CHAPTER Title No Topik/ Isu/ Ide Topik/ Isu/ Ide Ringkasan Penjelasan Hal Utama Khusus 1 Evaluasi Kinerja Kerangka Pikir Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor Portofolio Untuk Evaluasi yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : Kinerja Portofolio 1. Tingkat risiko, trade-off antara risiko dan return, di mana Mengukur Tingkat Return Portofolio semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi pula Risk-Adjusted tingkat return. Dengan kata lain evaluasi kinerja portofolio Performace harus didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted. 2. Periode waktu, faktor waktu juga akan mempengaruhi tingkat return portofolio. Misalnya, dalam penilaian kinerja dari dua jenis portofolio A dan B yang menawarkan tingkat return yang sama (misalnya masing-masing 15%), kita juga perlu memperhatikan berapa lama periode waktu untuk masing-masing portofolio tersebut (misalkan portofolio A 10 tahun, sedangkan portofolio B hanya 5 tahun). 3. Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai, kita perlu membandingkan portofolio dengan return yang bisa dihasilkan oleh alternatif portofolio lain yang sebanding. Portofolio yang terpilih sebagai patok duga (benchmark) harus bisa secara akurat mencerminkan tujuan yang diinginkan oleh investor. 4. Tujuan investasi, tujuan investasi yang berbeda akan mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelolanya. Misalnya, tujuan investasi seorang investor adalah pertumbuhan jangka panjang, maka kinerja portofolio yang dibentuk nya akan relatif lebih kecil dari kinerja portofolio yang dibentuk dengan tujuan mendapatkan keuntungan jangka pendek.
Salah satu cara untuk mengukur tingkat return suatu portofolio
adalah dengan cara menjumlahkan semua aliran kas yang diterima (penjumlahan deviden atau pendapatan bunga selama periode investasi dengan selisih perubahan nilai pasar portofolio {capital gain/loss}) dan kemudian dibagi dengan nilai pasar portofolio pada awal periode. Namun portofolio tersebut bersifat “statis”, yaitu portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun masuk dari investor. Dalam kenyataannya, selama periode investasi, investor bisa saja melakukan penambahan atau penarikan dana dari portofolio yang telah dibentuknya. Besarnya tingkat return yang ditawarkan oleh portofolio yang dimiliki investor bisa diukur dengan metode time-weighted rate of return (TWR). Besarnya TWR tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return portofolio. Return yang benar-benar diterima oleh investor disebut sebagai dollar-weighted rate of return (DWR) yang ditentukan oleh besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan atau penarikan dana yang dilakukan investor selama periode perhitungan return portofolio tersebut. Persamaan kedua metode tersebut adalah sama-sama merupakan metode perhitungan yang valid. Perbedaannya terletak pada pihak manakah yang paling sesuai menggunakan metode yang mana dan apa yang akan dinilai. TWR bisa dihitung dengan cara membagi periode perhitungan return portofolio kedalam sub periode perhitungan. Setiap subperiode dihitung terlebih dahulu masing- masing returnnya, selanjutnya return dari keseluryhan periode dapat dihitung sebagai berikut: TWR = (1,0 + S1)(1,0 + S2)......(1,0 + SN) – 1,0 S melambangkan return setiap tahun subperiode perhitungan.
Metode perhitungan yang lain adalah DWR dengan mencari tingkat
suku bunga yang bisa menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas yang terjadi ditambahkan nilai akhir portofolio. Perhitungan dengan metode ini sudah memperlihatkan aliran kas yang masuk dan keluar selam perhitungan periode portofolio. Rumus tersebut: n n
Nilai awal portofolio = ∑ ❑ ( Dt )t + ∑ ❑ ( Wt )t +
t =1 1+ r t =1 1+r Nilai akhir portofolio (1+r )t
Dalam hal ini :
Dt = penambahan dana pada saat t Wt = penariakan dana pada saat t n = jumlah penambahan dana selama periode perhitungan M = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan r = tingkat bunga yang menyamakannilai awal portofolio dengan semua aliran kas (masuk atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan model TWR. Beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor risiko adalah Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen. Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe yang mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga yaitu dengan cara membagi premi risk portofolio dengan standar deviasi nya. Dengan demikian, Indeks Sharpe akan bisa dipakai untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut.
^ Rp−Rf Sp = ∂ TR
Sp = Indeks Sharpe portofoli
Rp = rata-rata return portofolio P selama periode pengamatan Rf = rata-rata return tingkat bebas risiko selama periode pengamatan ∂TR = standar deviasi return portofolio P selama periode pengamatan
Dengan demikian Indeks Sharpe merupakan ratio kompensasi
terhadap total risiko. Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor, Indeks Treynor dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan Indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line). sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti pada Indeks Sharpe. Asumsi yang digunakan Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistimatis (diukur dengan beta).
Rp−Rf T^p = βp
Dalam hal ini :
Tp = Indeks Treynor portofoli Rp = rata-rata return portofolio P selama periode pengamatan Rf = rata-rata return tingkat bebas risiko selama periode pengamatan βp = beta portofolio P
Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukan perbedaan antara
tingkat return yang aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return harapan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal Jp = Rp - | RF + (Rm-RF) ^ ^ βp | Dalam hal ini: Jp = Indeks Jensen portofoli Rp = rata-rata return portofolio P selama periode pengamatan Rf = rata-rata return tingkat bebas risiko selama periode pengamatan βp = beta portofolio P
Indeks Jensen adalah kelebihan return diatas atau dibawah garis
pasar sekuritas (security market line). indeks Jensen dapat diinterprestasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio “mengalahkan pasar”. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada diatas garis pasar sekuitas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk risikosistematisnya demikian pula sebaliknya jika negatif menunjukan return yang relatif rendah. Persamaan Indeks Jensen dengan Indeks Treynor menggunakan garis sekuritas sebagai dasar unr=tuk membuat persamaan. Perbedaannya indeks Treynor sama dengan slope garis yang menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas risiko, sedangkan indeks Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola dengan cara khusus (hanya mengikuti return pasar).
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu