Dosen Pengampu :
A. PERILAKU KONSUMEN
Contoh:
a. Harga suatu barang per unit Rp 100,- Berapakah jumlah barang yang akan
diminta oleh konsumen jika kepuasan total konsumen ditunjukkan oleh fungsi:
TU = 150Q- 0,25Q2 – 200
Konsumen akan memperoleh kepuasan total jika P = MU dipenuhi.
MU = dTU/dQ
MU = 150 - 0, 5Q
P = MU
100 = 150 – 0,5Q
0,5Q =50
Q = 100
Jadi konsumen akan memperoleh kepuasan total yang maksimal apabila ia membeli
barang sebanyak 100 unit pada harga Rp 100,- per unit.
B. PERILAKU PRODUSEN
Keputusan yang diambil oleh seorang produsen adalah menentukan berapa output
yang harus diproduksi. Seorang produsen dianggap mempunyai landasan teknis untuk
berproduksi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output yang dihasilkan dan
penggunaan input-input. Rumus Produksi Marjinal, adalah :
dQ
MP =
dX
Dimana :
Q
AP =
X
Syarat yang harus dipenuhi oleh produsen agar memperoleh keuntungan yang
maksimum adalah :
Hargainput ( P x )
MP =
Harga output (Pq )
Disamping itu, tingkat penggunaan input harus pada daerah dimana produksi
marjinal menurun.
Contoh :
2 1 3
oleh fungsi produksi : 60−x + x . Jika harga input x yang digunakan adalah
3
Rp.3500,00 per unit dan harga output per unit Rp. 100, 00 berapa unit yang harus
diproduksi oleh perusahaan agar keuntungan yang diperolehmaksimum? Berapakah
produksi rata-rata?
Jawaban :
P x = 3500; Pq = 100
2 1 3
Fungsi produksi : Q = 60−x + x . maka MP = Q 1 = −2 x+ x 2
3
Hargainput ( P x )
MP =
Harga output ( P q )
3500
1) −2 x+ x 2=
100
−2 x+ x 2 = 35 atau
x 2−2 x−35 = 0
( x−7 )( x+5) = 0
x1 =7
x2 = -5
2) Pada tingkat penggunaan input tersebut produksi marjinalnya menurun. Ini berarti
fungsi produksi marjinal pada tingkat penggunaan input itu mempunyai curam (curam
negatif). Persamaan curam merupakan turunan pertama dari fungsi.
dMP
m= = −2+2 x
dx
Jadi input yang digunakan agar keuntungan produsen maksimum adalah 7 unit. Jumlah
output yang dihasilkan adalah :
2 1 3
Q = 60−x + x
3
2 1 3
= 60−(7) + (7)
3
= 125,333
C. ELASTISITAS HARGA
Penyebab perubahan pada kuantitas barang baik yang diminta atau ditawarkan
bisa kita bedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
1) Harga barang itu sendiri
2) Harga barang lain
3) Income atau pendapatan.
1. Elastisitas Permintaan
Pengertian Elastisitas Permintaan
Hasilnya, penurunan harga menaikkan permintaan atau kenaikan harga akan menurunkan
permintaan. Namun, biasanya tanda negatif diabaikan dalam menghitung koefisien elastisitas.
Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun
menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien
elastisitasnya!
Jawab:
2. Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas penawaran sama dengan rumus sebelumnya yaitu untuk
menghitung koefisien elastisitas penerimaan, berikut rumus koefisien elastisitas penawaran:
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun
menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas penawarannya!
Jawab:
D. BIAYA PRODUKSI
Biaya dalam ilmu ekonomi adalah semua pengeluaran yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi sehingga dapat membuat sebuah
produk. Jika dikaitkan dengan harga barang, biaya adalah uang.
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga produk:
1. Harga faktor-faktor produksi.
Pengusaha memerlukan biaya ketika membeli faktor produksi baik berupa barang
maupun jasa. Faktor-faktor produksi itu contohnya bahan baku mentah, bahan baku setengah
jadi, gaji pegawai, upah buruh, dan sebagainya.
2. Efisiensi penggunaan inputnya atau faktor produksinya.
Maksudnya dalam hal hemat menggunakan faktor produksi, membeli bahan baku
secara cermat, tepat saat memproses, dan tidak boros saat proses produksi.
Jadi dapat di simpulkan bahwa biaya produksi adalah pengeluaran baik berupa barang
atau jasa yang diperlukan untuk proses produksi.
Biaya tetap rata-rata (AFC) sama dengan biaya tetap total dibagi jumlah atau kuantitas
output. Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata adalah AFC =
TFC/Q.
Biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan biaya variabel total dibagi jumlah atau
kuantitas outputnya. Rumusnya adalah AVC = TVC/Q.
Biaya rata-rata (AC) adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu
unit output. Biaya rata-rata ini sama dengan biaya total di bagi jumlah atau kuantitas
dari outputnya dan juga sama dengan AFC ditambah AVC. Rumusnya adalah AC =
TC/Q atau AC = AFC + AVC, karena dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka
biaya rata-rata sama dengan biaya tetap rata-rata ditambah biaya variabel rata-rata.
Biaya marjinal (MC) adalah tambahan baiya karena menambah produksi sebanyak
satu unit output. Biaya marjinal (MC) sama dengan perubahan TC atau perubahan TVC
per unit output. Contoh jumlah tenaga kerja bertambah dari 4 menjadi 5, kemudian
produksi pun bertambah dari 5 menjadi 10 dan biaya produksi bertambah
dari Rp.10.000 menjadi Rp.20.000. maka biaya marjinalnya adalah 20.000 – 10.000 /
10-5 = 10.000 / 5 = 5.000 Rupiah. Jadi rumus biaya marginal dapat digambarkan
sebagai berikut MC = ΔTC/ΔQ.
Contoh :
1. Fungsi total suatu perusahaan dinyatakan sebagai berikut:
TC = Q3 + 10Q + 75
Bagaimanakah fungsi marjinal biayanya (Marginal Cost) dan berapakah nilai
marginal biaya tersebut jika perusahaan memproduksi 2 pejualan.
Jawab :
Fungsi total biaya , TC = Q3 - 4Q2 + 10Q + 75
Fungsi marginal biaya (Marginal Cost), MC = 3Q2 – 8Q + 10
Jika perusahaan berproduksi pada tingkat penjualan Q = 2
Maka,
MC = 3Q2 – 8Q + 10
MC = 3(2)2 – 8(2) + 10
MC = 12 – 16 + 10
MC = 6
E. PENERIMAAN
Kita ketahui bahwa proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen akan
menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan jumlah
barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang
produsen. Jadi pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh
perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi penerimaan
diistilahkan revenue.
Anda bisa melihat sekitar lingkungan tempat tinggal Anda, seperti seseorang
menjajakan goreng pisang atau lainnya, maka akan diterima sejumlah uang dari penjualan
goreng pisang tersebut dan ini merupakan penerimaan bagi orang tersebut. “Sudah
pahamkah Anda dengan contoh penerimaan?
Dari contoh di atas misalkan penjual pisang goreng tersebut memperoleh uang
20.000,- dan harga pisang goreng perbuah Rp. 200,00 maka jumlah pisang goreng yang
dijual sebanyak 100 pisang goreng. Oleh sebab itu jumlah penerimaan ditentukan oleh
dua faktor, yaitu jumlah produk (barang yang dihasilkan) dan harga produk tersebut. Jadi
semakin banyak jumlah barang yang dijual semakin besar jumlah penerimaan.
Contoh :
Anda menghasilkan suatu barang sebanyak 5 unit dan harga per unit Rp.
20.000, maka berapakah jumlah penerimaan total ?
Jawab :
Q = 5 unit
P = Rp. 20.000,00
TR=?
TR = Q x P = 5 x 20.000, = 100.000,-
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan
Contoh :
Suatu perusahaan memperoleh penerimaan total sebesar Rp. 250.000,- dari
penjualan sebesar 10 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya ?.
Jawab :
Diketahui TR = 250.000,- dan Q = 10 unit,
AR = ?
AR = TR/Q = 250.000/10 = 25.000
Sebenarnya penerimaan rata-rata selalu sama dengan harga perunit.
3) MR = Marginal Revenue ( Penerimaan Marginal )
Penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk yang terjual.
Cara menghitung penerimaan marginal dengan membagi tambahan
penerimaan total dengan tambahan jumlah produk yang terjual.
MR=TR/Q
Keterangan:
MR=penerimaan marginal
TR=tambahan penerimaan total
Q =tambahan jumlah produk yang dihasilkan
Pasar persaingan sempurna adalah pasar dengan banyak pembeli dan penjual,
sehingga tidak ada satu pun dari masing-masing penjual atau pembeli yang dapat
menentukan harga. Pada dasarnya tidak terdapat pasar yang mutlak sempurna di dunia
ini. Akan tetapi salah satu contoh pasar yang mendekati adalah pasar beras, karena
bentuk, warna dan tampilan lainnya relatif sama, serta penjual dan pembeli nya sangat
banyak.
Contoh :
Pada suatu pasar persaingan sempurna, biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh
penjual ditunjukkan dengan fungsi C = 50 + Q2 . perusahaan tersebut beroperasi pada
tingkat harga Rp 10 yang telah disepakati di pasar. Berapakah jumlah barang yang
harus diproduksi oleh perusahaan tersebut agar dapat mencapai laba maksimal?
Jawab :
MR adalah turunan dari total produksi (TR). Fungsi TR dapat kita peroleh dengan
mengalikan harga jual dengan jumlah barang yang akan dijual. Dengan demikian,
fungsi TR adalah P x Q. Harga jual telah diketahui sebesar 10, maka fungsi TR
menjadi 10Q, dan MR adalah 10
MC adalah turunan dari total biaya (TC). Fungsi TC telah diketahui yaitu 50 + Q2
sehingga MC adalah 2Q.
MR = MC
10 = 2Q
Q=5
Maka untuk mencapai laba maksimal perusahaan akan memproduksi sebesar 5 unit
barang.
2. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah keadaan dimana seorang produsen atau penguasa pasar
menguasai pasar terhadap sejenis barang tertentu, sehingga ia mampu mengatur
kuantitas barang yang ditawarkan atau dijualkan. Jika kuantitas barang atau jasa
dikurangi, maka ia dapat menaikan harga barang atau jasa tersebut, sebaliknya jika
kuantitas barang atau jasa ditambah, maka ia dapat menurunkan harga barang atau jasa
tersebut.
Ciri-ciri Pasar Monopoli:
P=30−0,2 Q
Tentukan Penerimaan total (TR), Penerimaan rata-rata (AR) dan Permintaan Marjinal
(MR)
Penyelesaian:
P=30−0,2 Q
TR=P . Q
TR=( 30−0,2 Q ) Q
TR=30Q−0,2 Q2
TR
AR=
Q
30 Q−0,2 Q 2
AR=
Q
AR=30−0,2Q
dTR
MR=
dQ
MR=30−0,4 Q
DAFTAR PUSTAKA
Lipsey, Richad G. and peter O. Steiner. 1997. Pengantar Ilmu Ekonomi, edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Ma’ruf Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sukirno, Sadono. 1993. Mikroekonomi, edisi ketiga. Kuala Lumpur: Aneka Publishing.
Togi, dkk. 2020. Bahan Ajar Mahasiswa Matematika Ekonomi. Medan : UNIMED