Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU : Euis Nurhayati, S. ST., M.Kes

Kelompok 4 :
Regina Mutiara Putri
Nita Amelia
Seli Hendiani
Neng Nia

PRODI D3 KEBIDANAN
POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI Jl. Subang jaya, subang jaya, kec.sukabumi, kot
a sukabumi jawa barat 43116
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Konsep Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIP/K)................................5
1. Pengertian KIP (KOMUNIKASI INTERPERSONAL)....................................5
2. Pengertian konseling..............................................................................................5
B. Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki konselor....................................5
C. Faktor Penghambat KIP/K......................................................................................6
a. Faktor individual...................................................................................................6
a. Faktor yang berkaitan dengan interaksi.............................................................7
c. Faktor situasional......................................................................................................7
d. Kompetensi dalam melakukan percakapan........................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat dua ar
ah, bersifat 2 arah baik secara verbal dan nonverbal, dengan saling berbagai informasi dan per
asaan antara individu dengan individu atau antara individu dalam kelompok kecil. Sedangkan
konseling sendiri adalah suatu proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan s
ecara sistematik dengan panduann komunikasi interpersoinal, teknik bimbingan dan penguasa
an pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini.
Masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masaslah
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari KIP/K?
2. Bagaimana konsep komunikasi interpersonal atau konseling (KIP/K)?
3. Apa saja faktok penghambat KIP/K ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari KIP/K
2. Untuk mengetahui konsep komunikasi interpersonal atau konseling (KIP/K)
3. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat KIP/K
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Komunikasi Interpersonal atau Konseling (KIP/K)


1. Pengertian KIP (KOMUNIKASI INTERPERSONAL)
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah
baik secara verbal maupun non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara i
ndividu dengan individu atau antar individu dalam kelompok kecil.

2. Pengertian konseling
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan pen
guasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya
saat ini, masalah yang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah
tersebut.
a. Suatu komunikasi interpersonal belum tentu suatu konseling tetapi setiap konsel
ing merupakan komunikasi interpersonal.
b. Konseling merupakan bentuk percakapan wawancara
Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informa
si yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, keinginan, keyakinan dan
lain-lain dari individu atau responden.konseling merupakan salah satu bentuk w
awancara.
c. Perbedaan wawancara dan kuesioner
Apabila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara
lisan, maka disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawabannya
diberikan secara tertulis disebut kuesioner.
1) Kelebihan wawancara:
- Pertanyaaan lebih bebas dan mendalam
- Hubungan dapat dibina lebih baik sehingga responden lebih beba
s menggunakan pendapatnya.
- Dapat direkam dan lebih lengkap
- Sifat data primer
- Dapat mengklarifikasi yang tidak jelas
- Banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan
2) Jenis wawancara
 Terstruktur : jawaban telah dipersiapkan, ada alternatif jawaban.
Keuntungan mudah diolah dan dianalisis.
 Tak terstruktur : tidak perlu menyiapkan jawaban, klien bebas me
njawab. Informasi lebih padat dan lengkap. Sulit dianalisis karen
a jawaban aneka ragam perlu pengkategorian.
3) Tips wawancara yang efektif
i. Ciptakan suasan terbuka
ii. Jangan memotong pembicaraan
iii. Berikan perhatian
iv. Jangan bersifat evaluatif
v. Tenggang rasa atau bijaksana

5
B. Pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki konselor
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu aspek kogniktif, aspek psikomo
tor dan aspek afektif (perasaan, sifat, sikap). Pengetahuan yang harus dimiliki Bidan tid
ak hanya pengetahuan kebidanan saja tapi dalam semua bidang ilmu. Antara lain penget
ahuan tentang psikologis, kesehatan reproduksi, kebidanan dan kandungan, keluarga be
rencana, kesehatan neonatus, bayi dan balita, ilmu sosial budaya, pengetahuan tentang h
ubungan antar manusia, komunikasi interpersonal, pengetahuan tentang konseling dan s
ebagainya.
Keterampilan yang perlu dimiliki Bidan tentunya semua keterampilan yang sesuai de
ngan kompetensi Bidan yaitu ada sembilan kompetensi Bidan. Dalam komunikasi dan k
onseling keterampilan yang harus dapat dikuasai Bidan adalah keterampilan dalam mel
akukan komunikasi antara lain : terampil dalam membantu memecahkan masalah yang
dihadapi klien, terampil dalam melakukan komunikasi interpersonal, terampil dalam me
nggunakan alat bantu visual untuk pemberian informasi, terampil dalam mengatasi mas
alah genting yang dihadapi klien, terampil membantu klien mengambil keptusan dan se
bagainya.
Adapun sikap yang sebaiknya dimiliki bidan adalah mempunyai motivasi yang tingg
i untuk membantu orang lain, bersikap ramah, sopan santun, menerima klien apa adany
a, empati terhadap klien membantu dengan ikhlas, terbuka terhadap pendapat orang lain.
Menurut Carl Rogers agar konseling efektif ada 3 kualitas diri (sikap) yang sebaikny
a dimiliki oleh konselor yaitu :
a) Empati : memandang dengan kerangkah pikir klien, berusaha memahami dan
berpikir bersama klien.
b) Otentik : konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dia
lami dan dirasakan selaras, tidak berpura – pura.
c) Unconditional Positif Regart atau Acceptance : menerima klien apaa adanya,
tanpa syarat, menghargai dan menghormati.
Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor d
ipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :
a. Pengetahuan (Kognitif), meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan d
an kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; P
ersalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiad
at, norma tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi
b. Ketrampilan (Psikomotorik), meliputi keterampilan dalam : Membantu proses persali
Pengetahuan (Kognitif), meliputi pengetahuan tentang : Kesehatan, Ilmu kebidanan d
an kandungan; Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca; P
ersalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya; Keyakinan akan adat isitiad
at, norma tertentu; Hubungan antar manusia; dan Psikologi
c. nan dan berbagai masalah kesehatan; Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien;
Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi kepada klien;
Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien; dan Membuat keputusan
d. Sikap (Afektif), antara lain : Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain;
Bersikap ramah, sopan , dan santun; Menerima klien apa adanya; Berempati terhadap
klien; Membantu dengan tulus; Terbuka terhadap pendapat orang lain.

6
C. Faktor Penghambat KIP/K
a. Faktor individual
Faktor individual yang meliputi faktor fisik sangat mempengaruhi kelancara
n komunikasi atau konseling. Faktor fisik tersebut meliputi : kepekaan pancain
dera, usia, gender. faktor ssosial juga mempengaruhi proses KIP/K, yang meli
puti :
a. sejarah keluarga dan relasi, sejarah keluarga dan relasi yang baik akan m
empermudah proses konseling,
b. Jeringan social, orang yang punya wawasan dan pergaulan luas akan lebi
h mudahuintuk melakukan komunikasiinterpersonal dibandingkan yang j
arana bersosialisasi,
c. Peran dalam masyarakat, status social, peran social. Orang yang punya p
eran dan status sosial tinggi di masyarakatakan disegani dan nasehatnya
akan dituruti oleh masyarakat.

a. Faktor yang berkaitan dengan interaksi


i. Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
Hal ini dapat terjadi pada konselor yang memberikan konseling tida
k sesuai dengan kebutuhan klien, maka pesan yang disampaikan tidak a
kan didengar atau diperhatikan oleh klien karena tidak sesuai dengan h
arapannya.
ii. Sikap terhadap interaksi
Sikap yang teruka dan bersahabat sanagt mendukung komunikasi, se
baliknya orang tertutup akan sulit untukl berkomunikasi.
iii. Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain
Pembawaan diri seseorang sangat mempengaruhi komunikasi. Cobal
ah untuk selalu bersikap bersahabat, hangat dan tidak menggurui maka
komunikasipun akan berjalan lancar.
iv. Sejarah hubungan
Sejarah hubungan adalah sesuatu yang telah lampau tetapi akan berp
engaruh di masa sekarang maupun masa depan. Orang yang memiliki h
ubungan yang kurang harmonis di masa lalu apabila bertemu kembali a
kan terlihat canggung.

c. Faktor situasional
Situasi selama melakukan komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan komunika
si. Lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya akan mendukung proses komunika
si.

d. Kompetensi dalam melakukan percakapan


Agar komunikasi interpersonal dapat berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang
diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memiliki kemampuan dan ke
cakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi tersebut meliputi :
i. Empati adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang lai
n.
ii. Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkina
n perilaku seseorang yang kita ajak berkomunikasi.
iii. Kepekaan terhadap sesuatu hal dalam KIP/K
iv. Pengetahuan akan situasi dalam melakukan KIP/K

7
v. Memonitor diri adalah kemampuan dalam menjaga ketepatan prilaku d
an pengungkapan komunikan.
vi. Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatan dalam interaksi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K adalah karena Bidan bekerja deng
an melibatkan banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap ora
ng mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri u
ntuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami u
ntuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan h
arus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari
hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak memahami dirinya,
dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka apabil
a dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialami
nya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran aka
n terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus
mengambil sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.

B. Saran
Pengetahuan akan pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K menjadi hal yang
harus dikuasai bidan. Karena jika bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kel
emahannya, dan tidak bisa mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka
apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang di
alaminya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tyas Siti dan Tim. 2008. Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya


Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan.Jakarta:Selemba Med
ika
Artikel Universitas Bina Bangsa Getsempena. 2021. “Apa Itu Bimbingan Konseling”.
https://bbg.ac.id/apa-itu-bimbingan-konseling-3/. Diakses pada 14 September 2021.
Pukul 19.00.

Anda mungkin juga menyukai