Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN

Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relative dari jumlah yang diminta konsumen,
akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah perubahan
proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari
harga.

Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala
ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan
sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya
perubahan faktor-faktor lain.

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di


mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga
sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan
semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan
ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga.

Koefisien elastisitas harga permintaan (e) mengukur persentase perubahan jumlah


komoditi yang diminta per unit waktu karena adanya persentase perubahan harga tertentu
dari komoditi itu. Karena hubungan antara harga dan jumlah adalah terbalik, maka koefisien
elastisitas harga permintaan bertanda negatif. Oleh karena itu, dalam rangka menghindarkan
nilai negatif dalam pembahasan, maka tanda minus sering kali dimasukkan ke dalam rumus
e. Andaikan Q mewakili perubahan jumlah komoditi yang diminta karena adanya
perubahan harga tertentu dari komoditi itu (P). Besar kecilnya koefisien elastisitas
permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.

Q/Q Q P
e= = .
P/ P P Q
Keterangan:
Q : perubahan jumlah permintaan
P : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan

Contoh 1.
Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik menjadi
Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung koefisien
elastisitasnya.
Penyelesaian
Diketahui:
P = Rp500,00 ;
Q = 500300 = 200
Q = 500;
P = Rp500,00Rp600,00 = - Rp100.00

maka
Q P
Ed= .
P Q

200 500
= 100 . 500

=2

Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ed = 2 > 1. Dimana
jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi perubahan barang. Ketika elastisitas
permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang
tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi
oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1
disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-
permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan
jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya
adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya
lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan
jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan
atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
Contoh 2.

Titik Px ($) Qx Px ($)


8 A
A 8 0 7 B
B 7 1000 6 C
C 6 2000 5 D
4 F
D 5 3000 3 G
F 4 4000 2 H
1 L DX
G 3 5000
0 M
H 2 6000
L 1 7000
M 0 8000

Dari B ke D.

QDQB PB 2000 7
e= . = =7
PD PB QB 2 1000

Dari D ke B.

QBQD PD 2000 5
e= . = =1,67
PBPD QD 2 3000
Dengan demikian, kita peroleh nilai e yang berbeda bila kita bergerak dari B ke D
daripada bila kita bergerak dari D ke B. Hasil yang berbeda ini disebabkan karena kita
menggunakan dasar yang berbeda dalam menghitung perubahan persentase dalam tiap
kasus.

Kita dapat menghindarkan hasil yang berbeda dengan menggunakan rata-rata kedua
harga itu [(PB + PD)/2] dan rata-rata kedua jumlah itu [(QB + QD)/2] sebagai ganti salah satu
dari PB dan QB atau PD dan QD dalam rumus untuk memperoleh e. Dengan demikian,

Q ( PB+ PD )/2 Q PB+ PD


e= . = .
P (QB+QD )/2 P QB+QD

Dengan menerapkan rumus yang telah disesuaikan ini untuk memperoleh e baik untuk
pergerakan dari B ke D ataupun dari D ke B, kita peroleh

2000 12
e= =3
2 4000

Inilah nilai e yang sama pada titik tengah antara B dan D (yaitu pada titik C).

Contoh 3.
Py ($) A
Titik 7
Py ($) Qy
A 76 B500 C
B 65 750 D
C 54 1.250D F
D 43 2.000
F 32 3.250
G 21 4.750 G
H 10 8.000 H

Dari C ke F,
Q PC 2.000 5
e= . = =4
P QC 2 1.250

Dari F ke C,

Q PF 2.000 8
e= . = =1,78
P QF 2 4.500

2.2 PENGARUH HARGA TERHADAP ELASTISITAS


Pengaruh harga terhadap elastisitas adalah presentase perubahan jumlah barang yang
diminta dengan presentase perubahan dengan harga dipasar, sesuai dengan hukum
permintaan, dimana jika persentase harga naik, maka persentase kuantitas barang turun dan
sebaliknya. Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai
elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta
dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.
2.2.1 Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Primer
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila
harga naik maka permintaan turun)
Hukum permintaan terhadap Barang Primer adalah In Elastis dan In Elastis Sempurna
karena semakin banyak produsen yang meminta barang primer maka semakin naik
harga, tetapi apabila semakin sedikit yang meminta maka harga akan turun dan tidak
dalam jumlah yang signifikan (turun sedikit daripada permintaan terhadap barang
tersebut. Apabila In Elastis Sempurna maka Konsumen tetap membeli barang itu
berapapun harganya. Contoh: Beras, Sembako, dll.
2.2.2 Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Sekunder
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila
harga naik maka permintaan turun)
Hukum permintaan terhadap Barang Sekunder adalah Elastisitas Uniter karena harga
dan kuantitas produk yang diminta berubah dalam permintaan yang sama, produk
sekunder adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi.
Contoh: Meja, kursi, lemari.
2.2.3 Pengaruh Elastisitas Harga Terhadap Permintaan Produk Tersier
Elastisitas Harga terhadap Permintaan mempunyai hubungan negatif (Apabila
harga naik maka permintaan turun).
Hukum permintaan terhadap Barang Tersier adalah Elastis, pengertian produk tersier
sendiri adalah produk yang diinginkan oleh konsumen setelah produk sekunder telah
dipenuhi (barang mewah). Permintaan barang tersier disebut elastis karena setiap
kenaikan yang terjadi pada harga barang tersebut akan menurunkan permintaan
konsumen terhadap produk tersebut, sebaliknya apabila terjadi penurunan yang terjadi
pada harga barang tersebut akan menaikkan permintaan konsumen terhadap produk
tersebut. Contoh: mobil, sepeda motor, apartemen.

2.3 JENIS-JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN


2.3.1 Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang
diminta meskipun ada perubahan harga, atau Qd = 0, meskipun P ada. Secara
matematis %Qd = 0, berapapun %P. Dengan kata lain perubahan harga sebesar
apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang diminta. Kasus
permintaan inelastis sempurna terjadi bila konsumen dalam membeli barang tidak lagi
memperhatikan harganya, melainkan lebih memperhatikan pada seberapa besar
kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga atau pembelian
Obat ketika sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih mempertimbangkan
berapa butuhnya, bukan pada berapa harganya.

2.3.2 Permintaan Inelastis (Ed < 1)


Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap
perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau persentase
perubahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan
harga. Secara matematis %Qd < %P. Permintaan Inelastis atau sering disebut
Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka
perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas kurang dari satu
biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti gula, pupuk, bahan
bakar dan lain-lain.

2.3.3 Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)


Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap
perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan
jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga
berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang diminta juga akan berubah dalam hal
ini akan naik sebesar 10%. Secara matematis %Qd = %P. Permintaan yang elastis
uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
2.3.4 Permintaan Elastis (Ed > 1)
Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap
perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase perubahan
jumlah yang diminta relatif lebih besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau
harga turun 10% maka kuantitas barang yang diminta akan mengalami kenaikan lebih
dari 10%. Secara matematis %Qd > %P. Permintaan yang elastis atau peka terhadap
harga (Ed >1) dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada
barang-barang mewah, seperti mobil, alat-alat elektronik, pakaian pesta dan lain-lain.

2.3.5 Permintaan Elastis Sempurna (Ed = )


Permintaan Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang diminta
meskipun tidak ada perubahan harga, atau Qd = Ada perubahan, meskipun P = 0
(Tidak ada perubahan harga). Secara matematis %Qd = Ada, %P = 0. Kasus
permintaan elastis sempurna terjadi pada bila permintaan suatu barang dapat
berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi
pada berbagai produk, yang jelas kalau permintaan akan produk tersebut bisa
berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap.
2.4 ELASTISITAS PENDAPATAN DARI PERMINTAAN

Koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan (em) mengukur persentase perubahan


jumlah komoditi yang dibeli per unit waktu (Q/Q) akibat adanya persentase perubahan
tertentu dalam pendapatan konsumen (M/M). Jadi,

Q/Q Q M
eM= = .
M/M M Q

Apabila eM negatif, barang tersebut adalah bermutu rendah (inferior). Bila eM positif,
barang tersebut adalah barang normal. Barang normal biasanya menjadi barang mewah bila
eM > 1, kalau tidak demikian maka barang tersebut adalah barang kebutuhan pokok. Oleh
karena itu, eM untuk suatu barang mungkin sangat bervariasi bergantung pada tingkat
pendapatan konsumen. Jadi, barang tertentu mungkin menjadi barang mewah pada tingkat
pendapatan yang rendah, barang kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan menengah
dan barang bermutu rendah pada tingkat pendapatan yang tinggi.

Contoh: Kolom (1) dan (2) pada tabel di bawah ini memperlihatkan jumlah komoditi X
yang akan dibeli seseorang per tahun pada tingkat pendapatan, sedangkan kolom (5)
menyajikan koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan orang tersebut untuk komoditi
X antara berbagai tingkat pendapatan berikutnya. Kemudian kolom (6) menunjukkan apakah
komoditi X adalah jenis barang mewah, barang kebutuhan pokok, atau barang yang bermutu
rendah. Dari hal tersebut, komoditi X mungkin merupakan sebotol wine. Pada tingkat
pendapatan di atas $24.000 per tahun, minuman keras tersebut menjadi barang bermutu
rendah untuk orang tersebut. (kemungkinan orang tersebut akan mensubstitusi minuman
keras tadi dengan anggur langka dan sangat mahal).

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Pendapatan Jumlah X Persentase Persentase em Jenis Barang
(M) ($/Thn) (Unit/Thn) Perubahan QX Perubahan M
8.000 5 100 50 2 Mewah
12.000 10 50 33,33 1,50 Mewah
16.000 15 20 25 0,80 Kebutuhan pokok
20.000 18 11,11 20 0,56 Kebutuhan pokok
24.000 20 -5 16,67 0,30 Bermutu rendah
28.000 19 -5,26 14,29 -0,37 Bermutu rendah

2.5 ELASTISITAS SILANG PERMINTAAN

Elastisitas silang permintaan adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari
jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan tingkat harga lain. Dengan
kata lain, elastisitas silang adalah perubahan proporsional dari jumlah barang X yang
diminta konsumen dibagi dengan perubahan proporsional dari harga Y.

Secara sistematis elastisitas silang dapat dirumuskan sebagai berikut.

Qx P y Qx P y
Exx= : = .
Q x P y Py Q x

Dimana :

QX = Jumlah barang X yang diminta konsumen dalam unit waktu tertentu.

PY = Tingkat harga barang Y per unit

= Perubahan yang relative kecil.

Contoh soal

Carilah elastisitas silang dari permintaan antara hot dog (X) dan hamburger (Y) serta antara
hot dog (X) dengan mustard (Z).

Sebelum Sesudah
Harga Jumlah Harga Jumlah
Komoditi
($/unit) (unit/bulan) ($/unit) (unit/bulan)
Hamburger (Y) 3,00 30 2,00 40
Hot dog (X) 1,00 15 1,00 10
Mustard (Z) 1,50 10 2,00 9
Hot dog (X) 1,00 15 1,00 12

Penyelesaian:

Qx P y 5 3
Exy= . = . =+1
Py Q x 1 15

Qx P z 3 1,50
Exz= . = . =0,6
Pz Q x 0,50 15

2.6 FAKTOR YANG MENENTUKAN ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN


2.6.1 Jumlah dan eratnya hubungan substitusi antar komoditi.
Semakin banyak dan semakin baik barang substitusi untuk suatu komoditi, maka
elastisitas harga dari permintaan untuk komoditi tersebut cenderung semakin besar.
Jadi, bila harga teh naik, para konsumen segera beralih ke barang-barang substitusi.
Seperti kopi dan coklat, sehingga koefisien elastisitas harga dari permintaan cenderung
tinggi. Di pihak lain, karena tidak ada barang-barang substitusi untuk garam, maka
elastisitasnya cenderung sangat rendah.
2.6.2 Jumlah penggunaan komoditi.
Semakin besar jumlah penggunaan suatu komoditi, semakin besar elastisitas
harganya. Sebagai contoh, elastisitas aluminium cenderung lebih besar daripada
elastisitas mentega karena mentega hanya dapat digunakan sebagai makanan,
sedangkan aluminium mempunyai ratusan jumlah penggunaan (untuk kapal terbang,
jaringan kawat listrik, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya).
2.6.3 Pengeluaran atas komoditi.
Semakin besar persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu komoditi,
elastisitas komoditi tersebut cenderung semakin besar. Jadi, permintaan akan mobil
cenderung jauh lebih besar elastisitasnya daripada permintaan sepatu.
2.6.4 Masa penyesuaian.
Semakin lama periode yang diperlukan bagi penyesuaian jumlah komoditi yang
diminta, maka permintaannya cenderung semakin elastis. Hal ini disebabkan karena
komsumen memerlukan waktu untuk mempelajari harga-harga baru dan produk-
produk baru. Di samping itu, meskipun keputusan telah diambil untuk beralih ke
produk lain, namun beberapa saat telah berlalu sebelum peralihan tersebut benar-benar
dilaksanakan.
2.6.5 Tingkat harga.
Jika harga bergerak ke bagian kurva permintaan yang lebih tinggi, maka
permintaan cenderung lebih elastis daripada jika harga bergerak menuju ke bagian
kurva permintaan yang lebih rendah. Hal ini selalu berlaku untuk permintaan
berbentuk garis lurus yang memiliki kemiringan negatif dan biasanya juga berlaku
untuk kurva permintaan yang bentuknya melengkung.

2.7 PENGERTIAN ELASTISITAS HARGA PENAWARAN

Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas


barang yang ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri.
Pengertian lain, Elastisitas penawaran sering diartikan sebagai perbandingan persentase
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu
sendiri.

Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka


yang disebut koefisien elastisitas penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas
penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang
yang ditawarkan dengan perubahan harganya.

Koefisien elastisitas dari harga penawaran (es) mengukur persentase perubahan jumlah
komoditi yang ditawarkan per unit waktu (Q/Q) akibat adanya persentase perubahan
tertentu dalam harga komoditi itu (P/P). Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran
dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.
Q/Q Q P
e= = .
P/ P P Q

Keterangan :
Q : Perubahan jumlah barang
P : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
Q : Jumlah barang mula-mula
Es : Elastisitas penawaran

Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun
menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas penawarannya!

Penyelesaian:
Diketahui:
P = Rp500
Q = 40-32 = 8
Q = 40
P = Rp.500 Rp.300 = Rp.200
Maka,
Q P
Es = .
P Q

8 500
= .
200 40
= 0,5
Bila kurva penawaran mempunyai kemiringan positif (kasus yang biasa), maka harga dan
jumlah bergerak dengan arah yang sama dan es > 0. Oleh karena itu, kurva penawaran
disebut elastis bila es > 1, inelastis bila es < 1. Dan elastis uniter bila es = 1.

2.8 PENGARUH HARGA TERHADAP ELASTISITAS PENAWARAN


2.8.1 Elastisitas Harga Terhadap Penawaran Produk Primer
Elastisitas Harga terhadap Penawaran mempunyai hubungan positif (apabila harga
naik maka penawaran naik). Hukum Penawaran terhadap Barang Primer adalah
Elastisitas Sempurna berapapun kuantitasnya, konsumen tetap membeli berapa pun
barang yang ditawarkan.

2.8.2 Elastisitas Harga Terhadap Penawaran Produk Sekunder


Elastisitas Harga terhadap Penawaran mempunyai hubungan positif (apabila harga
naik maka penawaran naik). Hukum penawaran terhadap Barang Sekunder adalah
Elastisitas Uniter karena harga dan kuantitas produk yang ditawarkan berubah dalam
permintaan yang sama.

2.8.3 Elastisitas Harga Terhadap Penawaran Produk Tersier


Elastisitas Harga terhadap Penawaran mempunyai hubungan positif (apabila harga
naik maka penawaran naik). Hukum penawaran terhadap Barang Tersier adalah
Elastis, Penawaran barang tersier disebut elastis karena setiap kenaikan yang terjadi
pada harga barang tersebut akan menaikkan penawaran produsen terhadap produk
tersebut, sebaliknya apabila terjadi penurunan yang terjadi pada harga barang tersebut
akan menurunkan penawaran terhadap produk tersebut.
2.9 JENIS-JENIS ELASTISITAS PENAWARAN
Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas penawarannya, elastisitas
penawaran dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam yaitu:
2.9.1 Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)
Penawaran Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang
ditawarkan meskipun ada perubahan harga, atau Qs = 0, meskipun P ada. Secara
matematis %Qs = 0, berapapun perubahan dalam %P. Dengan kata lain perubahan
harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang ditawarkan.
Kasus penawaran inelastis dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam kehidupan
sehari-hari, kalaupun ada biasanya pada produk/barang-barang hasil pertanian
misalnya jumlah produksinya sudah tidak mungkin ditambah atau sulit ditambah
walaupun harga terus-menerus menaik. Sebagai contoh nya yaitu jumlah penawaran
kelapa di suatu daerah ketika musim kemarau sangat sedikit dan
tergantung/dipengaruhi dari faktor alam, walaupun harga tinggi maka jumlah yang
ditawarkan tetap relatif terbatas.

2.9.2 Penawaran Inelastis (Es < 1)


Penawaran Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh terhadap
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau persentase
perubahan jumlah yang ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan
harga. Secara matematis %Qs < %P. Penawaran Inelastis atau sering disebut
Penawaran yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka
perubahan penawarannya akan naik kurang dari 10%. Elatisitas penawaran kurang dari
satu biasanya terjadi pada barang-barang hasil pertanian, karena barang-barang produk
pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya dalam jangka
pendek.
2.9.3 Penawaran Elastis Uniter (Es = 1)
Penawaran Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding terhadap
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan
jumlah yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga. Jadi kalau harga
berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang ditawarkan juga akan berubah dalam
hal ini akan turun sebesar 10%. Demikian juga kalau harga naik 10% maka jumlah
barang yang dtawarkan akan naik sebesar 10%. Secara matematis %Qd = %P.
Penawaran yang elastis uniter atau elastis proporsional atau Es tepat = 1 sulit
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara
kebetulan.

2.9.4 Penawaran Elastis (Es > 1)


Penawaran Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap
perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan
jumlah yang ditawarkan relatif lebih besar dari persentase perubahan harga. Jadi kalau
harga turun 10% maka kuantitas barang yang ditawarkan akan mengalami penurunan
lebih dari 10%, dan sebaliknya kalau harga naik 10% maka kuantitas barang yang
ditawarkan akan mengalami kenaikkan lebih dari 10%. Secara matematis %Qd >
%P. Penawaran yang elastis atau peka terhadap harga (Es >1) dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang hasil industri yang mudah
ditambah atau dikurangi produksinya.
2.9.5 Penawaran Elastis Sempurna (Es = 0)
Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang ditawarkan
meskipun tidak ada perubahan harga, atau Qs = Ada perubahan, meskipun P = 0.
Secara matematis %Qs = Ada, %P = 0.Kasus penawaran elastis sempurna terjadi
pada bila penawaran suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut
tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang jelas kalau penawaran
akan produk tersebut bisa berubah-ubah walaupun harga produk itu tetap, sehingga
kurva penawarannya sejajar dengan sumbu X atau Q.

2.10 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELASTISITAS PENAWARAN

Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran,
yaitu :
2.10.1 Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung
tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika
produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal,
maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan
mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan
memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah
sebaliknya.
2.10.2 Jangka waktu analisis.
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah,
para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka
menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga
tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang
sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah,
yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua
input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah
jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang
tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang
ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak
dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis
sempurna.
The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para
produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel
(dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi
tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian,
modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian
penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses
produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek,
namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat
dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan
untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. Dalam
jangka waktu yang cukup lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas
produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal
pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan
masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka
panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara
besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-barang yang
dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang
terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb). Produksi
dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang,
sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu Stok
persediaan dan Kemudahan substitusi faktor produksi/input.

Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena
produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau
kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas
kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang
terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau
dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai