APN 1B
KELOMPOK 6
Muh. Aldhi Nurshadiq (S012019044)
Yoan Yolanda (S012019054)
Chindy Amelia Pratiwi (S012019033)
Nurjaipa Rahman (S012019034)
A. KOMUNIKASI ADMINISTRASI
1. Pengertian Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung
dengan Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi ialah :
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.
Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol")
A. Achmad S. Ruky
Menurut Achmad S. Ruky,Komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran
pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi
dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang
yang menerima pesan tersebut.
C. Forsdale
Menurut Frosdale, komunikasi merupakan suatu proses dimana sebuah sistem dibentuk,
dipelihara, dan diubah dengan sutu tujuan, yaitu agar sinyal-sinyal yang dikirim dapat
diterima dan dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
D. Raymond S. Ross
Menurut Raymond S. Ross komunikasi dapat diartikan sebagai proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol. Proses tersebut dilakukan sedemikian agar
dapat membantu pendengarnya untuk membangkitkan makna atau respons yang serupa
dengan yang dimaksudkan komunikator dari pikirannya.
E. Shannon & Weaver
Shannon & Weaver mendefinisikan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia,
dimana secara sengaja maupun tidak disengaja terjadi upaya saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya. Bentuk interaksi ini tidak sebatas penggunaan bahasa verbal,
namun juga dalam bentuk ekspresi muka, lukisan, seni, atau teknologi.
F. Anwar Arifin
Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna. Dalam
makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan dengan kegiatan
manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.
I. David K. Berlo
Dalam buku Pengantar Ilmu komunikasi karangan Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc
dikatakan bahwa David K. Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai instrumen dari
interaksi sosial, yang berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, serta
mengetahui keberadaan diri sendiri. Dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan
keseimbangan dalam masyarakat.
J. Everett M. Rogers
Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’, Everett M. Rogers mendefinisikan
komunikasi sebagai proses pengalihan ide dari sumber ke penerima, dengan tujuan untuk
mengubah tingkah laku penerima tersebut.
Gaya Komunikasi adalah alat perilaku pribadi yang terspesialisasi yang digunakan
dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Gaya komunikasi adalah keseimbangan antara
perilaku formal dan perilaku kasual atau perilaku santai dalam percakapan.
Gaya Komunikasi Formal menggunakan bahasa yang lebih terstruktur , kurang gaul,
kepribadian menjadi lebih teratur dan jarang menggunakan lelucon yang tidak pantas
serta emosi lebih diatur.
Gaya Komunikasi Kasual lebih santai dan menggunakan struktur bahasa sehari-hari
yang lebih gaul. Gaya komunikasi ini lebih memungkinkan untuk bermain-main dan
membuat lelucon serta emosi lebih bebas untuk diungkapkan.
Komunikaasi Pasif
Seseorang dengan komunikasi pasif ini tidak pernah membela diri sendiri. Jika seorang
komunikator pasif, mereka akan menghindari untuk mengungkapkan pikiran, perasaan
dan opininya. Ketika seseorang mengekspresikan perasaan sendiri dengan cara meminta
maaf yang terkadang diabaikan oleh orang lain. Bahkan sebagai komunikator pasif,
seseorang akan mengizinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dengan melanggar
hak-hak diri sendiri. Akibatnya, seseorang dengan tipe seperti ini akan merasa cemas,
terjebak dan putus asa karena dirinya berada di luar kendali hidup. Perilaku seseorang
dengan tipe ini membiarkan orang lain untuk mendominasi. Komunikator pasif ini dapat
menjadi komunikator yang lebih kuat dengan menegaskan dirinya sendiri.
Komunikasi Agresif
Seseorang dengan tipe ini akan tetap mempertahankan diri sendiri secara langsung namun
terkadang berperilaku tidak pantas. Komunikasi verbalnya terkesan melecehkan dan
melanggar hak orang lain. Pribadi agresif juga berasal dari rasa rendah diri yang
dilampiaskan dalam bentuk dominasi kekuasaan. Sebagai komunikator agresif, seseorang
mencoba untuk mendominasi dan mengancam, sering mengkritik dan menyalahkan
lemahnya orang lain untuk mendapat kekuasaan.
Komunikasi Pasif-Agresif
Seseorang dengan tipe ini tidak berhubungan langsung dengan masalah. Mereka
tampaknya tidak memiliki masalah dengan orang lain, sedangkan secara tidak langsung
mengekspresikan kemarahan Anda dan frustasi. Sebagai komunikator Pasif-Agresif,
seseorang ini menggunakan sarkasme, penolakan dan bahassa tubuh yang
membingungkan. Komunikator ini, menghindari konfrontasi langsung, namun berupaya
untuk mendapatkan bahkan melalui manipulasi.
Komunikasi Tegas
Seorang komunikator dikatakan kuat jika memiliki tipe ini. Jika seorang komunikator
tegas, maka mereka akan efektif menyatakan pikiran dan perasaan secara jelas dan
hormat. Mereka menangani masalah tanpa melanggar atau mengasingkan orang lain.
Mereka cenderung memiliki sehat harga diri yang tinggi. Sebagai komunikator tegas,
bahasa tubuhnya pun tenang, kontrol diri dan mendengarkan aktif.
Menurut Tubbs dan Moss (2008), gaya komunikasi seseorang terbagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran, dan
tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal
dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Pihak-pihak yang
memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada
pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan.
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian
style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan
verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two way traffic of
communication). Orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan
ini adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan
membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun
dalam lingkup yang lainnya.
Gaya komunikasi yang berstruktur ini memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis
maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan. Pengirim pesan lebih
memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain. Pada gaya
komunikasi ini adalah seseorang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna
lebih memantapkan tujuannya, memberikan penegasan atau mempunyai jawaban setiap
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
Gaya komunikasi yang dinamis memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan
atau sender memahami bahwa lingkungannya berorientasi pada tindakan. Tujuan utama
gaya komunikasi ini adalah komunikasi yang agresif, komunikasi yang agresif ini
bertujuan untuk merangsang penerima pesan agar melakukan sesuatu dengan lebih baik.
Gaya komunikasi ini cukup efektif jika digunakan dalam mengatasi persoalan.
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan menerima saran, pendapat ataupun
gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk perintah, meskipun pengirim pesan
mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Maksud dari gaya
komunikasi ini adalah pengirim pesan atau sender bekerja sama dengan orang lain. Gaya
komunikasi lebih efektif, untuk orang-orang dalam suatu kelompok atau organisasi yang
melibatkan banyak orang.
Gaya komunikasi ini hanya muncul dengan melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak
ada keinginan dari orang-orang yang memaknai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi karena ada
beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang
tersebut. Gaya komunikasi ini dapat dikatakan mengalihkan persoalan.
Struktur wewenang
Faktor kedua adalah adanya struktur wewenang pada suatu organisasi. Struktur
wewenang bisa berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi karena bisa kewenangan
membuat seorang individu memiliki kemampuan dan tentunya kebolehan untuk
melakukan berbagai hal termasuk salah satunya adalah membatasi siapa saja yang akan
berkomunikasi dengan siapa dan tentunya apa saja yang bisa dikomunikasikan. Adanya
struktur wewenang yang saling tumpang tindih dengan orang lain juga bisa membuat
suatu komunikasi dalam suatu organisasi menjadi lebih lama untuk dilakukan.
Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan yang dimiliki oleh individu yang terlibat dalam komunikasi
organisasi juga bisa mempengaruhi efektivitas komunikasi yang dilakukan. Apabila pihak
yang terlibat komunikasi memiliki berbagai macam spesialisasi pekerjaan yang berbeda,
besar kemungkinan penggunaan istilah, wawasan dan kepribadian yang dimiliki berbeda
satu dengan yang lain sehingga bisa menjadi hambatan komunikasi organisasi. Akan
tetapi hal ini bisa diatasi dengan memberikan wawasan terhadap bidang kerja dan
kosakata satu dengan yang lain. Atau bisa pula disepakati penggunaan istilah yang sama-
sama dimengerti satu dengan yang lainnya.
Wawasan
Wawasan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi yang lain. Apabila
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi tidak memiliki wawasan yang sama satu
dengan yang lainnya, maka komunikasi yang efektif pun akan sulit untuk dilakukan. Selayaknya
pada faktor spesialisasi pekerjaan, memiliki wawasan yang cukup mengenai topik yang
dibicarakan adalah salah satu faktor utama komunikasi yang efektif.
Konteks
Konteks melingkupi peristiwa yang mengiri komunikasi sebelum dilakukan, dan berbagai
macam hal lain seperti artefak atau benda-benda yang diperhatikan dalam suatu proses
komunikasi oleh komunikator. Pada prinsipnya, konteks bisa mempengaruhi efektivitas
komunikasi yang dilakukan karena konteks bisa mempengaruhi persepsi komunikan, kondisi
psikologis komunikator, dan berbagai aspek lain yang bisa mempengaruhi bagaimana proses
komunikasi dilakukan. Oleh karena itulah komunikasi organisasi yang efektif idealnya
mempertimbangkan kondisi atau konteks dari peristiwa komunikasi yang dilakukan. Untuk
mempelajarinya lebih dalam bisa melihat pada teori komunikasi organisasi menurut para ahli.
Bahasa
Bahasa dalam hal ini berperan sebagai bentuk pesan yang disampaikan oleh komunikator
terhadap komunikan, seperti misalnya bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan berbagai macam
bahasa yang lain. Perbedaan bahasa ataupun pengetahuan bahasa bisa berpengaruh terhadap
komunikasi organisasi yang dilakukan. Misalnya apabila peserta komunikasi tidak memahami
bahasa yang digunakan dalam komunikasi dengan baik, tentunya mereka tidak akan bisa
merespons komunikasi yang dilakukan dengan baik pula. Oleh karena itulah idealnya
komunikasi organisasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang sesuai degan komunikan
dan juga komunikator.
Media
Media yang dimaksud adalah sarana atau saluran yang digunakan untuk melakukan suatu proses
komunikasi dalam suatu proses komunikasi organisasi yang dilakukan oleh orang-orang yang
terlibat dalam komunikasi tersebut. Contoh media antara lain adalah telepon genggam, memo,
dan berbagai jenis media lainnya selama hal tersebut bisa menjadi alternatif dilakukannya
komunikasi organisasi.
Pemilihan media yang tidak tepat bisa menghambat komunikasi organisasi. Misalnya untuk
menyampaikan program baru perusahaan melalui saluran media sosial seperti BBM dengan
disingkat” dan satu arah, tentunya akan menyelitkan pihak-pihak yang terlibat komunikasi
organisasi tersebut untuk memahami maksud pesan yang sebenarnya. Selain itu, mereka juga
tidak memiliki kesempatan yang tepat untuk bisa bertanya pada mereka yang menyampaikan
pesan tersebut. Oleh karena itulah media pun harus dipilih dengan cara yang tepat.
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya
komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang
jelas, mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam
memberikan umpan balik yang sesuai.
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal,
hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan lingkungan
Hambatan personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik
komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi
sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang
berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai,
kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa
terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak
memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau
ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak
dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana
percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta
komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan. (Baca : Komunikasi Antar Budaya)
Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik
komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini
pada umumnya dapat diatasi.
Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi.
Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor
lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan
lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidakefektifan komunikasi dapat kita
atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini :
Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim pesan.
Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa agar tujuan komunikasi
tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat
penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang disampaikan.
Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk
menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi’
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-gaya-komunikasi-menurut-para-ahli/
https://www.kajianpustaka.com/2019/07/pengertian-tipe-dan-jenis-gaya-komunikasi.html
https://pakarkomunikasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-efektivitas-komunikasi-organisasi
https://pakarkomunikasi.com/hambatan-hambatan-komunikasi