Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE PEMAHAMAN INDIVIDU NONTES

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Esa Nur Wahyuni,M.Pd

Oleh:
Diah Pitaloka (210103110073)
Yumna Nadia (210103110068)
Maziyyah Zulfa Amin (210103110060)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Maret 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Metode Pemahaman Individu Non Tes” ini dalam waktu yang tepat. Tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunutun kita dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang yaitu agama Islam.

Kami mengakui bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidakterlepas dari
kekurangan, walaupun upaya-upaya untuk meminimalisir kekurangan tersebut telah kami
usahakan secara maksimal. Kami mengharapkan masukan serta kritik dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini. Kami juga berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Malang, 10 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 1

BAB I ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN.................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ........................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ...................................................... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Pembahasan .................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II...................................................................................... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Teknik Pemahaman Individu ...................................... Error! Bookmark not defined.

B. Teknik Pemahaman Individu Non tes ......................... Error! Bookmark not defined.

C. Metode Pemahaman Individu Non tes......................... Error! Bookmark not defined.

BAB III .................................................................................... Error! Bookmark not defined.

PENUTUP ............................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ................................................................ Error! Bookmark not defined.

B. Saran .......................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RUJUKAN .............................................................. Error! Bookmark not defined.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara dan berdiskusi tentang orang selalu menarik, selalu menarik, sehingga
masalah tidak pernah selesai sepenuhnya. Berbicara tentang makhluk psikofisik ini seperti
permainan tanpa akhir. Selalu ada pertanyaan tentang manusia. Tak lama setelah seminar atau
simposium tentang manusia, Alexis Carrell menjelaskan kesulitan yang dihadapi untuk
mengetahui sifat manusia. Dia mengatakan bahwa pengetahuan manusia tentang makhluk
hidup pada umumnya, dan manusia pada khususnya, masih jauh dari kemajuan yang dicapai
dalam bidang ilmiah lainnya. Selama ini banyak penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan,
filosof, penulis dan para ahli di bidang spiritual menunjukkan bahwa manusia hanya dapat
mengetahui aspek-aspek tertentu dari dirinya sendiri.(Rifaat Syauqi, 2000:3-4). 1
Bimbingan dan konseling membantu individu mengembangkan potensi dirinya dan
mencapai tujuannya.Dalam konseling, masalah pemahaman siswa adalah sikap mental guru
untuk mendengarkan harapan dan permintaan siswa, dan dapat dijadikan sebagai bahan.
Pertimbangan saat menyiapkan program yang cocok untuk siswa. Menjamin bahwa kegiatan
pembelajaran tanggap terhadap kebutuhan dan minat siswa serta sesuai dengan perkembangan
siswa. Salah satu hal yang sangat penting dalam memberikan bimbingan adalah memahami
siswa secara keseluruhan, termasuk baik permasalahan yang dihadapinya. latar belakang juga.
Pemahaman siswa ini merupakan salah satu langkah yang harus diambil oleh
pembimbing. Untuk memahami siswa sebaik mungkin, tutor perlu mengumpulkan berbagai
informasi dan data untuk setiap siswa. Data yang dikumpulkan akan menentukan tingkat
pemahaman dan jenis dukungan yang diberikan. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemahaman individu?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik pemahaman individu non tes?
3. Apa saja metode dalam teknik pemahaman non tes?

1
http://eprints.us.ac.id/29038/2/BAB_1.pdf
2
Teknik Pemahaman Individu
https://peningginatural wordpress.com teknik-pemahaman-individu

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemahaman individu
2. Memahami ap aitu teknik pemahaman individu non tes
3. Mengetahui metode yang bisa dilaksanakan dalam teknik pemahaman non tes

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Pemahaman Individu


1. Pengertian
Pemahaman individu adalah kemampuan untuk memahami dan mengenali
karakteristik, sifat, serta perilaku individu dengan tepat dan akurat. Pemahaman
individu penting untuk berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks sosial,
pekerjaan, dan hubungan personal. Pemahaman individu dapat dibagi menjadi tiga
aspek utama, yaitu:
1. Pemahaman tentang diri sendiri (self-understanding)
Pemahaman tentang diri sendiri adalah kemampuan untuk mengenali
karakteristik, sifat, dan perilaku diri sendiri dengan tepat. Hal ini penting untuk
mengembangkan kepercayaan diri, mengelola emosi, dan meningkatkan
kualitas hidup secara keseluruhan.
2. Pemahaman tentang orang lain (others-understanding)
Pemahaman tentang orang lain adalah kemampuan untuk memahami
karakteristik, sifat, dan perilaku orang lain dengan tepat. Hal ini penting untuk
membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis, baik dalam lingkungan
kerja maupun dalam kehidupan personal.
3. Pemahaman tentang budaya (cultural-understanding)
Pemahaman tentang budaya adalah kemampuan untuk memahami budaya, nilai,
dan norma sosial yang berlaku di suatu tempat atau kelompok masyarakat. Hal
ini penting untuk menghindari konflik sosial dan untuk membangun kerja sama
yang baik dalam lingkungan multikultural.

Secara keseluruhan, pemahaman individu adalah kemampuan penting


yang dapat membantu individu untuk mengembangkan diri secara personal dan
sosial. Dengan mengenali karakteristik, sifat, dan perilaku diri sendiri, orang

3
lain, serta budaya, individu dapat meningkatkan kualitas hidup secara
keseluruhan dan membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis. 3

2. Tujuan Pemahaman Individu

Pemahaman tentang individu digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis


bantuan yang diberikan. Penyediaan layanan dukungan konsultasi memerlukan dasar
untuk menentukan sifat layanan. Individu diberikan dukungan yang ditargetkan untuk
memastikan bahwa apa yang diharapkan tercapai.

3. Teknik Pemahaman Idividu


Teknik pemahan individu dibagi menjadi dua yaitu, teknik tes dan teknik non
tes.
B. Teknik Pemahaman Individu Non Tes

Penilaian merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan dan merupakan tindakan
yang mengawali kegiatan penilaian pada saat menilai hasil belajar siswa. Pernyataan ini
tidak boleh diartikan bahwa metode tes adalah satu-satunya metode untuk menilai hasil
belajar. Ada teknik lain yang tersedia juga metode evaluasi berarti bahwa evaluasi berikut
dilakukan tidak menggunakan tes. Metode penilaian ini harus dinilai secara umum yang
meliputi kepribadian siswa secara keseluruhan meliputi sikap , tingkah laku , Ciri-ciri ,
sikap social , Bahasa , riwayat hidup dan terkait kegiatan belajar , baik pribadi maupun
pendidikan dalam kelompok.

Hasil belajar dan proses belajar dapat dinilai dengan non tes, baik deskriptif maupun
objektif, serta belum teruji atau belum teruji. Alat non tes yang biasa digunakan antara lain
wawancara , angket , skala (attitude scale rating scales) , observasi atau studi kasus , dan
sosiometri. Wawancara dan kuesioner biasanya digunakan untuk menangkap aspek
kognitif seperti pendapat dan pandangan individu , harapan dan keinginan , serta aspek
emosional dan perilaku individu. Skala ini dapat digunakan untuk merekam aspek
emosional seperti skala sikap dan skala pertanyaan, serta aspek kognitif seperti skala
penilaian. Pengamatan umumnya digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku
individu atau proses kegiatan tertentu. Studi kasus digunakan untuk mendapatkan data

3
Fatin Fauziyyah. Dkk, Makalah Teknik Teknik Dasar Pemahaman Individu (Departemen
Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan
Indonesia,) 2016, hlm. 3

4
komprehensif tentang kasus tertentu dari seorang individu. Sosiometri umumnya
digunakan untuk menilai aspek perilaku individu, khususnya hubungan sosial. Catatan
kumulatif digunakan untuk mengambil data Informasi rinci dan komprehensif tentang
orang, dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan data dan informasi yang
komprehensif. dan psikomotor.

Penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses pembelajaran masih sangat terbatas
dibandingkan dengan penggunaan tes untuk menilai hasil dan proses pembelajaran. Guru
sekolah biasanya menggunakan kuis lebih sering daripada non-tes karena alatnya mudah
dibuat. Penggunaannya lebih praktis dan yang dinilai hanya sebatas aspek kognitif,
4
berdasarkan hasil yang dicapai siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa penilaian teknis selain non tes bukanlah tes,
melainkan teknik penilaian baku dan non baku, sebagian besar merupakan produk
pengembangan guru BK atau konselor. .

C. Metode-Metode Pemahaman Individu Teknik Non Tes

Pemahaman individu merupakan cara untuk memahami, menilai, atau


menafsirkan diri sendiri dari segi potensi, karakteristik, hingga masalah-masalah
atau gangguan. Cara yang digunakan meliputi observasi,

1. Observasi
a. Definisi Observasi
Observasi memiliki dua arti yaitu sempit dan luas. Arti sempit dalam
observasi adalah pengamatan yang dapt dilakukan secara langsung terhadap
segala sesuatu yang diteliti. Sedangkan arti luas adalah observasi meliputi
pengamatan yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhadap objek
yang sedang diteliti. Observasi adalah alat pengumpul data dalam pengamatan
(secara indrawi) yang sistematis, terencana, dan hasilnya dicatat serta simaknai

4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Helajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet Ke-17, him. 67

5
(interpretesikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang objek yang
diamati.5
b. Tujuan Observasi
 Untuk mengamati perilaku dan sikap konseli atau keadaan
lingkungan konseli
 Untuk mengumpulkan data dan informasi tentang masalah dan
kebiasaan konseli.
 Untuk memahami dan mengenali karakteristik konseli.
c. Bentuk-bentuk observasi
Observasi dibagi menjadi tiga menurut Marie Jodha dkk6, yaitu:
 Observasi partisipasif, ialah orang yang mengobservasi
(pengamat) memiliki bagian dalam kegiatan yang dilakukan
orang atau objek yang sedang diamati.
 Observasi sistematis atau dapat disebut observasi terstruktur,
ialah observasi yang telah diatur berdasarkan kategori masalah
yang akan diamati.
 Observasi eksperimental adalah gabungan dari observasi
partisipasif dan observasi sistematis yaitu untuk mengetahui
perubahan atau gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja
diadakan.
2. Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan salah satu teknik pengumpul data
berupa serangkaian pertanyaan tentang berbagai aspek kepribadian individu.
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang harus dijawab oleh responden
atau komunikasi secara tertulis antara pengumpul data dengan responden.
Tujuan kuesioner ialah untuk menggali atau memahami yang sesuai
dengan kondisi individu dengan keperluan bimbingan dan konseling. Data yang
diperoleh berfungsi sebagai bahan dasar untuk penyusunan program, untuk
menjamin validasi informasi yang diperoleh dengan metode lain, untuk evalusi
program, dan untuk mengambil sikap atau pendapat dari responden.

5
Susilo Rahardjo dan Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Nontes edisi revisi (Jakarta:
Kencana 2017), hlm. 81.
6
Firdausi Nur Harirni dan Rahmatia Sudirman. Makalah: Teknik Nontes Bimbingan dan
Konseling, (Malang: UIN, 2017), Hal. 5.

6
3. Wawancara (Interview)
a. Definisi Wawancara
Wawancara merupakan metode untuk memahami individu secara lisan,
dengan melakukan kontak langsung pada sumber data. Wawancara ialah salah
satu teknik yang dapat digunakaan untuk mendapatkan data seseorang dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation).
Dapat disimpulkan waancara atau interview adalah suatu metode untuk
memahami siswa dengan melakukan komunikasi secara langsung antara
pewancara (interviewer) dan orang yang diwawancara (interviewee) untuk
memperoleh data dan informasi tentang siswa.
b. Fungsi Wawancara
Wawancara berfungsi untuk menentukan latar belakang atau faktor
penyebab terjadinya masalah yang dialami klien. Wawancara juga berfungsi
untuk memahami potensi, sikap, perasaan, pengalaman, harapan, dan masalah
konseli, serta memahami kondisi lingkungannya seperti pendidikan, keluarga,
lingkungan kerja, atau masyarakat.
c. Manfaat Wawancara
Manfaat wawancara untuk kepentingan konselor adalah,
 Mengungkap langsung pandangan, sikap, dan pendapat dari
konseli.
 Menetahui struktur kognitif serta kehidupan konseli.
 Mengekspolari informasi membuat kesimpulan dan
interpretesinya. 7
4. Sosiometri
Secara bahasa, sosiometri berasal dari bahasa latin “socius” yang berarti
social dan “metrum” yang berarti pengukuran. Berdasarkan kata tersebut dapat
dirangkai bahwa sosiometri adalah cara atau metode untuk mengukur tingkat
hubungan antar individu dalam kelompok.
Sosiometri adalah salah satu teknik pengumpulan data tentang hubungan social antara

7
IBID, Hal. 12.

7
individu dengan orang lain, atau hubungan individu dengan suatu kelompok. Manfaat
Sosiometri untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok, untuk mengetahui
popularitas seseorang dalam kelompoknya, dan meneliti kesulitan hubungan individu
terhadap teman-teman dalam kelompoknya, seperti kelompok belajar, bermain,
bekerja, atau kegiatan kelompok lainnya.
Fungsi Sosiometri adalah untuk memperbaiki hubungan antar manusia,
menentukan kelompok kerja tertentu, meneliti kemampuan memimpin seseorang
dalam kelompok pada kegiatan tertentu, mengatur tempat duduk dalam kelas, dan
mengetahui kelompokan dan perpecahan dalam kelompok. Teknik ini digunakaan
dalam kelompok kecil (antara 10 sampai 100 orang). Apabila terlalu banyak
jumlahnya, penelitian social antar individu akan mengalami kesulitan.

5. Inventori
Inventorie merupakan metode untuk mengumpulkan data dalam bentuk
beberapa daftar pernyataan yang menyangkut tentang sifat, keadaan, kegiatan, atau
sejenisnya. Pernyataan tersebut harus dijawab atau dipilih oleh responden yang sesuai
dengan keadaan yang dialami. Jawaban yang diberikan responden akan dikaji oleh
pengumpul data tentang keadaan dan responden dalam memahami dirinya.
Tujuan inventori adalah mengumpulkan data yang digunakkan untuk
memahami tingkah laku konseli, data yang dikumpulkanm merupakan data yang
bersangkutan dengan temperamen, karakter, penyesuaian diri, sikap, minat, kebiasaan
belajar, dan sebagainya. Fungsi inventori bagi konselor adalah untuk memahami
permasalahan yang dihadapi atau segala sesuatu yang terdapat dalalm diri konseli, dan
sebagai cara untuk memberikan bantuan yang berkaitan dengan masalah yang dialami
konseli. Bagi individu atau konseli adalah ntuk memahami diri sendiri dari data yang
diperolehnya.

6. Otobiografi
a. Definisi Otobiografi
Otobiografi merupakan metode berupa karangan yang ditulis
oleh konseli sendiri tentang riwayat hidupnya hingga apa yang dialaminya
sampai sekarang, atau ungkapan pribadi individu tentang pengalaman
hidup, cita-cita, harapan, dan sebagainya. Melalui karangan, konselor
mendapat gambaran menegnai kejadian yang dialami oleh konseli dan
8
mengenai reaksi dari sikap konseli terhadap kejadian tersebut. Otobiografi
berisikan tentang berbagai kejadian yang pernah dialami, sedang dialami,
atau yang masih menjadi harapan.

b. Manfaat otobiografi
1) Mengetahui berbagai aspek, seperti pikiran, perasaan, sikap pribadi,
perilaku, atau emosional seseorang
2) Mengetahui tingkat pengetahuan dan pendidikan, pengalaman, minat,
serta tujuan atau harapan yang ingin diwujudkan.
3) Sebagai dasar pelancar instrument yang lain.
4) Sebagai pembanding hasil interpretesi dari data yang didapat dengan
menggunakan instrument lain.

7. Cacatan Anekdot
a. Definisi Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan alat untuk mengumpulkan data atau
informasi bagi individu dalam bentuk catatan-catatan perilaku seseorang
yang dapat membantu konselor dalam memahami kepribadian konseli.
Tujuan dari metode ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang relevan
tentang tingkah laku peserta didik berupa cacatan fakta yang diamati dalam
lingkungan sekolah. Satu catatan informasi belum cukup untuk menyajikan
informasi yang relevan, tetapi membutuhkan beberapa catatan anekdot dari
beberapa pengamat, seperti guru pembimbing, wali kelas, atau guru mapel.
Sehingga dari beberapa anekdot tersebut dikumpulkan dan dikaji dalam
urutan peristiwa, kemudian diinterpretesi secara menyeluruh untuk
menggambarkan kepribadian peserta didik.
b. Macam-Macam Catatan Anekdot
 Tipe Deskriptif
Catatan anekdot yang menggambarkan tingkah laku tanpa adanya
komentar pengamat atau konselor. Catatan anekdot deskriptif dibagi
menjadi dua, yaitu deskriptif umum dan deskriptif khusus.
 Tipe Interpretesi

9
Catatan anekdot yang menggambarkan tingkah yang nyata, disertai
interpretesi atau kometar dari pengamat. Cacatan anekdot berisi
tentang penjelasan perilaku atau situasi yang telah diamati oleh
pengamat dengan dukungan atau pendukung dari fakta yang
diamati.
 Tipe Evaluasi
Catatan anekdot yang menggambarkan perilaku yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi terhadap perkembangan perilaku
individu atau konseli yang bersangkutan. Catatan anekdot ini dapat
berisi pernyataan yang menejelaskan penilaian pengamat atau
konselor tentang sikap dan perilaku yang baik atau buruk, yang
diinginkan atau tidak, yang diterima atau tidak diterima.
c. Manfaat Catatan Anekdot
 Mendapatkan pemahaman yang lebih relevan dari perilaku atau
kebiasaan yang ditunjukkan oleh individu atau konseli.
 Memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab yang dilakukan oleh
individu atau konseli yang bersangkutan.
 Dapat mempertimbangkan cara untuk menyesuaikan diri dengan
masalah dan kebutuhan individu atau konseli yang bersangkutan.

8. Studi Dokumenter
Studi dokumtasi atau metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik tertulis, gambar,
atau rekaman audio visual dari suatu peristiwa yang terdiri penjelasan dan pemikiran
yang berhubungan dengan keperluan dan kebutuhan pengamat atau konselor. Metode
dokumntasi dalah pelengkap dalam metode observasi dan wawancara, tetapi perlu
dicermati dan dikritik karena tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.
Tujuan studi documenter yaitu: 1) Memudahkan dalam mendapatkan data siswa;
2) Alat pendukung untuk memahami permasalahan pada siswa yang diteliti; 3) Dapat
membantu menemukan solusi permasalahan pada siswa yang diteliti; 4) Bukti nyata
dalam proses penelitian untuk membandingkan data yang diperoleg dari metode
pengumpul data yang lain. Sedangkan manfaat dari studi documenter adalah dapat

10
dijadikan bahan pemahamn siswa dan sebagai bahan pembanding antara data yang
ada denan data yang telah dikumpulkan.

9. Studi Kasus
Studi kasus adalah memepelajari individu dalam proses tertentu secara terus
menerus untuk memperhatikan perkembangannya. Contohnya peserta didik yang
sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar.
Kemudian guru menjawab dengan tiga pertanyaan dalam studi kasus ini, yaitu:
 Mengapa tersebut dapat terjadi?
 Apa yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?
 Bagaimana pengaruh tingkah laku eseorang terhadap lingkungan?

Studi kasus sering digunakan untuk evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi
ini menyangkut integritas dan penggunaan data komprehensif tentang peserta didik
sebagai dasar dalam melakukan diagnosa dan mengartikan tingkah laku peserta didik.
Dalam melakukan studi kasus, seorang guru dapat mengumpulkan data terlebih
dahulu dengan berbagai metode dan alat pengumpul data yang lainnya.
Salah satu yang dapat diunakan adalah depth-interview, yaitu melakukan
wawancara secara mendalam, data yang diperlukan adalah latar belakang kehidupan,
keluarga, kesanggupan, dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
Kelebihan dari studi kasus adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat dikethui dengan selengkap-lengkapnya.
Sedangkan kelemahannya adalah hasil dari studi kasus tidak dapat digeneralisasikan,
dan hanya berlaku untuk peserta didik.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling adalah upaya membantu peserta didik dengan menciptakan
perkembangan yang mendorong dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sedemikian rupa sehingga peserta didik memahami dirinya sehingga mampu membimbing
dirinya sendiri dan bertindak secara wajar, sesuai dengan persyaratan dari tugas-tugas
perkembangan. Kebutuhan data lingkungan dan diri mereka sendiri mengandung sejumlah data
lengkap tentang diri mereka sendiri dan konseli lingkungan direkam / dinilai dengan tmetode
selfassessment adalah rekayasa non-test dan uji rekayasa. Merekam data lengkap tentang diri
mereka sendiri konseli meliputi: identitas, keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan,
kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, pengalaman dan lingkungan sosial, harapan dan
aspirasi,hobi dan kebiasaan, serta masalah dan kebutuhan. teknik penilaian dalam bimbingan
dan konseling terdiri dari teknik non-tes dan tes.

Metode-metode pemahaman individu non tes meliputi

1. Observasi
2. Kuesioner
3. Wawancara
4. Sosiometri
5. Inventori
6. Otobiografi
7. Catatan anekdot
8. Studi documenter
9. Studi kasus

B. Saran
Dapat memahami macam-macam dan manfaat pemahaman individu non tes untuk
menfasilitasi bimbingan dan konseling. Metode non tes yang dilakukan konselor harus sesuai
dengan prosedurnya sehingga dapat menghasilkan fakta dan hipotesisnya. Diharapkan makalah
ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai metode pemahaman individu non tes dalam
proses bimbingan dan konseling.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyyah, Fatin. Dkk., Makalah Teknik-Teknik Dasar Pemahaman Individu (Departemen


Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas
Pendidikan Indonesia,) 2016

Gudnanto, Susilo Rahardjo, 2013, Pemahaman Individu. Jakarta: Kencana.

Harini, Firdausi Nur, Rahmatia Sudirman, Makalah Teknik Non Tes Bimbingan dan
Konseling (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Keguruan dan
Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang) 2017

Sudjana, Nana, 2012, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

http://eprints.us.ac.id/29038/2/BAB_1.pdf

https://www.academia.edu/29453237/Teknik_Non_Tes

https://peningginatural.wordpress.com/teknik-pemahaman-individu/pada

13

Anda mungkin juga menyukai