Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME MANAJEMEN KEUANGAN

RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN


Salah satu cara untuk menurunkan risiko investasi adalah untuk memiliki
portofolio sahm yang beragam. Satu pendekatannya adalah berinvestasi di reksa
dana atau reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa (exchange traded
funds/ETFs) yang mencerminkan pasar secara keseluruhan. Strategi diversivikasi
yang lebih luas lagi adalah berinvestasi di berbagai aset global termasuk
saham,obligasi,komoditas,dan real estate. Meskipun sebagian investor AS enggan
berinvestasi di saham dan obligasi asing,banyak pasar asing yang berkinerja baik
dan kinerja mereka tidak terkait dengan pasar AS. Karena itu,diversivikasi global
menawarkan kesempatan bagi investor AS untuk meningkatkan pendapatan dan
menrunkan risiko pada saat yang sama. Meskipun demikian,investasi jenis lain ini
pun terkadang cukup berisiko.

Meskipun investor terlatih untuk menghadapi risiko,perubahan besar dan


dramatis seperti yang kita lihat beberapa tahun terakhir mengerikan bagi banyak
orang. Akibatnya,terjadi kenaikan tingkat bunga untuk memahami perubahan
harga yang ekstrem teserbut.

Suad Husnan (2005:161) menyebutkan bahwa risiko dibagi menjadi dua,


yaitu:
1) Risiko Sistematis
Risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi semua perusahaan.
Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan seperti
inflasi, resesi, dan lain sebagainya.
2) Risiko Tidak Sistematis
Risiko tidak sistematis atau risiko khusus merupakan risiko yang
mempengaruhi satu (kelompok kecil) perusahaan, karena risiko ini merupakan
risiko yang penyebabnya ada di dalam perusahaan itu sendiri atau di dalam suatu
kelompok industri tertentu. Risiko ini disebut juga sebagai risiko unit/ risiko
residual/ risiko khusus perusahaan. Yang termasuk dalam risiko ini misalnya
adanya kerusakan peralatan, pemogokan kerja, tuntutan hukum maupun bencana
alam.
Resiko untuk tujuan kita,merupakan prospek hasil yang tidak diinginkan
dan dapat diukur dengan deviasi standar, deviasi standar akar dari data – data
penyimpanan pangkat dua dari setiap kemungkinan pengembalian terhadap
pengembalian yang diharapkan.

Untuk mengawali bab ini dari premis dassar bahwa investor menyukai
pengembalian dan tidak menyukai risko. Oleh karena itu,investor akan
berinvestasi pada ase yang berisiko jika aset tersebut menawarkan perkiraan
pengembalian yang lebih tinggi. Kita akan mendifiniskan dengan tepat arti istilah
risiko dalam kaitannya dengan investasi,melihat prosedur yang digunakan untuk
mengukur risiko,dan membahas hubungan antara risiko dan pengembalian.
Investor dan para manajer hendaknya memhami konsep-konsep ini karena mereka
mngembangkan rencana yang akan membentuk perusahaan di masa depan.

 Risiko dapat dikur dengan berbagai cara,dan bergantung pada alat ukur
yang digunakan,dapat diperoleh keimpulan akhir yang berlainan tentang
tingkat risiko suatu aset. Analisis risko cukup membingungkan,tetapi akan
membantu jika anda mengingat Hal-hal berikut ini:
1. Seluruh aset keuangan diharapkan akan menghasilkan arus kas,dan
tingkat risiko suatu aset akan dinilai berdasarkan tingkat risiko arus
kasnya. Semakin berisko arus kas,semakin berisko aset tersebut.
2. Aset dapatdikategorikan sebagai aset keuangan,terutaa saham dan
obligasi dan sebagai aset riil,seperti truk,mesin,dan keseluruhan
bisnis. Secara teori,analisis risiko untuk seluruh jenis aser adalah
seruupa,dan konsep dasar yang sama berlaku untuk seluruh aset,
Namun,dalam praktiknya perbedaan dalam jenis-jenis data yang
tersedia menyebabkan prosedur berbeda untuk saham,obligasi dan
aset riil. Fokus kita dalam bab ini adalah pada aset
keuangan,terutama saham.
3. Risiko suatu aset dapat dihitung dengan dua cara:
a. Dalam basis berdiri sendiri (stand-alone) dimana arus kas
dianalisis secara terpisah.
b. Dalam konteks portofolio dimana arus kas dari sejumlah aset
digabungkan dan arus kas konsolidasinya dianalisis.Ada
perbedaan antara risiko berdiri sendiri dan portofolio dengan
aset yang risikonya tinggi-saham yang memiliki risiko tingga
jika erdiri sendiri akan kurang berisiko jika menjadi bagian dari
suatu portofolio yang lebih besar.
4. Dalam konteks portofolio,risiko sebuah aset dapat dibagi menjadi
dua komponen
a. Risiko yang dapat didiversifikasi (diversifable risk). Risiko
yang dapat didiversifikasi dan mengurangi kekhawatiran bagi
investor yang terdiversifikasi
b. Risiko pasar,yang mencerminkan risiko penurunan pasar saham
secara umum yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi
sehingga menjadi perhatian para investor. Hanya risiko pasar
yang relevan bagi investor yang rasional-riiko yang dapat
didversifikasi adalah risiko yang tidak relevan karena risiko ini
dapat dan akan din tingkat pengembalian hilangkan.
5. Suatu saham dengan tingkat risio relevan (pasar) yang tinggi harus
menawarkan tingkat pengembalian yang diharapkan yang relatif
tinggi untuk dapat menarik investor. Investor umumnya
menghindari risko,sehingga mereka tidak akan tidak akan membeli
aset yang berisiko,kecuali jika aset tersebut memiliki pengembalian
yang diharapkan tinggi.
6. Jika investor rata-rata berpendapat bahwa pengembalian yang
diharapkan dari suatu saham terlalu rendah untuk dapat
mengompensasi meningkatkan risikonya,maka investor akan
menjualnya,mendorong harga untuk
turun;selanjutnya,meningkatkan pengembalian yang diharapkan.
Sebaliknya,jika pengembalian yang diharpkan lebih dari cukup
untuk mengompensasi risiko,investor akan
membelinya,mendorong harga untuk naik sehingga menurunkan
pengembalian yang diharapkan. Saham itu akan berada didalam
ekuilbrium dengan tidak ada tekanan untuk membeli maupun
menjual. Ketika jumlah pengembalian yang diarapkan sama percis
dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mengompensasikan
risikonya.
7. Risiko yang berdiri sendiri sangat penting ketika menganalisis aset
riil seperti dalam pengangguran modal.

1.1 Trade-Off antara risiko dan pengembalian


Premis sederhana bahwa investor menyukai pengembalian dan
tidak menyukai risiko. Premis tersebut menyatakan bahwa
terdapat trade-off mendasar antara risiko dan pengembalian.

Trade-Off antara Risiko dan Pengembalian.

Pengembalian investasi Panel b: Perspektif sebuah


Perusahaan yang menggalang
Dana untuk berinvestasi pad
Proyek Berisiko.

Pengambalian Proyek

Investasi baik: Investasi baik:Pengembalian


Pengembalian cukup untuk proyek melebihi biaya modal.
mengompensasi risiko yang dirasakan. Biaya Modal
Trade-off risiko pengembalian
Investasi buruk:Pengembalian
turun;selanjutnya turun;selanjutnya proyek tidak melebihi biaya
modal.
Investasi buruk: Pengembalian investasi
tidak ukup untuk mengompensasi risiko
yang dirasakan.
Risiko Investasi Risiko Proyek

Contoh: Kemiringan garis risiko- Contoh: Kemiringan garis


pengembalian tergantung Pada biaya modal tergantung
padakesediaan investor individu untuk Kesediaan rata-rata investor dalam
mengambil risiko. Garis yang lebih pasar untuk mengambil risiko. Garis
curam menandakan bahwa investor yang lebih curam menandakan bahwa
cenderung merupakan penghindar risiko rata-rata investor cenderung
merupakan penghindar risiko

Return (Tingkat Pengembalian)


Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan disebut dengan return.
Return dari suatu aset adalah tingkat pengembalian atau hasil yang diperoleh
akibat melakukan investasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi
investor untuk berinvestasi karena dapat menggambarkan secara nyata perubahan
harga. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dengan risiko
penurunan daya beli akibat adanya inflasi. Dalam konteks manajemen investasi,
perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dengan return
yang terjadi (realized return).
Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor
di masa datang. Sedangkan return yang terjadi merupakan tingkat return yang
telah diperoleh di masa lalu. Antara tingkat return yang diharapkan dan return
yang terjadi atau return aktual merupakan risiko yang harus dipertimbangkan
dalam proses investasi.
Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan menjadi dua yaitu;
Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return
ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung
berdasarkan data historis.
Hasil pengembalian adalah pendapatan yang diterima dari investasi
ditambah perubahan harga pasar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dan
harga pasar investasi mula-mula.

Konsep Tingkat Pengembalian yang Diinginkan


Tingkat pengembalian yang diinginkan investor dapat diartikan sebagai
tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar
membeli atau memegang surat-surat berharga tertentu. Definisi ini
mempertimbangkan biaya kesempatan investor dalam melakukan investasi yang
artinya jika suatu investasi dilakukan maka investor harus melepaskan
pengembalian yang diperoleh dari investasi alternative terbaik berikutnya.
Pengembalian yang dilepas tersebut dinamakan biaya kesempatan dana dan
sebagai konsekuensinya merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan
investor. Dengan kata lain, kita berinvestasi dengan harapan untuk mendapatkan
tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Investasi akan dilakukan
hanya jika harga pembelian cukup rendah bila dibandingkan dengan arus kas masa
depan yang diinginkan sehingga dapat menyediakan tingkat pengembalian yang
lebih besar atau sama dengan tingkat pengembalian yang kita inginkan. Untuk
membantu memahami sifat alami tingkat pengembalian yang diinginkan investor,
kita dapat memisahkan tingkat pengembalian ke dalam komponen dasarnya:
tingkat pengembalian bebas risiko ditambah premi risiko yang dinyatakan dalam
persamaan:
K = Krf +Krp
Dimana:
K = tingkat pengembalian yang diinginkan investor
Krf = tingkat pengembalian bebas risiko
Krp = premi risiko

Tingkat pengembalian bebas risiko (Krf) merupakan imbalan atas keputusan


menunda konsumsi dan bukan karena risiko yang kita tanggung artinya
pengembalian bebas risiko mencerminkan kenyataan dasar bahwa kita
berinvestasi hari ini agar kita dapat mengkonsumsi lebih banyak di kemudian hari.
Dengan sendirinya tingkat bebas risiko atau tingkat diskonto harus hanya
digunakan sebagai tingkat pengembalian yang diinginkan, untuk investasi yang
tidak berisiko. Biasanya, ukuran kita untuk tingkat bebas risiko adalah sebesar
tingkat pengembalian atas surat-surat berharga pemerintah AS. Premi risiko (Krp)
merupakan tingkat pengembalian yang kita harapkan untuk dapat diterima karena
risiko yang ditanggung. Semakin tinggi tingkatan risiko, maka kita akan menuntut
tambahan pengembalian yang diinginkan. Walaupun kita akan atau tidak akan
bisa menerima pengembalian tambahan ini, kita harus mempunyai alasan untuk
mengharapkan penambahan tersebut.
Contoh:
Untuk menunjukkan konsep tingkat pengembalian yang diinginkan itu, mari kita
mengambil contoh perusahaan Polaroid yang obligasinya jatuh tempo pada tahun
2006. Berdasarkan harga pasar dari obligasi ini pada 19 September 2000 kita
dapat menentukan investor itu mengharapkan pengembalian sebesar 11%. Surat
utang jangka pendek pemerintah 90 hari saat itu, bernilai 6% yang berarti bahwa
pemegang obligasi Polaroid menuntut premi risiko sebesar 5%. Dinyatakan dalam
suatu persamaan:
Tingkat pengembalian yang diharapkan (K)
= tingkat bebas risiko (Krf) + premi risiko
(Krp)
= 6% + 5%
= 11%

Mengukur Risiko Berdiri Sendiri : Standar Deviasi


Mengukur risiko bermanfaat untuk tujuan perbandingan, tetapi risiko dapat
didefinisikan dan diukur dalam beberapa cara. Definisi umum yang dapat
memenuhi tujuan kita didasarkan oleh distribusi probabilitas. “Makin rapat
distribusi probabilitas tingkat pengembalian yang diharapkn di masa depan,
makin kecil risiko investasi tersebut”. Menurut definisi ini, U.S. Water akan
memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan Martin Products karena
terdapat peluang yang lebih kecil bahwa pengembalian U.S. Water akan
memberikan hasil yang jauh dibawah pengembalian yang diharapkan.
Kita dapat menggunakan standar deviasi (standar deviation) untuk
menguantifikasi kerapatan distribusi probabilitas. Makin kecil standar deviasi,
makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat sahamnya
dengan kita menghitung sigma Martin. Standar deviasi adalah suatu pengukuran
tentang sejauh mana pengembalian aktual akan terdeviasi dari pengembalian yang
diharapkan.

Menggunakan Data Historis untuk Mengukur Risiko


Pada contoh yang baru diberikan, kita mengetahui nilai mean dan standar
deviasi berdasarkan subjek distribusi probabilitas. Karena hasil yang lalu sering
kali terulang dimasa depan, historis sering kali digunakan untuk memperkirakan
masa depan

Anda mungkin juga menyukai