PEMBAHASAN
Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relative dari jumlah yang diminta konsumen,
akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah perubahan
proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari
harga.
Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala
ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan
sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya
perubahan faktor-faktor lain.
Q/Q Q P
e= = .
P/ P P Q
Keterangan:
Q : perubahan jumlah permintaan
P : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
Contoh 1.
Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik menjadi
Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung koefisien
elastisitasnya.
Penyelesaian
Diketahui:
P = Rp500,00 ;
Q = 500300 = 200
Q = 500;
P = Rp500,00Rp600,00 = - Rp100.00
maka
Q P
Ed= .
P Q
200 500
= 100 . 500
=2
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ed = 2 > 1. Dimana
jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi perubahan barang. Ketika elastisitas
permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang
tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi
oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1
disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-
permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan
jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya
adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya
lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan
jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan
atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.
Contoh 2.
Dari B ke D.
QDQB PB 2000 7
e= . = =7
PD PB QB 2 1000
Dari D ke B.
QBQD PD 2000 5
e= . = =1,67
PBPD QD 2 3000
Dengan demikian, kita peroleh nilai e yang berbeda bila kita bergerak dari B ke D
daripada bila kita bergerak dari D ke B. Hasil yang berbeda ini disebabkan karena kita
menggunakan dasar yang berbeda dalam menghitung perubahan persentase dalam tiap
kasus.
Kita dapat menghindarkan hasil yang berbeda dengan menggunakan rata-rata kedua
harga itu [(PB + PD)/2] dan rata-rata kedua jumlah itu [(QB + QD)/2] sebagai ganti salah satu
dari PB dan QB atau PD dan QD dalam rumus untuk memperoleh e. Dengan demikian,
Dengan menerapkan rumus yang telah disesuaikan ini untuk memperoleh e baik untuk
pergerakan dari B ke D ataupun dari D ke B, kita peroleh
2000 12
e= =3
2 4000
Inilah nilai e yang sama pada titik tengah antara B dan D (yaitu pada titik C).
Contoh 3.
Py ($) A
Titik 7
Py ($) Qy
A 76 B500 C
B 65 750 D
C 54 1.250D F
D 43 2.000
F 32 3.250
G 21 4.750 G
H 10 8.000 H
Dari C ke F,
Q PC 2.000 5
e= . = =4
P QC 2 1.250
Dari F ke C,
Q PF 2.000 8
e= . = =1,78
P QF 2 4.500
Q/Q Q M
eM= = .
M/M M Q
Apabila eM negatif, barang tersebut adalah bermutu rendah (inferior). Bila eM positif,
barang tersebut adalah barang normal. Barang normal biasanya menjadi barang mewah bila
eM > 1, kalau tidak demikian maka barang tersebut adalah barang kebutuhan pokok. Oleh
karena itu, eM untuk suatu barang mungkin sangat bervariasi bergantung pada tingkat
pendapatan konsumen. Jadi, barang tertentu mungkin menjadi barang mewah pada tingkat
pendapatan yang rendah, barang kebutuhan pokok pada tingkat pendapatan menengah
dan barang bermutu rendah pada tingkat pendapatan yang tinggi.
Contoh: Kolom (1) dan (2) pada tabel di bawah ini memperlihatkan jumlah komoditi X
yang akan dibeli seseorang per tahun pada tingkat pendapatan, sedangkan kolom (5)
menyajikan koefisien elastisitas pendapatan dari permintaan orang tersebut untuk komoditi
X antara berbagai tingkat pendapatan berikutnya. Kemudian kolom (6) menunjukkan apakah
komoditi X adalah jenis barang mewah, barang kebutuhan pokok, atau barang yang bermutu
rendah. Dari hal tersebut, komoditi X mungkin merupakan sebotol wine. Pada tingkat
pendapatan di atas $24.000 per tahun, minuman keras tersebut menjadi barang bermutu
rendah untuk orang tersebut. (kemungkinan orang tersebut akan mensubstitusi minuman
keras tadi dengan anggur langka dan sangat mahal).
Elastisitas silang permintaan adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari
jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan tingkat harga lain. Dengan
kata lain, elastisitas silang adalah perubahan proporsional dari jumlah barang X yang
diminta konsumen dibagi dengan perubahan proporsional dari harga Y.
Qx P y Qx P y
Exx= : = .
Q x P y Py Q x
Dimana :
Contoh soal
Carilah elastisitas silang dari permintaan antara hot dog (X) dan hamburger (Y) serta antara
hot dog (X) dengan mustard (Z).
Sebelum Sesudah
Harga Jumlah Harga Jumlah
Komoditi
($/unit) (unit/bulan) ($/unit) (unit/bulan)
Hamburger (Y) 3,00 30 2,00 40
Hot dog (X) 1,00 15 1,00 10
Mustard (Z) 1,50 10 2,00 9
Hot dog (X) 1,00 15 1,00 12
Penyelesaian:
Qx P y 5 3
Exy= . = . =+1
Py Q x 1 15
Qx P z 3 1,50
Exz= . = . =0,6
Pz Q x 0,50 15
Koefisien elastisitas dari harga penawaran (es) mengukur persentase perubahan jumlah
komoditi yang ditawarkan per unit waktu (Q/Q) akibat adanya persentase perubahan
tertentu dalam harga komoditi itu (P/P). Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran
dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut.
Q/Q Q P
e= = .
P/ P P Q
Keterangan :
Q : Perubahan jumlah barang
P : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
Q : Jumlah barang mula-mula
Es : Elastisitas penawaran
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun
menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien
elastisitas penawarannya!
Penyelesaian:
Diketahui:
P = Rp500
Q = 40-32 = 8
Q = 40
P = Rp.500 Rp.300 = Rp.200
Maka,
Q P
Es = .
P Q
8 500
= .
200 40
= 0,5
Bila kurva penawaran mempunyai kemiringan positif (kasus yang biasa), maka harga dan
jumlah bergerak dengan arah yang sama dan es > 0. Oleh karena itu, kurva penawaran
disebut elastis bila es > 1, inelastis bila es < 1. Dan elastis uniter bila es = 1.
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran,
yaitu :
2.10.1 Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung
tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika
produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal,
maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan
mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan
memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah
sebaliknya.
2.10.2 Jangka waktu analisis.
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah,
para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka
menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga
tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah:
Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang
sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah,
yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua
input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah
jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang
tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang
ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak
dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis
sempurna.
The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para
produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel
(dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi
tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian,
modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian
penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses
produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek,
namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia
dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat
dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan
untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. Dalam
jangka waktu yang cukup lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas
produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal
pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan
masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka
panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara
besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-barang yang
dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang
terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb). Produksi
dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang,
sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu Stok
persediaan dan Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena
produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau
kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas
kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang
terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau
dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.