MODUL 2
Setiap pekerjaan memiliki ciri-ciri sendiri dari mana timbul tuntutan masing-masing
tentang pekerjaan seperti apa yang dibutuhkannya. Karena faktor-faktor diri kebanyakan
tidak dapat dirubah maka agar suatu pekerjaan dapat dijalankan dengan baik haruslah
dilakukan pemilihan terlebih dahulu terhadap calon-calon pekerja yang meliputi
pengukuran terhadap kemampuan-kemampuan diri calon pekerja dan penilaian
kecocokannya dengan tuntutan pekerjaan.
II- 1
MODUL 2 : MANUSIA & PEKERJAANNYA
Seringkali suatu sistem kerja telah begitu lama berjalan sehingga pekerja betul-betul
telah terbiasa sehingga perbaikan yang menuntut perubahan kebiasaan dirasakan
sebagai suatu yang menyulitkan Penyebab lain yaitu ketidaksabaran akan pentingnya
perubahan bagi keuntungan perusahaan.Ketidak yakinan untuk keberhasilan .
Secara umum sistem manusia mesin dapat didefinisikan sebagai ”set of object together
with relationship between the objects and between their attributes”. Suatu sistem akan
terjadi dalam suatu lingkungan dan perubahan-perubahan yang timbul lingkungan ini
akan mempengaruhi sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Yang dimaksudkan
dengan sistem manusia mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia
dengan satu atau beberapa ”mesin” dimana salah satu dengan yang lainnya akan saling
berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan
yang diperoleh. Yang dimaksud dengan ”mesin” dalam hal ini akan mempunyai arti yang
luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan
benda-benda yang biasa digunakan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dibandingkan dengan mesin, manusia sebagai komponen yang ada dalam proses
produksi akan memiliki beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain sebagai berikut
:
❖ Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar
II- 2
MODUL 2 : MANUSIA & PEKERJAANNYA
Dibandingkan dengan manusia, mesin-istilah ini juga dipakai untuk menyebut fasilitas
kerja lainnya yang ”non human”- secara umum juga memiliki keterbatasan-keterbatasan
antara lain sbb :
• Tidak bisa memberikan tanggapan terhadap ”perintah-perintah yang di luar batas
kemampuan yang telah dirancang sebelumnya
• Tidak bisa memberi tanggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak
diramalkan sebelumnya
• Tidak bisa ”berpikir”induktif yaitu menarik kesimpulan umum dari hal-hal yang
bersifat khusus
• Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti alternatif-alternatif baru yang tidak
dirancang/diprogram sebelumnya
• Tidak bisa berfungsi secara layak di luar batas atau kapasitas normalnya
Pendayagunaan secara efektif tentang fungsi dan peran manusia sebagai komponen
dalam suatu sistem produksi haruslah melalui pertimbangan yang seksama pada
perancangan kerja (Job Design). Dalam memainkan perannya sebagai komponen kerja
dalam satu atau lebih aktivitas operasional dan proses produksi manusia umumnya
akan bertanggungjawab untuk tiga fungsi dasar berikut :
II- 3
MODUL 2 : MANUSIA & PEKERJAANNYA
Perancangan Kerja yang harus dilakukan oleh seorang individu meliputi aktivitas mental
(mental task) dan aktivitas fisik (physical task). Aktivitas mental dalam hal ini akan dapat
bervariasi dari aktivitas sederhana seperti menerima/mengumpulkan dan menyimpan
informasi sebagai input kerja sampai dengan aktivitas berfikir kreatif dan memecahkan
persoalan. Dengan aktivitas fisik akan terkait dengan tindakan yang harus dilakukan
dalam bentuk gerakan-gerakan manual dan kontrol yang memerlukan anggota tubuh
ebagai sumber tenaga ataupun suara.
Sejak Revolusi Industri I sekitar dua abad yang lalu, arah kecendrungan terhadap
perubahan tata cara kerja yang paling signifikan adalah penerapan konsep spesialisasi
dalam kerja. Adam Smith, mengemukakan bahwa dengan spesialisasi kerja makaakan
diperoleh beberapa manfaat :
• Mengurangi waktu belajar (learning time) untuk penyelesaian aktivitas tertentu
• Waktu pelatihan relatif singkat dan bisa memanfaatkan tenaga ”unskilled”
• Kecepatan kerja bisa dikembangkan karena disini operator dapat
mengkhususkan diri pada satu atau dua jenis kegiatan saja
• Lebih ekonomis (efisien) karena waktu tidak produktif
• Memungkinkan diaplikasikan proses mekanisasi atau otomatisasi khususnya
untuk kegiatan-kegiatan yang sederhana yang harus dikerjakan secara berulang-
ulang
II- 4
MODUL 2 : MANUSIA & PEKERJAANNYA
Untuk mengatasi dampak negatif psikologis yang ditimbulkan akibat spesialisasi kerja,
maka sejumlah ahli psikologis dan sosilogis sejak tahun 1920-an telah melakukan
banyak penelitian yang mengarah bagaimana suatu pekerjaan bisa dirancang tidak saja
efektif-efisien dalam aspek teknis tetapi juga memberikan kepuasaan psikologis bagi
yang melaksanakannya. Rotasi kerja (job rotation), pembesaran kerja (job enlargement)
dan pengkayaan kerja (job erichment) merupakan langkah-langkah yang diambil untuk
mengatasi dampak sosial psikologis akibat diterapkannya spesialisasi kerja
II- 5