A. PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk dapat berhubungan satu
dengan yang lain secara langsung, maka dapat dikatakan bahwa ketrampilan untuk
berkomunikasi merupakan hasil dari pembelajaran manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Sehingga hidup bermasyarakat dan bersosialisasi dengan orang lain
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Karena pentingnya komunikasi maka komunikasi harus dibuat seefektif mungkin. Caranya
dengan meningkatkan pengetahuan tentang ilmu komunikasi dan mengurangi gangguan atau
rintangan/hambatan komunikasi. Komunikasi disebut efektif jika pesan komunikator (pemberi
pesan) sampai ke komunikan (penerima pesan) dengan pemahaman yang benar atau dengan kata
lain tidak terjadi miskomunikasi.
Jika kita melihat hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, maka gangguan komunikasi bisa
terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan
dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Shannon dan weaver (1949) gangguan komunikasi
terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses
komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan rintangan/hambatan komunikasi
dimaksudkan ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung
sebagaiamna harapan komunikator dan penerima.
B. PENYAJIAN MATERI
1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang
diharapkan. Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry, 1993 ).
• Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, kita harus mengerti pengaruh
perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara
berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda
mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan
merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
• Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan
perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
• Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi seseorang untuk
menyadari nilai seseorang. Seseorang perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan
klien. Dalam hubungan profesional, seseorang diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai
pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan dalam dunia bidan sebagai berikut, misalnya
klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang
abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan
klien.
• Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih,
senang akan dapat mempengaruhi seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Seseorang perlu mengkaji emosi lawan bicaranya dengan tepat. Selain itu, orang tersebut
juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan tindakan tidak
terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
• Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned ( 1990 )
menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari
usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil,
menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta
membangun dan mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa
untuk mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin
berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
• Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya
rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi. Contohnya : Seseorang bidan perlu mengetahui tingkat
pengetahuan kliennya sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat
memberi asuhan yang tepat kepada klien.
• Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising,
tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan
ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk
itu seseorang perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi
dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke
tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda
apabila berbicara dengan pimpinannya.
• Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan
kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba
berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien
pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan
jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
• Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan
kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
• Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan
mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.
• Verbalistis
Komunikasi yang hanya berupa penjelasan verbal berupa kata-kata saja akan
membosankan dan mengaburkan komunikan dalam memahami makna pesan.
• Perbedaan bahasa
Perbedaan bahasa menyebabkna terjadinya perbedaan penafsiran terhadap simbol-simbol
tertentu.Bahasa yang kita gunakan untuk berkomunikasi dapat berubah menjadi
penghambat bila 2 orang mendefinisikan kata,frasa,atau kalimat tertentu secara berbeda.
• Perbedaan persepsi
Apabila pesanyang dikirimkan oleh komunikator dipersepsi sama oleh komunikan,maka
keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik. Namun perbedaan latar belakang sosial
budaya,seringkali mengakibatkan perbedaan persepsi,karena semakin besar perbedaan latar
belakang budaya, semakin besar pula pengalaman bersama.
• Gangguan Teknis
Gangguan teknis sering terjadi dalam komunikasi dari dulu hingga sekarang dimana alat
yang digunanakan dalam berkomunikasi mengalami kerusakan (channel noise). Gangguan
yang bersifat teknis seperti gangguan pada
• alat komunikasi
• media
• teknologi
Misalnya sedang berkomunikasi dengan seseorang melalui via telepon tiba tiba terputus
karena gangguan jaringan telepon sehingga terjadinya gangguan dalam berkomunikasI
• Gangguan Semantik
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya.
Hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, yang digunakan oleh komunikator,
maupun yang digunakan komunikan. Hambatan semantik dalam proses komunikasi dapat
terjadi dalam beberapa bentuk,yakni:
Pertama, komunikator salah mengucapkan kata atau istilah akibat berbicara terlalu cepat.
Saat berbicara, pikiran dan perasaan belum terformulasikan, namun kata-kata terlanjur
diucapkan. Misal mengatakan “demokrasi” jadi “demonstrasi”; partisipasi menjadi “
partisisapi”; “ketuhanan” jadi “kehutanan”, dan banyak lagi kata yang sering salah
diucapkan karena tergesa-gesa.
Kedua, adanya perbedaan makna dan pengertian kata atau istilah yang sama akibat aspek
psikologi. Misalnya kata “Gedang” berarti ”pepaya” bagi orang Sunda, namun berarti
“pisang” menurut orang Jawa. Sedangkan kata “pepaya” untuk orang Jawa adalah “kates”.
Ketiga, adanya pengertian yang konotatif. Kata-kata yang sebenarnya itu disebut
pengertian denotatif, yaitu kata-kata yang lazim diterima oleh orang-orang dengan bahasa
dan kebudayaan yang sama.
• Gangguan Psikologis
Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan hambatan tersebut merupakan
unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia. Hambatan komunikasi yang termasuk dalam
hambatan psikologis, adalah:
a. Kepentingan (interest)
Kepentingan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan.
Seseorang memperhatikan perangsang (stimulus) yang sesuai dengan kepentingannya.
Effendy dalam Komala 1999, mengemukakan bahwa apabila tersesat dalam hutan
beberapa hari dan tidak ada makanan sedikitpun, maka seseorang lebih memperhatikan
perangsang yang dapat dimakan dari pada lainnya. Dalam situasi demikian jika dihadapkan
pilihan antara makanan dan sekantong berlian, maka pasti akan memillih makanan, baru
memilih berlian kemudian. Effendy mengemukakan, kepentingan bukan hanya
mempengaruhi perhatian tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan
tingkah laku
b. Prasangka (prejudice)
Prasangka berkaitan dengan persepsi seseorang atau kelompok, dan sikap serta perilakunya
terhadap mereka (Komala: 1999). Agar memperoleh gambaran jelas mengenai prasangka,
maka sebaiknya dibahas terlebih dahulu secara singkat pengertian persepsi. Presepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan (Komala, 1999).
Persepsi ditentukan oleh faktor personal, faktor situasional. Faktor personal atau
fungsional, antara lain:kebutuhan (need), pengalaman masa lalu, peran dan status. Penentu
persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik individu yang memberikan
respons pada stimulus.
Prasangka merupakan jenis sikap yang secara sosial sangat merusak. Prasangka merupakan
salah satu hambatan bagi tercapainya suatu tujuan. Prasangka seringkali tidak berdasar
alasan objektif, sehingga prasangka komunikan pada komunikator tidak ditujukan pada
logis dan tidaknya suatu pesan atau manfaat pesan itu bagi dirinya, melainkan menentang
pribadi komunikator. Menurut Effendy (Komala: 1999), dalam prasangka, emosi memaksa
menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
Upaya mengatasi hambatan komunikasi berupa prasangka, maka komunikator yang akan
menyampaikan pesan sebaiknya komunikator yang netral, dalam arti bukan orang yang
kontroversial.
c. Stereotip (stereotype)
Merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau
golongan yang bercorak negatif (Gerungan, pada Komala: 1999). Stereotip mengenai
orang lain sudah terbentuk pada orang yang berprasangka, meski sesungguhnya orang yang
berprasangka belum bergaul dengan orang yang diprasangkanya.
d. Motivasi (Motivation)
Semua tingkah laku manusia hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif melingkupi
semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia
berbuat sesuatu. Dalam mempelajari tingkah laku manusia, harus mengetahui apa yang
dilakukan, bagaimana melakukan dan mengapa melakukan itu. Sebaik-baiknya mengetahui
adalah know what, know how, dan know why. Persoalan know why berkenaan pemahaman
motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi tujuan dan arah tingkah laku
manusia.
• Rintangan Fisik
Rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak yang jauh sehingga
sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, jalur transportasi, dll. Jika dalam kasus
komunikasi antar manusia ini dapat diartikan karena adanya gangguan organic, yaitu tidak
berfungsinya salah satu pancaindra penerima informasi.
Rintangan fisik dapat berupa :
- hambatan jarak komunikasi
- ketidakadaan fasilitas yang mampu meminimalisir hambatan jarak tersebut.
• Rintangan Status
Kondisi atau situasi perbedaan status antara komunikator dengan khalayak seringkali
menjadi hambatan yang dapat mengurangi pencapaian tujuan komunikasi.
Misalnya: “ketika seorang dosen muda harus memberi kuliah didepan mahasiswa pasca
sarjana yang ternyata sebagian besar adalah atasannya di departemen tertentu”
• Komunikasi yang efektif dapat terjadi ketika terjadi himpitan kepentingan (overlapping
of interest)/kesamaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.
• Kesamaan dapat terwujud jita tidak ada perbedaan yang mencolok dalam kerangka
berfikir komunikan dan komunikator.
Contoh : Seorang mahasisa yang sangat pintar dan pandai berbicara dikelas (kampus)
tapi saat menjadi pembicara (berdakwah) di pedesaan masyarakat tidak mengerti dengan
apa yang mahasisa ini sampaikan karena mahasisa tersebut memakai bahasa ilmiah
(teoritis) yang biasanya digunakan di kampus, sedangkan pendengar mayoritas ibu – ibu
atau bapak – bapak (orang yang sudah tua) yang tidak memahami dikarenakan tingkat
pendidikan yang berbeda dan lebih menyukai hal –hal yang praktis.
• Hambatan Sosiokultural
Perbedaan Budaya (nilai, Norma, kebiasaan, adat istiadat) merupakan faktor yang sering
membuat tujuan komunikasi terhambat. Karena Budaya yang dianut oleh sebuah
masyarakat merupakan hasil internalisasi individu terhadap nilai, norma, kebiasaan dan
adat dimana ia tinggal selama bertahun-tahun. Maka kita mengenal ada yang namanya :
Akluturisasi, asimilasi.
a. Aneka Etnik
Ribuan pulau yang membenteng dari Sabang sampai Merauke merupakan kekayaan alam
Indonesia yang tidak ternilai. Tiap pulau dihuni etnik dan memiliki budaya yang berbeda.
C. RANGKUMAN
• Menurut Shannon dan weaver (1949) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi
yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat
berlangsung secara efektif.
• Menurut Potte; & Perry, 1993 ada 10 faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi,diantaranya :
• Ada banyak faktor yang menghambat jalannya komunikasi, adapun faktor-faktor yang
menghambat efektivitas komunikasi interpersonal diantaranya :
Prasangka buruk pransangka buruk dapat mendorong ke arah sikap apatis dan penolakan.
Tidak digunakan media yang tepat dapat menyebabkan pesan yang disampaikan sukar
dipahami oleh komunikan
Perbedaan persepsi Apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator dipersepsi sama
oleh komunikan,maka keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik. Oleh karena itu,penting
halnya dalam berkomunikasi untuk menyamakan persepsi terlebih dahulu.
4. Jenis-jenis hambatan dalam komunikasi,meliputi :
Gangguan Teknis gangguan yang berkaitan dengan tools yang digunakan saat
berkomunikasi,meliputi alat,media dan tekhnologi.
Gangguan Semantik Hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, yang
digunakan oleh komunikator, maupun yang digunakan komunikan.
Gangguan Psikologis merupakan hambatan yang berkaitan dengan unsur-unsur dari
kegiatan psikis manusia.
Rintangan Fisik Rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis,yang dapat berupa
hambatan jarak komunikasi dan ketidakadaan fasilitas yang mampu meminimalisir
hambatan jarak tersebut.
Rintangan Status berkaitan dengan kondisi atau situasi perbedaan status antara
komunikator dengan khalayak
Rintangan Kerangka Berfikir Kesamaan dapat terwujud jita tidak ada perbedaan yang
mencolok dalam kerangka berfikir komunikan dan komunikator.
TUGAS INDIVIDU
West, Richard & Lynn Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba
Humanika.Suprapto