Anda di halaman 1dari 16

PETA KERJA SETEMPAT

BAB III
PETA KERJA SETEMPAT

Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami definisi peta kerja setempat, mengetahui
lambang-lambang yang dipergunakan, terutama peta pekerja mesin, dan
peta kerja tangan kiri dan tangan kanan.

Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa mampu menganalisis suatu aktivitas nyata dengan
menggambarkannya dalam peta kerja setempat dan mengusulkan perbaikan.

P
eta kerja setempat adalah peta kerja yang menggambarkan kegiatan
kerja hanya pada bagian atau proses kerja tertentu. Peta kerja
setempat digunakan untuk menganalisa dan memperbaiki proses
kerja yang ada dalam suatu stasiun kerja, sehingga dicapai suatu keadaan
ideal untuk itu. Peta kerja setempat tersebut dibagi menjadi:
 Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart)
 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right Hand Chart)
 Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Process Chart)

34
PETA KERJA SETEMPAT

3.1. Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart)
Peta pekerja dan mesin merupakan suatu grafik yang menggam-
barkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menggangur dari
kombinasi antara pekerja dan mesin (Sutalaksana et al., 1979). Peta ini
merupakan alat yang baik digunakan untuk melakukan analisa terhadap
efektivitas waktu bekerja yang digunakan mengurangi waktu mengganggur
baik pekerja maupun mesin. Waktu menganggur dapat dikategorikan
sebagai suatu pemborosan waktu kerja sehingga sedapat mungkin harus
diminimumkan bahkan dihilangkan.
Ada 4 (empat) kemungkinan terjadinya hubungan kerja antara
pekerja (manusia) dan mesin, yaitu:
 Manusia bekerja – mesin menganggur
 Manusia menganggur – mesin bekerja
 Manusia bekerja – mesin bekerja
 Manusia menggangur – mesin mengganggur

Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan


kerja tersebut dapat dilakukan, misalnya dengan cara:
a. Mengubah tata letak tempat kerja
Tata letak kerja pada dasarnya sangat mempengaruhi waktu
penyelesaian suatu pekerjaan. Apabila dilakukan penataan ulang
tempat kerja, maka waktu penyelesaian bisa mencapai minimum.
b. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja.
Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja akan
sangat membantu meminimalisasi waktu penyelesaian kerja,
meningkatkan efektivitas kerja, serta mempengaruhi efisiensi
penggunaan tenaga.
c. Merancang kembali mesin dan peralatan
Kita bisa ambil contoh sederhana, pekerjaan memindahkan barang
berat menggunakan gerobak dorong. Apakah ada cara yang lebih
baik daripada itu? Untuk meningkatkan efektivitas, mengurangi
waktu mengangkut, sekaligus menghemat tenaga, gerobak dorong
tersebut lebih baik diganti dengan alat peluncur atau yang
bertenaga motor. Kapasitas pemindahan pun lebih besar.
d. Memperkirakan adanya penambahan pekerja bagi suatu mesin atau
sebaliknya penambahan mesin bagi seorang pekerja
Apabila kita menemukan bahwa efektifitas pekerja yang menangani
sebuah atau beberapa mesin itu rendah, yaitu pekerja banyak
mengganggur, sementara di tempat lain banyak terdapat mesin

35
PETA KERJA SETEMPAT

yang mengganggur, maka penambahan tugas bagi perkerja


tersebut mungkin dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Sebaliknya jika terdapat seorang pekerja yang terlampau sibuk
dalam menangani tugasnya sehingga tidak memungkinkan baginya
untuk bisa melepas lelah dan melakukan kepentingan-kepentingan
pribadi lainnya, maka tentu hal ini akan merugikan, baik pada pihak
perusahaan maupun pekerja itu sendiri.

3.1.1 Lambang-lambang Peta Pekerja dan Mesin


Dalam membuat peta pekerja dan mesin, lambang-lambang yang
digunakan perlu diperhatikan:

Menunjukan kerja independen


Jika ditinjau dati pekerja, keadaan ini menunjukan seorang
pekerja yang sedang bekerja dan independen dengan mesin dan
pekerjaan lainnya. Misalnya seorang pekerja yang sedang meng-
ambil dan mempersiapkan bahan atau ia sedang melakukan
pemeriksaan terhadap produk akhir tanpa alat.
Jika ditinjau dari pihak mesin, berarti mesin tersebut sedang
bekerja tanpa memerlukan pelayanan dari operator (mesin
otomatis).

Menunjukan waktu menganggur


Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang
menganggur atau salah satu sedang menunggu yang lain.
Misalnya dalam suatu rangkaian kerja, operator sedang melaku-
kan pemeriksaan terhadap mesin, untuk mencegah kerusakan.
Maka dalam hal ini: operator sedang melakukan kerja dependen
(satu bergantung pada yang lain), dan mesin sedang
menganggur/ menunggu.

Menunjukan kerja kombinasi


Jika ditinjau dari pihak pekerja, lambing ini digunakan apabila
diantara operator dan mesin atau operator lainnya sedang
bekerja secara bersama-sama.
Jika dilihat dari pihak mesin, berarti: selama bekerjanya, mesin
tersebut memerlukan pelayanan dari operator (mesin manual).

36
PETA KERJA SETEMPAT

3.1.2 Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Pekerja dan Mesin


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat peta
pekerja dan mesin, agar diperoleh peta kerja yang baik, yaitu:
 Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya dibagian paling
atas form dituliskan “PETA PEKERJA DAN MESIN sebagai
kepalanya, kemudian diikuti dengan informasi lainnya; nomor peta,
nama pekerjaan, metode sekarang atau usulan, tanggal dipetakan
dan nama orang yang membuat peta tersebut.
 Setelah semua identifikasi lengkap dituliskan, langkah selanjutnya
adalah menguraikan semua elemen pekerjaan yang akan terjadi.
Untuk itu tiga jenis kolom digunakan untuk melambangkan elemen-
elemen yang bersangkutan. Kolom-kolom tersebut dibuat
memanjang dari atas ke bawah dengan panjang masing-masing
sebanding dengan lamanya waktu pelaksanaan yang bersangkutan.
 Langkah terakhir setelah semua aktifitas digambarkan, dibuat
kesimpulan dalam bentuk ringkasan yang memuat; waktu kerja dan
waktu menggangur, sehingga akhirnya kita bisa mengetahui
penggunaan waktu dari pekerja atau mesin tersebut. Satuan waktu
biasanya digunakan dalam detik, walaupun ini tidak mengikat.

3.1.3 Contoh Peta Pekerja dan Mesin


Berikut contoh sederhana mengenai peta pekerja dan mesin, yang
menggambarkan aktivitas yang terjadi di stasiun pembubutan, untuk
pengerjaan membuat ujung tirus.

37
PETA KERJA SETEMPAT

PETA PEKERJA DAN MESIN

Pekerjaan : Pembubutan Ujung Tirus


Nomor Peta : 04
Nama Mesin : Mesin Bubut
Nama Pekerja : Dorojatus Salim
Dipetakan oleh : Falahal Majid

Tanggal dipetakan : 01 Februari 2020


Metode : sekarang usulan

No Pekerja W Mesin W
(detik) (detik)
1 Mengambil benda kerja dan 12 Mengganggur 12
memasangkannya pada
chuck
2 Pasang dan setting pahat 20 Mengganggur 20
untuk facing muka benda
kerja
3 Menyalakan dan 125 Mesin bekerja 125
mengoperasikan mesin
untuk meratakan ujung
benda kerja
4 Matikan mesin dan cek 8 Mengganggur 8
benda kerja pada posisi
senter
5 Atur pahat untuk 10 Mengganggur 10
pembubutan tirus
6 Menyalakan dan 360 Mesin bekerja 360
mengoperasikan mesin
untuk proses pembubutan
tirus
7 Matikan mesin dan lepas 8 Mengganggur 8
benda kerja dari chuck

Ringkasan
Waktu Bekerja 543 485
Waktu Mengganggur 0 58
Total Waktu Siklus 543 543
Utilisasi 100% 89%

Gambar 3.1 Contoh Peta Pekerja dan Mesin

38
PETA KERJA SETEMPAT

3.1.4 Metode Kuantiitatif untuk Menganalisa Sistem Manusia Mesin


Berikut akan diuraikan analisa atau metode kuantitatif untuk
menganalisa sistem manusia dan mesin yaitu dengan mengembangkan
model matematis. Cara ini dianggap lebih mudah, tetapi tetap teliti karena
memasukkan variabel biaya dalam proses analisanya (Sritomo
Wignjosoebroto, 1995).
Jumlah mesin atau fasilitas kerja yang bisa dilayani oleh seorang
operator bisa dihitung dengan formulasi berikut:

𝐿+𝑀
𝑁=
𝐿

dimana:
N : Jumlah mesin yang harus dilayani (dalam satuan unit)
L : Total waktu pelayanan (setup) per mesin (loading & unloading)
M : Total waktu permesinan (machine running time)

Sebagai contoh, bila waktu setup sebuah mesin adalah 1 menit, sedangkan
siklus waktu permesinan adalah 4 menit, maka jumlah mesin yang dapat
dilayani oleh seorang operator adalah:

1+4
𝑁= = 5 unit mesin
1

Contoh diatas kebetulan diperoleh nilai N=5 unit mesin (bilangan bulat),
dengan asumsi waktu yang diperlukan oleh operator untuk bergerak pindah
dari 1 mesin ke mesin lainnya (W) = 0. Berikut adalah rumus mencari N, jika
nilai W > 0.

𝐿+𝑀
𝑁=
𝐿+𝑊

Dengan menggunakan nilai N untuk jumlah mesin yang harus dilayani,


maka kita bisa melakukan analisa biaya dengan rumus berikut:

39
PETA KERJA SETEMPAT

(𝐿 + 𝑀)(𝐾1 + 𝑁1 × 𝐾2 )
𝑇𝐸𝐶𝑁1 =
𝑁1

𝑇𝐸𝐶𝑁2 = 𝐿 + 𝑊 (𝐾1 + 𝑁2 × 𝐾2 )

dimana:
TEC : Total biaya yang diekspektasikan (Rp)
N1 : Untuk N pembulatan kebawah
N2 : Untuk N pembulatan keatas
K1 : Biaya upah langsung (Rp/Jam)
K2 : Biaya pemakaian mesin (Rp/Jam)

Contoh:
Berapa jumlahmesin yang seharusnya dilayani oleh seorang operator bila
diketahui data sebagai berikut:
a. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan loading dan unloading per
mesin = 1,41 menit
b. Waktu yang diperlukan operator untuk bergerak pindah dari satu
mesin ke mesin lainnya = 0,08 menit
c. Waktu permesinan = 4,34 menit
d. Biaya upah langsung = Rp. 8.500,- per jam
e. Biaya pemakaian mesin = Rp. 15.000,- per jam

Penyelesaian
1,41 + 4,34 5,75
𝑁= = = 3,86
1,41 + 0,08 1,49

Maka N1 = 3 unit mesin, dan N2 = 4 unit mesin


Total ekspektasi biaya untuk N1 = 3 unit mesin, adalah:
((5,75)/60)(8500 + 3 × 15000 )
𝑇𝐸𝐶𝑁1 = = 1,709
3

Total ekspektasi biaya untuk N2 = 4 unit mesin, adalah:


1,49
𝑇𝐸𝐶𝑁2 = 8500 + 4 × 15000 = 1,701
60

Dengan melihat bahwa 𝑇𝐸𝐶𝑁2 < 𝑇𝐸𝐶𝑁1 maka diputuskan 1 operator


mengoperasikan 4 unit mesin.
40
PETA KERJA SETEMPAT

3.2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right Hand Chart)
Peta tangan kiri dan tangan kanan adalah suatu alat dari studi
gerakan untuk menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-
gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Peta ini menggambarkan semua gerakan pada saat bekerja dan waktu
menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga
menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri
dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan (Sutalaksana et al.,
1979).
Melalui peta ini, dapat dilihat semua operasi secara cukup
lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini
sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana tiap
siklus dari pekerjaan terjadi dengan cepat dan terus berulang. Itulah
sebabnya, dengan menggunakan peta ini dapat dilihat adanya pola gerakan
yang tidak efisien, dan dapat dilihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-
prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut
berlangsung. Pada dasarnya, peta tangan kiri dan tangan kanan berguna
untuk memperbaiki suatu sistem kerja.

3.2.1 Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki
sistem kerja. Peta ini mempunyai kegunaan yang lebih khusus, diantaranya:
 Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi
kelelahan.
 Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak
efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya akan mempersingkat
waktu kerja.
 Sebagai alat untuk menganalisis tata letak stasiun kerja.
 Sebagai alat untuk melatih pekerja baru, dengan cara kerja yang
ideal.

3.2.2 Lambang-lambang Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Seperti peta pekerja dan mesin, peta ini pun memiliki lambang-
lambang yang mewakili setiap elemen-elemen gerakan:
– Menjangkau (Re) - Menggunakan (U)
– Memegang (G) - Melepas (RI)
– Membawa (M) - Menganggur (D)
– Mengarahkan (P) - Memegang untuk memakai (H)

41
PETA KERJA SETEMPAT

Kedelapan elemen gerakan ini merupakan sebagian dari 17 elemen


dari Studi Gerakan yang dikemukakan oleh Frank dan Lilian Gilberth
dengan catatan yang dimaksud dengan menggangur disini sudah termasuk
elemen tambahan yang tidak dapat dihindari (UD), kelambatan yang dapat
dihindarkan (AD), istirahat untuk menghilangkan kelelahan (R). Mengenai
Studi Gerakan itu sendiri akan dipelajari secara detail pada Bab IV.

3.2.3 Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Seperti peta-peta yang lainnya, untuk pembuatan peta tangan kiri
dan tangan kanan pun memiliki prinsip-prinsip yang perlu dilaksanakan,
agar diperoleh peta yang baik dan informatif. Prinsip-prinsip tersebut
diuraikan sebagai berikut:
 Peta tangan kiri dan tangan kanan dibagi dalam 3 (tiga) bagian,
yaitu: (1). bagian kepala, (2). bagian yang memuat bagan dari sistem
kerja, (3). bagian badan.
 Pada bagian kepala, ditulis nama peta “PETA TANGAN KIRI DAN
TANGAN KANAN”, setelah itu dikuti informasi lainnya berupa: jenis
pekerjaan, nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau
usulan, nama pembuat peta, dan tanggal dipetakan.
 Pada bagian bagan, digambarkan sketsa dari sistem kerja yang
memperlihatkan skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya.
Sketsa ini penting untuk menunjukan kondisi saat dilakukan studi
terhadap pekerjaan tersebut.
 Pada bagian badan, dibagi dalam 2 (dua) bagian. Sebelah kiri
digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh
tangan kiri dan sebelah kanan digunakan untuk menggambarkan
kegiatan yang dilakukan oleh tangan kanan pekerja.
 Langkah selanjutnya, diperhatikan urutan-urutan gerakan yang
dilaksanakan operator. Kemudian operasi tersebut diuraikan
menjadi elemen-elemen gerakan yang dapat dikelompokkan
kedalam 8 (delapan) elemen gerakan sebagaimana disebutkan
diatas.

42
PETA KERJA SETEMPAT

3.2.4 Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan


Dalam kesempatan ini akan disajikan suatu contoh peta tangan
kiri dan tangan kanan untuk pekerjaan perakitan stecker, dengan
komponen penyusun stecker sebagai berikut:

2
1

Keterangan:
1. Ujung Stecker 3. Mur
2. Baut 4. Bagian Penutup

Gambar 3.2 Komponen Stecker

43
PETA KERJA SETEMPAT

PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Pekerjaan : Merakit Stecker


Departemen : Perakitan Dipetakan oleh: Falahal Majid
Nama Pekerja : Dorojatus Salim Tanggal dipetakan: 01 Februari 2020
Nomor Peta : 05 Metode : sekarang usulan

Keterangan:
1. Ujung Stecker
2. Baut
3. Mur
4. Bagian Penutup

Waktu Jarak Jarak Waktu


Tangan Kiri Lambang Tangan Kanan
(detik) (cm) (cm) (detik)
Menjangkau bagian 2 40 Re Re 40 2 Menjangkau
penutup ujung stecker
Memegang bagian penutup 1 G G 1 Memegang ujung
stecker
Membawa bagian penutup 1 40 M M 40 1 Membawa ujung
stecker
Memegang untuk memakai 34 H P 1 Mengarahkan
bagian penutup ujung stecker ke
bagian penutup
stecker
RL 1 Melepas ujung
stecker
Re 40 2 Menjangkau
bagian penutu
G 1 Memegang
bagian penutup
M 40 1 Membawa bagian
penutup
P 5 Mengarahkan
bagian penutup
ke bagian
penutup lainya
RL 1 Melepas bagian
penutup
Re 40 2 Menjangkau mur
G 1 Memegang mur
M 40 1 Membawa mur
P 3 Mengarahkan
mur ke bagian
penutup
Re 40 2 Menjangkau baut

44
PETA KERJA SETEMPAT

G 1 Memegang baut
M 40 1 Membawa baut
P 4 Mengarahkan
baut ke bagian
penutup
Re 50 2 Menjangkau
obeng
G 1 Memegang
obeng
M 50 1 Membawa obeng
P 1 Mengarahkan
obeng ke ujung
baut
U 4 Menggunakan
obeng untuk
mengencangkan
baut
Membawa hasil rakitan ke 1 20 M M 50 1 Membawa obeng
tempat penyimpanan untuk
sementara dikembalikan ke
tempat semula
Melepas/menyimpan hasil 1 RL RL 1 Melepas/menyim
rakitan pan obeng pada
tempatnya
TOTAL 40 100 470 40
RINGKASAN
Total waktu siklus : 40 detik
Jumlah unit per siklus : 1 pcs
Waktu per unit : 40 detik
Gambar 3.3 Contoh Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Sampai saat ini untuk membuat peta tangan kiri dan tangan
kanan, tidak ada suatu aturan yang menetapkan bagian mana dari satu
siklus kerja tersebut yang dipakai sebagai “titik permulaan” dalam peta.
Biasanya dan umumnya dilaksanakan, peta ini dimulai setelah elemen
gerakan melepas (RL), yaitu setelah salah satu atau kedua tangan pekerja
tersebut melepaskan benda kerja hasil pekerjaanya ke tempat penyim-
panan.
Peta ini hanya akan bisa menggambarkan keadaan suatu sistem
kerja dengan baik, apabila untuk mengukurnya setiap elemen gerakannya
dibantu oleh kamera film.

45
PETA KERJA SETEMPAT

3.3. Peta Proses Kelompok Kerja (Gang Process Chart)


Peta proses kelompok kerja digunakan dalam suatu tempat kerja
dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama
yang baik dari sekelompok pekerja (Sutalaksana et al., 1979). Jenis
pekerjaan atau tempat kerja yang memerlukan analisa melalui peta proses
proses kelompok kerja, misalnya pekerjaan: pergudangan, pemeliharaan,
dan pengangkutan material (material handling)

Peta proses kelompok kerja merupakan kumpulan dari beberapa


peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses tersebut menunjukkan
satu seri kerja dari seorang operator. Setiap peta aliran proses tersebut
dipetakan dalam arah horizontal, sehingga paralel satu sama lain, yang
satu diatas atau dibawah yang lainnya.

Jelas bahwa satu seri pekerjaan yang dilaksanakan oleh seorang


operator sangat erat sekali hubungannya dengan seri pekerjaan operator-
operator lainnya. Dengan kata lain, suatu peta proses kelompok kerja
digunakan untuk menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang
yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses atau prosedur kerja,
dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling ketergantungan.
Karena adanya saling ketergantungan dari tiap aktivitas, maka dalam peta
proses kelompok kerja biasanya banyak dijumpai lambang-lambang
menunggu (D), yang menunjukan bahwa suatu aktivitas sedang menunggu
aktivitas lainnya.

3.3.1 Kegunaan Peta Proses Kelompok Kerja


Tujuan utama yang harus dianalisa dari peta kelompok kerja ini
adalah meminimumkan waktu menunggu (delay). Dengan berkurangnya
waktu menunggu berarti kita bisa mencapai tujuan lain yang lebih nyata
seperti:
a. Mengurangi ongkos produksi atau proses
b. Mempercepat waktu penyelesaian produksi atau proses.

Hasil analisa bisa menyimpulkan beberapa keputusan, diantaranya


mungkin kita bisa menggabungkan beberapa operasi atau kita bisa
mengubah urutan kerja secara lebih baik atau barangkali pembagian
kerjanya yang diubah agar lebih merata diantara operator.

46
PETA KERJA SETEMPAT

3.3.2 Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Proses Kelompok Kerja


Prinsip-prinsip pembuatan peta proses kelompok kerja adalah
sebagai berikut:
1. Nyatakan judul peta lengkap dengan indentitas-indentitas lainnya,
seperti: nama pekerjaan, departemen, nomor peta, cara sekarang
atau usulan , orang yang memetakan, dan tanggal pemetaaan.
2. Simbol yang digunakan seperti pada peta aliran proses.
3. Tiap peta aliran proses yang menunjukkan saru seri kegiatan kerja,
merupakan anggota dari suatu peta proses kelompok kerja. Peta-
peta aliran proses tersebut diletakkan saling berdampingan secara
paralel, dimulai dari kiri ke kanan, dimana kolom vertikal
menunjukkan aktivitas-aktivitas yang terjadi secara bersamaan dari
semua anggota kelompok.

3.3.3 Contoh Peta Proses Kelompok Kerja


Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang peta proses
kelompok kerja, buku ini mencoba memberikan untuk pekerjaan
pemasangan batu-bata, yang dilakukan oleh 2 orang pekerja (tukang dan
pembantu). Berikut ilustrasinya:

47
PETA KERJA SETEMPAT

PETA PROSES KELOMPOK KERJA

Gambar 3.4 Contoh Peta Proses Kelompok Kerja

48
PETA KERJA SETEMPAT

3.4. Latihan Soal


1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis peta kerja setempat yang Anda
ketahui!
2. Coba Anda lakukan analisa perbaikan dari peta pekerja dan mesin
yang ada pada Gambar 3.1!
3. Coba Anda lakukan analisa perbaikan dari peta tangan kiri dan
tangan kanan yang ada pada Gambar 3.2!
4. Coba Anda lakukan analisa perbaikan dari peta proses kelompok
kerja yang ada pada Gambar 3.3!
5. Gambarkan peta pekerja dan mesin untuk menunjukkan kegiatan
seorang operator yang akan mengoperasikan 2 unit mesin bubut
semi otomatis, dengan data kegiatan sebagai berikut:
– Waktu setup pemasangan benda kerja (loading time) = 0,8
menit
– Waktu permesinan = 2,4 menit
– Waktu pengambilan benda kerja yang sudah selesai diproses
dari mesin (unloading time) = 0,5 menit
6. Dari soal no 5, jika diketahui:
– Waktu untuk operator berpindah dari 1 mesin ke mesin lainnya =
0,1 menit
– Biaya upah pekerja langsung = Rp. 80.000,-per hari
– Biaya permesinan = Rp. 120.000,- per hari
– Waktu kerja = 8 jam per hari
Tentukan berapa mesin yang seharusnya mampu dioperasikan oleh
seorang operator, dengan biaya yang paling ekonomis!

49

Anda mungkin juga menyukai