Anda di halaman 1dari 10

MODUL 4 : PETA KERJA

MODUL 4

PETA-PETA UNTUK MENGANALISIS KERJA SETEMPAT

1. PETA PEKERJA DAN MESIN

Dalam beberapa hal, hubungan antara operator dan mesin sering kali bekerja secara
silih berganti. Yaitu sementara mesin menganggur, operator bekerja atau sebaliknya.
Pada hakekatnya waktu menganggur ini adalah suatu kerugian. Maka dari itu, waktu
menganggur ini harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan, baik waktu
menganggur pekerja atau mesin, namun tentunya harus masih ada batas-batas
kehormatan artinya harus memperhitungkan kemampuan manusia dan mesin.

Peta Pekerja dan Mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang
menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari
kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini merupakan alat yang
baik digunakan untuk mengurangi waktu menganggur.

 Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin

Informasi paling penting yang diperoleh melalui Peta ini ialah hubungan yang
jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditangani.
Dengan informasi ini, maka kita mempunyai data yang baik untuk melakukan
penyelidikan, penganalisaan dan perbaikan suatu peta kerja, sedemikian rupa
sehingga efektivitas pengunaan pekerja dan atau mesin bisa ditingkatkan, dan
tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki.
Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut
dapat dilakukan, dengan cara :

 Merubah Tata Letak Tempat Kerja


 Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja

IV-1
MODUL 4 : PETA KERJA

 Merancang kembali mesin dan peralatan


Keadaan mesin dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk
meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin. Misalnya untuk
mengurangi waktu mengangkut dan sekaligus menghemat tenaga
pekerja maka pekerjaan memindahkan barang terutama barang berat,
yang tadinya menggunakan gerobak dorong, sekarang perlu dipikirkan
dengan menggunakan kerekan (hoist). Dengan menggunakan kerekan
ini, selain diperoleh keuntungan diatas, juga kapasitas angkt tiap kali
operasi jauh lebih besar.
 Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah
mesin bagi seorang pekerja

Contoh Peta Pekerja dan Mesin

Menggambarkan aktivitas yang terjadi selama operasi pembelian 1 kg kopi giling


dari suatu toko pangan

Suatu waktu ke toko tersebut datang seorang pembeli, kemudian memesan kopi
kepada pelayan toko tersebut sebanyak 1 kg dengan pesanan khusus atau
digiling pada saat itu. Setelah mendapat pesanan, si pelayan pergi mengambil
kopi dari tempatnya, siapkan mesin giling, masukkan kopi ke dalam mesin giling,
kemudian jalankan mesin tersebut. Si pembeli dan pelayan menunggu sampai
selesai menggiling, waktu yang dibutuhkan untuk ini selama 12 detik
Setelah kopi menjadi halus, dimasukkan ke dalam kantong dan kemudian
diberikan kepada pembeli. Si pembeli membayar kepada pelayan, pelayan
menerima pembayaran tersebut dan dicatat dalam buku keuangan.

IV-2
MODUL 4 : PETA KERJA

Latihan :
Gambarkan Peta Pekerja Mesin untuk menunjukkan kegiatan operator yang akan
mengoperasikan dua buah mesin semi automatic-lathes. Siklus kegiatan kerja akan
terdiri dari :
- Pembebanan atau pemasangan material ke mesin : waktu = 0,75 menit
- Operasi pemesinan : waktu = 1,50 menit
- Pengambilan material yang selesai diproses dari mesin : waktu = 0,50 menit
Untuk 2 siklus kerja.

IV-3
MODUL 4 : PETA KERJA

II. METODE KUANTITATIF UNTUK MENGANALISIS SISTEM MANUSIA MESIN

Dalam Peta Manusia Mesin, telah dijelaskan bahwa secara grafis peta tersebut dapat
digunakan untuk menentukan berapa jumlah fasilitas kerja yang bisa ditangani oleh seorang
operator. Metode analisa dengan menggunakan peta kerja ini pada dasarnya cukup sederhana,
praktis dan bisa berlangsung cepat. Kesulitan pokok hanyalah pada penggambaran petanya
yang membutuhkan ketelitian didalam penentuan skala waktnya.

Analisa atau metode kuantitatif yaitu dengan mengembangkan model matematis. Cara ini
dianggap lebih murah jika dibandingkan dengan pemakaian Peta Manusia Mesin, terutama
sekali akan jauh lebih teliti karena memasukkan variable biaya dalam proses analisanya

Penugasan seseorang operator untuk menangani lebih dari satu mesin dalam kondisi yang
ideal akan menghasilkan bentuk hubungan kerja manusa-mesin yang sinkron. Di sini manusia
(operator) dan mesin-mesin yang dilayani masing-masing akan melaksanakan aktivitasnya
secara penuh dalam siklus waktu yang tersedia. Kondisi ideal dalam hubungan aktivitas
manusia mesin ini dikenal dengan synchronous servicing. Dalam kondisi yang ideal, jumlah
mesin atau fasilitas kerja yang bisa dilayani oleh seorang operator bisa dihitung dengan
formulasi sebagai berikut :

N=

Dimana ;

N = Jumlah mesin yang harus dilayani (dalam unit atau buah mesin)

L = total operator servicing time per mesin (loading & unloading) dalam jam

M = total machining time dalam jam

Sebagai contoh, bilamana total waktu operator untuk melayani sebuah mesin adalah 1 menit,
sedangkan siklus waktu permesinan adalah 4 menit, maka jumlah mesin yang dilayani oleh
seorang operator, adalah 5 buah mesin

IV-4
MODUL 4 : PETA KERJA

Contoh diatas sangat kebetulan, diperoleh N = 5 mesin (bilangan bulat) dan disini diasumsikan
waktu yang diperlukan oleh operator untuk bergerak pindah melayani satu mesin menuju mesin
berikutnya = 0. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperoleh analisa terlebih dahulu, apakah
pembulatan keatas atau kebawah, dengan memepertimbangkan variable biaya penggunaan
mesin dan upah operator per jam nya. Minimum total biaya per unit produksi biasanya akan
merupakan dasar keputusan untuk memilih yang mana lebih baik untuk di”idle”kan, operator
atau mesin ?

Metode kuantitatif dalam hal ini bisa diaplikasikan untuk menganalisis dan menetapkan
keputusan yang seharusnya diambil. Prosedur dilaksanakan dengan langkah-langkah sbb :

 Estimasikan jumlah fasilitas yang bisa dilayani oleh seorang operator dengan
menetapkan angka pembulatan ke bawah dari persamaan berikut

N1 ≤ L_+_M

L + W

Dimana : N1 = bilangan pembulatan dari harga N yang pecahan

W = waktu yang diperlukan operator untuk bergerak pindah dari mesin ke


mesin

 Dari formulasi diatas terlihat bahwa siklus waktu dimana operator melayani mesin
sejumlah N adalah sebesar L + M, karena dalam kasus ini operator tidak akan
disibukkan selama seluruh siklus-siklus waktu berlangsung, sedangkan fasilitas kerja
(mesin) yang dilayani di sisi lain justru akan terus bekerja (tanpa idle) selama siklus
kerja berlangsung. Dengan menggunakan harga N untuk jumlah mesin yang harus
dilayani, maka total biaya yang diekspektasikan (TEC) untuk N 1 mesin dapat dihitung
sbb :

TECN1 = (L_+_M)_(K1_+_N1_x_K2)

N1

Dimana :

K1 = labor cost (Rp/jam) N1 = Jumlah mesin, pembulatan ke bawah

IV-5
MODUL 4 : PETA KERJA

K2 = machine cost ( Rp/jam )

 Setelah biaya total yang diekspektasikan untuk sejumlah N 1 mesin dihitung, maka hal
tersebut harus dibandingkan dengan biaya bilamana operator harus melayani sejumlah
N2 (dimana N1+1) yaitu pembulatan harga N yang pecahan ke atas. Dalam kasus ini
siklus waktu kerja akan diatur oleh siklus kerja operator, karena disini akan terjadi
beberapa mesin idle> Siklus waktu kerja untuk kasus ini akan menjadi (N1 + 1) (L + W).
Dengan mengoperasikan sejumlah N2 mesin untuk dilayani oleh seorang operator, maka
total biaya yang diekspektasikan dapat dihitung dengan formulasi sbb :

TECN2 = (L+W) (K1 + K2 x N2 )

 Dengan membandingkan harga TECN1 dan TECN2 maka pemilihan jumlah mesin yang
sebaiknya dioperasikan apakah N1 atau N2 akan sangat ditentukan oleh harga TEC
paling minimal. TECN1 < TECN2. Pilih TECN1

Contoh :

Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator,
bilamana diketahui data sebagai berikut :

a. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan loading dan unloading per mesin = 1,41
menit

b. Waktu yang diperlukan untuk operator bergerak pindah dari satu mesin ke mesin lain
= 0,08 menit

c. Waktu permesinan = 4,34 menit

d. Direct labor cost = Rp 8.500 per jam

e. Biaya pemakaian mesin (machine cost) = Rp 15.000 per jam

Jawab :

N = (L+M) /(L+W) = (1,41 + 4,34) / (1,41 + 0,08) = 5,75 /1,49 = 3,86


N1 = 3, N2 = 4

IV-6
MODUL 4 : PETA KERJA

TECN1 = ((1,41 + 4,34)menit /60 ) x (Rp 8.500/jam + 3 x Rp 15.000/jam)


------------------------------------------------------- = Rp 1.709
3

TECN2 = ((1,41 + 0,08) /60) x (8.500 + 4 x 15.000) = Rp 1.698 == 1.701

TEC N2 < TECN1 === 4 mesin

Pilih N2

III. PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Untuk mendapatkan gerakan-gerakan yang lebih terperinci, terutama untuk mengurangi


gerakan-gerakan yang tidak perlu dan untuk mengatur gerakan-gerakan sehingga
diperoleh urutan yang terbaik, maka dilakukan studi gerakan. Dengan studi gerakan ini,
kita bisa menganalisa gerakan-gerakan yang dilakukan seorang pekerja selama
melaksanakan pekerjaannya.

Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan suatu alat dari Studi Gerakan untuk
menentukan gerakan-gerakan yang efisien yaitu gerakan-gerakan yang memang
diperlukan unntuk melaksanakan suatu pekerjaan

Kegunaan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

 Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan


 Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak
produktif
 Sebagian alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja
 Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara kerja yang ideal

Prinsip-prinsip pembuatan peta tangan kanan-tangan kiri

IV-7
MODUL 4 : PETA KERJA

o Berbeda dengan peta-peta yang lain, untuk peta tangan kanan-kiri, lembaran kerja
dibagi dalam tiga bagian, yaitu “kepala”, bagian yang memuat bagian dari sistem kerja
dan bagian-bagian “badan”.
o Pada bagian kepala dibaris paling atas ditulis “PETA TANGAN KANAN TANGAN
KIRI”.Setelah itu, menyertakan identifikasi-identifikasi lainnya, seperti nama pekerjaan,
nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau usulan, nama pembuat peta dan
tanggal dipetakan
o Pada bagian yang memuat bagan, digambarkan sketsa dari sistem kerja yang
memperlihatkan skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya.
o Bagian “Badan” dibagi dua pihak. Sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambarkan
kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan sebaliknya. Sebelah kanan digunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kanan pekerja.
o Langkah selanjutnya diperhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan operator.
Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang biasanya
dibagi ke dalam delapan buah elemen sbb :
 Elemen menjangkau lambang Re
 Elemen Memegang lambang G
 Elemen Membawa lambang M
 Elemen Mengarahkan lambang P
 Elemen Menggunakan lambang U
 Elemen Melepas lambang RL
 Elemen Menganggur lambang D
 Elemen memegang untuk memakai lambang H

Contoh :

IV-8
MODUL 4 : PETA KERJA

IV-9
MODUL 4 : PETA KERJA

IV-10

Anda mungkin juga menyukai