Anda di halaman 1dari 4

Cara mengevaluasi portofolio saham

Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal

Cara mengevaluasi portofolio saham yang telah kita beli dapat dilakukan dengan mengukurnya
berdasarkan kinerja yang memperhitungkan risk and reward. Jadi tidak hanya returnnya saja
namun juga risiko dari portofolionya. Investor yang rasional akan memilih portofolio yang
efisien, karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua
dimensi, yaitu dengan return ekspektasi atau return portofolio.

Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan
tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat
return ekspektasi yang sudah pasti. Portofolio dikatakan efisien jika portofolio tersebut terletak
di efficient set atau efficient frontier. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk melakukan
evaluasi portofolio

Portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang
sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah.

Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien. Investor memilih portofolio
yang memberi kepuasan melalui risiko dan return, dengan memilih sekuritas yang berisiko.

Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Investasi
yang realistis akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi
melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan pengharapan akan meminimalkan risiko
dan memaksimalkan return.

RISK-ADJUSTED PERFORMANCE

Dengan berdasarkan pada teori pasar modal, beberapa ukuran kinerja portofolio sudah
memasukkan faktor return dan risiko dalam perhitungannya. Beberapa ukuran kinerja
portofolio yang sudah memasukkan faktor risiko, antara lain Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan
Indeks Jensen.

Pengukuran Kinerja Portofolio


Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi pada akhir tahun 60-an yang
dipelopori oleh Wiliam Sharpe, Trenor, dan Michael Jensen.

Konsep ini berdasarkan teori Capital Market. Ketiga ukuran ini dikenal dengan istilah composite
(risk-adjusted) measure of portofolio performance karena mengkombinasikan antara return
dan risk dalam suatu perhitungan. Ketiga ukuran kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ukuran Kinerja Sharpe
Salah satu metode yang digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio dengan
menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal/ Capital Market Line (CML) atau lebih dikenal
dengan istilah Reward to Variability Rasio (RVAR). Dimana Sharpe menyatakan series kinerja
portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko
per unit risiko dengan diberi simbol Sp. Indeks kinerja Sharpe dipakai untuk mengukur premi
risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio.

Indeks Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut:


Sp = Rp – Rf
           σp
Keterangan:
· Sp = indeks portofolio Sharpe.
· Rp = rata-rata return portofolio p atau tingkat pengembalian pasar.
· Rf = rata-rata return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko.
· σp = total risiko yaitu hasil jumlah dari risiko sistematik dan risiko unsistematik atau standar
deviasi return portofolio p.

Premi risiko portofolio, Rp – Rf merupakan kompensasi untuk memikul resiko. Indeks Sharpe
merupakan rasio kompensasi terhadap total risiko. Jika portofolio sangat diversifikasi maka
total risiko hampir sama dengan risiko sistematik dikarenakan risiko tidak sistematik mendekati
nol. Hal ini juga dapat disebut bila portofolio sama dengan portofolio pasar maka total risiko
sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar atau dapat disebut dengan beta.

Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari beberapa portofolio
berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibanding portofolio
lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut. Cara lain untuk melihat perbandingan
kinerja diantara sejumlah portofolio adalah dengan menempatkan masing-masing Indeks
Sharpe portofolio ke dalam titik-titik dalam grafik garis pasar modal

2) Ukuran Kinerja Treynor

Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor
mengansumsikan bahwa portofolio sangat diversifikasi dikenal dengan istilah Reward to
Valatility Ratio (RVOR). Oleh karenanya indeks Treynor menyatakan series kinerja portofolio
dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat suku bunga bebas risiko per unit
risiko pasar portofolio tersebut dengan diberi simbol Tp. Indeks kinerja Treynor dihitung
dengan formula berikut:
Tp = Rp-Rf
βp s

Keterangan:
· Tp = indeks Treynor portofolio.
· Rp = rata-rata return portofolio p atau tingkat pengembalian pasar.
· Rf = rata-rata tigkat return bebas risiko.
· βp = risiko pasar dari portofolio atau beta portofolio p.

Indeks Treynor juga merupakan suatu rasio kompensasi terhadap risiko. Tetapi dalam Indeks
Treynor, risiko diukur tidak dengan total risiko melainkan hanya risko sistematis. Dalam
menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus diperhatikan bahwa hasilnya
memberikan evaluasi pada satu periode, karena tingkat pengembalian portofolio dan risiko
membutuhkan periode yang panjang. Bila periode yang dipergunakan cukup pendek maka
risiko yang dihitung dengan beta memberikan hasil yang tidak wajar atau tidak representatif.
Dengan membandingkan dengan Indeks Sharpe, dapat dilihat adanya perbedaan antara
peringkat kinerja portofolio dengan menggunakan Indeks Sharpe dengan menggunakan Indeks
Treynor. Hal ini dikarenakan besarnya standar deviasi dan beta portofolio yang berbeda.

Dari gambar tersebut, maka Indeks Treynor besarnya sama dengan slope garis yang
menghubungkan posisi portofolio dengan tingkat return bebas risiko. Portofolio yang
mempunyai Indeks Treynor yang lebih kecil dari Indeks Treynor pasar akan terletak di bawah
garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada di
bawah kinerja pasar. Sebaliknya portofolio yang berada diatas garis pasar sekuritas mempunyai
kinerja diatas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar Indeks Treynor yang
dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik
dibandingkan portofolio yang mempunyai Indeks Treynor lebih kecil.

3) Ukuran Kinerja Jensen

Sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio, Jensen sangat memperhatikan CAPM dalam
mengukur kinerja portofolio tersebut yang sering disebut dengan Jesen ALPHA (differential
return measure). Jesen ALPHA merupakan sebuah ukuran absolut yang mengestimasikan
tingkat pengembalian konstan selama periode investasi dimana memperoleh tingkat Jesen
ALPHA pengembalian diatas (dibawah) dari buy-hold strategy dengan risiko sistematik yang
sama. Adapun formula Jensen ALPHA sebagai berikut:

Jp= Rp-[Rf+bp(Rm-Rf)]

Semakin tinggi ap yang positif maka kinerja portofolionya semakin baik.


Jensen ALPHA dapat dihitung dengan cara lain yaitu dengan menyederhanakan persamaan
diatas menjadi persamaan dibawah ini:

Rp-Rf= ap + bp (Rm-Rf)

Persamaan diatas memperlihatkan adalah risiko premium portofolio dipengaruhi oleh risiko
market premium. Nilai a dan b pada persamaan diatas diestimasikan sesuai dengan model yang
dikenal dengan regresi. Oleh karenanya data asli runtun waktu dari portofolio, tingkat
pengembalian pasar dan tingkat bunga bebas risiko harus tersedia. Nilai a yang tertinggi dan
siginifikan merupakan portofolio yang terbaik dari portofolio yang ada.
Aada pula, persamaan Indeks Jensen secara umum adalah:

Jp = Rp – [ Rf + (RM – Rf ) βp ]
Keterangan:
· Jp = Indeks Jensen portofolio
· Rp = rata-rata return portofolio p.
· Rf = rata-rata tingkat return bebas risiko.
βp = beta portofolio p.

Indeks Jensen adalah kelebihan return diatas atau di bawah garis sekuritas (security market
line). Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak
portofolio ‘mengalahkan pasar’. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan
return yang lebih besar dari return harapannya (berada diatas garis pasar sekuritas) sehingga
merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat
risiko sistematisnya. Demikian juga sebaliknya, indeks yang bernilai negatif menunjukkan
bahwa portofolio mempunyai return yang relatif rendah untuk tingkat risiko sistematisnya.

Indeks Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak
dikelola dengan cara khusus (hanya mengikuti return pasar). Sehingga persamaan awal
kemudian dimodifikasi menjadi:
Jp = (Rp – Rf) – [βp (RM – Rf) ]

Persamaan diatas memperlihatkan bahwa Indeks Jensen merupakan selisih return abnormal
portofolio p selama satu periode dengan premi risiko portofolio yang seharusnya diterima
dengan menggunakan tingkat risiko sistematis tertentu dan model CPAM. Oleh karena itu nilai
Indeks Jensen bisa saja lebih (positif), lebih kecil (negatif), atau sama (nol).

Anda mungkin juga menyukai