Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agilia Zahroh N

Capital Asset Pricing Model (CAPM)


Capital Asset Pricing Model atau yang disingkat sebagai CAPM sangatlah terkenal di
kalangan investor dalam berinvestasi karena CAPM merupakan metode untuk menilai
kelayakan investasi saham yang menggambarkan risiko sistematis dengan
menggunakan “beta” untuk menghubungkan risk dan return. Dalam penerapan CAPM
sendiri mempunyai tujuan yaitu untuk menentukan tingkat expected return dalam
meminimalisir investasi yang berisiko dan membantu investor dalam menghitung
risiko yang tidak dapat diversifikasi dalam suatu portofolio dan membandingkannya
dengan prediksi tingkat pengembalian (return). CAPM dibangun di atas wawasan
yang disediakan oleh Portfolio Theory.
CAPM pertama kali diperkenalkan oleh 3 tokoh yaitu Jack Treynor, William
Sharpe, John Lintner yang mengembangkan model dari Harry Markowitz bernama
“mean-variance model” atas diversifikasi dan teori portofolio modern dengan
menambah 2 asumsi utama yang menjadikan CAPM menurut Reilly dan Brown
memiliki 8 asumsi utama, yaitu:
1. Semua investor mengambil posisi di perbatasan efisien, di mana semua
investasi memaksimalkan utilitas. Investor adalah risk averse, memaksimalkan
utilitas dan fokus hanya pada return (rata-rata) dan risiko terkait (varians)
2. Investor dapat meminjam atau meminjamkan dana pada tingkat pengembalian
bebas risiko (RFR)
3. Semua investor memiliki ekspektasi yang homogen yang berarti bahwa mereka
memperkirakan distribusi yang sama untuk tingkat pengembalian di masa
depan
4. Semua investor menahan investasi untuk satu periode waktu yang sama
5. Investor dapat membeli atau menjual sebagian dari saham mereka dari
sekuritas apa pun atau portofolio yang mereka pegang
6. Tidak ada pajak atau biaya transaksi untuk membeli atau menjual aset.
7. Tidak ada inflasi atau perubahan dalam suku bunga
8. Pasar modal berada dalam ekuilibrium dan semua investasi cukup murah
Nama : Agilia Zahroh N

dimana investor tidak dapat mempengaruhi harga (Elbannan, 2014, p.217)


Menurut Blumme, CAPM menyediakan model hubungan risiko / pengembalian
ekuilibrium dan bahwa prinsip yang mendasari CAPM adalah bahwa ada hubungan
linear antara risiko sistematis yang tidak dapat di-diversifikasi (sebagaimana diukur
dengan beta) dan pengembalian yang diharapkan (Laubscher, 2002, p.133). Hubungan
linear tersebut disebut SML (Security Market Line) merupakan suatu gambar yang
berbentuk grafis yang menampakkan hubungan yang khas antara risiko yang dapat
dideversifikasi (β) dengan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan. Untuk
mengukur expected return, CAPM mempunyai formula yaitu: ER = Rf + ßi ( E(Rm)
– Rf )
dimana, ERi = tingkat pengembalian saham i
Rf = tingkat pengembalian bebas resiko
ß = Resiko beta
Rm = tingkat pengembalian pasar
Rm-Rf = premi resiko pasar
Didalam rumus CAPM dalam menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return), dapat dilihat terdapat 3 parameter yaitu: Rf, Rm, dan beta. Rf
adalah pengembalian aset yang tidak memiliki risiko, yaitu tidak memiliki perbedaan
atau kovarian dengan pengembian di pasar. Pada kenyataannya, aset yang mempunyai
sifat ini sulit ditemukan dan diragukan apakah benar-benar ada. Ada beberapa
kemungkinan ada seperti obligasi pemerintah dan surat utang negara tapi menurut
Harrington serta Watson dan Head, aset tersebut bisa terkena inflasi dan tidak pasti
(Laubscher, 2002, p.134). Rm adalah pengembalian portofolio pasar yang mencakup
semua aset berisiko dan menurut Rees dan Fire, sama seperti Rf, diragukan apakah
portofolio dengan sifat seperti ini akan pernah ada (Laubscher, 2002, p.134) karena
tingkat pengembalian pasar sulit unutk di estimasi, biasanya diperkirakan
menggunakan indeks bursa saham. Beta adalah indikator penting untuk CAPM dan
menyatukan ekspektasi pengembalian investor dengan yang ada di pasar. Beta dapat
disebut juga pengukur risiko sistematik dari suatu saham terhadap risiko pasar, karena
Nama : Agilia Zahroh N

beta mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Metode CAPM
menyatakan bahwa semakin besar beta i (βi) maka semakin besar pula return yang
diperoleh. Saham yang memiliki (βi>1) merupakan saham dengan risiko tinggi dan
saham yang memiliki (βi<1) merupakan saham dengan resiko rendah.
Kesimpulan adalah dengan menggunakan CAPM dapat dihitung tingkat
pengembalian saham sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi dan dapat
mengklasifikasi saham menjadi saham efisien dan tidak efisien. Saham efisien adalah
saham yang memiliki tingkat pengembalian saham individu lebih besar dari tingkat
pengembalian yang diharapkan [Ri > E(Ri)]. Saham yang efisien akan terlihat berada
di atas garis SML. Saham tidak efisien adalah saham yang memiliki tingkat
pengembalian saham individu lebih kecil dari tingkat pengembalian yang diharapkan
[Ri < E(Ri)], saham tersebut berada di bawah garis SML.

Anda mungkin juga menyukai