Anda di halaman 1dari 8

Nama: Fauzi Rusdiyanto

NIM: 2010526059

READING SUMMARY/ REVIEW


CHAPTER
Title
No Topik/ Isu/ Ide Topik/ Isu/ Ide Ringkasan Penjelasan Hal
Utama Khusus
1 Evaluasi Kinerja  Kerangka Pikir Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor
Portofolio Untuk Evaluasi yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
Kinerja Portofolio
1. Tingkat risiko, trade-off antara risiko dan return, di mana
 Mengukur Tingkat
Return Portofolio semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi pula
 Risk-Adjusted tingkat return. Dengan kata lain evaluasi kinerja portofolio
Performace
harus didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted.
2. Periode waktu, faktor waktu juga akan mempengaruhi
tingkat return portofolio. Misalnya, dalam penilaian kinerja
dari dua jenis portofolio A dan B yang menawarkan tingkat
return yang sama (misalnya masing-masing 15%), kita juga
perlu memperhatikan berapa lama periode waktu untuk
masing-masing portofolio tersebut (misalkan portofolio A 10
tahun, sedangkan portofolio B hanya 5 tahun).
3. Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai, kita
perlu membandingkan portofolio dengan return yang bisa
dihasilkan oleh alternatif portofolio lain yang sebanding.
Portofolio yang terpilih sebagai patok duga (benchmark)
harus bisa secara akurat mencerminkan tujuan yang
diinginkan oleh investor.
4. Tujuan investasi, tujuan investasi yang berbeda akan
mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelolanya.
Misalnya, tujuan investasi seorang investor adalah
pertumbuhan jangka panjang, maka kinerja portofolio yang
dibentuk nya akan relatif lebih kecil dari kinerja portofolio
yang dibentuk dengan tujuan mendapatkan keuntungan
jangka pendek.

Salah satu cara untuk mengukur tingkat return suatu portofolio


adalah dengan cara menjumlahkan semua aliran kas yang diterima
(penjumlahan deviden atau pendapatan bunga selama periode
investasi dengan selisih perubahan nilai pasar portofolio {capital
gain/loss}) dan kemudian dibagi dengan nilai pasar portofolio pada
awal periode. Namun portofolio tersebut bersifat “statis”, yaitu
portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun masuk
dari investor. Dalam kenyataannya, selama periode investasi,
investor bisa saja melakukan penambahan atau penarikan dana dari
portofolio yang telah dibentuknya.
Besarnya tingkat return yang ditawarkan oleh portofolio yang
dimiliki investor bisa diukur dengan metode time-weighted rate of
return (TWR). Besarnya TWR tidak dipengaruhi oleh penambahan
atau penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode
perhitungan return portofolio.
Return yang benar-benar diterima oleh investor disebut sebagai
dollar-weighted rate of return (DWR) yang ditentukan oleh
besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio
akibat tambahan atau penarikan dana yang dilakukan investor
selama periode perhitungan return portofolio tersebut.
Persamaan kedua metode tersebut adalah sama-sama merupakan
metode perhitungan yang valid. Perbedaannya terletak pada pihak
manakah yang paling sesuai menggunakan metode yang mana dan
apa yang akan dinilai. TWR bisa dihitung dengan cara membagi
periode perhitungan return portofolio kedalam sub periode
perhitungan. Setiap subperiode dihitung terlebih dahulu masing-
masing returnnya, selanjutnya return dari keseluryhan periode dapat
dihitung sebagai berikut:
TWR = (1,0 + S1)(1,0 + S2)......(1,0 + SN) – 1,0
S melambangkan return setiap tahun subperiode perhitungan.

Metode perhitungan yang lain adalah DWR dengan mencari tingkat


suku bunga yang bisa menyamakan nilai awal portofolio dengan
semua aliran kas yang terjadi ditambahkan nilai akhir portofolio.
Perhitungan dengan metode ini sudah memperlihatkan aliran kas
yang masuk dan keluar selam perhitungan periode portofolio.
Rumus tersebut:
n n

Nilai awal portofolio = ∑ ❑ ( Dt )t + ∑ ❑ ( Wt )t +


t =1 1+ r t =1 1+r
Nilai akhir portofolio
(1+r )t

Dalam hal ini :


Dt = penambahan dana pada saat t
Wt = penariakan dana pada saat t
n = jumlah penambahan dana selama periode perhitungan
M = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan
r = tingkat bunga yang menyamakannilai awal portofolio dengan
semua aliran kas (masuk atau keluar) ditambah nilai akhir
portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return
portofolio yang dihitung dengan model TWR.
Beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor
risiko adalah Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen.
Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe yang
mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal
(capital market line) sebagai patok duga yaitu dengan cara membagi
premi risk portofolio dengan standar deviasi nya. Dengan demikian,
Indeks Sharpe akan bisa dipakai untuk setiap unit risiko pada
portofolio tersebut.

^ Rp−Rf
Sp =
∂ TR

Sp = Indeks Sharpe portofoli


Rp = rata-rata return portofolio P selama periode pengamatan
Rf = rata-rata return tingkat bebas risiko selama periode pengamatan
∂TR = standar deviasi return portofolio P selama periode
pengamatan

Dengan demikian Indeks Sharpe merupakan ratio kompensasi


terhadap total risiko.
Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang
dikembangkan oleh Jack Treynor, Indeks Treynor dilihat dengan
cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya
risiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan Indeks Sharpe
adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line).
sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti pada Indeks
Sharpe. Asumsi yang digunakan Treynor adalah bahwa portofolio
sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap
relevan adalah risiko sistimatis (diukur dengan beta).

Rp−Rf
T^p =
βp

Dalam hal ini :


Tp = Indeks Treynor portofoli
Rp = rata-rata return portofolio P selama periode pengamatan
Rf = rata-rata return tingkat bebas risiko selama periode pengamatan
βp = beta portofolio P

Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukan perbedaan antara


tingkat return yang aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat
return harapan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal
Jp = Rp - | RF + (Rm-RF) ^
^ βp |
Dalam hal ini:
Jp = Indeks Jensen portofoli
Rp = rata-rata return portofolio P selama periode pengamatan
Rf = rata-rata return tingkat bebas risiko selama periode pengamatan
βp = beta portofolio P

Indeks Jensen adalah kelebihan return diatas atau dibawah garis


pasar sekuritas (security market line). indeks Jensen dapat
diinterprestasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio
“mengalahkan pasar”. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio
memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada diatas
garis pasar sekuitas) sehingga merupakan hal yang bagus karena
portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk
risikosistematisnya demikian pula sebaliknya jika negatif
menunjukan return yang relatif rendah. Persamaan Indeks Jensen
dengan Indeks Treynor menggunakan garis sekuritas sebagai dasar
unr=tuk membuat persamaan. Perbedaannya indeks Treynor sama
dengan slope garis yang menghubungkan posisi portofolio dengan
return bebas risiko, sedangkan indeks Jensen merupakan selisih
antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola
dengan cara khusus (hanya mengikuti return pasar).

2 Analisis Teknikal  Definisi Analisis


Teknikal

Anda mungkin juga menyukai