Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 5

1) Indah Setyowati (191209)

2) Irzani Rachmah Zulfanda (191210)

3) Khikhik Dwi Novianto (191211)

4) Lailatun Rasih Hamidah (191212)

5) Laora Widyawati (191213)

6) Mery Dwi Ambarwati (191214)


Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi berasal dari bahasa latin
communication yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian,
pertukaran, ikut ambil bagian, pergaulan, peran serta, atau
kerja sama. Asal katanya sendiri berasal dari communis yang
berarti common (bersifat umum, sama, atau bersama-sama).
Sedangkan kata kerjanya communicare yang berarti berdialog,
berunding atau bermusyawarah. Dan menurut Effendi (1993:28)
menyatakan :
“Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia,
dimana orang dinyatakan itu adalah pikiran, perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya”.
Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif
Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik
perhatian komunikan.
b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama
antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak
bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk
memberikan tanggapan yang dikendaki.
1. hambatan
1. Gangguan

Komunikasi
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang
sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan
gangguan semantic.
a. Gangguan Mekanik
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan
yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersidat fisik
b. Gangguan Semantik
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi
yang pengertiannya jadi rusak. Gangguan semantic tersaring
kedalam pesan melalui penggunaan bahasa.
Next...
2. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan memebuat seseorang selektif
dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.
2. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong sesorang berbuat sesuatu yang
sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
4. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan
berat bagi suatu kejadian komunikasi, oleh karena orang yang
mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan
menentang komunikator yang hendak menjalankan komunikasi.
Pengertian Komunikasi Terapeutik
“Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien,
dan merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien”
(Heri Purwanto,1994).
Hubungan Terapeutik

Hubungan terapeutik berbeda dari hubungan dimana perawat lebih memaksimalkan


keterampilan komunikasinya, pemahaman tingkah laku manusia dan kekuatan pribadi
untuk meningkatkan pertumbuhan klien. . Fokus hubungan adalah ide klien, pengalaman
dan perasaan klien. Perawat dan klien mengidentifikasi area yang memerlukan eksplorasi
dan evaluasi secara periodik terhadap tingkat perubahan klien.
yang harus diambil diantara perawat dan klien :
1. Tindakan diawali oleh perawat
2. Respon reaksi dari klien
3. Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan
klien dan tujuan
4. Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya
dibangun untuk mmencapai tujuan hubungan.
Tujuan Hubungan Terapeutik
Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Keliat, 2003) yang di kutip dalam buku
Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Keperawatan, 2009:21 adalah :

1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan rasa hormat terhadp diri sendiri.
2. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi.
3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan
mencintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistis.(Mukhripah Damiyanti, 2008:21).
Tahapan dalam Hubungan Terapeutik
Dalam membina hubungan terapeutik (berinteraksi) perawat mempunyai empat tahap
yang pada setiap tahapannya mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat
(Stuart dan Sundeen, dalam Christina, dkk., 2003).
• Fase Pra-Interaksi
Prainteraksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi
dengan klien.
• Fase Orintasi/Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang anda lakukan saat pertama kali bertemu dengan
klien.
Next ...
• Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dangan tujuan yang akan dicapai.
• Fase Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dengan klien. Terminasi dibagi dua, yaitu
terminasi sementara dan terminasi akhir.
a. Terminasi Sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien. Pada terminasi sementara,
perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah ditentukan.
b. Terminasi Akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang dari rumah sakit atau setelah klien selesai praktek
dirumah sakit. (Mukhripah Damiyanti, 2008:22).
Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994) adalah :
a. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien
percaya pada hal yang diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiridalam hal
peningkatan derajat kesehatan.
d. Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis (tenaga
kesehatan) secara professional dan proporsional dalam rangka membantu
penyelesaian masalah klien.
Manfaat Komunikasi Terapeutik

Manfaat komunikasi terapeutik (Christina, dkk, 2003) adalah:


1. Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dengan pasien
melalui hubungan perawat-klien.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan dan mengkaji masalah dan
mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat. (Mukhripah
Damiyanti, 2008:12).
Next....
1. Fungsi Komunikasi Terapeutik
Untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan klien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat
berusaha bisa untuk mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan
yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994)

2. Syarat-Syarat Komunikasi Terapeutik


Stuart dan Sundeen (dalam Christina, dkk, 2003) mengatakan ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi terapeutik
efektif :
1. Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
2. Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana,
informasi maupun masukan.
Hambatan Komunikasi Terapeutik
Hambatan komunikasi terapeutik daam hal kemajuan hubungan perawatklien terdiri dari
tiga jenisl utama : resistens, transferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998). Ini timbul
dari berbagai alasan dan mungkin terjadi dalam bentuk berbeda, tetapi semuanya
menghambat komunikasi terapeutik.
1. Resisten
2. Transferens
3. Kontertranferens
Pengertian Fase Remaja
Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju
masa dewasa. Dengan demikian pola piker dan tingkah lakunya merupakan
peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan
untuk belajar memecahkan masalah secara positif.
Perkembangan Komunikasi pada Usia Remaja

Perkembangan komunikasi pada usia remaja dapat ditunjukkan dengan kemampuan

berdiskusi atau berdebat. Pada usia remaja, pola perkembangan kognisinya sudah mulai
berpikir secara konseptual mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi
dewasa sedangkan secara emosional sudah mulai menunjukkan perasaan malu.
Sehubungan dengan perkembangan komunikasi ini, maka yang dapat kita lakukan
adalah mengizinkan remaja berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya. Hindari
beberapa pertanyaan yang menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam
komunikasi karena akan menimbulkan ketidakpercayaan remaja
Tujuan Komunikasi Remaja
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut.
1. Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja
2. Membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar
3. Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah
4. Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara
5. Membantu remaja menyelesaikan masalah
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Remaja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yaitu sebagai berikut.
• Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif
• Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif
• Sikap
Bila komunikan bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak berlangsung efektif
• Usia tumbang dan status kesehatan remaja
Bila ingin berkomunikasi, maka harus sesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut
berlangsung efektif
• Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan kekomunikan
dengan baik
• Lingkungan
Teknik Komunikasi pada Remaja
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan remaja,
melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan.
Melalui orang lain atau pihak ketiga
1. Bercerita
2. Memfasilitasi
3. Meminta untuk menyebutkan keinginan
4. Pilihan pro dan kontra
5. Penggunaan skala
6. Menulis
Sikap Komunikasi Terapeutik dengan Remaja
Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi
ini remaja banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan
adaptasi. Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan
ungkapan hatinya dan cenderung tertekan.
Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam berkomunikasi dengan
remaja perawat atau orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai
“SAHABAT” untuk remaja
sikap perawat, orang tua atau orang dewasa lain yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi
dengan remaja
1. Menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan perasaan,
pikiran dan sikapnya.

2. Mengajak remaja berdiskusi terkait dengan perasaan, pikiran dan sikapnya.

3. Jangan memotong pembicaraan dan jangan berkomentar atau berespon berlebihan pada saat remaja
menunjukkan sikap emosional

4. Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi remaja dan membantu untuk menyelesaikan
dengan mendiskusikannya.

5. Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi sahabat buat remaja, tempat berbagi suka dan duka.

6. Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul, mengobrol dan bercengkrama dengan mereka serta sering
melakukan makan bersama.
Penerapan Komunikasi Terapeutik sesuai tingkat Perkembangan Remaja
1. Komunikasi terbuka,
2. Komunikasi Dua arah,
3. Mendengar aktif
4. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja.
5. Jangan memaksa mereka untuk mengungkapkan sesuatu yang dia
rahasiakan
6. Ungkapkan perasaan anda jika ada suatu perilaku remaja yang kurang tepat
7. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya.
8. Perhatikan bahasa tubuh remaja.
9. Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak.

Anda mungkin juga menyukai