Anda di halaman 1dari 4

PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK

Neraca Saldo
Yang berakhir 31 Desember
NERACA Periode
Aktiva Lancar 2019 2020
Kas dan setara kas 864.824 1.031.954
Piutang usaha
Pihak ketiga - neto 269.281 296.885
Pihak berelasi 260.124 366.872
Piutang lain-lain Pihak ketiga 7.699 3.890
Persediaan - neto 299.244 309.478
Pajak dibayar di muka 1.661 0
Uang muka 4.087 2.682
Aset lancar lainnya 9.315 40.320
Total Aset Lancar 1.716.235 2.052.081
Uang muka 14.929 4.021
Aset pajak tangguhan 52.005 59.920
Aset tetap - neto 1.585.718 1.568.264
Goodwill 91.366 91.366
Aset tidak lancar lainnya 69.304 73.864
Total Aset Tidak Lancar 1.813.322 1.797.435
Total Aset 3.529.557 3.849.516

Liabilitas dan Ekuitas


Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha
Pihak ketiga 134.073 181.931
Pihak berelasi 12.724 21.760
Utang lain-lain
Pihak ketiga 11.214 10.142
Pihak berelasi 107 109
Utang pajak 105.837 152.808
Beban akrual 119.179 150.540
Pendapatan diterima di muka 7.496 6.711
Liabilitas sewa - jangka pendek 0 2.974
Liabilitas jangka pendek lainnya 18.240 33.068
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 408.870 560.043
Liabilitas imbalan kerja karyawan 42.803 54.682
Liabilitas pajak tangguhan 13.177 8.835
Liabilitas sewa - jangka panjang 0 4.216
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 55.980 67.733
Jumlah Liabilitas 464.850 627.776
Ekuitas
Modal saham 1.500.000 1.500.000
Tambahan modal disetor 706.434 707.314
Saham treasuri -59.279 -58.895
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 322.984 322.984
Belum ditentukan penggunaannya 594.561 750.330
Ekuitas yang dapat diatribusikan 3.064.700 3.221.733
Kepentingan nonpengendali 7 7
Jumlah Ekuitas 3.064.707 3.221.740
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 3.529.557 3.849.516

Aktiva Lancar:
1. Kas dan Setara Kas: Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka
yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya
dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
2. Piutang Usaha:
 Pihak Ketiga - Neto: Jumlah uang yang harus diterima dari pelanggan atau
pihak lain setelah mengurangi jumlah piutang yang tidak tertagih.
 Pihak Berelasi: Jumlah uang yang harus diterima dari pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan, seperti anak perusahaan atau
mitra usaha.
3. Piutang Lain-lain Pihak Ketiga: Jumlah uang yang harus diterima dari pihak ketiga
untuk transaksi selain penjualan, seperti pinjaman kepada pihak ketiga.
4. Persediaan - Neto: Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai
realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah taksiran harga
jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran
biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Kelompok Usaha menetapkan
penyisihan atas nilai realisasi neto dan/atau keusangan persediaan berdasarkan nilai
realisasi neto dan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik persediaan.
5. Pajak Dibayar di Muka: Jumlah pajak yang sudah dibayarkan oleh perusahaan tetapi
belum ditagihkan oleh pihak berwenang.
6. Uang Muka: Pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan atau pihak lain sebagai
bagian dari kesepakatan bisnis untuk mendapatkan barang atau layanan di masa
mendatang.
7. Aset Lancar Lainnya: Aset lain yang dimiliki perusahaan yang dapat diubah menjadi
uang dalam jangka waktu singkat, seperti piutang lainnya atau investasi jangka
pendek.
Aset Tidak Lancar:
1. Uang Muka: Pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan atau pihak lain sebagai
bagian dari kesepakatan bisnis untuk mendapatkan barang atau layanan di masa
mendatang, namun dalam konteks ini, ini adalah uang muka yang diterima tetapi
belum terkait dengan penjualan atau penerimaan kas lainnya.
2. Aset Pajak Tangguhan: Jumlah pajak yang belum dibayar oleh perusahaan pada saat
neraca, tetapi diantisipasi akan dibayar di masa mendatang.
3. Aset Tetap - Neto: Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya
perolehan aset terdiri dari harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan
secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya
aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset
tetap, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Biaya setelah perolehan awal termasuk
dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih
tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya tersebut dapat
diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya
pada periode di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan
dan pemeliharaan lainnya dibebankan ke dalam laba rugi.
4. Goodwill: Aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas diamortisasi selama masa
manfaat ekonomis dan dinilai untuk penurunan nilai setiap ada indikasi bahwa aset
tak berwujud tersebut mungkin mengalami penurunan nilai. Periode amortisasi dan
metode amortisasi untuk aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas dikaji
paling lambat pada setiap akhir periode pelaporan. Perubahan dalam masa manfaat
yang diharapkan atau pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi masa
depan yang terkandung dalam aset dianggap memodifikasi periode atau metode
amortisasi, sebagaimana mestinya, dan diperlakukan sebagai perubahan dalam
estimasi akuntansi. Beban amortisasi atas aset tak berwujud dengan umur terbatas
diakui dalam laba rugi dalam kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset
tak berwujud.
5. Aset Tidak Lancar Lainnya: Aset lainnya yang dimiliki perusahaan yang tidak dapat
diubah menjadi uang dalam jangka waktu singkat, seperti investasi jangka panjang
atau aset tak berwujud.

Liabilitas:
1. Liabilitas Jangka Pendek:
 Utang Usaha: Jumlah uang yang harus dibayar kepada pihak ketiga atau
berelasi dalam jangka waktu singkat.
 Utang Lain-lain: Jumlah uang yang harus dibayar kepada pihak ketiga atau
berelasi untuk kewajiban selain utang dagang.
 Utang Pajak: Jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan kepada
otoritas pajak.
 Beban Akrual: Kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan untuk biaya
yang telah terjadi tetapi belum dibayar.
2. Liabilitas Jangka Panjang:
 Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan: Kewajiban yang harus dibayar oleh
perusahaan terkait dengan program pensiun atau manfaat lainnya untuk
karyawan.
 Liabilitas Pajak Tangguhan: Jumlah pajak yang belum dibayar oleh
perusahaan pada saat neraca, tetapi diantisipasi akan dibayar dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun.

Ekuitas:
1. Modal Saham: Jumlah uang yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan pada saat
pendirian atau melalui penawaran saham.
2. Tambahan Modal Disetor: Dana tambahan yang disetor oleh pemilik perusahaan
setelah modal awal untuk memperluas operasi atau membiayai kebutuhan modal
lainnya.
3. Saham Treasuri: Saham perusahaan yang dibeli kembali dari pemegang saham dan
ditempatkan di perbendaharaan perusahaan.
4. Saldo Laba:
 Ditentukan Penggunaannya: Laba yang ditahan yang telah ditentukan untuk
digunakan oleh perusahaan untuk tujuan tertentu, seperti dividen atau investasi
kembali.
 Belum Ditentukan Penggunaannya: Laba yang ditahan yang belum ditentukan
penggunaannya dan dapat digunakan untuk tujuan yang akan ditentukan di
masa depan.
5. Ekuitas yang Dapat Diatribusikan: Jumlah ekuitas yang tersedia bagi pemilik
perusahaan setelah mengurangi saham treasuri dan menambahkan saldo laba.
6. Kepentingan Nonpengendali: Bagian dari ekuitas yang tidak dimiliki oleh pemilik
mayoritas perusahaan, biasanya terkait dengan kepemilikan minoritas dalam anak
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai