Untuk mengawali bab ini dari premis dassar bahwa investor menyukai
pengembalian dan tidak menyukai risko. Oleh karena itu,investor akan
berinvestasi pada ase yang berisiko jika aset tersebut menawarkan perkiraan
pengembalian yang lebih tinggi. Kita akan mendifiniskan dengan tepat arti istilah
risiko dalam kaitannya dengan investasi,melihat prosedur yang digunakan untuk
mengukur risiko,dan membahas hubungan antara risiko dan pengembalian.
Investor dan para manajer hendaknya memhami konsep-konsep ini karena mereka
mngembangkan rencana yang akan membentuk perusahaan di masa depan.
Risiko dapat dikur dengan berbagai cara,dan bergantung pada alat ukur
yang digunakan,dapat diperoleh keimpulan akhir yang berlainan tentang
tingkat risiko suatu aset. Analisis risko cukup membingungkan,tetapi akan
membantu jika anda mengingat Hal-hal berikut ini:
1. Seluruh aset keuangan diharapkan akan menghasilkan arus kas,dan
tingkat risiko suatu aset akan dinilai berdasarkan tingkat risiko arus
kasnya. Semakin berisko arus kas,semakin berisko aset tersebut.
2. Aset dapatdikategorikan sebagai aset keuangan,terutaa saham dan
obligasi dan sebagai aset riil,seperti truk,mesin,dan keseluruhan
bisnis. Secara teori,analisis risiko untuk seluruh jenis aser adalah
seruupa,dan konsep dasar yang sama berlaku untuk seluruh aset,
Namun,dalam praktiknya perbedaan dalam jenis-jenis data yang
tersedia menyebabkan prosedur berbeda untuk saham,obligasi dan
aset riil. Fokus kita dalam bab ini adalah pada aset
keuangan,terutama saham.
3. Risiko suatu aset dapat dihitung dengan dua cara:
a. Dalam basis berdiri sendiri (stand-alone) dimana arus kas
dianalisis secara terpisah.
b. Dalam konteks portofolio dimana arus kas dari sejumlah aset
digabungkan dan arus kas konsolidasinya dianalisis.Ada
perbedaan antara risiko berdiri sendiri dan portofolio dengan
aset yang risikonya tinggi-saham yang memiliki risiko tingga
jika erdiri sendiri akan kurang berisiko jika menjadi bagian dari
suatu portofolio yang lebih besar.
4. Dalam konteks portofolio,risiko sebuah aset dapat dibagi menjadi
dua komponen
a. Risiko yang dapat didiversifikasi (diversifable risk). Risiko
yang dapat didiversifikasi dan mengurangi kekhawatiran bagi
investor yang terdiversifikasi
b. Risiko pasar,yang mencerminkan risiko penurunan pasar saham
secara umum yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi
sehingga menjadi perhatian para investor. Hanya risiko pasar
yang relevan bagi investor yang rasional-riiko yang dapat
didversifikasi adalah risiko yang tidak relevan karena risiko ini
dapat dan akan din tingkat pengembalian hilangkan.
5. Suatu saham dengan tingkat risio relevan (pasar) yang tinggi harus
menawarkan tingkat pengembalian yang diharapkan yang relatif
tinggi untuk dapat menarik investor. Investor umumnya
menghindari risko,sehingga mereka tidak akan tidak akan membeli
aset yang berisiko,kecuali jika aset tersebut memiliki pengembalian
yang diharapkan tinggi.
6. Jika investor rata-rata berpendapat bahwa pengembalian yang
diharapkan dari suatu saham terlalu rendah untuk dapat
mengompensasi meningkatkan risikonya,maka investor akan
menjualnya,mendorong harga untuk
turun;selanjutnya,meningkatkan pengembalian yang diharapkan.
Sebaliknya,jika pengembalian yang diharpkan lebih dari cukup
untuk mengompensasi risiko,investor akan
membelinya,mendorong harga untuk naik sehingga menurunkan
pengembalian yang diharapkan. Saham itu akan berada didalam
ekuilbrium dengan tidak ada tekanan untuk membeli maupun
menjual. Ketika jumlah pengembalian yang diarapkan sama percis
dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mengompensasikan
risikonya.
7. Risiko yang berdiri sendiri sangat penting ketika menganalisis aset
riil seperti dalam pengangguran modal.
Pengambalian Proyek