Modul 9
17 April 2016
Korea Selatan
1
Tujuan Investasi
Ekspektasi Pasar
Membangun Portofolio
Evaluasi Kinerja
B. Investor
Investor
Lembaga
Individu
Karakteristik
Individu
Institusi
Risiko
Kerugian Uang
Simpangan
Baku
Kategori
Psychographics
Karakter
Investasi
Tujuan Aset
Life-cycle
Aset dan
Hutang
3
Keputusan
Keputusan
Keputusan Tim
B. Investor (Cont.)
C. Perhitungan Kerja
Tahap terakhir. Ada 2 persoalan mendasar:
1. Penentuan apakah manajer investasi menambah nilai terhadap portofolio dibanding
dengan pembanding dengan pembanding (benchmark)
2. Penentuan perhitungan tingkat pembanding tersebut.
Tingkat pengembalian portofolio
Rp =
Rp = Tingkat pengembalian portofolio
MV1 = Nilai pasar portofolio pada akhir periode
MV2 = Nilai pasar portofolio pada awal periode
D = Pembagian kas selama periode
Ada 3 Metode perhitungan menghitung rata-rata pengembalian sub-periode
1. Metode Aritmatika
2. Metode Penimbang waktu (rata-rata geometrik), dan
5
3. Metode Penimbang
D. Metode Aritmatika
Metode aritmatika mempunyai persamaan yang sederhana dealam menentukan tingkat
pengembalian seperti persamaan tingkat pengembalian portofolio. disukai oleh banyak
pihak.
Secara umum, rata-rata aritmatika berbeda dengan rata-rata geometrik yang dapat dibuat
sebuah persamaan yaitu
Aritmatika2 = Geomterik2 + Error2
Semakin tinggi tingkat pengembalian yang diperoleh maka error juga semakin tinggi
7
Index Treynor,
Index Sharpe
Alpha Jensen
Rasio informasi
Metode M2
Jejak bekicot
10
I. Indeks Treynor
Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor
mengasumsikan bahwa portofolio sangat diversifikasi.
Indeks treynor menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio
dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko pasar portofolio tersebut dengan diberi simbol Tp.
Indeks kinerja Treynor dihitung sbb:
p
Rf
Contoh:
Rf = 8%
Rm = 14%
= 20% Beta
Portofolio
Tingkat m Risiko
Indeks sharp sbb:
Pengembalian
Tm 19%
= (0.14-0.08)/1
= 0.060
X
12%
0.9
Tx = (0.12-0.08)/0.9
= 0.044
Y
16%
1.05
Ty 21%
= (0.16-0.08)/1.05
= 0.076
Tz = (0.18-0.08)/1.2
= 0.083
Z
18%
26%
1.20
11
J. Indeks Sharpe
Sharpe sebagai salah satu metode yang digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio dan
merupakan konsep dari Garis Pasar Modal (Capital Market Line) dimana Sharpe menyatakan series
kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan bunga bebas risiko per unit
risiko dengan diberi simbol Sp.
Indeks kinerja Sharpe dihitung sbb:
p
= Total risiko yaitu hasil jumlah dari risiko sistematik dan risiko unsistematik.
Hasil dari Indeks Sharpe akan sama dengan hasil dari Indeks Treynor.
Contoh:
Rf = 8%
Rm = 14%
= 20% Beta
Portofolio
Tingkat m Risiko
Pengembalian
Indeks sharp sbb:
Tm 18%
= (0.14-0.08)/0.2
= 0.300
D
13%
0.9
Tx = (0.13-0.08)/0.18
= 0.278
E
17%
1.20
Ty 25%
= (0.17-0.08)/0.25
= 0.360
Tz 23%
= (0.16-0.08)/0.23
= 0.348
F
16%
0.75
12
K. Indeks Jensen
Jensen sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio, Jensen sangat memperhatikan CAPM dalam
mengukur kinerja portofolio tersebut yang sering disebut dengan Jensen Alpha.
Jensen Alpha merupakan sebuah ukuran absolut yang mengentimasi tingkat pengembalian konstan selama
peride investasi ketika memperoleh tingkat pengembalian di atas (di bawah) dari buy-hold strategy dengan
risiko sistematik yang sama.
Indeks Jensen Alpha dihitung sbb:
Semakin tinggi p yang positif maka kinerja portofolionya semakin baik.
Contoh:
Dengan menggunakan contoh pada Treynor Indeks maka Jensen Alpha untuk masing-masing portofolio
sbb:
Alpha positif yang terbesar yaitu portofolio Z. Hasil ini menunjukan bahwa hasil dari Jensen Alpha dan
Indeks Treynor sama.
Jensen alpha dapat dihitung dengan cara lain yaitu:
13
Persamaan ini memperlihatkan risiko premium dipengaruhi oleh risiko market premium.
L. Rasio Informasi
Rasio informasi sebagai tracking error dalam industri. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian abnormal
per unit risiko yang secara prinsip dapar didiversifikasi melalui penyebaran portofolio dengan memegang
semua saham di pasar atau semua saham dalam indeks.
Untuk menghitung IR maka perhitungan risiko non-sistematik terlebih dahulu dihitung dengan metode
yang dilakukan sbb:
Total risiko = Risiko Sistematik + Risiko Non-Sistematik
Dengan mempergunakan portofolio X, Y, Z seperti diuraikan sebeslumnya maka risiko non sistematik sbb:
RISIKO
RASIO
Portofolio
Risiko
Beta
Sistematik
Non Sistematik
Jensen
Informasi
19%
0.9
3.24%
0.37%
-1.40%
-0.23
21%
1.05
4.41%
0.00%
1.70%
26%
1.2
5.76%
1.00
1.00%
0.28
Market
20%
14
M. Ukuran M2
Munculnya ukuran ini dikarenakan sangat sulit meneerjemahkan angka-angka dari perhitungan kinerja
sebelumnya, tetapi hanya bisa menguraikan urutan kinerja. Dalam menghitung M 2 maka portofolio harus
disesuaikan dan portofolio merupakan campuran di sekuritas tidak berisiko (risk-free rate) dan instrumen
berisiko saham.
Ukuran M2 dihitung sbb:
Adapun P* merupakan portofolio yang sudah memasukan sekuritas tidak berisiko.
Keputusan yang dapat dibuat kinerja portofolio akan lebih baik dari pasar bila M 2>0. misal sebuah
portofolio dan pasar dengan informasi sbb:
P
Tingkat Pengembalian
38%
M
26%
Beta
1.2
42%
30%
Risiko Nonsytematik
54%
16
O. Market Timing
Market timing merupakan metode untuk manajer investasi, sebelum pasar mengalami perubahan untuk
naik maka dana sudah harus berpindah pasar saham dan juga berpindah ke instrumen berpendapatan tetap
ketika pasar sudah kelihatan mau turun.
Pendekatan pertama yang diperkenalkan Treynor dan Mazuy (1966) melaului estimasi sebuah model
CAPM yang telah disesuaikan sbb:
Dimana:
Rp = Tingkat pengembalian portofolio
Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko
Rm = Tingkat pengembalian pasar saham
a,b,c = merupakan konstanta yang dihitung dengan analisa regresi
Henrikson, dan Merton (1981) memperkenalkan model yang lain dalam kerangka menguji market timing.
Akademisi ini menyatakan bahwa beta portofolio hanya mempunyai 2 nilai yaitu beta yang memiliki nilai
tinggi dan kecil bila kinerja portofolio jelek.
Dimana:
D
= Variable boneka (dummy variable) yang menyatakan bernilai 1 bila RM>Rf
17
Latihan
Modul 9 hal. 27 soal 1-3
Tes formatif
18