Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Komunikasi dan Empati

Sharon Natalia Runtulalo

102017200

A2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Di zaman modern saat ini berbagai macam masalah bisa terjadi. Oleh sebab itu, dalam

dunia kedokteran dibutuhkan adanya komunikasi. Dalam profesi sebagai seorang dokter,

dokter harus bisa menjalin komunikasi yang baik antara dokter dan pasien bahkan dokter juga

harus memiliki rasa empati terhadap pasiennya. Komunikasi adalah proses dimana pesan

diberikan atau diterima melalui pembicaraan, tulisan, dan melalui isyarat. Empati adalah

kemampuan untuk menghayati perasaan orang lain tanpa larut di dalamnya. Dalam menjalin

komunikasi yang efektif dibutuhkan REACH yaitu Respect, Empathy, Audible, Clarity,

Humble.

Kata Kunci : Komunikasi, empati, reach

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id 1
Abstract

In this modern era is the most variety of problems that happens. Therefore, in this

medical world is needed of communication. In a profession as a doctor , doctors should be

able to actually get the communication either between doctor and patient even doctors also

must have a sense of empathy for his patient. Communication is a process whereby messages

given or received through discussion, writing, and through cue. Empathy is the ability to

involve feelings of others without late in it. In actually get the communication effective

needed REACH there are Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble.

Keywords : Communication, empathy, reach

Pendahuluan

Dokter merupakan salah satu profesi yang secara langsung berhadapan dengan

masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan. Untuk itu dalam menjalani profesinya, seorang

dokter dituntut untuk mempunyai komunikasi yang baik dan juga rasa empati terhadap

pasiennya. Untuk itu seorang dokter perlu untuk mengetahui beberapa cara untuk menjalin

komunikasi yang efektif dan cara berempati terhadap pasien. Sesuai dengan skenario, dalam

makalah ini saya akan membahas satu kasus dimana seorang nenek 80 tahun yang hanya

ditemani oleh pengasuhnya dan keluarganya berada di luar negeri. Biaya hidup nenek selalu

dikirim oleh anaknya, tetapi kondisi fisik nenek sudah sering lupa dan pendengarannya sudah

berkurang. Dalam makalah ini juga saya akan membahas cara berkomunikasi yang efektif

dan empati untuk masyarakat umum.

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id 2
Isi

 Komunikasi Efektif dan Empati

Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik")

didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres

emosional orang lain.1 Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang

berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang

menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi

orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis

antara diri dan orang lain.2

Komunikasi adalah tingkah laku verbal atau nonverbal yang disampaikan

seseorang sebagai pemberi pesan kepada orang lainnya sebagai penerima pesan,

dengan maksud agar isi pesan dapat mempengaruhi tingkah laku orang yang

menerima pesan.3 Komunikasi terbagi atas :

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang penyampaiannya menggunakan kata-

kata. Melalui kata-kata perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, menyampaikan fakta,

data dan informasi, perdebatan dapat tersalurkan. Dalam komunikasi verbal bahasa

menjadi peranan yang penting.4

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan

setiap kategori benda lainnya, komunikasi dengan gerak sebagai sinyal, dan

komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh. 5 Komunikasi non verbal menjadi

pelengkap yang efektif bagi komunikasi verbal. Komunikasi non verbal akan sangat

membantu apalagi saat komunikasi secara lisan. Komunikasi non verbal juga

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id 3
memakai bahasa dalam penggunaannya yaitu bahasa tubuh. Dalam berkomunikasi

secara non verbal harus memperhatikan kontak mata, pakaian, gaya rambut, sikap

badan (cara condong), mimik wajah, serta gerak-gerik anggota tubuh lainnya. Dalam

penggunaan komunikasi sehari-hari 35% menakup komunikasi verbal dan 65%

mencakup komunikasi non verbal.4

 REACH

 Respect berarti rasa hormat dan saling menghargai orang lain. Pada prinsipnya,

manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik

atau memarahi seseorang, maka lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri

dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan

sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun

kerjasama yang menghasilkan sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan

efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai

sebuah tim.

 Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau

kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki

sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih

dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

 Audible bermakna antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.

Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu

menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita

sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal, hal

ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima

oleh penerima pesan.

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id 4
 Clarity yaitu dari pesan yang kita sampaikan. Kejelasan yang dimaksud adalah

kejelasan suara (volume dan fluensinya) dan penggunaan istilah yang tidak

familiar.

 Humble berarti rendah hati. Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang

efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan

prinsip pertama. Untuk membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari

oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

 Pengetahuan tentang kondisi fisik, mental, dan sosial lansia6

 Kondisi fisik dan mental sangat berpengaruh pada kemampuan individu

melakukan komunikasi. Individu yang mengalami cemas berat, mengalami

nyeri kepala, alami cemas berat, mengalami nyeri kepala, mengalami sakit

gigi, atau sedang sesak napas sangat tidak mungkin untuk melakukan

komunikasi dengan orang lain. Adanya kondisi sakit atau menderita secara

fisik menyebabkan penurunan minat individu untuk melakukan hubungan

sosial dengan orang lain. Selain itu, berbagai indra yang digunakan dalam

melakukan komunikasi sangat menentukan komunikasi yang dilakukan oleh

manusia. Adanya kondisi gangguan indra sangat mempengaruhi kemampuan

melakukan komunikasi. Oleh karena itu, hindari tempat-tempat dengan suara

yang bising atau gaduh sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima

dengan baik.

 Kondisi sosial terjadi diakibatkan oleh kurangnya komunikasi. Misalnya

dalam skenario ini sang nenek mengalami penurunan kualitas hidup karena

kurangnya komunikasi sang nenek dengan keluarganya. Ditambah keluarga

sang nenek berada di luar negeri sehingga itu juga dapat menyebabkan

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id 5
terhambatnya komunikasi. Sementara pada umur-umur seperti nenek ini,

beliau memerlukan perhatian atau komunikasi yang lebih.

Kesimpulan

Dari skenario A, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah dengan menerapkan

komunikasi yang efektif dan empati, komunikasi kita dengan lawan bicara kita bisa berjalan

dengan baik dan lancar. Dan dari skenario ini kita diharapkan mampu menyeimbangkan diri

dengan lawan bicara kita (Analisa Transaksionil).

Daftar Pustaka

1. Baron, Byrne. Psikologi Sosial. Ed. 2. Jakarta: Erlangga.h. 111.

2. Hodges, S.D dan K.J.Klein. Regulating the costs of empathy: the price of being

human. Journal of Socio-Economics. 2001

3. De Vito, Joseph H. 2002. The Interpersonal Communication Book. Person Education.

Inc

4. Hardjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:

Kanisius; 2003

5. Barata, Atep Adya. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media

Komputindo; 2004

6. Nugroho, Wahjudi. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : ECG

sharon.2017fk200@civitas.ukrida.ac.id 6

Anda mungkin juga menyukai