Kelas II C
Anggota Kelompok :
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Hambatan Dalam Berkomunikasi” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan referensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan............................................................................................4
BAB II Pembahasan...........................................................................................5
DAFTAR PUSAKA..........................................................................................17
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Komunikasi adalah instrumen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang
untuk melakukan kontak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang
setiap hari baik disadari maupun tidak. Di dunia kesehatan, terutama pada saat menghadapi
klien, seorang perawat juga harus mengadakan suatu komunikasi agar informasi yang ada
dapat tersampaikan dengan baik. Terutama informasi yang berkenaan dengan kebutuhan
klien akan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Oleh karena itu, komunikasi adalah
faktor yang paling penting , yang digunakan untuk menetapkan hubungan antara perawat
dengan klien.
Namun, seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang membutuhkan,
ternyata terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya suatu komunikasi yang dilakukan.
Pada komunikasi terapeutik antara perawat dengan klien, hal tersebut dapat mungkin terjadi
karena disebabkan oleh berbagai hal. Hal –hal tersebut tidak hanya berasal dari klien saja,
tetapi juga dapat disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang dilakukan oleh perawat.
Komunikasi yang tidak efektif juga dapat disebabkan kegagalan pada proses komunikasi itu
sendiri. Kegagalan itu dapat terjadi pada saat pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta pada
kejelasan pesan itu sendiri (Edelman, 2002).
2.TUJUAN
Dari latar belakang seperti itu penulis berinisiatif untuk menjelaskan faktor yang
mempengaruhi komunikasi dan ambatan dalam komunikasi agar semua kalangan dapat
mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi dan hambatan dalam
komunikasi.
BAB II
4
PEMBAHASAN
A.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Manusia
a. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan pesan,
misalnya untuk memilih kata-kata (diksi), menentukan saat pesan harus disampaikan,
serta mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal dan non verbal.
Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk
menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus untuk
memberi umpan bailk kepada pemberi pesan.
b. Perkembangan
Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu
tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan tehnik
komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.
Keterampilan penguasaan bahasa bergantung pada perkembangan neurology dan
kognitif. Bayi berkomunikasi melalui tangisan. Kita tidak mungkin menerangkan
tentang penyakit secara kompleks dan detil kepada anak, karena ia memang masih sulit
menangkap pesan dari situasi non verbal.
c. Sosiokultural
Posisi individu secaara sosiokultural mempengaruhi perilaku komunikasi antar
individu karena status sosiokultural membentuk tatacara komunikasi.
Pada budaya Jawa, dalam berkomunikasi dengan orang yang dihormati atau yang
lebih tua, digunakan bahasa yang halus.
Komunikasi dengan seorang raja di keraton, dilakukan dengan tata cara yang berbeda
dengan cara yang digunakan dalam komunikasi dengan teman sejawat dan sebagainya.
d. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan menunjukkan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan.
Tannen (1990) menyatakan bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi
untuk mencari konfirmasi, meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman,
sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan independensi dan status dalam
kelompoknya.
e. Peran dan Tanggungjawab
Peran dan tanggung jawab memengaruhi komunikasi yang dilakukan individu, baik
teknik maupun isi komunikasi.
5
Petugas kesehatan lebih sering menggunakan formal dan membicarakan kondisi klien
karena tanggungjawabnya serta membuat banyak tulisan dalam berkomunikasi sebagai
bentuk tanggunggugatnya.
Sementara dalam pergaulan individu membicarakan tentang rumahtangganya, anak-
anaknya, atau cita-citanya.
Komunikasi seperti ini tidak memerlukan media tulisan. Perbedaan peran dan
tanggung jawab menimbulkan perbedaan teknik dan isi komunikasi.
f. Atensi–
Atensi memengaruhi kemampuan individu untuk berintaraksi.
Atensi terhadap suatu hal dapat menyebabkan kemampuan fungsi indra menurun dan
bahkan berkurang sehingga kadang kala seseorang yang sedang asyik bekerja tidak
mennyahut panggilan rekan kerjanya.
Sedangkan perbedaan atensi dapat menimbulkan perbedaan perbedaan persepsi dan
distorsi pesan.
Seorang montir dapat mempersepsikan kata “tank” menjadi tang”. Hal ini terjadi
karena atensi yang berbeda pada masing-masing individu.
g. Sikap
Sikap individu dalam komunikasi dapat menghambat proses komunikasi itu sendiri.
Sikap yang hangat, bersahabat, ramah, dan terbuka akan memungkinkan proses
komunikasi yang terbuka dipertahankan.
Sebaliknya, sikap kurang menghargai orang lain, tertutup, dingin, dan curiga dapat
membuatproses komunikasi terhambat.
h. Persepsi
Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi,
menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan.
Anna : ”Wah saya belum tahu, karena saya belum punya calon suami.”
6
Pada contoh komunikasi diatas, ada perbedaan persepsi antara Andi dan Anna. Andi
mempersepsikan kata ”mau” sebagai ”akan” sementara Anna mempersepsikan kata ”mau”
sebagai ”ingin”. Situasi di atas menimbulkan distorsi dalam komunikasi.
i. Hubungan
Hubungan yang erat antar individu pada suaut proses komunikasi dapat mempengaruhi teknik
dan materi komunikasi.Pada komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang belum saling
kenal, umumnya setting komunikasi terjadi pada situasi formal. Sebagai contoh, hubungan
antara pengacara dan kliennya, dokter dan pasien, pedagang dan pelanggan.
Sedangkan pada komunikasi antara individu yang saling kenal, komunikasi cenderung
berlangsung dalam konteks nonformal, lebih terbuka, dan menggunakan tehnik komunikasi
yang lebih beragam.
2. Pesan
Isi Pesan
Isi pesan yang ingin disampaikan dapat mempengaruhi tehnik komunikasi yang digunakan
individu. Isi pesan yang menggembirakan biasanya disampaikan dengan wajah berseri dan
suara lantang.
Isi pesan yang yang bersifat informasi disampaikan dengan suara yang relatif datar dan pelan,
sedangkan isi pesan yang bersifat rahasia disampaikan dengan berbisik atau menggunakan
secarik kertas kecil atau dgn bahasa isyarat ttt.
Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang
disampaikan diberi umpan balik.
Selain hal-hal diatas, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari
komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded)
dapat menimbulkankebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan.
Penyampaian Pesan
7
Penyampaian pesan dengan berbagai metode, misalnya secara lisan, dengan
menggunakan gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu membuat pesan diterima
secara bermakna oleh orang lain.
3. Lingkungan
Stimulus Eksternal
– Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba teralih,
dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau konsentrasi untuk
mencerna pesan yang disampaikan.
– Bising dari luar dapat membuat pesan mengalami bias dan distorsi atau bahkan tidak
dapat disampaikan baik secara parsial maupun total.
– Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi
sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi.
– Berkomunikasi dalam jarak yang terlalu dekat dengan lawan jenis yang bukan
suami/istri dipandang kurang baik oelh sebagian besar bangsa Indonesia.
– Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
media tulisan.
– arak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik
untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon, televisi, radio dan
sebagainya.
8
B. HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain,
1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik),
Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45),
Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai
hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis
hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi
massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat
mengantisipasi hambatan tersebut.
1. HAMBATAN PSIKOLIGIS
9
1. Prasangka sosial bergandengan dengan stereotif yang merupakan gambaran
atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau
golongan lain yang bercorak negatif.
2. Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu berwatak keras, orang
Sunda manja, dll.
3. Apabila dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki
stereotif tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun
tidak akan bisa diterima oleh komunikan.
2. HAMBATAN SOSIOKULTURAL
10
f. Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
1. Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa
yang disebabkan oleh terganggunya peralatan.
2. Pada TV misalnya, antena kurang dapat menangkap sinyal gelombang
elektromagnetik, warna tidak jelas, layar banyak “semutnyaâ€, dll.
3. Pada radio, misalnya suara yangtidak jelas (putus-putus, dll).
4. Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan
kata, sambungan berita yang tidak akurat, dll.
11
2. Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak berubah).
Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar
komunikator tersebut. Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut
berubah menjadi lebih baik dan menarik.
d. Hambatan Interaksi Verbal Indiskriminasi
1. Indiscrimination terjadi bila komunikan memusatkan perhatian kepada kelompok
orang, benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat
unik atau khas dan perlu diamati secara individual.
2. Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif (sikap generalisasi).
3. Dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator,
reaksi pertama komunikan itu adalah memasukan komunikator ke dalam kategori
tertentu, mungkin menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung
berwatak keras.
Cara untuk menghilangkan indiskriminasi yaitu dengan cara memandang seseorang
secara individual.
1. Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu
hal. Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
2. Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik,
ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau
lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
3. Gangguan Emosional, dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang
akan merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara
praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan
emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.
4. Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat
dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan
yang paling sulit diatasi.
5. Gangguan Fisik Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang
bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang
redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam
berkomunikasi. Setiap komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang
dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.
12
2. Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya
banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
1. Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah
menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga
kecepatan yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon
dari berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk
memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak
ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak
akurat.
2. Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain
dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau
menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya
melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru
kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai
sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.
3. Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan
terbuka merupakan salah satu ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat
terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung
menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa
mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah organisasi.
Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang
tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang
terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator),
transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas.
Hal ini sering terjadi karena kurangnya fokuspada benefit produk.kegagalan dalam tahap ini
bisa berdampak pada perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan
konsumen.
13
c. Hambatan dalam Transmisi Pesan
Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal menjangkau
kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti
menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca
majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang
umumnya ditemui komunikator adalah competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena
kebanyakan iklan, jumlah iklan yang makin banyak disebabkan karena:
Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada
penjualan.
Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive
clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih
lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen
(artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).
BAB III
14
PENUTUP
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah manusia, pesan dan lingkungan.
Dimana faktor di dalam manusia yang mempengaruhi komunikasi ialah tingkat pengetahuan,
perkembangan, sosialkultural, jenis kelamin, peran tanggung jawab, atensi, hubungan,
persepsi, sikap. Sedangkan faktor di dalam pesan meliputi isi pesan dan penyampaian, dan di
dalam konteks lingkungan hal yang mempengaruhi komunikasi meliputi stimulus eksternal,
nilai dan budaya/adat, jarak dan teritori
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain,
1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik),
Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45),
Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai
hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi
efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis
hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi
massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
DAFTAR PUSTAKA
15
Ardianto Elvinaro, dan Komala lukiati. 2005. Komuniksi Massa., Bandung Simbiosa
Rekatama Media
http://purebohttp://id.shvoong.com/business-management/2100726-hambatan-komunikasi-
antarmanusia
http://purebonline.blogspot.com/2010/04/pertemuan-6-hambatan-dalam-komunikasi
16