Anda di halaman 1dari 5

Aspek Ergonomi Dalam Perancangan

Aspek ergonomi adalah suatu bidang studi yang menangani perancangan kegiatan dan
tugas yang cocok dengan kapabilitas manusia dan limitnya seta faktor kenyamanan kerja
seperti kenyamanan dari segi anatomi, psikologi, manajemen, tata letak ruang dan peralatan
yang mudah dijangkau bagi manusia dalam melaksanakan aktifitasnya.

1. Aspek Ergonomi dari Stasiun kerja

fungsi penggunaan stasiun kerja :

 Berhubungan dengan lingkungan kerja

 Berhubungan dengan durasi kerja

 Berfokus pada tipe pekerjaan

 Beban spikologis yang dihadapi pekerja selama mengerjakan pekerjaan

 Menghindari penggunaan dari cahaya terang langsung atau pantulannya

 Memperoleh keseimbangan antara kecerahan dan kecerahan yang ada pada pengguna

 Menghindari cahaya langsung atau cahaya pantulan yang langsung mengenai layar
tampilan

 Memberikan keyakinan bahwa pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan yang tidak
menggunakan layar tampilan

Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun kerja

Dalam suatu stasiun kerja problematika utama adalah pengaturan komponen-komponen


yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu menyangkut material, mesin/peralatan kerja,
perkakas-perkakas, fasilitas penunjang, lingkungan fisik kerja dan operator (manusia
pelaksana kerja). Sistem produksi cenderung dirancang untuk lebih akomodatif terhadap
mesin atau material dibandingkan untuk lebih menjamin manusia agar bisa lebih
meningkatkan lagi kontribusinya sebagai penentu produktivitas. Dengan pendekatan
ergonomis diharapkan sistem produksi bisa dirancang untuk melaksanakan kegiatan kerja
tertentu dengan didukung oleh keserasian hubungan antara pekerja dengan sistem kerja
yang dikendalikan. Dalam perancangan stasiun kerja, aspek yang harus diperhatikan
antara lain : (Wingjosoebroto, Sritomo, 1995, hal 55).

1. Menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekankan pada


prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan tujuan pokok adalah meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.

2. Kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia (data antropometri)
yang akan menunjang didalam proses perancangan produk dengan tujuan untuk mencari
keserasian hubungan antara produk dengan manusia yang memakainya.
3. Pengaturan tata letak fasilitas yang diperlukan dalam suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien seperti halnya dengan pengaturan
gerakan material handling.

A. Sikap dan Posisi Kerja Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang kurang
nyaman, pertimbangan-pertimbangan ergonomi menyarankan hal-hal seperti :
(Wingjosoebroto, Sritomo, 1995, hal 76).

1. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk
dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu yang lama.

2. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa


dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal.
Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar
memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih nyaman.

3. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang
lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring.

4. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang
lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

B. Antropometri dan Dimensi Ruang Kerja

Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh
manusia termasuk ukuran linier, berat, volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data
antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau
fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perancangan ruang kerja).

Persyaratan ergonomic mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai
dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran
tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya
digunakan data antropometri antara 5% dan 95% percentile. Untuk perencanaan
stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-
fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator maupun didalam
merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.

C. Kondisi Lingkungan Kerja

Meskipun operator diharapkan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi


lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban, getaran,
kebisingan dan lain-lain, akan tetapi stress akibat kondisi lingkungan fisik kerja akan
terus berakumulasi dan secara tiba-tiba bisa menyebabkan hal yang fatal. Adanya
lingkungan fisik kerja yag bising, panas, bergetar, atau atmosfir yang tercemar
akan memberikan dampak negative terhadaf kinerja maupun moral atau motivasi
kerja operator.

D. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.

Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk


mengekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisinsi dan
mengurangi kelelahan kerja. Beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam
perancangan stasiun kerja, antara lain : (Wingjosoebroto, Sritomo, 1995, hal 78).

1. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui


lokasi penempatan material, spare part, peralatan kerja, mekanisme control, atau
display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari.

2. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi
yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95 percentil agar operator bisa
bekerja dengan leluasa dan tidak cepat lelah.

E. Energi Kerja Yang Dikonsumsikan

Energi kerja yang dikonsumsikan pada saat seseorang melaksanakan kegiatan


merupakan factor yang kurang begitu diperhatikan, karena dianggap tidak penting
bila mana dikaitkan dengan kinerja yang ditunjukkan. Meskipun energi dalam jumlah
besar harus dikeluarkan untuk periode yang lama bisa menimbulkan kelelahan
fisik, akan tetapi bahaya yang lebih besar justru kalau kelelahan menimpa pada
mental manusia.

2. Aspek Ergonomi dari Suhu dan Kualitas Udara

 Perubahan suhu sering mempengaruhi keadaan pekerja, maka peralihan dari


pemanasan yang terjadi dari mesin komputer harus diperhatikan. Agar udara dan suhu
ruangan tetap stabil dan kinerja pekerja tidak mengalami penurunan.

3. Aspek Ergonomi dari Gangguan Suara

 Gangguan suara juga harus diperhatikan karena pendengaran dan kepekaan masing –
masing orang berbeda, oleh karena itu frekuensi suara yang akan di rancang harus
disesuaikan dengan standar kepekaan manusia pada umumnya.

4. Aspek Ergonomi dari Kesehatan dan Keamanan Kerja

 Aspek kesehatan dan keamanan kerja adalah ketika pengguna menggunakan stasiun
kerja dapat di pengaruhi oleh kondisi umum kesehatan pengguna. Sejumlah penelitian
berpendapat bahwa kondisi kesehatan yang bervariasi secara signifikan dapat
mempertinggi resiko ketidaknyamanan.
 Warna

 Layout

 Font

 Time (respon time)

 Feedback

 Aspek Ergonomi dari segi Perangkat Keras:

Peralatan teknologi Informasi/perangkat keras yang digunakan haruslah yang nyaman


digunangan, serta mudah untuk digunakan Prinsip-prinsip ergonomi.

 Bekerja dengan tinggi yang sesuai

 Bekerja dengan postur yang sesuai

 Mengurangi pengeluaran tenaga yang berlebihan

 Meminimalkan keletihan/kepenatan

 Mengurangi pengulangan yang berlebihan

 Memberikan jarak ruang dan akses

 Meminimalkan kontak atau hubungan stress

 Memberikan bobilisasi dan merubah posisi

 Menciptakan leingkungan yang menyenangkan pencahayaan, temperatur dan


mengecilkan getaran.

 Adanya standarisasi

 Menghubungkan APSI dan persepsi

 Mempermudah pemaparan suatu informasi

 Menyajikan informasi pada level yang tepat secara detail

 Memberikan gambaran yang jelas

 Membuat pola yang benar dan pengelompokan data yang jelas

 Memberikan umpan balik secara cepat.


http://sumpengetahuan.blogspot.com/2017/02/pengertian-aspek-ergonomi.html

Anda mungkin juga menyukai