Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PEMBUATAN


KURSI KANTOR KAYU

NAMA ANGGOTA :

RIZAYA LAKSONO AGUNG (6320600001)

MIRZA AHSANUL FIKRI (6320600036)

PANGGARJITO DWI CAHYO (6320600039)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada


Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini sebagaimana mestinya dengan segala kekurangan dan
kelebihannya serta tanpa adanya halangan selama proses penyelesaiannya.

Shalawat dan Salam dihadiahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad


SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulisan laporan praktikum ini merupakan kewajiban akademis dan sebagai salah
satu tugas Perencanaan Tata Letak Fasilitas Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di
Univeersitas Pancasakti Tegal.

Di dalam menyelesaikan laporan ini banyak pihak yang telah membantu


penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan ini tepat waktu. Penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini, karena pengetahuan dan
pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu penulis harapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan ini.

Demikianlah laporan ini disusun, penulis mengharapkan agar laporan magang


ini dapat memberikan manfaat baik bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada dasarnya perencanaan tata letak itu berpengaruh terhadap tata ruang
dan lokasi antar department yang ada di pabrik. Di mana lokasi dan ruang di
pabrik di buat sesuai dengan produk yang akan di buat. Tahapan antar lokasi juga
di sesuaikan dengan urutan pengerjaan yang ada. Dengan begitu akan di hindari
bentrok antar department. Perencanaan harus ditentukan dengan membuat
penjadwalan pada tahap tahapannya oleh karena itu ini di sebut juga sebagai
perancanaan tata letak fasilitas. Semakin baik perencanaan tata letak fasilitas di
pabrik yang akan di bangun maka semakin baik pula perkembangan pabrik yang
dibuat di masa yang akan datang.
Proses pembuatan proyek tender Kereta Kayu Mainan di PT. CITRA
JAYA, CK Toys membuat Operation process Chart dari produk yang ingin
dihasilkan. Operation Process Chart (OPC) memberikan output berupa urutan
proses produksi dari bahan baku (raw material) sampai menjadi produk kereta
kayu mainan. Dalam tahap pertama,CK Toys menghitung routing sheet untuk
waktu proses yang diperlukan dan jumlah kebutuhan mesin dalam pembuatan
part. Dari routing sheet yang akan dibuat, kita dapat mengetahui informasi waktu,
mesin dan part. Jenis dan jumlah mesin yang akan digunakan sebagai informasi
dalam merancang tata letak pabrik.
Tahap kedua adalah pembuatan Assembly Chart (AC), Multi Product
Process Chart (MPPC) dan Pembuatan Perhitungan Kebutuhan Mesin. Assembly
Chart yang memberikan output berupa urutan pengerjaan perakitan part-part dari
kereta api mainan hingga proses packing (siap dipasarkan). Setelah diketahui
mesin-mesin apa saja yang diperlukan dan mengetahui jumlah kebutuhan mesin
dalam pembuatan part. Dari MPPC yang akan dibuat, dapat mengetahui jenis dan

4
jumlah mesin yang akan digunakan sebagai informasi dalam merancang tata letak
pabrik.
1.2 TUJUAN
Tujuan tahap kedua dari perencanaan tata letak pabrik Kereta Kayu
Mainan adalah membuat Assembly Chart (AC), Multi Product Process Chart
(MPPC) dan Pembuatan Perhitungan Kebutuhan Mesin
Adapun tujuan dari digunakannya tools ini adalah :
1. Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan sehingga memberikan
informasi yang lebih lengkap.
2. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen.
3. Menunjukkan urutan operasi pada tiap komponen.
4. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari tiap komponen.
5. Memberi informasi jenis dan jumlah mesin yang dibutuhkan perusahaan, jika
diberikan data efisiensi mesin, availibility mesin, dan jumlah reject.
6. Memberi informasi kapasitas mesin teoritis
7. Mengetahui urutan proses pengolahan material pada mesin, mulai dari bahan
mentah hingga produk jadi.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Assembly chart (AC)
Assembly Chart merupakan diagram yang menggambarkan hubungan
antara komponen-komponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly
Chart bermanfaat untuk menunjukkan komponen penyusun suatu produk dan
menjelaskan urutan perakitan komponen-komponen tersebut.
Lingkaran dengan satu link menunjukkan komponen dasar, lingkaran
dengan beberapa link menunjukkan operasi perakitan/ subassemblies, dan kotak
adalah pemeriksaan. Metode termudah untuk membangun assembly chart yakni
dimulai dengan produk asli ditelurusi kembali ke produk aslinya.

Langkah-Langkah Pembuatan Assembly Chart adalah dibuat dengan


menghubungkan lingkaran-lingkaran komponen yang dirakit menjadi satu
assembly dengan mengandung identifikasi lain, seperti nama obyek, nama
pembuat peta, tanggal dipetakan, cara usulan atau yang sedang terjadi, nomor
peta, dan nomor gambar.
1. Komponen yang akan diproses ditulis di atas garis horizontal, yang berarti
bahwa material tersebut masuk ke dalam proses perakitan.
2. Komponen-komponen yang akan dirakit dihubungkan oleh garis menuju ke
sebuah lingkaran membentuk sub assembly atau assembly.
3. Nomor subassembly atau assembly ditempatkan dalam lingkaran, yang berarti
bahwa terjadi proses perakitan.

6
Berikut ini adalah contoh AC :

Gambar 2.1 Contoh Assembly Chart


Keterangan :
1-5 = Nomor komponen (diameter lingkaran lebih kecil)
A = Assembly
SA = Sub assembly

2.2 Multi product process chart (MPPC)


MPPC adalah tabel yang memperlihatkan aliran masing-masing komponen
serta kebutuhan mesin baik secara teoritis maupun aktual. mengetahui jumlah mesin
yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan produksi (terutama untuk job-shop) dan
untuk mengetahui keterkaitan produksi antara komponen suatu produk atau antar
produk, bahan, bagian, pekerjaan, atau aktivitas. MPPC untuk produksi Kereta api
mainan ini dibuat dalam dua bagian besar, yaitu bagian Assembly, dan bagian yang
berupa gabungan antara Pre-Fabrikasi dengan fabrikasi.

Prosedur pembuatan MPPC:


1. Tuliskan kegiatan bagian dari proses (prefabrikasi,fabrikasi,assembly) dan
mesin pada sisi sebelah kiri yang harus dilalui oleh setiap komponen,
berurutan dari atas ke bawah dari berupa material hingga menjadi produk jadi
2. Kelompokkan masing-masing part berdasarkan material yang digunakan

7
3. Berdasarkan routing sheet, tulis masing-masing proses (digambarkan dengan
lingkaran) berdasarkan urutan mesin yang digunakan.
4. Hubungkan lingkaran menurut urutannya, mungkin saja timbul urutan mundur
(kembali menggunakan mesin yang telah digunakan sebelumnya).
5. Pada masing-masing proses (lingkaran) disertakan jumlah mesin teoretis pada
bagian sebelah kanan lingkaran.
6. Jumlahkan kebutuhan mesin teoretis pada masing-masing mesin
7. Hitung jumlah mesin aktual dengan membulatkan ke atas dari jumlah mesin
teoretis.

Gambar 2.2 contoh MPPC

8
2.3 Perhitungan kebutuhan mesin
Penentuan jumlah mesin merupakan keputusan yang penting dan kritis
terhadap proses perancangan tata letak pabrik. Jumlah mesin yang telah ditetapkan
melalu penghitungan pada routing sheet dan Multi-Product Process Chart
(MPPC) akan berpengaruh terhadap jumlah investasi yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan dan juga terhadap hasil perancangan tata letak pabrik yang
dihasilkan. Jumlah mesin yang diharapkan oleh perusahaan adalah jumlah mesin
yang minimal, namun tetap dapat memenuhi permintaan pasar terhadap produknya.
Jumlah mesin yang minimal berarti jumlah investasi yang minimal pula, baik
dalam biaya pembelian mesin maupun biaya penggunaan luas lantai produksi.

Penghitungan yang dilakukan pada routing sheet menghasilkan jmlah mesin


teoretis, yaitu jumlah mesin yang dapat memenuhi kebutuhan produksi. Jumlah
mesin teoretis hasil penghitungan memiliki nilai yang tidak bulat (pecahan),
sehingga pada prakteknya tidak mungkin membeli sejumlah mesin yang tidak
utuh. Keputusan yang harus dipilih adalah melakukan pembulatan terhadap
jumlah mesin teoritis, yang hasil pembulatan ini disebut kapasitas mesin aktual.
Jumlah mesin teoritis dicantumkan pada setiap operasi pada Multi-Product Process
Chart (MPPC), kemudian dilakukan penjumlahan terhadap seluruh kebutuhan
mesin teoritis untuk keseluruhan part yang harus dihasilkan. Hasil dari
penjumlahan kebutuhan mesin teoritis seluruh part ini kemudian dibulatkan, dapat
dipilih ke atas (round up) atau ke bawah (round down), untuk menghasilkan
jumlah mesin aktual, yang merupakan investasi yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan.

Pembulatan untuk mendapatkan jumlah mesin aktual memiliki masalah yang


cukup dilematis. Jika dibulatkan ke bawah (round-down), maka terdapat
kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar akibat
kekurangan mesin, namun perusahaan memiliki keuntungan karena investasi
yang dikeluarkan perusahaan lebih sedikit. Sedangkan pembulatan ke atas (round-

9
up), menyebabkan perusahaan dapat memenuhi target produksi, namun
jumlah investasi yang dikeluarkan tentu lebih besar karena harus menyediakan
lebih banyak mesin.

10
BAB III
DATA EXISTING

Data exsisting diambil dari Routing Sheet yang telah dibuat, yaitu Routing Sheet
Assembly, Routing Sheet Fabrication, Routing Sheet Pre-Fabrication, dan Routing
Sheet Pre-Part. Berikut ini adalah data-datanya :
3.1 Route sheet assembly
Berikut ini adalah data route sheet assembly yang terdiri dari nomor operasi,
nama operasi, nama mesin dan jumlah mesin teoritis. Data ini diambil dari
pengolahan data pada modul 1, yang mana akan menjadi masukan pada modul 2
yaitu pembuatan Assambly chart, MPPC dan rekap mesin.
Tabel 3.1 Route sheet assambly

jumlah
No Nama Operasi Nama mesin mesin
teoritis

1000-ASSEMBLY BANTALAN
100 Pengukuran busa untuk bantalan meja ukur 1 0.30
110 Penjahitan kain ke busa meja perakitan 1 0.66
120 Rakit bantal ke bagian pemutar meja perakitan 2 0.40
2000 – ASSEMBLY SANDARAN
100 Pengukuran busa untuk sandaran meja perakitan 1 0.30
110 Pengukuran kain meja perakitan 2 0.26
120 Penjahitan kain ke busa meja perakitan 3 0.65
130 Rakit sandaran meja perakitan 4 0.55
140 Lubang sandaran meja perakitan 5 0,45

Tabel 3.1 Route sheet assembly (lanjutan)

11
jumlah
No Nama Operasi Nama mesin mesin
teoritis

2000 – ASSEMBLY LENGAN


100 Pengukuran kayu meja perakitan 1 0.50
110 Lubang ke bagian lengan meja perakitan 2 0.55
130 Rakit ke bagian alas bantalan meja perakitan 3 0.45
3000 – ASSEMBLY KAKI KURSI
100 Pengukuran kayu meja perakitan 1 0.45
110 Rakit kayu ke pemutar meja perakitan 2 0.20
120 Rakit ke bagian roda meja perakitan 3 0.45
4000 – ASSEMBLY TUAS
100 Pengukuran kayu meja perakitan 1 0.45
110 Rakit ke bagian alas bantalan meja perakitan 2 0.30
5000 – ASSEMBLY RODA
100 Pengukuran meja peakitan 1 0,45
110 Pembentukan roda meja perakitan 2 0,65
120 Rakit roda ke bagian kaki kursi meja perakitan 3 0,30
Tabel 3.1 Route sheet assembly (lanjutan)

jumlah
No Nama Operasi Nama mesin mesin
teoritis

6000– ASSEMBLY PEMUTAR

100 Pengukuran besi meja perakitan 1 0.45

110 Rakit ke bagian alas bantalan meja perakitan 2 0.45


120 Rakit ke bagian kaki kursi meja perakitan 3 0,50
3.2 Route sheet Fabrikasi
Route sheet fabrikasi berisi nomor operasi, nama operasi, nama mesin, dan
jumlah mesin teoritis untuk proses pemberian bentuk hasil potongan dan
pengecatan hasil pembentukan. Adapun keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 3.2 Route sheet Fabrikasi


No Nama Operasi Nama mesin Jumlah
mesin

12
teoritis
1000 – BANTALAN
100 Drill 5 lubang untuk alas bantalan Drill Press 1 1,25
110 Cat alas bantalan Spray booth 1 0,79
120 Keringkan cat & inspeksi Oven 1 0.65
Tabel 3.2 Route sheet Fabrikasi (lanjutan)
Jumlah
No Nama Operasi Nama mesin mesin
teoritis
1001 - SANDARAN
100 Drill 6 lubang D10 mm Drill Press 1 1,35
110 Amplas alas sandaran Sander 1 1,20
120 Cat alas sandaran Sapray booth 1 0.79
130 Keringkan cat & inspeksi Oven 1 0,60
1002 - LENGAN
100 Drill 2 lubang Drill Press 1 1.20
110 Cat lengan Sapray booth 1 0,79
120 Keringkan cat & inspeksi Oven 1 0,60
1003 – KAKI KURSI
100 Drill 1 lubang untuk pemutar Drill Press 1 0.85
110 Drill 5 lubang D18 mm untuk roda Drill Press 2 0.95
120 Amplas sisi Sander 1 1.14
130 Cat lapisan Spray booth 1 0,75
140 Keringkan cat & inspeksi Oven 1 0,60
Tabel 3.2 Route sheet Fabrikasi (lanjutan)
1004 - TUAS  ‘
100 drill 1 lubang D10 mm untuk axel drill press 1 0.76

110 Cat lapissan Spray booth 1 0.75

120 Keringkan cat & inspeksi Oven 1 0.78


1005 RODA
drill 5 lubang D 9 untuk memutar
100 Drill Press 1 1,45
roda
20 Amplas sisi roda meja ukur 1 1,25
60 Cat lapisan Spray Booth 1 0.85

70 Keringkan cat lapisan & inspeksi Oven 1 0.65

13
Tabel 3.2 Route sheet Fabrikasi (lanjutan)
Jumlah
No Nama Operasi Nama mesin mesin
teoritis
1006 - PEMUTAR
100 driil 1 lubang D8 mm untuk axle Drill Press 1 1,70
110 Pemberian pelindung Meja perakitan 1
120 Cat lapisan Spray booth 0,85
130 Keringkan cat & inspeksi Oven 1 0,80

3.3 Route Sheet Pre part


Pada route sheet ini juga terdapat nomor operasi, nama operasi, nama mesin,
dan jumlah mesin teoritis pada proses pemotongan raw material hasil
pembelahan. Data dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Route sheet Pre part

Jumlah
No. Nama Operasi Nama Mesin Mesin
Teoritis

WRM no. 1 (1 bagian per ketebalan 100 mm)

1000 BNTALAN

ratakan hingga kelebaran 40


100 bench planner 1 0.35
mm
110 potong per panjang 400 mm Cut off saw 1 0.50

Tabel 3.3 Route sheet Pre part (lanjutan)

Jumlah
No. Nama Operasi Nama Mesin Mesin
Teoritis

14
WRM no. 2 (1 bagian per ketebalan 100 mm)

1006 - BASE SANDARAN (3)

ratakan hingga kelebaran 40


100 bench planner 1 1.30
mm
110 potong per panjang 500 mm Cut off saw 1 0.42

Jumlah
No. Nama Operasi Nama Mesin Mesin
Teoritis

WRM no. 3 (2 bagian per ketebalan 60 mm)

1005 - LENGAN

ratakan hingga ketebalan 30


100 bench planner 1 0.35
mm
110 ratakan pada kelebaran 40 mm bench planner 1 0.40
120 potong per panjang 64 mm Cut off saw 1 0.15

Jumlah
No. Nama Operasi Nama Mesin Mesin
Teoritis

WRM no. 4 (1 bagian per ketebalan 100 mm)

1008 – KAKI KURSI

ratakan hingga kelebaran 44


10 bench planner 1 0.60
mm
20 potong per panjang 60 mm cut off saw 1 0.50

Tabel 3.3 Route sheet Pre part (lanjutan)

Jumlah
No. Nama Operasi Nama Mesin Mesin
Teoritis

WRM no. 4 (1 bagian per ketebalan 50 mm)

15
1007 - TUAS (2)

ratakan hingga ketebalan 20


100 bench planner 1 0.43
mm
ratakan hingga kelebaran 10
110 bench planner 2 0.64
mm
120 potong per panjang 300 mm Cut off saw 1 1,2

1009 - KAKI KURSI

ratakan hingga ketebalan 23


100 bench planner 1 1.2
mm
Ratakan hingga kelebaran 60
110 bench planner 2 1.1
mm
120 potong per panjang 450 mm Cut off saw 1 1,5

1011 – PEMUTAR

ratakan hingga ketebalan 24


100 bench planner 1 0,23
mm
ratakan hingga kelebaran 23
110 bench planner 2 0,29
mm
120 potong per panjang 60 mm Cut off saw 1 1,1

1012 - RODA

ratakan hingga ketebalan 12


10 bench planner 1 0,50
mm
20 ratakan hingga kelebaran 1 mm bench planner 2 0,45
30 potong per panjang 40 mm Cut off saw 1 1,2

3.4 Route sheet Pre Fabrikasi


Selanjutnya data yang diperlukan yaitu route sheet fabrikasi. Route sheet ini
juga terdapat nomor operasi, nama operasi, nama mesin dan jumlah mesin toritis.
pada route sheet ini menunjukan nama dan jumlah mesin yang dibutuhkan dalam

16
proses pembelahan raw material. Untuk data lengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.4 Rute sheet Pre Pabrikasi

jumlah
NO. NAMA OPERASI NAMA MESIN mesin
teoritis

WRM no.1 ( 4 bagian per ketebalan 100 mm)


belah tebal 100 mm menjadi 4
10 circle saw 1 0.03
bagian
20 Ratakan pada ketebalan 20 mm batch planner 1 0.02
30 ratakan pada kelebaran 70 mm batch planner 2 0.02

WRM no. 2 (6 bagian per ketebalan 60 mm)

10 belah tebal 60 mm menjadi 3 bagian circle saw 1 0

belah lebar 100 mm menjadi 2


20 circle saw 2 0
bagian
30 Ratakan per ketebalan 18 mm batch planner 1 0

Tabel 3.4 Rute sheet Pre Pabrikasi (lanjutan)

jumlah
NO. NAMA OPERASI NAMA MESIN mesin
teoritis

WRM no. 2 (6 bagian per ketebalan 60 mm)


40 ratakan pada kelebaran 50 mm batch planner 2 0

WRM no. 3 (6 bagian per ketebalan 100)


belah tebal 100 mm menjnadi 3
10 circle saw 1 0.01
bagian
belah lebar 125 mm menjadi 2
20 circle saw 2 0.01
bagian
30 ratakan per ketebalan 23 mm batch planner 1 0.01
40 Ratakan pada kelebaran 60 mm batch planner 2 0.01

17
WRM no. 4 (8 bagian per ketebalan 50 mm)

10 belah tebal 50 mm menjadi 2 bagian circle saw 1 0.01

belah lebar 250 mm menjadi 4


20 circle saw 2 0.02
bagian
30 Ratakan per kelebaran 60 mm batch planner 1 0.02

WRM no. 5 (4 bagian per ketebalan 55 mm)


belah lebar 180 mm menjadi 4
10 circle saw 1 0
bagian
20 Ratakan per ketebalan 55 mm batch planner 1 0
30 ratakan pada lebar 44 mm batch planner 2 0

WRM no. 6 (Finished Rod Stick 56D)


belah pada ketebalan 36 mm (R28
10 Cut off saw 1 0
mm +8 mm)

WRM no. 7 (Finished Rod Stick, 34D)


tidak ada operasi
WRM no. 8 (Finished Rod Stick, 60D)
tidak ada operasi

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Assembly chart (AC)


Pembuatan assembly chart pada produksi kursi kantor kayu mainan ini
membutuhkan beberapa tahapan yang diambil dari routing sheet bagian Assembly di
mana bagian assembly itu di susun sedimikian rupa. menggambarkan hubungan
antara komponen-komponen yang akan dirakit menjadi sebuah kereta kayu mainan.

18
Hal ini akan menunjukkan komponen penyusun dari kursi kantor kayu tersebut, dan
menjelaskan urutan perakitan komponennya. Data yang digunakan dalam pembuatan
AC, yaitu data routing sheet dan OPC. Hasil AC-nya dapat dilihat pada Lampiran
Assembly Chart.
4.2 Multi product process chart (MPPC)
MPPC Multi process chart adalah Multi Product Process Chart (MPPC)
merupakan peta operasi yang menggambarkan urutan proses yang dilalui oleh
material sampai menjadi produk jadi.. Pembuatan Multi Product Process Chart
(MPPC) ini menggambarkan urutan proses yang dilalui oleh material sampai menjadi
produk kursi kantor kayu (produk jadi). Dengan MPPC dapat diketahui jumlah mesin
yang digunakan untuk membuat produk kursi kantor kayu, hubungan antar mesinnya,
dan sekaligus aliran material yang berlaku untuk setiap jenis part yang diproduksi.
MPPC dibuat berdasarkan routing sheet. Hasil MPPC-nya dapat dilihat pada
Lampiran Multi Product Process Chart.
3.5 Rekap mesin
Berdasarkan MPPC selanjutnya dibuat rekap mesin sesuai dengan jumlah mesin
teoritis dan jumlah mesin. sehingga didapatkan rekap mesin sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rekap mesin

mesin mesin
proses nama mesin
teoritis aktual
circle saw 0.39 1
pre-fabrication
bench planner 0.28 1
Jumlah 2
cut of saw 6,57 8
pre-part
bench planner 7,84 13

19
Jumlah 21
drill press 8,31 8
Meja ukur 1,25 1
fabrication
spray booth 5,57 7
oven 4,68 7
Jumlah 23
meja perakitan 9.42 21
assembly
meja ukur 0,30 1
Jumlah 22

BAB V

ANALISA DATA

5.1 Assembly chart (AC)


Berdasarkan Assambly Chart, dapat dilihat bahwa komponen diurutkan
berdasrkan urutan perakitan. Seperti sub assembly (SA) pertama, yaitu perakitan
bantalan. Proses tersebut terdapat 7 part yang dirakit hingga menjadi bagian bantalan,

20
sandaran, tuas, pemutar, lengan, roda, kaki kursi dirakit menjadi sub assembly
pertama (S1A1). Kemudian busa dirakit menjadi sub assembly kedua (S2A1). Setelah
itu sub assembly ketiga di rakit dari S1A1 dan S2A1. Selanjutnya alas bantalan dan
alas sandaran dirakit menjadi sub assembly keempat (S4A1).

5.2 Multi product process chart (MPPC)


Berdasarkan MPPC hasil pengolahan data, terlihat mesin apa saja yang
digunakan dalam proses pengerjaan dari pre pabrikasi hingga assembly. Selain itu
juga dapat diketahui jumlah mesin teoritis dan jumlah mesin actual dari setiap mesin
yang digunakan dalam proses pengerjaan.
Berdasarkan MPPC dari pengolahan data, proses pre fabrikasi membutuhkan
circle saw secara actual sebanyak 1 buah dan bench planner sebanyak 1 buah. Jika di
lihat dari jumlah mesin teoritis pada proses pre fabrikasi, jumlah yang dibutuhkan < 1
buah mesin. Namun secara actual menjadi 1 buah mesin, hal itu dikarenakan jika
pada suatu saat demand terjadi perubahan sedikit, maka tidak mempengaruhi proses
produksi yang disebabkan oleh penambahan mesin yang memerlukan perhitungan
kembali dalam pengaturan waktu proses.
Berdasrkan MPPC, terdapat 2 proses yang menggunakan mesin yang sama
namun jumlahnya berbeda yaitu mesin bench planner yang ada pada pre fabrikasi dan
pre part. Kedua proses tersebut memiliki jumlah mesin bench planner yang berbeda.
Proses pre fabrikasi memiliki jumlah mesin bench planner lebih sedikit dibanding
dengan pre part. Hal ini dikarenakan oleh pada proses pre part (proses pemotongan)
memiliki jumlah hasil potongan yang lebih banyak di banding dengan proses pre
fabrikasi yang memiliki jumlah hasil belahan sedikit dari raw material.
Untuk proses lainnya dapat dipahami seperti proses pre fabrikasi. Yang
membedakan setiap proses yaitu jenis mesin yang digunakan. sehingga tentu akan
memberikan perbedaan dalam jumlah mesin yang diperlukan, hal ini tergantung pada
kapasitas mesin seperti yang telah diasumsikan pada modul pertama.

21
4.3 Rekap mesin
Berdasarkan hasil rekap mesin yang didapatkan dari MPPC yang telah dibuat,
dapat diketahui total mesin yang digunakan dalam setiap proses. Hal ini yang
membedakan dengan MPPC. Pada MPPC dapat diketahui jumlah setiap mesin,
sedangkan pada rekap mesin akan dapat diketahui jumlah mesin pada setiap proses
pengerjaan. Pada proses Fabrikasi terdiri dari mesin drill press, spray booth, oven
yang dibutuhkan secara actual sebanyak 3 mesin. Selanjutnya pada proses pre part
teriri dari mesin cut off saw dan banch planner yang dibutuhkan sebanyak 21 buah
mesin. Sedangkan pada proses lainnya dapat dilihat pada tabel 4.1 tentang tekap
mesin.

BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa data dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses perakitan part kursi kantor kayu dapat dijelaskan berdasarkan assembly
chart yang telah dibuat. Sehingga urutan perakitan dari part-part terlihat jelas dari

22
awal hingga menjadi bagian kereta api mainan yang selanjutnya dirakit menjadi
kereta api kayu mainan utuh.
2. Urutan pengerjaan serta jenis mesin yang digunakan dapat dilihat berdasarkan
MPPC. Sehingga juga dapat memberikan penjelasan jumlah setiap mesin yang
dibutuhkan selama proses produuksi.
3. Dengan demikian dapat diketahui pula total mesin yang digunakan pada setiap
proses baik itu proses pre fabrikasi, pre part, fabrikasi, hingga prosuk tersebut di
rakit pada rekap mesin.

23

Anda mungkin juga menyukai