Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Analisis
dan
Pengukuran
Kerja
Peta Kerja Setempat

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Industri 190531004 Anita Juraida, S.T., M.T

05
Abstract Kompetensi
Modul 5 ini menjelaskan tentang Mahasiswa memiliki kemampuan
langkah sistematis pemecahan untuk menghasilkan peta kerja
masalah dengan menggunakan peta setempat
kerja setempat
Pendahuluan

Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat, apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu
stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Jenis
peta-peta kerja yang digunakanuntuk kelompok kegiatan kerja setempat antara lain:
1. Peta Pekerja dan Mesin
2. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Pekerja dan Mesin

Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan
mesin. Peta Pekerja-Mesin dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah perbaikan
suatu sistem kerja, sehingga dicapai suatu keadaan ideal untuk saat itu.

Dalam beberapa hal, hubungan antara operator dan mesin sering bekerja secara silih berganti,
yaitu sementara mesin menganggur, operator bekerja atau sebaliknya. Waktu menganggur
adalah suatu kerugian. Oleh karena itu, waktu menganggur baik pada pekerja maupun mesin
harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan. Namun, tentunya harus masih berada
dalam  batas-batas kemampuan manusia dan mesinnya.

Kegunaan Peta Pekerja-Mesin


Informasi paling penting diperoleh melalui peta pekerja-mesin ialah hubungan yang jelas
antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan informasi
ini dimilikilah data yang memadai untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan
perbaikan suatu kegiatan kerja, sehingga efektivitas penggunaan pekerja dan atau mesin bisa
ditingkatkan. Tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki.
Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat
dilakukan, misalkan dengan cara :

1. Mengubah tata letak tempat kerja


Tata letak tempat kerja merupakan salah satu factor yang menentukan lamanya waktu
penyelesaian suatu pekerjaan. Penataan kembali suatu tata letak tempat kerja,

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


2 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
diharapkan dapat menempatkan elemen sistem kerja pada suatu tempat sehingga
benar-benar dapat menghemat waktu penyelesaian.

2. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja


Pada dasarnya, gerakan-gerakan kerja juga merupakan factor yang menentukan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan. Dengan demikian, penataan kembali gerakan-gerakan
yang dilakukan pekerja, akan sangat membantu meningkatkan efektivitas kerjanya,
dan sekaligus mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga.

3. Merancang kembali mesin


Keadaan mesin dan peralatan seringkali perlu dirancang kembali untuk meningkatkan
efektivitas pekerja dan mesin. Misalnya untuk mengurangi waktu mengangkut dan
sekaligus menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan memindahkan barang terutama
barang berat, yang tadinya menggunakan gerobak dorong, sekarang perlu dipikirkan
dengan menggunakan alat peluncur, atau yang bertenaga motor. Dengan demikian,
selain memperoleh keuntungan diatas, juga kapasitas pemindahan jauh lebih besar.

4. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya


Apabila klita menemukan bahwa efektivitas pekerja yang menangani sebuah atau
beberapa mesin itu rendah, yaitu pekerja banyak menganggur, sementara di tempat
lain banyak terdapat mesin yang menganggur, maka penambahan tugas bagi pekerja
tersebut mungkin dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi.

Sebaliknya jika terdapat seorang pekerja yang terlampau sibuk dalam menangani
tugasnya sehingga tidak memungkinkan baginya untuk bisa melepas lelah dan
melakukan kepentingan-kepentingan pribadi lainnya, maka tentu hal ini pun akan
merugikan, baik pada pihak perusahaan atau bagi pekerja itu sendiri. Pekerja yang
terlampau lelah cenderung lebih banyak melakukan kesalahan-kesalahan. Bisa jadi ini
mengakibatkan kerusakan pada mesin atau menurunkan kualitas produksi. Keburukan
yang dialami pekerja, terutama dirasakan dalam jangka panjang, saat pekerja
terlampau lelah, tentu akan mengakibatkan makin memburuknya kondisi tubuh
pekerja tersebut. Dengan penambahan pekerja keseimbangan antara pekerja dan
mesin bisa diperoleh.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


3 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Pekerja-Mesin
1. Nyatakan identifikasi peta yang dibuat. Biasanya dibagian paling atas kertas
dinyatakan “PETA PEKERJA-MESIN”, sebagai kepalanya, kemudian diikuti oleh
informasi-informasi yang melengkapi.
2. Menguraikan semua elemen pekerjaan yang terjadi. Untuk itu tiga jenis kolom bar
digunakan untuk melambangkan elemen-elemen yang bersangkutan. Kolom-kolom
teresebut dibuat memanjang dari atas ke bawah dengan panjang masing-masing
sebanding dengan lamanya waktu pelaksanaan yang bersangkutan.
3. Langkah terakhir setelah semua aktivitas digambarkan, dibuat kesimpulan dalam
bentuk ringkasan yang memuat : waktu menganggur, waktu kerja, dan akhirnya kita
bisa mengetahui penggunaan waktu dari pekerja atau mesin tersebut. Satuan waktu
biasanya digunakan dalam detik, walaupun ini tidak mengikat.

Lambang-lambang yang digunakan pada Peta Pekerja-Mesin

Menunjukkan waktu menunggu 

Gambar 1 Lambang Menunggu

Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang menganggur atau salah satu
sedang menunggu yang lain. Misalnya dalam suatu rangkaian kerja, si operator sedang
melakukan pemeriksaan terhadap mesin, untuk mencegah kerusakan. Maka dalam hal ini, si
operator sedang melakukan kerja dependen (satu bergantung pada yang lain) dan mesin
sedang menganggur/menunggu.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


4 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
  Menunjukkan kerja independen 

Gambar 2 Lambang Kerja Independen

Jika ditinjau dari pekerja, keadaan ini menunjukkan seorang pekerja yang sedang bekerja dan
independen dengan mesin dan pekerja lainnya. Misalnya seorang pekerja yang sedang
mengambil dan mempersiapkan bahan atau ia sedang melakukan pemeriksaan terhadap
produk akhir tanpa alat. Jika ditinjau dari pihak mesin, berarti mesin tersebut sedang bekerja
tanpa memerlukan pelayanan dari operator (mesin otomatis)

Menunjukkan kerja kombinasi 


Gambar 3 Lambang Kerja Kombinasi

Jika ditinjau dari pihak pekerja, lambang ini digunakan apabila diantara operator dan mesin
atau dengan operator lainnya sedang bekerja secara bersama-sama. Jika ditinjau dari pihak
mesin, berarti selama bekerjanya mesin tersebut memerlukan pelayanan dari operator (mesin
manual).

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


5 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 4 Contoh Peta Pekerja Mesin

Peta Tangan Kanan dan Kiri

Dengan menggunakan peta-peta terdahlu, berarti kita telah mendapatkan suatu prosedur dari
orang, bahan, dan alat secara tertib serta sistematis. Setelah hal ini diperoleh, langkah
selanjutnya adalah menganalisis pekerjaan itu sendiri, untuk lebih menyempurnakan cara
kerja yang telah ada. Tentunya, kalau setiap sistem kerja telah dapat disempurnakan, maka
untuk memperbaiki proses secara keseluruhan akan lebih mudah dilaksanakan.

Peta tangan kanan tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan
gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini
menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh
tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan
pada tangan kiri dan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


6 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Melalui peta ini kita bisa melihat suatu operasi secara cukup lengkap, yang berarti
mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki
pekerjaan manual, yakni setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang.

Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri


1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
Dengan bantuan studi gerakan dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan maka kita bisa
menguraikan suatu pekerjaan lengkap menjadi elemen-elemen gerakan yang
terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan ini dibebankan ke setiap tangan
sedemikian rupa sehingga seimbang dan memenuhi prinsip-prinsip ekonomi gerakan,
berarti akan mengurangi kelelahan.
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak
produktif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
Keadaan ini juga bisa dicapai dengna bantuan studi gerakan dan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan. Kemahiran untuk menuraikan suatu pekerjaan menjadi elemen-
elemen gerakan dan kemudian memilih elemen-elemen mana saja yang efektif dan
tidak efektif, tentu akan mempengaruhi efisiensi dan produkivitas kerja.
3. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja
Percobaan dengan mengubah-ubah tata letak peralatan selain dapat menentukan tata
letak yang baik ditinjau dari waktu dan jarak, juga kita bisa menemukan urutan-urutan
pengerjaan yang baik dengan prinsip ekonoomi gerakan.
      4. Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, dengan cara kerja yang ideal.
Peta ini berfungsi sebagai penuntun terutama bagi pekerja-pekerja baru sehingga akan
mempercepat proses belajar.

Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

1. Pada bagian kepala, dibaris paling atas ditulis “PETA TANGAN KANAN-TANGAN
KIRI”. Setelah itu, menyertakan identifikasi-identifikasi lainnya seperti : nama
pekerjaan, nama departemen, nomor peta, cara sekarang atau usulan, nama pembuat
peta, dan tanggal dipetakan.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


7 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Pada bagian yang memuat bagian, digambarkan sketsa dari sistem kerja yang
memperlihatkan skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya. Sketsa ini penting
untuk menunjukkan kondisi saat dilakukan studi terhadap pekerjaan tersebut.
3. Bagian “Badan” dibagi dalam dua pihak. Sebelah kiri kertas digunakakan untuk
menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan sebaliknya.
4. Langkah selanjutnya, diperhatikan urutan-urutan gerakanyang dilaksanakan operator.
Kemudian operasi tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang biasanya
dibagi ke dalam delapan buah elemen sebagai berikut.
Menjangkau : Re (Reach)
Memegang : G (Grasp)
Membawa : M (Move)
Mengarahkan : P (Position)
Menggunakan : U (Use)
Melepas : Rl (Release)
Menganggur : D (Delay)
Memegang untuk memakai: H (Hold)

Kedelapan elemen gerakan ini merupakan sebagian dari 17 elemen dari studi gerakan
yang dikemukakan oleh Frank dan Lilian Gilbreth dengan catatan yang dimaksud
dengan mengganggur disini sudah termasuk elemen-elemen kelambatan yang tidak
dapat dihindari (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD), istirahat untuk
menghilangkan kelelahan (R). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa tiap
elemen gerakan digambarkan dengan kolom yang berpanjang sebanding lamanya
waktu pelaksanaan yang bersangkutan.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


8 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 5 Peta Tangan Kanan dan Kiri

Peta tangan kiri dan tangan kanan terbagi atas dua bagian, yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Sisi
sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan
sebaliknya, sebelah kanan kertas digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan
tangan kanan pekerja. Pada pembuatan peta tangan kiri dan tangan kanan, kita perlu
memperhatikan urutan-urutan operasi yang dilaksanakan operator. Operasi-operasi tersebut
diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang biasanya dibagi ke dalam delapan buah elemen.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


9 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Tata Cara Kerja,
Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.

Yanto., Ngaliman, B. (2006). Ergonomi Dasar-dasar Studi Waktu dan Gerakan Untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja, ANDI, Yogyakarta.

Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi – Studi Gerak dan Waktu. Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Cetakan ke empat. Penerbit Guna Widya. Surabaya.

Zadry, H. R., Susanti, L., Yuliandra, B., Jumeno, D. (2015). Analisis Perancangan Sistem
Kerja, Andalas University Press, Padang.

Freivalds, A., Niebel, B.,W. (2009). Niebel’s Methods, Standards, and Work Design,
McGraw-Hill Companies, New York

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2015). Teknik Industri


Analisa Perancangan Kerja. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

‘20 Analisis dan Pengukuran Kerja


10 Anita Juraida, S.T., M.T
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai