Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING (KIP/K)

OLEH
1. AGATA ARIATI 10. ENDANG C. SULA
2. ANA J. P. DE PIEDADE 11. FANTINA TAWA OWA
3. ABVIA M. ATAMAI 12. FENI LEDIANA LOE
4. BERGITHA MOI 13. FERI YULIANA
5. KAROLINA DIO TAMONOB
6. DENI. M. TALAN 14. GUSMIWATI CICILIA
7. DIANA TILMAN UMBU PATI
8. DORINE LASSA 15. IDAMENA TAMEON
9. EKA FITRIANI ULLY 16. IRMAYANTI MAGANG

KELAS : A
SEMESTER : II
KELOMPOK :2
PRODI : DIII-KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiratTuhan Yang MahaEsa,


karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan
untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“KOMUNIKASI INTERPERSONAL/KONSELING” Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang dimiliki kami.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Kupang, 13 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Komunikasi Interpersonal atauKonseling (KIP/K)…………………2
1. Pengertian……………………………………………………2
2. FaktorPenghambat KIP/K…………………………………..3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................6
B. Saran ................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke

orang, bersifat dua arah, bersifat 2 arah baik secara verbal dan non verbal,

dengan saling berbagai informasi dan perasaan antara individu dengan

individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Sedangkan, konseling

sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan lengkap,

dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersoinal, teknik

bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu

seseorang mengenali kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi, dan

menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep memahami diri sendiri

2. Untuk mengetahui konsep komunikasi interpersonal atau konseling

(KIP/K)

3. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K


BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Interpersonal atauKonseling (KIP/K)

1. Pengertian

Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari

orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal maupun non verbal,

dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan

individu atau antar individu dalam kelompok kecil.

Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,

dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal,

teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk

membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang

dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah

tersebut.

Suatu komunikasi interpersonal belum tentu suatu konseling tetapi

setiap konseling merupakan komunikasi interpersonal.

a. Konseling merupakan bentuk percakapan wawancara

Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan

informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, keinginan,

keyakinan dan lain-lain dari individu atau responden .konseling

merupakan salah satu bentuk wawancara.

b. Perbedaan wawancara dan kuesioner

Apabila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan

secara lisan, maka disebut wawancara .Bila pertanyaan yang diajukan dan

jawabannya diberikan secara tertulis disebut kuesioner.


1) Kelebihan wawancara

(a)Pertanyaaan lebih bebas dan mendalam

(b)Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga responden lebih bebas

menggunakan pendapatnya

(c)Dapat direkam dan lebih lengkap

(d)Sifat data primer

(e)Dapat mengklarifikasi yang tidak jelas

(f) Banyak digunakan dalam penelitian social dan pendidikan

2)     Jenis wawancara

(a)Terstruktur :jawaban telah dipersiapkan, ada alternative jawaban.

Keuntungan mudah diolah dan dianalisis.

(b)Tak terstruktur :tidak perlu menyiapkan jawaban, klien bebas

menjawab. Informasi lebih padat dan lengkap. Sulit dianalisis

karena jawaban anekaragam perlu pengkategorian.

3)    Tips wawancara yang efektif

(a)Ciptakan suasana terbuka

(b)Jangan memotong pembicaraan

(c)Berikan perhatian

(d)Jangan bersifat evaluatif

(e)Tenggang rasa atau bijaksana

2. Faktor Penghambat KIP/K

a. Faktor individual

Faktor individual yang meliputi factor fisik sangat mempengaruhi

kelancaran komunikasi atau konseling.Faktor fisik tersebut

meliputi :kepekaan panca indera, usia, gender. Factor social juga

mempengaruhi proses KIP/K, yang meliputi :


1) Sejarah keluarga dan relasi, sejarah keluarga dan relasi yang baik akan

mempermudah proses konseling,

2) Jeringan social, orang yang punya wawasan dan pergaulan luasakan

lebih mudah untuk melakukan komunikasi interpersonal dibandingkan

yang jarang bersosialisasi,

3) Peran dalam masyarakat, status social, peran social. Orang yang punya

peran dan status social tinggi di masyarakat akan disegani dan

nasehatnya akan dituruti oleh masyarakat.

b. Faktor yang berkaitan dengan interaksi

1) Tujuan dan harapan terhadap komunikasi

Hal ini dapat terjadi pada konselor yang memberikan konseling tidak

sesuai dengan kebutuhan klien, maka pesan yang disampaikan tidakakan

didengar atau diperhatikan oleh klien karena tidak sesuai dengan

harapannya.

2) Sikap terhadap interaksi

Sikap yang teruka dan bersahabat sangat mendukung komunikasi,

sebaliknya orang tertutup akan sulit untuk berkomunikasi.

3) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain

Pembawaan diri seseorang sangat mempengaruhi komunikasi. Cobalah

untuk selalu bersikap bersahabat, hangat dan tidak menggurui maka

komunikasi pun akan berjalan lancar.

4) Sejarah hubungan

Sejarah hubungan adalah sesuatu yang telah lampau tetapi akan

berpengaruh di masa sekarang maupun masa depan. Orang yang memiliki

hubungan yang kurang harmonis di masa lalu apabila bertemu kembali

akan terlihat canggung.


c. Faktor situasional

Situasi selama melakukan komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan

komunikasi. Lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya akan mendukung

proses komunikasi.

d. Kompetensi dalam melakukan percakapan

Agar komunikasi interpersonal dapat berjalan lancer dan mendatangkan hasil

yang diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memiliki

kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal.

Kompetensi tersebut meliputi:

1) Empati adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang lain.

2) Perspektif social adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan

perilaku seseorang yang kita ajak berkomunikasi.

3) Kepekaan terhadap sesuatu hal dalam KIP/K

4) Pengetahuan akan situasi dalam melakukan KIP/K

5) Memonitor diri adalah kemampuan dalam menjaga ketepatan prilaku

dan pengungkapan komunikan.

6)    Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam interaksi.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K adalah karena

Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan

perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual

yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang

dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa

menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan

harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa

menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan

sendiri tidak memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri,

misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien

yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka

Bidan tidakakan mampu mengendalikan emosinya sehingga

pertengkaranakan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus

mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa

menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.

B.   Saran

Pengetahuan akan pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K

menjadi hal yang harus dikuasai bidan. Karena jika bidan sendiri tidak

memahami dirinya, dia tidak tahu kelemahannya, dan tidak bisa

mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia

mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang

dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Tyas Siti dan Tim. 2008. Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta:

Selemba Medika

Anda mungkin juga menyukai