Anda di halaman 1dari 18

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KONSELING
Evi Diliana Rospia, S.ST., M.Keb.
Jenis-Jenis Komunikasi

1. Komunikasi massa, komunikasi dalam kelompok besar


2. Komunikasi intrapersonal, kepada diri sendiri
3. Komunikasi interpersonal, bersifat dua arah secara
verbal maupun non verbal
4. Komunikasi kelompok, seseorang kepada individu
dalam kelompok kecil
Pengertian KIP/K
 Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara
dua orang atau lebih secara tatap muka

 Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, secara


sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal (Bari dkk,
2002).
Ciri-ciri Konseling (Yulifah &Yuswanto, 2009).
1. Interaksi antara dua orang
2. Konseli datang dan mempunyai masalah
3. Konseli datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk menyelesaikan
masalahnya.
4. Konselor adalah seorang yang terlatih (profesional) dalam bidang konseling.
5. Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada konseli
6. Proses konseling menitikberatkan kepada masalah yang jelas, nyata dan dalam
kesadaran diri
Unsur Kegiatan dalam Konseling

a. Pembinaan hubungan baik (rapport)


b. Penggalian informasi
c. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan perencanaan
d. Menindaklanjuti pertemuan
Hal-hal yang harus dilakukan konselor:

 Ramah, terbuka, dan simpatik


 Mampu mengontrol perasaan, khususnya yang bersifat negative
 Menyampaikan informasi yang tidak bias kepada klien
 Mampu mendapatkan respon balik (feedback) dari klien
 Mampu berkomunikasi dengan sejawat
 Mampu menerima ide-ide dan pendapat klien tanpa menghakimi
 Mampu membangun empati kepada klien
 Mampu menemukan solusi yang baik
 Mampu meningkatkan keterampilan melakukan konseling
Hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan konselor (Depkes RI, 2011)

 Memaksakan pendapat kepada klien


 Menyampaikan informasi yang tidak dibutuhkan dan diharapkan klien
 Menggunakan kata-kata dan istilah-istilah yang sulit dimengerti
 Menyela, meremehkan dan mengkritik klien
 Mengomentari atau memberikan saran kepada klien yang masalahnya belum dipahami
benar, atau menyetujui pendapat klien yang dibuat secara terburu-buru
 Memaksakan klien menjawab pertanyaan
 Menghakimi
Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal

 Faktor individual (Faktor fisik - kepekaan panca indra, Sudut pandang – nilai-
nilai, Faktor sosial, Bahasa)

 Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi (Tujuan dan harapan terhadap
komunikasi, Sikap terhadap interaksi, Pembawaan diri)

 Faktor situasional (Kompetensi dalam melakukan percakapan)


Keadaan yang Dapat Menyebabkan Putusnya Komunikasi

a. Kegagalan menyampaikan informasi penting.


b. Perpindahan topik bicara yang tidak lancer.
c. Salah pengertian.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Melakukan Komunikasi
Interpersonal/Konseling.
 Perhatian
 Tanda verbal dan non verbal yang ditunjukkan bidan mempunyai efek panjang terhadap yang ingin
kita capai.
 Mendapat kepercayaan dari klien
 Perlu introspeksi.
 Indikator hubungan interpersonal yang positif.
 Menyambut klien, ramah dan terbuka.
 Mendengarkan, menjawab semua pertanyaan dengan benar dan memuaskan.
 Sabar, percaya, memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan kesediaan untuk membantu.
Pentingnya KIP

 memberikan informasi secara efektif kpd klien.


 lebih memahami perasaan dan pikiran klien.
 lebih siap dan percaya diri dlm menghadapi klien yang sulit.
 membantu pekerjaan.
 meningkatkan mutu pelayanan.
 dapat berkomunikasi lebih baik dan lebih luwes dalam pergaulan.
Perilaku dalam KIP

 Perilaku spontan, perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi


 Perilaku menurut kebiasaan, perilaku itu khas dilakukan pada suatu
keadaan,
 Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada
Tujuan Konseling (Yulifah dan Yuswanto, 2009; Tyastuti,
Kusmiyati, & Handayani, 2008).

a. Membantu klien memahami peristiwa yang mungkin dihadapi sehingga dapat dilakukan tindakan
preventif

b. Membantu klien dan keluarganya menentukan kebutuhan yang mungkin diperlukan.

c. Membantu klien membuat pilihan sesuai dengan keadaan kesehatan dan keinginan mereka.

d. Membantu klien mengenali tanda gejala terjadinya risiko kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
bisa menanggulangi risiko dan komplikasi yang akan terjadi.

e. Menfasilitasi perkembangan potensi klien


Tujuan Konselor

 Untuk membantu konseli menjadi pribadi yang bisa


beraktualisasi.
 Untuk membantu konseli mencapai capaian diri.
 Untuk membantu konseli benjadi pribadi yang berfungsi
seutuhnya
Ciri Konselor Efektif
 Mampu menciptakan suasana nyaman dan aman
 Menimbulkan rasa saling percaya
 Mampu mengenali hambatan sosio-kultural setempat
 Mampu menyampaikan informasi objektif, lengkap dan jelas
 Mampu mendengar aktif dan bertanya secara efektif dan sopan.
 Memahami dan mampu menjelaskan berbagai aspek kesehatan reproduksi
 Mampu mengenali keinginan klien dan keterbatasan penolong
 Membuat klien bertanya berbicara dan mengeluarkan pendapat
 Menghormati hak klien, membantu dan memperhatikan
Proses konseling

1.Pembinaan hubungan baik (rapport)


2.Penggalian informasi (Identifikasi masalah, kebutuhan,
perasaan, Kekuatan diri, dll.)
3.Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan
perencanaan
4.Menindaklanjuti pertemuan
Referensi
Dalami (2002). Komunikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media
Lestari, A. (2010). Buku Saku Kominikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan.. Jakarta: Trans Info Media.
MNH. (2002). Bab Pelatihan Ketrampilan Komunikasi Interpersonal/Konseling. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Musliha & Fatmawati, S. (2010). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta: Muha Medika
Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan Konseling: Aplikasi dalam Sarana Pelayanan kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta:
Salemba Medika
Taufik, J. (2010). Komunikasi Terapeutik dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika. Tyastuti, S., Kusmiyati, Y., & Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya .
Wulandari. (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika.
Yulifah & Yuswanto. (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
TERIMA
KASIH……..

Anda mungkin juga menyukai