indonesia.
Setelah dikerjakan routing sheet, dikerjakannya penentuan jumlah mesin untuk mengetahui
dengan tepat berapa jumlah mesin yang dibutuhkan. Setelah itu masuk ke pengerjaan
perhitungan luas lantai agar penempatan jumlah mesin yang sudah ada dapat ditempatkan
dengan optimal sehingga operasi dapat dilakukan dengan maksimal. Setelah didapatkan
semua data, data yang ada divisualisasi dengan AutoCAD dan dianalisis semua perhitungan
dan gambar yang ada sehingga didapatkan kesimpulan dari semua pengerjaan modul.

Laboratorium Sistem Produksi


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB III
PENGOLAHAN DATA

I. PERHITUNGAN ROUTING SHEET

Tabel 1.1. Routing Sheet

TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR


PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up Kapasitas % Jumlah yang Jumlah yang Reabilitas
dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) Mesin Teoritis scrap Diharapkan Disiapkan Mesin
Efisiensi Teoritis
Shaft Fan Housing
Mesin
Memoto
1 Cutting 600 360 47,4 0,05 46,6540312 49,10950653 54,56611836 0,87 1,323199921
ng
CNC
Menbub Mesin
2 300 360 94,8 0,05 44,32132964 46,6540312 51,83781244 0,87 0,628519963
ut Bubut
Meluba
3 Mesin Bor 360 360 79 0,05 42,10526316 44,32132964 49,24592182 0,87 0,716512757
ngi
Mengel Mesin
4 240 360 118,5 0,05 40 42,10526316 46,78362573 0,87 0,453791413
as Welding
5 Inspeksi Meja QC 1 180 150 159,1666667 0,05 40 42,10526316 46,78362573 0,87 0,337848895
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
Contoh perhitungan shaft fan housing mesin cutting CNC:

 Kapasitas mesin teoritis

jam kerja tiap hari-waktu setup mesin tiap hari


Kapasitas mesin teoritis=
waktu baku proses

28800 detik-360 detik


Kapasitas mesin teoritis= =47.4
600 detik

Berdasarkan hasil perhitungan mesin teoritis, mesin hanya mampu memproduksi


komponen sebanyak 47.4 unit.

 Jumlah disiapkan

jumlah diharapkan
Jumlah disiapkan=
1-persentase skrap

46.6540312
Jumlah disiapkan= =49.1095
1-0.05

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah yang harus disiapkan oleh perusahaan adalah
49.1095 unit untuk memenuhi kapasitas produksi yang telah ditentukan perusahaan.

 Produksi pada efisiensi

Jumlah disiapkan
Produksi pada efisiensi=
Efisiensi pabrik

49.10950653
Produksi pada efisiensi= =54.5661
0.9

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan perusahaan harus menyiapkan


komponen sebanyak 54.5661 unit agar produksi dapat berjalan dengan efisien.

 Jumlah mesin teoritis

Produksi pada efisiensi


Jumlah mesin teoritis=
reliabilitas mesin×kapasitas mesin teoritis

54.56611836
Jumlah mesin teoritis= =1.3231
0.87×47.4
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah mesin teoritis diatas adalah 1.3231 dan
dibulatkan ke atas menjadi 2 mesin.

Laboratorium Sistem Produksi


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
II. PERHITUNGAN LEBAR GANG
a. Forklift

Persamaan untuk mencari lebar gang forklift:

L6 = 186 cm

B12 = 600 cm

X = 36 cm

b12 2
R = √(l6 + x)2 + ( )
2

600 2
R = √(186 + 36)2 + ( )
2

𝑅 = 373.20772 𝑐𝑚 = 3.7320772 𝑚

b12
Ast = Wa + R + a if < Wa
2
b12 b12
Ast = + R + a if > Wa
2 2
b12 600
= = 300 > 139
2 2
b12
Ast = +R+a
2
600
Ast = + 373.20772 + 50
2
Ast = 723.20772 cm = 7.2320772 m

b. Hand pallet

Persamaan untuk mencari lebar gang handpallet:

Wa= 138.5 cm = 1.385 𝑚


Laboratorium Sistem Produksi
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
b12 = 600 cm

L6 = 114.5 cm

X = 97 cm

b12 2
R = √(l6 − x)2 + ( )
2

600 2
R = √(114.5 − 97)2 + ( ) = 300.50998 𝑐𝑚 = 3.0050998 𝑚
2

b12 2
√ 2
Rh = x + ( )
2

600 2
Rh = √972 + ( ) = 315.29193 𝑐𝑚 = 3.1529193 𝑚 > 1.385 𝑚
2

Ast = Wa + R + a if Rh < Wa

Ast = Rh + R + a if Rh > Wa

Ast = 3.1529 + 3.0050998 + 0.5

Ast = 6.657998 m

Dari hasil diatas kita dapat melihat nilai Ast terbesar ada pada material baja dengan
menggunakan material handling forklift sebesar 7.232 m kemudian dengan di tambahkan
kelonggaran masing-masing sisi 0.8 maka kita mendapatkan lebar gang 6.657 m.

Laboratorium Sistem Produksi


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
III. PERHITUNGAN LUAS LANTAI DAN MESIN TEORITIS
Tabel 1.2.Perhitungan luas kelompok mesin
Ukuran Total
Panja Total Total
Mesin Lebar Panja
ng Luas Lebar
Juml Sub ng Luas
Juml Sub Kelo Kelo
Nama ah Kelo Kelo Kelom
No ah Kelo mpok mpok
Peralatan Alat p l(m mpok mpok pok
Total mpok Mesin Mesin
/ Sub (m) ) Mesin Mesin Mesin
Mesi tanpa +
(m) +
n (m) Gang Gang
Gang
Mesin
1
Welding 19 2,5 3
Operator 1
Tempat 46,09 35,42
Bahan 274,4 1632,8
1 0 1 1 1 4,5 5 6 3
Baku 512 58608
(a) (b)
Utama
Tempat
Bahan 0 1 1 1
Baku Jadi
Contoh perhitungan:
Luas kelompok mesin : a x b = 46,09 x 35,42 = 1632,8561 m

Laboratorium Sistem Produksi


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB IV
ANALISA

PT. INMAJAYA 18221 adalah salah satu perusahaan yang memproduksi dust
collector. Untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal perusahaan perlu menganalisis
setiap lini yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi agar dapat memaksimalkan
hasil produksi tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Salah satu yang perlu
dipertimbangkan oleh perusahaan adalah luas lantai produksi dan jumlah mesin yang akan
digunakan oleh perusahaan. Mesin adalah salah satu komponen utama yang wajib ada dalam
proses produksi karena untuk membuat berbagai produk yang terbuat dari plat besi dan baja
maka akan lebih efisien menggunakan mesin sebagai media untuk memproses material
tersebut. Mesin yang digunakan juga harus memiliki jumlah yang sesuai. Mempunyai mesin
yang terlalu banyak juga tentunya akan merugikan perusahaan karena akan menambah biaya
perawatan sedangkan mesin tersebut tidak digunakan. Dengan menentukan jumlah mesin
yang digunakan maka kita bisa menentukan luas lantai dan kita dapat mengatur posisi mesin
tersebut sehingga lantai produksi yang digunakan dapat efektif dan efisein sehingga mampu
menunjang proses produksi dengan baik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah mesin yang
akan digunakan agar jumlah mesin yang digunakan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
untuk melakukan proses produksi. Untuk membantu menghitung jumlah mesin yang
dibutuhkan, digunakan routing sheet sebagai alat bantu untuk menentukan langkah-langkah
proses produksi setiap komponen sehingga dapat diketahui jumlah mesin teoritis yang
diperlukan untuk memproduksi dust collector. Didalam pembuatan routing sheet akan
ditentukan efisiensi, scrap dan reabilitas. Efisiensi adalah kemampuan mesin dalam untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan biaya kecil dan mampu menggunakan sumber daya
dengan maksimal untuk mencapai output yang maksimal pula. Berdasarkan pengertian diatas
kelompok kami memilih efiseinsi 90% karena mesin yang digunakan masih tergolong baru
sehingga mesin dapat bekerja dengan maksimal dan biaya perawatan yang diperlukan relatif
kecil karena mesin yang digunakan masih baru. Selain itu, kondisi mesin yang masih baru
mebuat peluang untuk terjadinya kecacatan dalam proses produksi kecil dan mesin yang baru
memiliki produktivitas yang besar sehingga mampu menghasilkan produk sesuai dengan yang
diharapkan. Didalam routing sheet juga dipertimbangkan kan persentase scrap yang timbul
dalam proses produksi dalam setiap mesinnya. Scrap adalah material yang cacat setelah
terjadi proses produksi suatu mesin. Pada pembuatan routing sheet ini kami memilih
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
persentase scrap sebesar 5% dimana perusahaan mengasumsikan akan terjadi kecacatan
produk sebesar 5% dalam proses pembuatan 40 produk. Persentase 5% ditetapkan dengan
merpertimbangkan kualitas mesin yang digunakan. Mesin yang masih tergolong baru akan
dapat bekerja dengan baik karena semua komponen dari mesin yang digunakan masih
berfungsi dengan baik sehingga mampu meminimalisir terjadinya kecacatan produk. Selain
itu perusahaan juga memperkerjakan tenaga ahli disetiap jenis mesin yang ada sehingga setiap
mesin dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. Sedangkan persentasi
reabilitas mesin adalah mempercai mesin tersebut dapat bekerja sesuai dengan fungsinya dan
sukses dalam melakukan proses produksi sesuai dengan yang telah ditergetkan oleh
perusahaan. Persentase reabilitas yang dipilih adalah 87% karena mesin yang digunakan
adalah mesin baru sehingga mesin pasti dapat bekerja dengan baik dan memiliki tingkat
kesuksesan dalam proses produksi yang lumayan tinggi. Namun perusahaan juga
mempertimbangkan sumber daya manusia yang mengoperasikan mesin tersebut. Setiap jenis
mesin memang memiliki tenaga ahlinya masing-masing, namun tidak dengan jumlah mesin
yang sangat banyak tidak mungkin tenaga ahli tersebut mampu mengoperasikannya mesin
sekaligus sehingga yang akan mengoperasikan mesin yang lain adalah tenaga ahli yang
lainnya sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan masih ada dalam proses produksinya.
Jumlah operator pada setiap mesin berbeda-beda bergantung dengan jenis mesin dan operasi
yang dilakukan. Pada mesin cutting, diperlukan 2 orang operator dikarenakan 1 operator
untuk menahan benda kerja dan 1 operator untuk mengoperasikan mesin. Pada mesin bubut,
terdapat 2 operator yang 1 untuk menjalankan mesin dan 1 operator memastikan ukuran telah
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pada mesin milling juga diperlukan 2 opertor
yang masing-masing bertugas menyetarakan benda kerja dan pengoperasian mesin. Pada
mesin bor dan mesin gerinda hanya dibutuhkan 1 orang operator untuk pengoperasiannya.

Untuk mesin bending diperlukan 2 operator yang pembagian pekerjaannya adalah


mempresisikan benda kerja ke mesin dan mengoperasikan mesin. Pada mesin roll juga
dibutuhkan 3 operator dikarenakan mesin roll memiliki 2 sisi yang perlu diatur sehingga
pengoperasian dengan 2 operator akan meminimalisir waktu operator berkeliling antar sisi
dan operator yang satunya lagi adalah operator yang akan mengatur lengkungan material yang
dibutuhkan sesuai dengan produk yang akan diproduksi. Pada mesin welding hanya
diperlukan 1 operator dikarenakan mesin dapat dioperasikan dengan 1 orang. Pada mesin
balancing dibutuhkan 3 orang untuk mengecek apakah sudah balance dan 1 orang untuk
Laboratorium Sistem Produksi
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
mengoperasikan mesin. Untuk tiap meja assembly diperlukan 3 orang yang untuk merakit
setiap komponen-komponen yang sudah siap untuk dirakit. Pada meja QC dan finnishing
dibutuhkan 2 operator dikarenakan dengan 2 operator pekerjaan sudah dapat dijalankan.

Alasan mengapa pada pembulatan jumlah mesin teoritis jika lebih besar dari 0,1 maka
dibulatkan keatas karena jika semakin besar hasil yang didapatkan akan mempengaruhi
kemampuan suatu perusahaan dalam pemenuhan kapasitas yang dibutuhkan tergantung dari
besarnya permintaan yang diterima. Jika dilakukan pembulatan kebawah maka hal tersebut
akan membuat perusahaan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memenuhi
permintaan karena kurangnya jumlah mesin yang seharusnya digunakan dalam memenuhi
kebutuhan permintaan. Jika dilakukan pembulatan kebawah akan menghemat biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk pembelian mesin, perawatan mesin dan memperkecil luas lantai
yang dibutuhkan untuk peletakkan mesin tetapi hal itu juga dapat menjadi kerugian dalam
masalah pemenuhan kapasitas permintaan yang diterima oleh perusahaan. Jika suatu
perusahaan tidak dapat memenuhi kapasitas permintaan maka perusahaan akan melakukan
sub-kontrak atau pihak ke tiga yang artinya akan memerlukan biaya lebih dalam proses
produksi.

Dalam pemilihan jumlah besaran lebar dan panjang pada hand pallet dan forklift
dipilih antara ukuran panjang dan lebar material handling atau bahan baku dan ukuran yang
tertera pada jenis produk hand pallet dan forklift dan digunakan oleh kelompok kami. Hal ini
dilakukan agar material yang digunakan dapat diangkut ke gudang dan tidak membutuhkan
banyak waktu yang terbuang untuk melakukan pemindahan material berupa bahan baku
maupun barang jadi kedalam gudang.

Pengukuran Kelompok Mesin terdapat tempat peletakkan bahan baku dan barang jadi.
Peletakaan BBU dan BJU dilakukan berdasarkan dengan jumlah mesin yang didapatkan dari
hasil perhitungan jumlah mesin teoritis. Syarat yang ada dalam membuat layout tata letak
mesin adalah harus berbentuk persegi empat dengan penempatan sub-kelompok mesin adalah
2 hingga 3 mesin dengan jarak antar mesin adalah 2 meter dengan allowance operator
permesinnya adalah 1 meter sehingga ketika operator bekerja tidak mengganggu mesin, meja
mesin, atau operator lainnya. Layout juga harus menentukan jarak penyimpanan material
dengan mesin yang ada sehingga pada saat penempatan BJU (Bahan Jadi Utama) dan BBU
(Bahan Baku Utama) dapat ditentukan secara optimal agar jarak tidak terlalu jauh dengan
Laboratorium Sistem Produksi
Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Laporan Praktikum Perencanaan Tata Letak Pabrik Modul I. Perencanaam Jumlah Mesin dan
Luas Lantai Teoritis
mesin yang terletak paling jauh jika dihitung jaraknya dengan BBU dan BJU (guna
menghilangkan transportation waste). Jarak gang yang dipakai adalah perhitungan AST
terbesar antara mesin forklift dengan mesin hand pallet (sebesar 7,23 meter).
Material handling yang digunakan adalah forklift dan hand pallet. Kedua material
handling digunakan karena sangat cocok digunakan sebagai pembantu di gudang untuk
mengangkut bahan bahu, bahan pembantu dan bahan jadi. Hand pallet digunakan sebagai alat
untuk mengangkut bahan baku sampai dengan bahan jadi yang berdimensi kecil sehingga
dapat lebih fleksibel untuk digunakan karena tidak membutuhkan area yang terlalu besar
untuk lewat di area produksi dan di area gudang. Sedangkan untuk alat yang berdimensi besar
dan memiliki berat yang besar harus menggunakan forklift dimana alat ini mampu
mengangkat barang-barang yang berdimensi besar karena forklift bekerja menggunakan mesin
sehingga akan dapat bekerja dengan maksimal dan mengurangi pekerjaan yang berat yang
tidak dapat dikerjakan oleh manusia.
Pada proses produksi di PT. INMAJAY 18221 terdapat meja yang digunakan sebagai
tempat perakitan komponen menjadi sub assembly dan sub assembly menjadi final assembly.
Pada meja perakitan tidak terdapat persentase scrap karena pada proses perakitan dilakukan
oleh operator secara langsung dan sudah tidak banyak pekerjaan yang dilakukan sehingga
probabilitas terjadinya kecacatan produk kecil sehingga persentase scrap tidak dibutuhkan
pada meja inspeksi.

Laboratorium Sistem Produksi


Program Studi Teknik Industri – Fakultas Teknik
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
BAB V
KESIMPULAN

Dari modul I- Perencanaan Jumlah Mesin dan Luas lantai Teoritis didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:

 Routing sheet dibuat untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan yang
dipengaruhi nilai efisiensi, realibilitas, scrap, dan kapasitas produksi harian.
 Jumlah mesin dipengaruhi oleh besaran kapasitas, reability, presentasi cacat, dan lain-
lain.
 Jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan ada 19,589 mesin welding, 5,178 mesin
gerinda, 2,316 mesin milling, 3,0033 mesin bending, 6,583 mesin bubut, 3,136 mesin
bor, 0,502 mesin roll, 4,565 mesin cutting CNC, 1,1345 mesin balancing, 6,347 meja
assembly 1, jumlah meja assembly 2 sebesar 5,927, jumlah meja assembly 3 sebesar
4,279, jumlah meja assembly 4 sebesar 2,139, jumlah meja assembly 5 sebesar 11,221,
dan jumlah meja QC I sebesar 15,315.
 Jumlah mesin yang dibutuhkan ada 19 mesin welding, 5 mesin gerinda, 3 mesin
milling, 3 mesin bending, 6 mesin bubut, 3 mesin bor, 1 mesin roll, 5 mesin cutting
CNC, 2 mesin balancing, 6 meja assembly I, 6 meja assembly II, 4 meja assembly III,
2 meja assembly IV, 11 meja assembly V, dan 15 meja QC I.
 Semakin optimal layout tata letak, semakin optimal juga operasi yang ada.
 Pada perhitungan labr gang akan di bandingkan ukuran antara mesin forklift dan
handpallet dengan ukuran material yang digunakan utuk proses produksi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2018. Forlift dan Hand Pallet. http://www.crown.com/en-us.html. (Diakses Pada 18


Februari 2018).
Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna
Widya.
L-1

Tabel 1.3. Routing Sheet


TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
Shaft Fan Housing
Mesin
Memoton
1 Cutting 600 360 47,4 0,05 46,654 49,1095 54,5661 0,87 1,323
g
CNC
Mesin
2 Menbubut 300 360 94,8 0,05 44,3213 46,654 51,8378 0,87 0,6285
Bubut
Melubang
3 Mesin Bor 360 360 79 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,7165
i
Mesin
4 Mengelas 240 360 118,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,4537
Welding
5 Inspeksi Meja QC 1 180 150 159,1666667 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,3378
Gear Pully
Mesin
Memoton 1.3232
1 Cutting 600 360 47,4 0,05 46,6540 49,1095 54,5661 0,87
g
CNC
Mesin 0.6285
2 Menbubut 300 360 94,8 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87
Bubut
3 Mengelas
Mesin
300 360 94,8 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87
0.5971
Welding
4
Melubang
Mesin Bor 180 360 158 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87
0.3403
i
L-1
Tabel 1.3. Routing Sheet
TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
5 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Sub sub aseembly Rotary Valve (shaft fan housing, tolling ATC, fan motor, gear pully)
Meja
1 Merakit Assembly 1200 150 23,875 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 2,4956
1
Mesin
2 Mengelas 900 360 31,6 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 1,7912
Welding
Menyeim Mesin
3 600 360 47,4 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1344
bangkan Balancing
Hopper
Meja
1 Merakit 900 150 31,83333333 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 1,7781
Assembly 2
Mesin
2 Mengelas 1200 360 23,7 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 2,2689
Welding
3 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1261
Bearing Housing
Mesin
Memoton
1 Cutting 180 360 158 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 0,3771
g
CNC
Mesin
2 Menbubut 360 360 79 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,7165
Bubut
Memillin Mesin
3 420 360 67,71428571 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,7941
g Milling
L-1
Tabel 1.3. Routing Sheet
TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
4 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Dryflex Fan
Menggeri Mesin
1 360 360 79 0,05 46,6540 49,1095 54,5661 0,87 0,7939
nda Gerinda
Membent
2 Mesin Roll 240 360 118,5 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 0,5028
uk
Membeng Mesin
3 420 360 67,71428571 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,8359
kokkan Bending
Mesin
4 Mengelas 360 360 79 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,6806
Welding
5 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Base Motor Axis
Menggeri Mesin
1 600 360 47,4 0,05 46,6540 49,1095 54,5661 0,87 1,3231
nda Gerinda
Mesin
2 Mengelas 300 360 94,8 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 0,6285
Welding
Membeng Mesin
3 420 360 67,71428571 0,05 42,1052 44,3214 49,2459 0,87 0,8359
kokkan Bending
Memillin Mesin
4 300 360 94,8 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5672
g Milling
5 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Holder Guide
L-1
Tabel 1.3. Routing Sheet
TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
Menggeri Mesin
1 300 360 94,8 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 0,6285
nda Gerinda
Melubang
2 Mesin Bor 900 360 31,6 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 1,7912
i
Mesin
3 Menbubut 1080 360 26,33333333 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 2,0420
Bubut
4 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1261
Sub sub assembly Dush Box (bearing housing, dryflex fan, gear motor, base motor axis, base gear motor, holder guide)
Meja
1 Merakit 2400 150 11,9375 0,05 40 40 44,4444 0,87 4,2794
Assembly 3
2 Inspeksi Meja QC 1 900 150 31,8333 0,05 40 40 44,4444 0,87 1,6047
Sub sub aseembly Filter (sprocket, ring stopper, base fan motor)
Meja
1 Merakit 1200 150 23,875 0,05 40 40 44,4444 0,87 2,1397
Assembly 4
2 Inspeksi Meja QC 1 900 150 31,8333 0,05 40 40 44,4444 0,87 1,6047
Sub Assembly Middle (dush box dan filter)
Meja
1 Merakit 2100 150 13,6428 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 4,1490
Assembly 2
Mesin
2 Mengelas 1200 360 23,7 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 2,2689
Welding
3 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1261
Key Frame
L-1
Tabel 1.3. Routing Sheet
TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
Menggeri Mesin
1 300 360 94,8 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,5970
nda Gerinda
Mesin
2 Mengelas 600 360 47,4 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1344
Welding
3 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Frame
Menggeri Mesin
1 480 360 59,25 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,9553
nda Gerinda
Membeng Mesin
2 420 360 67,7142 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,7941
kokkan Bending
3 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Sub Sub Assembly Silincer(Keyframe dan frame)
Meja
1 Merakit 1500 150 19,1 0,05 40 40 44,4444 0,87 2,6746
Assembly 5
2 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 40 44,4444 0,87 1,0698
Sub Assembly Top Cover(Sillencer)
Meja
1 Merakit 2160 150 13,2638 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 4,2675
Assembly 5
Mesin
2 Mengelas 1500 360 18,96 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 2,8361
Welding
3 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1261
Axial Shaft Fan
L-1
Tabel 1.3. Routing Sheet
TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
Menggeri Mesin
1 420 360 67,7142 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 0,8799
nda Gerinda
Mesin
2 Menbubut 360 360 79 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,7165
Bubut
Mesin
3 Mengelas 600 360 47,4 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1344
Welding
4 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Sub ATC
Mesin
Memoton
1 Cutting 300 360 94,8 0,05 46,6540312 49,1095 54,5661 0,87 0,6615
g
CNC
Mesin
2 Mengelas 600 360 47,4 0,05 44,32132964 46,6540 51,8378 0,87 1,2570
Welding
Mesin
3 Menbubut 360 360 79 0,05 42,10526316 44,3213 49,2459 0,87 0,7165
Bubut
Membeng Mesin
4 300 360 94,8 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5672
kokkan Bending
5 Inspeksi Meja QC 1 150 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87
Axial Blade
Mesin
Memoton
1 Cutting 420 360 67,7142 0,05 44,3213 46,6540 51,8378 0,87 0,8799
g
CNC
2 Memillin Mesin 480 360 59,25 0,05 42,1052 44,3213 49,2459 0,87 0,9553
L-1
Tabel 1.3. Routing Sheet
TABEL ROUTING SHEET DUST COLLECTOR
PT. INMAJAYA 18221
KAPASITAS PRODUKSI
8 jam = sekon 28800
Efisiensi:
0,9 KAPASITAS UNIT/ Reabilitas Mesin: 87% Scrap: 5%
90% 40
PRODUKSI HARI
Kapasitas Produksi Jumlah
N Nama Nama Waktu Waktu Set Up % Jumlah yang Jumlah yang Reabilita
Mesin dengan Mesin
o Operasi Mesin Baku (s) (s) scrap Diharapkan Disiapkan s Mesin
Teoritis Efisiensi Teoritis
g Milling
Mesin
3 Menbubut 600 360 47,4 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1344
Bubut
4 Inspeksi Meja QC 1 300 150 95,5 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 0,5630
Sub Assembly Ducting( Axial Shaft Fan, Sub ATC, Axial Blade)
Meja
1 Merakit 2100 150 13,6428 0,05 42,1052 42,1052 46,7836 0,87 3,9415
Assembly 1
Mesin
2 Mengelas 1200 360 23,7 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 2,2689
Welding
3 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1261
Final Assembly Dust Collector (Hopper, Middle, Top Cover, Ducting)
Meja
1 Merakit 2280 150 12,5657 0,05 42,1052 42,1052 46,7836 0,87 4,2794
Assembly 5
Mesin
2 Mengelas 1200 360 23,7 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 2,2689
Welding
3 Inspeksi Meja QC 1 600 150 47,75 0,05 40 42,1052 46,7836 0,87 1,1261
Tabel 1.4. Perhitungan jumlah mesin

Tabel Perhitungan Jumlah Mesin


PT. INMAJAYA 18221
Kapasitas Produksi = 40 Unit/Hari
Efisiensi: 90%
Reabilitas Mesin = 87%
No Nama Mesin Jumlah Total Mesin Teoritis Jumlah Mesin Sebenarnya
1 Mesin Welding 19,5894 19
2 Mesin Gerinda 5,1780 5
3 Mesin Milling 2,3167 3
4 Mesin Bending 3,0332 3
5 Mesin Bubut 6,5831 6
6 Mesin Bor 3,1363 3
7 Mesin Roll 0,5028 1
8 Mesin Cutting CNC 4,5650 5
9 Mesin Balancing 1,1345 2
10 Meja Assembly 1 6,4372 6
11 Meja Assembly 2 5,9272 6
12 Meja Assembly 3 4,2794 4
13 Meja Assembly 4 2,1397 2
14 Meja Assembly 5 11,2216 11
15 Meja QC 1 15,3158 15
Gambar 1.2. kelompok mesin welding
Gambar 1.3. kelompok mesin Gerindra
Gambar 1.4. kelompok mesin milling
Gambar 1.5. kelompok mesin bending
Gambar 1.6. kelompok mesin bubut
Gambar 1.7. kelompok mesin bor
Gambar 1.8. kelompok mesin Roll
Gambar 1.9. kelompok mesin cutting CNC
Gambar 1.10. kelompok mesin Balancing
Gambar 1.11. kelompok meja assembly 1
Gambar 1.12. Kelompok meja assembly 2
Gambar 1.13. kelompok meja assembly 3
Gambar 1.14. kelompok meja assembly 4
Gambar 1.15. kelompok meja assembly 5
Gambar 1.16. kelompok meja QC
L-3
Tabel 1.5. Perhitungan Luas Lantai Mesin Teoritis
PERHITUNGAN LUAS LANTAI MESIN TEORITIS
PT. INMAJAYA 18221
KEPASITAS PRODUKSI = 40 UNIT/HARI
EFISIENSI = 90%
Ukuran Mesin Total
Total Luas Total Lebar
Jumlah Panjang Sub Lebar Sub Panjang Luas
Jumlah Kelompok Kelompok
No Nama Peralatan Alat / Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Total p (m) l(m) Mesin tanpa Mesin +
Sub Mesin (m) Mesin (m) Mesin + Mesin
Gang Gang
Gang
Mesin Welding 1
19 2,5 3
Operator 1
1 4,5 5 274,4512 46,096 35,423 1632,858608
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Gerindra 1
5 0,9 2
Operator 1
2 2,9 4 58 16,332 13,6 222,1152
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Milling 1
2 1 2
Operator 2
3 3 4 24 9,6 16,52 158,592
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Bending 1
3 1,5 3
Operator 2
4 3,5 5 52,5 17,342 11,6 201,1672
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Bubut 1
6 0,84 2,64
Operator 1
5 2,84 4,64 79,0656 16,338 28,9918 473,6680284
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
L-3
Tabel 1.5. Perhitungan Luas Lantai Mesin Teoritis
PERHITUNGAN LUAS LANTAI MESIN TEORITIS
PT. INMAJAYA 18221
KEPASITAS PRODUKSI = 40 UNIT/HARI
EFISIENSI = 90%
Ukuran Mesin Total
Total Luas Total Lebar
Jumlah Panjang Sub Lebar Sub Panjang Luas
Jumlah Kelompok Kelompok
No Nama Peralatan Alat / Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Total p (m) l(m) Mesin tanpa Mesin +
Sub Mesin (m) Mesin (m) Mesin + Mesin
Gang Gang
Gang
Mesin Bor 1
3 0,8 1,2
Operator 1
6 2,8 3,2 26,88 15,9894 8,8693 141,8147854
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Roll 1
1 2,88 0,96
Operator 3
7 4,88 2,96 14,4448 10,48 4,6211 48,429128
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Cutting CNC 1
5 1,5 2,5
Operator 2
8 3,5 4,5 78,75 15,832 15,1107 239,2326024
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Mesin Balancing 1
2 0,72 3,12
Operator 3
9 2,72 3,12 16,9728 4,6 15,84 72,864
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Meja Assembly 1 1
6 0,75 1,5
Operator 3
10 2,75 3,5 57,75 16,057 28,432 456,532624
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
L-3
Tabel 1.5. Perhitungan Luas Lantai Mesin Teoritis
PERHITUNGAN LUAS LANTAI MESIN TEORITIS
PT. INMAJAYA 18221
KEPASITAS PRODUKSI = 40 UNIT/HARI
EFISIENSI = 90%
Ukuran Mesin Total
Total Luas Total Lebar
Jumlah Panjang Sub Lebar Sub Panjang Luas
Jumlah Kelompok Kelompok
No Nama Peralatan Alat / Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Total p (m) l(m) Mesin tanpa Mesin +
Sub Mesin (m) Mesin (m) Mesin + Mesin
Gang Gang
Gang
Meja Assembly 2 1
6 0,75 1,5
Operator 3
11 2,75 3,5 57,75 16,172 12,6 203,7672
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Meja Assembly 3 1
4 0,75 1,5
Operator 3
12 2,75 3,5 38,5 15,8055 12,6 199,1493
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Meja Assembly 4 1
2 0,75 1,5
Operator 3
13 2,75 3,5 19,25 4,5996 12,6 57,95496
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Meja Assembly 5 1
11 0,75 1,5
Operator 2
14 2,75 3,5 105,875 16,1808 31,932 516,6853056
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
Meja QC1 1
15 1,35 0,8
Operator 2
15 3,35 2,8 140,7 16,032 46,064 738,498048
Tempat Bahan Baku Utama 0 1 1 1
Tempat Bahan Baku Jadi 0 1 1 1
L-3

Anda mungkin juga menyukai