Anda di halaman 1dari 36

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

Jumaini
KJFD JiKom FKp UNRI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari topik materi ini


diharapkan mahasiswa memahami
factor-factor yang mempengaruhi
komunikasi.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
 Proses interaktif dalam penyampaian
sebuah pesan atau ide (Schultzer, 2000)
 Proses transmisi pikiran, perasaan, fakta
dan informasi lain, termasuk perilaku
verbal dan nonverbal (Delaune & Ladner,
2002).
 Komunikasi merupakan proses mengubah
perilaku orang lain ( Hovland, 2005 )
 Merupakan sebuah faktor kunci dalam
proses keperawatan
Faktor-faktor yg mempengaruhi proses
komunikasi
1. Persepsi dan nilai
2. Budaya, social budaya atau etnis
3. Ruang dan jarak
4. Attitude/sikap
5. Pengalaman masa lalu
6. Pengetahuan
7. Perkembangan
8. Lingkungan
9. Peran dan hubungan
10. Jenis kelamin
1. PERSEPSI dan NILAI

 Northouse & Northouse (1992): persepsi


adalah pandangan personal terhadap
suatu kejadian
 Persepsi individu pada situasi yg sama
dapat berbeda
 Persepsi dipengaruhi oleh: budaya, sosialisasi,
pendidikan dan pengalaman (Ward-Collins,
1998)
 Persepsi membantu individu menentukan
makna dari kata2 dan isi pesan
1. PERSEPSI dan Nilai

 Sebuah komunikasi antara perawat


dan klien memerlukan persepsi yang
baik karena persepsi terbentuk atas
dasar kesamaan antara apa yang
diharapkan kedua belah pihak.
 Perbedaan persepsi antar individu
dapat menjadi kendala dalam
berkomunikasi.
1. PERSEPSI dan Nilai
 Nilai merupakan standar yang mempengaruhi
tingkah laku.
 Nilai penting dalam hidup seseorang terutama
dalam hal pengaruh terhadap ekpresi pemikiran
dan ide yang pada akhirnya juga berpengaruh
terhadap interpretasi pesan.
 Dalam komunikasi, memahami dan
menjelaskan sebuah nilai penitng disaat akan
membuat sebuah keputusan.
 Penting diperhatikan bahwa nilai pribadi dari
perawat tidak ikut mempengaruhi hubungan
professional dengan klien.
2. Budaya, sosiokultural atau latar
belakang etnis
 Karena perilaku dipelajari, maka komunikasi
nonverbal juga bervariasi antara satu budaya
dengan budaya lain. Misalnya kontak mata dan
sentuhan
 orang2 dr negara barat : Prancis atau Italia
cenderung lebih aktif, berbagi pikiran dan
perasaan dengan orang lain. Sementara, orang2
yang berasal dari Asia mis: Thailand atau Laos
cenderung pasif, pendiam dan menerima, enggan
u/ terbuka dan mendiskusikan perasaan pribadi
dg orang lain diluar keluarga.
2. Budaya…….

 Budaya merupakan jumlah keseluruhan dari cara


berbuat, berpikir dan merasakan.
 Budaya merupakan bentuk kondisi yang
menunjukkan dirinya melalui tingkah laku
 Bahasa, pembawaan, nilai dan gerakan tubuh
merefleksikan asal budaya.
 Budaya akan mempengaruhi klien dan perawat
dalam berinteraksi satu sama lain.
3. Ruang dan jarak
 Proxemics – studi tentang jarak antara manusia
dan objek
 Setiap individu memiliki ruang personal
 Perawat menghargai ruang personal klien
dengan berbagai cara, mis: tidak menyentuh atau
memindahkan barang2 milik klien kecuali bila
perlu dilakukan.
Tipe2 ruang personal
1. Ruang intim : 0-45,5 cm. Jarak ini memberikan
kesempatan maksimum bagi stimulasi sensori
interpersonal. Contoh terapeutik; melakukan
massage, mengukur TTV
2. Ruang personal : 45,5-120 cm. Digunakan untuk
hub. yang akrab mis; dengan teman. Contoh
terapeutik : percakapan antara perawat –klien,
pengajaran 1:1 dan konseling
3. Ruang sosial atau publik : > 120 cm. Komunikasi
lebih formal dan kurang intensif. Contoh
terapeutik : pelaksanaan ronde, memimpin sebuah
group dan mengajar di kelas
4. Attitude/sikap

Attitude berkembang dalam berbagai


cara dan dapat berupa hasil interaksi
dengan lingkungan, asimilasi dengan
attitude orang lain, pengalaman hidup,
proses intelektual atau pengalaman
traumatik.
5. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu baik yang positif maupun
negatif mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi. Misalnya: anak2 yg terus menerus
disuruh diam atau hanya diizinkan berbicara bila
perlu, kemungkinan besar akan menarik diri atau
menjadi tidak komunikatif. Remaja2 yang selalu
ditekan oleh orang tua atau guru ketika berusaha
u/mengungkapkan pendapatnya akan menyebabkan
terjadinya gambaran diri yang rendah dan timbulnya
perasaan bahwa pendapatnya tidak berharga yang
mengakibatkan mereka menghidari interaksi dengan
orang lain.
6. Pengetahuan ttg hal yang dibicarakan
 Seseorang yang menguasai topik tertentu atau
pengetahuan tertentu akan merasa nyaman ketika
mendiskusikan topik tsb dg orang lain.Yang perlu
diperhatikan adalah: org2 yang berpengetahuan
perlu untuk berkomunikasi dg org lain menurut
tingkat pemahaman org lain tsb. Penerima pesan
mungkin mengabaikan kesempatan bertanya, atau
tdk ingin memperlihatkan ketidaktertarikan, sbg
hasilnya mgkn mereka tidak menerima informasi
yg diberikan sepenuhnya.
6. Pengetahuan…..
 Komunikasi akan lebih sulit ketika seseorang
berinteraksi dengan orang lain yang memiliki
tingkat pengetahuan yang berbeda.
 Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata-kata
ataupun ungkapan yang digunakan tidak dikenal
oleh penerima pesan. Dalam hal melayani klien,
perawat diharapkan dapat berkomunikasi dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh klien mengingat
tingkat pengetahuan diantaranya yang mungkin
saja berbeda.
7. Perkembangan
Perkembangan usia komunikan
mempengaruhi proses berfikir serta
perkembangan bahasa yg dipahami. Cara
berkomunikasi disesuaiakan dg usia : balita,
remaja, dewasa, lansia.
 Individu yang lebih tua dikatakan dapat
memiliki kemampuan yang lebih baik dari
individu yang lebih muda dalam
berkomunikasi.
8. Lingkungan
 Orang akan cenderung bisa berkomunikasi jika
lokasi interaksi atau lingkungan mereka nyaman.
 Ruangan yang hangat, bebas dari kebisingan dan
 gangguan adalah lingkungan yang terbaik untuk
berkomunikasi.
 Gangguan lingkungan dapat mengganggu pesan
yang akan disampaikan.
 perawat dalam memberikan sebuah informasi
tidak boleh dihalangi oleh distraksi.
9. Peran dan Hubungan
 Individu berkomunikasi sesuai tatanan yang tepat
menurut hubungan dan peran mereka saat itu.
 Ketika perawat berkomunikasi dengan rekan
sejawat tentu berbeda dengan ketika berkomunikasi
dg klien karena mereka tahu peran dan hubungan
mereka saat itu dan berkomunikasi yang memang
sesuai dengan peran dan hubungan mereka.
 Perawat harus mampu menjaga jarak mereka
dengan klien dalam batas professional demi
terciptanya sebuah komunikasi yang sesuai.
9. Jenis Kelamin

 Jenis kelamin seorang individu juga dapat


mempengaruhi kemampuann bahasa dan
komunikasinya, namun pengaruh ini tidak terlalu
besar dampaknya.
 Soler dan Jorda (2007) mengungkapkan bahwa
wanita memiliki kemampuan bahasa dan
komunikasi yang sedikit lebih baik daripada laki-
laki.
FAKTOR LAIN
1. Kredibilitas pemberi pesan
2. Isi pesan
3. Kejelasan pesan
4. Kesinambungan dan konsistensi
5. Sarana
6. Kapabilitas sasaran
1. Kredibilitas pemberi pesan
 Berkaitan dg hubungan saling percaya
antara komunikator dg komunikan (ada
hubungan saling percaya)
 Komunikator memiliki keahlian terkait
pesan/informasi yg disampaikan.
2. Isi Pesan
 Isi pesan disesuaikan dg kebutuhan
komunikan dan tepat sasaran.
 Misal : tentang kesehatan janin pada ibu2,
bukan remaja.
3. Kejelasan pesan
 Utk menghindari kesalapahaman
komunikan dlm menangkap isi pesan.
 Kejelasan meliputi : isi pesan, tujuan, kata2
yg digunakan, bahasa tubuh yg digunakan.

4. Kesinambungan dan konsistensi


Pesan perlu disampaikan secara terus
menerus dan konsisten, misal pesan
program KB “dua anak saja cukup”
→ mempengaruhi perilaku masyarakat.
5. Sarana
 Gunakan media yg sesuai & tepat sasaran
 Gunakan media yg sudah umum
digunakan.

6. Kapabilitas sasaran
 Berkaitan dg tingkat pengetahuan &
pemahaman penerima pesan.
 Komunikator harus menggunakan bahasa
(verbal dan non verbal) yg sesuai dan
dapat dipahami komunikan.
KEBUTUHAN KOMUNIKASI PADA
ORANG DENGAN KONDISI
KHUSUS
 Kebutuhan tiap individu untuk melakukan
komunikasi merupakan manifestasi dari
eksistensi individu sebagai makhluk social.
 Kemampuan seseorang dalam melakukan
komunukasi menjadi kebutuhan yang
mutlak harus terpenuhi dalam upaya
mereka untuk melakukan aktualisasi diri.
 Kemampuan komunikasi tersebut berlaku
secara universal bagi setiap individu dalam
kebutuhan mereka untuk survive.
 Permasalahan komunikasi sering terjadi pada
mereka yang memiliki hambatan perkembangan
baik secara fisik maupun psikis dalam melakukan
komunikasi.
 Kendala tersebut juga sering terjadi pada anak
dalam kelompok anak berkebutuhan khusus
(ABK).
 Anak berkebutuhan khusus merupakan anak
yang dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya mengalami kelainan atau
penyimpangan (fisik, mental, intelektual, sosial,
emosional), sehingga memerlukan perlakukan
khusus.
 Efektivitas komunikasi yang terjadi dengan
mereka sangat bergantung pada
instrument yang mereka gunakan dalam
membantu mereka dalam melakukan
komunikasi dengan segenap keterbatasan
mereka.
Permasalahan terkait dalam komunikasi
pada orang/anak dengan kondisi khusus

 Bicara lambat atau tidak mampu


 Kontak mata kurang
 Ekspresi wajah tak sesuai
 Gerak gerik anggota tubuh kurang tertuju
 Bahasa/kata2 aneh
 Menyendiri/tidak mampu berinteraksi
Kriteria anak dikatakan keterlambatan
bicara:

1. Kemampuan true speech (bicara benar)


terlambat muncul atau bahkan tidak
muncul
2. Ada penyimpangan bunyi, suku kata, dan
kata
3. Perbendaharaan dan norma bahasa
berada satu tingkat di bawahnya
Tuna Rungu (gangguan pendengaran)

 Metode Auditori oral


→Mendengar dan bertutur kata dg
menggunakan alat bantu yg lebih baik
(alat bantu pendengaran, penglihatan,
dan sentuhan)
→Metode ini menggunakan bantuan bunyi
untuk mengembangkan kemampuan
mendengar dan bertutur kata.
Tuna Rungu (gangguan pendengaran)
 Metode membaca bibir
→ harus berkonsentrasi tinggi melihat
pada bibir penutur bahasa.
→ Penutur bahasa harus berada di
tempat yang terang & terlihat jelas.
Tuna Rungu (gangguan pendengaran)
 Metode bahasa isyarat
→ Digunakan secara mudah dg
menggabungkan perkataan dg makna
dasar.
→ Umumnya menggunakan isyarat abjad
satu jari.
Tuna Rungu (gangguan pendengaran)
 Metode komunikasi universal
→ Menggabungkan gerakan jari isyarat,
pembacaan bibir dan penuturan atau
auditory oral.
→ Elemen penting dalam metode ini
adalah penggunaan isyarat dan
penuturan secara bersamaan.
AUTIS : Terapi Wicara
Tiga tahapan :
1. Terapi propillactic pre-speech :
mengembangkan kemampuan bicara awal,
missal “ba-ba-ba”.
2. Terapi etiologic : melibatkan ortu spt diet
makanan, posisi tulang punggung, stimulasi
anak dg banyak bicara.
3. Terapi symptomatic : meningkatkan
kemampuan bicara anak (“minum” →
“saya mau minum”).
AUTIS : latih kemampuan lain :
1. Wajah yg terarah
2. Suara yg terarah
3. Suasana bersama antara anak dg ortu
4. Tanggapan thd apa yg ingin dikatakan anak
5. Manfaatkan kepandaian anak dalam meniru
6. Berikan apresiasi positif thd inisiatif bicara anak
7. Kembangkan komunikasi yg penuh empati
8. Berbicara benar dalam berbagai situasi

Anda mungkin juga menyukai