Anda di halaman 1dari 14

Nama: Fauzi Rusdiyanto

NIM:2010526059

READING SUMMARY/ REVIEW


CHAPTER IV & V
Title …..
No Topik/ Isu/ Ide Topik/ Isu/ Ide Ringkasan Penjelasan Hal
Utama Khusus
1 Bab IV  Pengertian Return Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari konsep return dan
Return Harapan dan dan Risiko risiko dalam investasi di pasar modal. Secara spesifik, setelah
Risiko Portofolio  Estimasi Return dan mempelajari bab ini, pembaca diharapkan memiliki pemahaman
Risiko Sekuritas
yang lebih mengenai :
 Analisis Risiko
Portofolio  Perbedaan tentang return harapan dan resiko sekuritas
individual dan portofolio;
 Perbedaan tentang return actual, return harapan, dan return
yang disyaratkan;
 Keterkaitan antara diversifikasi dan portofolio.

Return
Sumber-sumber eturn investasi terdiri dari dua komponen utama,
yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen
return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang
diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi
pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukan dari
bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian hal nya jika kita
membeli saham, yield ditunjukan oleh besarnya deviden yang kita
peroleh. Sedangkan capita gain (loss) sebagai komponen kedua dari
return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga
(bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain
capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga
sekuritas.
Return total = yield + capital gain (loss)
Risiko
Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual
yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Ada
beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko
suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain; risiko suku
bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko bisnis, risiko finansial,
risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko negara
(country risk).
Risiko suku bunga. Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan
mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris paribus.
Artinya, jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun,
cetiris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun,
harga saham naik.
Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai
risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukan oleh berubahnya
indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi,
kerusuhan, ataupun perubahan politik.
Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan
daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko
inflasi juga bisa disebut juga sebagai risiko daya beli. Jika inflasi
mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan
premium inflasi untuk mengkonpensasi penurunan daya beli yang
dialaminya.
Risiko bisnis. Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis
industri tersebut sebagai risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pakaian
jadi yang bergerak pada industri tekstil itu sendiri.
Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan
untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin
besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan, semakin besar
risiko finansial yang dihadapi perusahaan.
Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu
sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar
sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin
likuid sekuritas tersebut, demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid
suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi
perusahaan.
Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi
nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan
nilai mata uang dari negara lainnya. Risiko ini juga dikenal sebagai
risiko mata uang (currency risk) atau nilai tukar (exchange rate
risk).
Risiko negara (country risk). Risiko ini juga disebut sebagai risiko
politik,karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu
negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas
politik dan ekonomi negara bersangkutan sangat penting
diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.

Menghitung Return Harapan


Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai asset tunggal (stand-
alone risk), investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan
terwujudnya tingkat return tertentu, atau yang lebih dikenal dengan
probabilitas kejadian. Sedangkan hasil dari perkiraan return yang
akan terjadi dan probabilitasnya disebut sebagai distribusi
probabilitas. Dengan kata lain, distribusi probabilitas menunjukan
spesifikasi berapa tingkat return yang akan diperoleh oleh beberapa
probabilitas terjadinya return tersebut. Secara matematis, rumus
untuk menghitung return harapan dari suatu sekuritas bisa dituliskan
dalam persamaan berikut ini:

n
E(R) = ∑ Ri pri
t=1

Dalam hal ini:


E(R) = return harapan dari suatu sekuritas
Ri = retuen ke-I yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin terjadi

Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistic yang


biasa kita pakai untuk menghitung nilai rata-rata, dan biasanya
diberi simbol X (dibaca X bar). Secara matematis, rumus arithmetic
mean bisa dituliskan sebagai berikut:
_
X=∑X
N
Di mana ∑ X adalah penjumlahan nilai return selama satu periode,
dan n adalah total jumlah periode.

Menghitung Resiko
Investor harus mampu menghitung resiko dari suatu investasi.
Karena tingkat resiko merupakan kemungkinan penyimpangan
return actual dari return harapan (return rata-rata), secara statistic
tingkat resiko ini dapat diwakili oleh ukuran penyimpangan atau
ukuran penyebaran data. Dua ukuran yang penyebaran yang sering
digunakan untuk mewakilinya adalah nilai varians dan devisiasi
standard. Secara matemtis rumus untuk menghitung varians dan
devisiasi standard bisa dituliskan sebagai berikut:

n
Varians return = σ² = ∑ (Rji – E(Rj)) ² · pri
i=1

dan devisiasi standard = σ = √ σ ²

dalam hal ini:

σ² = varians return
σ = devisiasi standard
E(R) = return harapan dari suatu sekuritas
Ri = return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-i

Dalam pengukuran resiko sekuritas kita juga perlu menghitung


resiko relatif sekuritas tersebut. Risiko relative ini menunjukan
risiko per unit return harapan. Hal ini diperlukan karena informasi
resiko yang hanya berupa varians dan devisiasi standard akan
bermasalah, terutama ketika kita ingin membandingkan tingkat
resiko antar asset, yang masing-masing memiliki return harapan
yang tidak sama. Ukuran risiko relatif yang bisa dipakai adalah
koefesiensi variasi. Rumus untuk menghitung koefesiensi variasi
adalah:

Koefesiensi variasi = standard deviasi return


Return yang diharapkan

= σi
E(R)

Analisis Risiko Portofolio


Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan
risiko sebagai akibat penambahan sekuritas ke dalam portofolio.
Konsep ini merupakan konsep yang sangat penting dalam
pemahaman risiko portofolio. Konsep ini menyatakan bahwa jika
kita menambahkan secara terus-menerus jenis sekuritas ke dalam
portofolio kita, maka manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh
akan semakin besar sampai mencapai titik tertentu dimana mafaat
pengurangan tersebut mulai berkurang.
Rumus untuk menghitung deviasi standard portofolio bisa di
tuliskan sebgai berikut ini:

σp = σi

 Diversifikasi Untuk menurunkan risiko investasi, investor perlu melakukan
 Estimasi Return dan ‘diversifikasi’. Divesifikasi (portofolio) dalam pernyataan tersebut
Risiko Portofolio bisa bermakna bahwa investor perlu membentuk portofolio melalui
 Model Indeks
pilihan kombinasi sejumlah aset sedemikian rupa hingga risiko
Tunggal
dapat diminimalkan tanpa mengurangi return harapan.

Diversifikasi Random. Terjadi ketika investor menginvestasikan


dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau
pada berbagai jenis aset yang berbeda dan berharap bahwa varians
return sebagai ukuran resiko portofolio tersebut aka diturunkan.
Dalam hal ini, investor memilih aset yang akan dimasukan kedalam
portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakteristik aset-aset
bersangkutan (misalnya tingkat return harapan ataupun klarifikasi
industri asset tersebut).

Diversifikasi Markowitz
Untuk memperoleh manfaat pengurangan risiko yang lebih optimal
dari diversifikasi, tentunya kita tidak bisa mengabaikan begitu saja
informasi-informasi penting tentang karakteristik aset-aset yang
akan dimasukan dalam portofolio, sperti yang dilakukan dalam
diversifikasi random.dengan memperhitungkan karakteristik aset
seperti tingkat return harapan serta klasifikasi industri suatu aset,
kita akan menjadi lebih selektif dalam memilih aset-aset yang
mampu memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Diversifikasi yang lebih efesien dari diversivikasi secara random
adalah diversivikasi berdasarkan model Henry Markowitz (sekitar
tahun 1950-an), dan dikenal sebagai diversivikasi Markowitz.
Nasihat yang sangat penting dalam diversivikasi portofolio adalah
“janganlah menaruh semua telur dalam satu keranjang”, karena
kalau keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang tersebut akan pecah. Dalam konteks investasi, ajaran
tersebut bisa diartika sebagai “janganlah menginvestasikan semua
dan yang kita miliki hanya pada satu aset saja, karena jika aset
tersebut itu gagal, maka semua dana yang telah kita investasikan
akan lenyap”.
Koefisien kolerasi. Adalah suatu ukuran statistik yang menunjukan
pergerakan bersamaan relatif (relative comovement) antara dua
variabel. Dalam konteks diversifikasi, ukuran ini akan menjelaskan
sejauh mana return dari sekuritas terkait satu dengan yang lainnya.
Kovarians. Adalah ukuran absolut yang menunjukan sejauh mana
dua variabel mempunyai kecenderungan untuk bergerak secara
bersama-sama. Dalam konteks manajemen portofolio, kovarians
menunjukan sejauh mana return dari dua sekuritas mempunyai
kecendrungan bergerak bersama-sama. Kovarians bisa berentuk
angka positif, negatif, ataupun nol.

Estimasi Return dan Resiko Portofolio


Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return
harapan dan risiko suatu kumpulan aset individual yang
dikombinasikan dalam suatu portofolio aset.
Menghitung Return Harapan dari Portofolio
Return harapan dari suatu portofolio bisa di estimasi dengan
menghitung rata-rata tertimbang dari return harapan dari masing-
masing aset individual yang ada dalam portofolio. Persentase nilai
portofolio disebut sebagai ‘bobot portofolio’, yang dilambangkan
dengan W. Jika seluruh bobot portofolio dijumlahkan , akan
berjumlah total 100% atau 1,0; artinya seluruh dana telah
diinvestasikan dalam portofolio.

Menghitung Risiko Portofolio


Seperti setelah disebutkan di muka, risiko portofolio tidak bisa
dihitung hanya dengan menjumlahkan risiko masing-masing
sekuritas yang ada dalam portofolio. Dengan menggunakan ukuran
kovarians seperti yang telah dibahas di muka, kita bisa menghitung
besarnya risiko portofolio, baik yang terdiri dari dua buah sekuritas
maupun n sekuritas. Dalam menghitung portofolio, ada tiga hal yang
perlu ditentukan, yaitu:
1. Varians setiap sekuritas;
2. Kovarians antar satu sekuritas dengan sekuritas lainnya;
3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.

Model Indeks Tunggal


Model portofolio markowitz dengan perhitungan kovarians yang
kompleks seperti telah dijelaska di atas, selanjutnya dikembangkan
oleh William Sharpe dengan menciptakan model indeks tunggal.
Model ini mengaitkan perhiitungan return setiap aset pada return
indeks pasar. Secara matematis, model ndeks tunggal adalah sebagai
berikut:
Ri = α i + β i RM + e i
Dalam hal ini:
Ri = return sekuritas i
RM = return indeks pasar
α i = bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
β i = ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return
pasar
ei = kesalahan redusial
salah satu konsep penting dalam model indeks tunggal adalah
terminologi ( β ) . beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas
terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin
besar kepekaan returnsekuritas tersebut terhadap perubahan return
pasar. Dalam penggunaan model indeks tunggal, kita perlu
mengestimasikan beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan
menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.

2 Bab V  Beberapa Konsep Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui sebagai dasar untuk
Pemilihan Portofolio Dasar memahami pembentukan portofolio yang optimal;
 Aset Beresiko dan 1. Portofolio efesien dan portofolio optimal;
Aset Bebas Resiko 2. Fungsi utilitas dan kurva indeferen;
 Model Portofolio 3. Aset berisiko dan aset bebas risiko.
Markowitz
Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin
memaksimalkan return harapan dengan tingkat risiko tertentu yang
bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan
risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik
portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien.

Fungsi Utilitas dan Kurva Indeferen


Dalam ilmu ekonomi, dikenal dengan adanya “teori pilihan” yang
membahas proses pembuatan keputusan di antara dua atau lebih
alternatif pilihan. Salah satu konsep penting dalam teori pilihan
adalah apa yang disebut sebagai suatu fungsi matematis yang
menunjukan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Semakin
tinggi nilai suatu alternatif pilihan, semakin tinggi utilitas alternatif
tersebut. Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi utilitas
menunjukan preferensi seorang investor terhadap berbagai pilihan
investasi dengan masing-masing risiko dan tingkat return harapan.

Aset Beresiko dan Aset Bebas Resiko


Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasian dananya
pada berbagai aset, baik aset yang beresiko maupun aset yang bebas
resiko, ataupun kombinasi pada kedua aset tersebut. Pilihan investor
atas aset-aset tersebut akan tergantung dari sejauh mana preferensi
investor terhadap resiko. Semakin enggan seorang investorterhadap
risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih
banyak pada aset yang bebas risiko.
Aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat return-nya di masa
depa sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukan oleh
variansreturn yang sama dengan nol. Salah satu contoh aset bebas
risiko adalah obligasi jangka pendek yang diterbitkan pemerintah.
Untuk kasus di Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia merupakan salah satu contoh aset
bebas risiko. Jika investor misalnya membeli SBI jangka waktu 3
bulan dengan tingkat bunga 15%, maka bisa dipastikan bahwa pada
waktu SBI tersebut jatuh tempo, investor memperoleh return sebesar
15%. Tetapi akan lain halnya jika investor tersebut membeli obligasi
pemerintah yang berjangka panjang, misalnya 30 tahun. Investor
boleh yakin bahwa pemerintah akan membayar bunga obligasi
sebesar yang dijanjikan, tapi investor harus siap menanggung risiko
penurunan harga obligasi jika misalnya tingkat suku bunga yang
berlaku mengalami peningkatan, selama menunggu waktu 30 tahun
ke depan.

Model Portofolio Markowitz


Pendekatan Markowitz mengatasi kelemahan diversifikasi secara
naïf, karena dengan menggunakan model Markowitz investor bisa
memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar
pembentukan porofolio yang optimal. Meskipun demikian, teori
bagaimana seharusnya investor melakukan diversifikasi secara
optimal. Pada dasarnya, teori portofolio dengan model Markowitz
didasari oleh tiga asumsi, yaitu:
1. Periode investasi tunggal, misalnya 1 tahun;
2. Tidak ada biaya transaksi;
3. Preferensi investor hanya berdasar pada return harapan dan
risiko.

Memilih Portofolio Optimal


Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor
didasarkan pada preferensi mereka terhadap return harapan dan
risiko masing-masing pilihan portofolio.
Portofolio efisien adalah portofolio yang menyediakan return
maksimal bagi investor dengan tingkat risoko tertentu, atau
portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return
tertentu. Sedangkan portofolio optimal adalah portofolio yang
dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio
yang efisien.

Memilih Kelas Aset yang Optimal


Pada dasarnya, mamjemen portofolio terdiri dari tiga aktivitas
utama, yaitu: (1) pembuatan keputusan alokasi aset, (2) penentuan
porsi dana yag akan diinvesasikan pada masing-masing kelas aset,
dan (3) pemilihan aset dari setiap kelas aset yabg telah dipilih.
Kelas aset adalah pengelompokan aset-aset berdasarkan jenis-jenis
aset seperti saham, obligasi, real estat, sekuritas luar negeri, emas
dan sebagainya.
 Investor Bisa Dalam model Markowitz sebagaimna telah dibahas, investor bisa
Menginvestasikan menentukan pilihan portofolio optimal dari berbagai pilihan
dan Meminjam Dana potofolio yang ada pada garis portofolio yang efisien. Akan tetapi,
Bebas Resiko
model Markowitz tersebut membatasi pilihan investor hanya pada
portofolio yang terdiri dari aset berisiko. Padahal dalam
kenyataannya, investor bebas memilih portofolio yang juga tediri
dari aset bebas risiko.

Menginvestasikan Dana Bebas Risiko. Dengan dimasukannya Rf


dalam model Markowitz, maka permukaan efisien titik portofolio
optimal yang dipilih investor.

Investor Bisa Memilih Dana Bebas Risiko. Jika analisis terhadap


model Markowitz kita perluas dengan menambah asumsi bahwa
investor bisa meminjam dana untuk meningkatkan kemampuannya
berinvestasi, maka akan kita temuka garis permukaan efisien yang
baru. Dengan mencari tambahan dana yang berasal dari pinjaman,
investor bisa menambah dana yang dimilikinya untuk
diinvestasikan. Jika pinjaman dana tersebut digabungkan dengan
pinjaman dana yang dimiliki saat ini dan digunakan untuk investasi,
investor akan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan return
diharapkan dari investasi yang lebih tinggi. Tentu saja sesuai dengan
hubungan searah antara investasi dan risiko, kita harus
mempertimbangkan risiko yang meningkat seiring dengan
peningkatan return harapan.

Anda mungkin juga menyukai