Anda di halaman 1dari 44

TUGAS BIOETIKA,

KOMUNIKASI, DAN
HUKUM KESEHATAN
TOPIK II
Biandra Azzahra (2306312035)
Citra Yuliyanti (2306312041)
Darwin Yunaidy (2306312054)
Dini Sylvana (2306312060)
Febrina Liana Jifary (2306312073)
Jefrianto Wololy (2306312092)
Josephine Marsha Sanjaya (2306312104)
● Sikap dan perilaku dalam berkomunikasi
● Hambatan dalam berkomunikasi, berikut
contoh
OUTLINE ● Komunikasi secara interpersonal dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam komunikasi
interpersonal, berikut contoh
● Berbagai komunikasi pada situasi khusus,
berikut contoh
SIKAP DAN PERILAKU DALAM
BERKOMUNIKASI
PERILAKU KOMUNIKASI
PERILAKU
Tindakan atau perbuatan organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari
(Kwick dalam Notoatmodjo (2003),

PERILAKU KOMUNIKASI
merupakan aktivitas atau tindakan yang mendorong manusia untuk melakukan interaksi yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak berbatas pada bentuk komunikasi
verbal, tetapi juga dalam hal komunikasi nonverbal

Klasifikasi:
1. Perilaku verbal
pembicaraan dengan tatap muka. Lebih akurat dan memungkinkan tiap individu untuk
merespon secara langsung
2. Perilaku non verbal
penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata
SIKAP DAN PERILAKU DALAM BERKOMUNIKASI

Empati Berempati adalah merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa kehilangan
identitas diri sendiri. Empati memungkinkan seseorang untuk mengerti baik secara
emosional maupun intelektual atas apa yang dirasakan orang lain.

Keterbukaan Keterbukaan adalah adanya kesediaan untuk membuka diri. Keterbukaan seseorang
dalam komunikasi ditunjukkan oleh adanya pengungkapan informasi mengenai diri pribadi,
kesediaan untuk bereaksi secara jujur atas pesan yang disampaikan orang lain, adanya
“kepemilikan” dari perasaan dan pikiran, adanya kebebasan mengungkapkan perasaan dan
pikiran, serta adanya tanggung jawab terhadap pengungkapan tersebut.
Dukungan Dukungan dipahami sebagai lingkungan yang tidak mengevaluasi (descriptivenes).
Dukungan dalam komunikasi ditunjukkan oleh kebebasan individu dalam mengungkapkan
perasaannya, tidak malu, tidak merasa dirinya menjadi bahan kritikan. Individu dapat
berfikir secara terbuka, mau menerima pandangan yang berasal dari orang lain, serta
bersedia untuk mengubah diri jika perubahan dipandang perlu.
SIKAP DAN PERILAKU DALAM BERKOMUNIKASI

Sikap Positif Sikap positif dalam komunikasi adalah sikap saling menghormati satu sama lain dalam situasi komunikasi
secara umum. Sikap positif dalam komunikasi ditunjukkan oleh adanya kejelasan dan kepuasan dalam
proses komunikasi.

Kesederajatan Kesederajatan adalah adanya kedudukan yang sama dalam suatu hal atau kondisi (status). Kesederajatan
dalam komunikasi interpersonal, ditunjukkan oleh adanya rasa saling menghormati antara pelaku
komunikasi.

Keyakinan Komunikasi yang efektif memerlukan adanya keyakinan dalam diri komunikan maupun komunikator.
Keyakinan dalam komunikasi ditunjukkan oleh adanya perasaan senang satu sama lain, dan tidak ada rasa
segan satu sama lain.

Kesiapan Kesiapan dalam komunikasi dibutuhkan agar tujuan komunikasi tercapai. Kesiapan dalam komunikasi
dapat ditunjukkan oleh adanya hubungan antara pesan-pesan yang akan disampaikan oleh komunikator
dengan pesan yang diharapkan diterima oleh komunikan dalam komunikasi, adanya kesenangan dan
ketertarikan antara komunikan dan komunikator, adanya kesenangan dan ketertarikan komunikan dan
komunikator pada pesan yang dikomunikasikan.
SIKAP DAN PERILAKU DALAM BERKOMUNIKASI

Manajemen Komunikasi interpersonal yang efektif dapat dilihat dari manajemen interaksi yang ada dalam situasi
Interaksi komunikasi. Manajemen interaksi dalam komunikasi ditunjukkan oleh tidak adanya pelaku komunikasi
yang merasa diabaikan. Kemampuan dalam manajemen interaksi dapat dilihat dari tingkah laku komunikasi
yang berupa gerakan mata, ekspresi suara, mimik muka dan bahasa tubuh.

Sikap Ekspresif Dalam komunikasi interpersonal yang efektif memerlukan sikap ekspresif. Sikap ekspresif dapat dilihat
dari adanya kesungguhan dalam berbicara atau mendengarkan, yang dapat dilihat dari bahasa verbal
maupun nonverbal.

Orientasi pada Orientasi pada orang lain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan menganggap
Orang Lain lawan bicara sebagai pusat perhatian. Adanya orientasi pada orang lain saat berkomunikasi dapat
ditunjukkan melalui bahasa verbal maupun nonverbal. Bahasa nonverbal melalui kontak mata, senyuman,
anggukan, dan mimik wajah. Adapun Bahasa verbal dapat ditunjukkan melalui pertanyaan atau pernyataan
berkenaan dengan pernyataan lawan bicara yang terlibat dalam komunikasi interpersonal.
HAMBATAN KOMUNIKASI

SEMANT
TEKNIS
IK
keterbatasan fasilitas serta peralatan komunikasi hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang
digunakan oleh komunikator, maupun komunikan

PERILAK
U
HAMBATAN DALAM BERKOMUNIKASI
Penyaringan (filter)
• Manipulasi informasi secara sengaja oleh pengiri berita sehingga informasi akan tampak lebih menyenangkan bagi penerima
informasi
Perspektif selektif
• Penerima informasi mendengar sesuatu dengan selektif berdasarkan kebutuhan kan kepentingan

Gaya Gender
• Jenis kelamin memiliki gaya Komunikasi lisan yang berbeda

Emosi
• Perasaan penerima informasi mempengaruhi cara seseorang menafsirkan informasi yang disampaikan

Bahasa
• Usia, pendidikan dan latar belakang merupakan tiga dari sekian variable yang mempengaruhi Bahasa yang disampaikan oleh
pengirim pesan
Petunjuk non verbal
• Petunjuk nonverbal harus sesuai dengan pesan lisan agar penerima informasi tidak bingung dengan pesan yang disampaikan
KOMUNIKASI SECARA INTERPERSONAL DAN HAL-HAL YANG
HARUS DIPERHATIKAN DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
● Komunikasi interpersonal
komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, Komunikator: sumber komunikasi yang mengirim pesan dan
Komunikate: penerima pesan.
Pesan tersebut diterima oleh komunikate sebagai stimulus dan komunikate memberikan jawaban berupa respons,
demikian juga bisa terjadi sebaliknya.

Menurut Rakhmat, karakteristik komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi terjadi tanpa melalui media komunikasi,
sehingga dalam proses komunikasi interpersonal mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Pesan dari komunikator tidak terbatas pada pesan verbal tetapi juga pesan nonverbal seperti ekspresi wajah, gerakan
anggota tubuh

2. Komunikate dapat berganti peran sebagai komunikator pada saat yang bersamaan (selama proses komunikasi
berlangsung), contoh munculnya interupsi.

Hanindio S, Roesanto HS, Ahmad M. Peran komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan gigi. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005: 124–129
Rakhmat J. Psikologi komunikasi. Edisi II. Bandung: CV Remaja Karya; 1986. h. 16, 61–86, 100–14.
Secara psikologis selama proses komunikasi interpersonal berlangsung maka dalam diri
komunikan akan terjadi proses sensasi, memori, persepsi, dan berpikir. Keempat proses ini
merupakan tahapan ketika seorang menerima pesan hingga menghasilkan respons.

● Sensasi: saat stimulus ditangkap oleh indera manusia (senses) selanjutnya dirubah menjadi
impuls melalui syaraf dan dipahami oleh otak manusia.
● Persepsi: melibatkan memori dan proses berpikir, karena persepsi merupakan proses ketika
otak manusia memberi makna atau menafsirkan stimulus.
● Memori: proses menyimpan informasi yang dapat dipakai sebagai kerangka rujukan (frame
of references), dan akan dikeluarkan kembali bila informasi tersebut dibutuhkan.
● Berpikir: suatu proses untuk menetapkan keputusan, memecahkan masalah dan
memproduksi respons.
Rakhmat J. Psikologi komunikasi. Edisi II. Bandung: CV Remaja Karya; 1986. h. 16, 61–86, 100–14.
CONTOH KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Seorang dokter gigi bertanya kepada pasiennya tentang berapa lama merasakan sakit gigi, atau seberapa
parah sakit gigi yang dideritanya

sensasi, memori, persepsi, dan berpikir

Rakhmat J. Psikologi komunikasi. Edisi II. Bandung: CV Remaja Karya; 1986. h. 16, 61–86, 100–14.
● Rubin (2001) juga menunjukkan dalam mengkaji komunikasi antarpribadi setidaknya ada 5
pertanyaan yang mesti dijawab.
● Pertanyaan-pertanyaan itu mencakup: mengapa kita berbicara, pada siapa kita bicara, apa
yang kita bicarakan, bagaimana kita bicara dan apa dampak (outcome) pembicaraan itu.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa dalam komunikasi antarpribadi ada 5 hal yang mesti
diperhatikan yaitu:

1. Motif komunikator
2. Sosok komunikan
3. Isi pesan yang disampaikan
4. Cara komunikator menyampaikan isi pesan pada komunikan
5. Dampak dari komunikasi tersebut yang pada dasarnya merupakan tujuan komunikasi.
Rubin, A. M. & Rubin, R. B. (2001) “Interface of Personal and Mediated Communication: Fifteen Years Later” dalam Electronic Journal of Communication
Vol.11 No. 1/2001. Dapat diakses: http://www.cios.org/getfile/Rubin_V11n101 [23 April 2005]
BERBAGAI KOMUNIKASI PADA SITUASI
KHUSUS
BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN GANGGUAN
PENDENGARAN DAN GANGGUAN KOMUNIKASI
• Gangguan berbicara (biasa diikuti dengan tuna rungu)  cara berkomunikasinya khusus  bahasa isyarat
• Gangguan pendengaran (tuna rungu)  biasa terjadi seiring bertambah usia terutama pada lansia. Sekitar
1/3 dari orang lansia memiliki gangguan pendengaran

1. Sentuh, Salam, Sapa


mendapatkan perhatian => dengan menepuk pundak dengan gentle / melambaikan tangan => tanda kita ingin
berkomunikasi
2. Sejajarkan Posisi Wajah
Jangan terlalu dekat atau terlalu jauh => supaya bahasa tubuh kita terlihat jelas
Lakukan kontak mata langsung
Pastikan berada di lokasi yang cukup cahaya (terang)
3. Gunakan Bahasa Tubuh/Ekspresi
4. Gerakan Bibir Jelas
1. Agar dapat membaca bibir
2. Suara lantang
3. Jangan terlalu cepat
5. Siapkan Alat Tulis & Kertas
6. Lepaskan Media Penghalang
Masker, kacamata, dll. Agar tidak menutupi ekspresi wajah & bibir
BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
GANGGUAN PENGLIHATAN
Syarat yang dibutuhkan:
1. siap dalam menyampaikan pesan atau informasi
2. ketulusan
3. kepercayaan diri
4. Ketenangan
5. keramahan
6. kesederhanaan
CARA BERKOMUNIKASI
1. Identifikasi diri => menyebutkan nama dan peran kita
2. Pasien dengan kebutaan parsial => ambil posisi yang dapat dilihat mereka
3. Pasien dengan kebutaan total => sampaikan secara verbal bahwa posisi kita ada
di dekat mereka
4. Berbicara dengan nada suara normal => peran penting => hindari memberikan
pesan secara non-verbal (visual)
5. Berikan perintah dengan jelas dan spesifik
6. Meminta izin => sebelum menyentuh, merawat pasien, kita meminta izin pada
pasien apakah tidak masalah kita melakukan hal tersebut, dan menjelaskan apa
yang akan kita lakukan
CARA BERKOMUNIKASI
● Akan meninggalkan ruangan ataupun selesai berbicara
Berikan informasi pada pasien => supaya pasien tidak berbicara sendiri
● Jangan memindahkan barang di sekeliling mereka tanpa memberitahu
terlebih dahulu
Pasien dengan gangguan penglihatan berpegangan pada ingatan mereka
salah satunya mengenai peletakan atau lokasi suatu barang
BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
ANAK DAN ORANG TUANYA

Pada pasien anak  butuh metode yang berbeda agar pasien anak dapat
merasakan pengalaman yang positif

Biasanya, pasien anak ketakutan atau grogi apabila harus datang ke


dokter, apalagi pada kunjungan pertama.

Tidak berbeda juga dengan orang tuanya, mereka juga bisa merasa stres
CARA BERKOMUNIKASI
1. Biarkan pasien anak terbiasa dengan lingkungannya terlebih dahulu

biasa dimulai dari ruang tunggu ( ada aktivitas bermain) => walaupun saat di ruang
pemeriksaan ketakutannya akan datang kembali.

2. Usahakan membicarakan topik yang tidak berkaitan dengan kondisi mereka (hal favorit
pasien)

membantu mengenal,menjalin hubungan, membangun kepercayaan dengan pasien anak

3. Saat di ruang periksa, lampu yang terang bisa membuat mereka grogi.

4. Ruangan dapat di dekorasi dengan tema-tema anak, mainan yang bisa digenggam
CARA BERKOMUNIKASI
5. Berkomunikasi pada level mereka => setiap kelompok usia memiliki level komunikasi yang berbeda

Contoh: Dengan pasien umur-umur awal => bisa dilakukan dengan bercanda supaya mereka tertawa

Perlu diperhatikan juga => level komunikasi anak dengan usia sama berbeda-beda

6. Menuntun pasien pada tiap tahapan yang kita lakukan

Contoh: sebelum memasukkan kaca mulut kedalam mulut, beritahu bahwa terdapat kaca hanya untuk
melihat ada apa di dalam mulut

Bisa juga melakukan distraksi pada saat bagian yang kurang nyaman dengan terus berbicara ataupun
meminta bantuan mereka dalam proses perawatan
CARA BERKOMUNIKASI

7. Menggunakan kata- kata yang mudah dipahami

Ppasien anak, kita banyak mengkomunikasikan dengan orang tua pasien.

Biasanya mereka adalah awam yang tidak mengerti istilah-istilah medis.


Jadi usahakan menggunakan bahasa awam atau yang mudah dipahami.

Apabila dengan pasien anak yang sudah lebih besar, bisa menggunakan
bahasa yang sederhana atau dengan penggunaan analogi
CARA BERKOMUNIKASI
8. Bahasa tubuh
○ Usahakan posisi kita setara dengan mereka
○ Lakukan eye contact
○ Sebisa mungkin berbicara tanpa halangan (masker) => karena anak kecil suka membaca ekspresi wajah

9. Bertanya kepada orang tua pasien

Orang tua merupakan yang paling mengetahui dan mengenal anaknya => kita dapat bertanya kepada
orang tua mengenai anaknya => orang tua dapat memberikan tips

Orang tua juga berperan dalam memberikan jawaban apabila pasien anak tidak dapat menjawab
(riwayat penyakit, kondisi saat ini)
PASIEN GERIATRI
CARA KOMUNIKASI
● Hormati. Perlakukan pasien sebagai sesama orang dewasa
● Buat senyaman mungkin
● Jangan terburu-buru
● Berbicara dengan jelas. Hindari istilah medis yang sulit
● Berhadap-hadapan, kontak mata
● Jika diperlukan, tuliskan instruksi yang diberikan
● Kenali latar belakang dan ekspektasi pasien
GANGGUAN DAN MASALAH UMUM
KELUARGA DAN CAREGIVER
● Peran penting
● Keterlibatan pasien tetap utama. Lihat respon pasien terhadap keluarga dan
caregiver
● Tidak harus selalu didampingi.
● Sumber informasi tambahan, khususnya riwayat medis
● Pembuat keputusan, jika diperlukan
● Kenali masalah yang mungkin dihadapi keluarga atau caregiver
TOPIK SENSITIF
● Perawatan-perawatan tingkat lanjut • Isu kesehatan mental, depresi
● Kemampuan mengemudi • Seksualitas
● Elder abuse • Kesepian, isolasi sosial
● Akhir kehidupan • Penyalahgunaan substansi tertentu
● Biaya perawatan medis • Inkontinensia urin
● Perawatan-perawatan jangka panjang
PASIEN MARAH
6 JENIS KEMARAHAN PASIEN
1. Tenang dan tidak mengancam
2. Agitasi verbal
3. Kata-kata kasar
4. Kata-kata ancaman
5. Mengancam secara fisik
6. Perilaku kasar
DIAGNOSIS BANDING
PENYEBAB
Faktor dari pelayanan kesehatan
PENYEBAB
Faktor dari pelayanan kesehatan
PENYEBAB
Faktor dari pasien
PENYEBAB
Faktor dari pasien
PENANGANAN
De-eskalasi
PENANGANAN
Kewaspadaan
PASIEN DEPRESI
TANDA DAN GEJALA
● Neurovegetative and somatic symptoms
● Rasa bersalah
● Malu
● Anhedonia
● Kurang motivasi
MEMBANGUN HUBUNGAN
● Mulai dengan keluhan utama pasien
● Tanyakan pertanyaan terbuka
● “Bisa diceritakan lebih lanjut?”
● Rasa hormat
● Penerimaan
● Mendengarkan; membangun kepercayaan, rasa aman
● Membangkitkan keinginan pasien untuk berubah
● Menahan keinginan untuk memberi saran
MOTIVATIONAL INTERVIEWING:
OARS

•Open questioning
•Affirming
•Reflecting

•Summarizing
BEHAVIORAL ACTIVATION
KOMUNIKASI EFEKTIF
•Jelaskan diagnosis
•Jelaskan rencana perawatan
•Jelaskan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan perawatan
•Gunakan pendekatan multidisipliner
•Libatkan pasien secara aktif

Anda mungkin juga menyukai