TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lambung
tepat di bawah costae pada regio hypocondrica sinistra. Lambung memiliki tiga
bagian, yakni Pars Cardiaca (jalan masuk Lambung), Corpus Gastricum (bagian
utama dengan fundus gastricus di superior), dan Pars Pylorica (tempat keluar dari
Lambung memiliki dinding anterior dan posterior (Pars anterior dan posterior).
Curvatura minor terletak di sisi kanan, curvatura major di sisi kiri (Paulsen dan
Waschke, 2010).
4
5
Dinding lambung terdiri dari tiga lapis muskular (tunika muskularis) tapi
sirkulare). Lapisan paling dalam terdiri dari serat otot oblik (Fibrae obliquae)
yang hilang pada curvatura minor. Bagian ventral lambung berdekatan dengan
coeliacus, arteri gastric dekstra yang dilepaskan dari arteri hepatica, arteri
arteri splenica, dan arteri gastrica reves berasal dari distal arteri splenica. Vena-
vena lambung mengikuti arteri-arteri yang sesuai dalam hal letak dan lintasan.
dalam vena porta hepatis, dan vena gastrica breves dan vena gastro-omentalis
membawa isinya ke vena splenica yang bersatu dengan vena mesentrika superior
Lambung secara histologis terdiri atas empat lapisan yang tersusun dari
dalam ke luar yakni lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan
a. Lapisan mukosa
longitudinal, disebut juga rugae. Mukosa lambung terdiri atas tiga lapisan, yakni
lambung (gastric pits). Lamina propria tersusun atas jaringan pengikat longgar
diselingi otot polos dan sel-sel limfoid. Juga terdapat muskularis mukosa, yakni
lapisan yang memisahkan mukosa dan submukosa yang masih merupakan lapisan
b. Lapisan submukosa
banyak mengandung pleksus saraf, pembuluh darah, dan saluran limfe (Price dan
Wilson, 2012)
8
c. Lapisan muskularis
Lapisan muskularis tersusun atas tiga lapis otot polos. Bagian luar tersusun
atas lapisan longitudinal, bagian tengah tersusun atas lapisan sirkuler, dan bagian
d. Lapisan serosa
Lapisan ini adalah lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi lapisan
(Mescher, 2010)
yang disebut sebagai faveola gastrika. Lapisan submukosa lambung terdiri atas
pembuluh darah dan pembuluh limfe. Lapisan ini disebut dengan sel-sel limfoid,
makrofag, dan sel mast. Pada lapisan muskularis eksterna, lambung dilapisi oleh
otot polos yang tersusun dalam tiga arah utama, mulai dari bagian terluar tersusun
longitudinal, sirkular, dan oblik pada bagian terdalam. Pada regio pilorus, otot
(Mescher, 2016)
Lambung memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi pencernaan dan
(gastrik) dan kelenjar pilorik merupakan kelenjar pada mukosa lambung yang
dapat ditemukan pada fundus dan korpus lambung. Kelenjar pilorik terletak pada
mukus sebagai pelindung mukosa pilorus, enzim- enzim seperti pepsinogen, renin,
2.2.1 Definisi
dan meluas sampai di bawah epitel. Lesi pada lambung adalah awal mula
terjadinya ulkus, yang jika dibiarkan akan berakibat timbulnya ulkus bahkan
kanker dan kematian (Price, 2005). Keseimbangan Faktor Agresif dan Faktor
Defensif juga dapat menyebabkan luka pada lambung, luka dilambung dapat
terjadi jika terjadi gangguan keseimbangan antara faktor agresif ( asam dan
Ketidakseimbangan ini dapat terjadi karena faktor agresif meningkat atau faktor
pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu
ujung antral lambung (Guyton dan Hall,2014). Ulkus didefinisikan sebagai daerah
mukosa lambung yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang
tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi. Iritasi atau erosi
yang terbatas pada mukosa dan tidak tidak meluas di bawah muskularis mukosa.
Iritasi dapat berupa hiperemi ringan dan edema disertai sebukan sel radang,
dari lamina propia. Kadang-kadang terjadi pelepasan mukosa setempat dan jarang
alkohol, garam empedu, dan zat-zat lain yang mengiritasi mukosa lambung seperti
balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan khususnya pembuluh darah.
Histamin dikeluarkan, merangsang sekresi asam dan pepsin lebih lanjut dan
dan sejumlah besar protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler dapat rusak,
2.2.2 Etiologi
Ulkus lambung terjadi karena banyak faktor seperti pola makan yang tidak
teratur dan memakan makanan yang mengandung asam tinggi seperti durian,
kopi, dan teh. Makan makanan yang tidak teratur dan mengandung asam yang
tinggi dapat meningkatkan asam lambung yang bila terjadi dalam jangka panjang
dapat menyebabkan ulkus lambung (Kurniawaty & Mustofa, 2013). Sel parietal
akan diubah oleh HCl menjadi pepsin. Kedua zat ini ( HCl dan pepsin)
merupakan zat agresif yang iritan terhadap mukosa lambung. Bahan iritan ini
kapiler, kerusakan mukosa lambung, gastritis akut/ kronik dan ulkus lambung.(
pillory yang merupakan kuman pathogen gram negatif berbentuk batang yang
13
dapat bergerak dengan mudah pada lapisan mukus yg melapisi mukosa gaster ini
juga dapat menyebabkan luka pada lambung. Infeksi bakteri ini dapat
berlebih. Hiperseksresi asam lambung yang secara kuat berefek merusak lapisan
lambung hal ini akan dapat menyebabkan ulkus lambung jika lapisan yang rusak
hingga submukosa bahkan submuscularis, hal ini lah yang disebut dengan ulkus
utama adalah kerusakan sawar mukosa lambung. Di mana kerusakan sawar ini
disebabkan oleh beberapa zat, di antaranya NSAID, garam empedu, dan alkohol.
Zat- zat ini dapat mendestruksi mukosa lambung, sehingga memungkinkan difusi
balik HCl yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Histamin sebagai salah satu
mediator inflamasi yang dikeluarkan akan merangsang sekresi HCl lebih banyak
edema, dan sejumlah protein akan hilang. Mukosa kapiler dapat rusak,
lapisan mukus dan terjadinya difusi ion 𝐻 + sehingga timbul gastritis akut/kronik
dan ulkus lambung. Sindroma Zollinger Ellison, penyakit Crohn disease juga
Gejala-gejala pada ulkus lambung dapat hilang dalam beberapa hari, minggu,
bulan, atau hanya hilang sementara lalu kembali lagi dan sering dengan penyebab
kumpulan keluhan pada saluran cerna seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu
hati, dan cepat merasa senang. Penderita ulkus lambung akan merasa nyeri pada
ulu hati, rasa tidak nyaman disertai muntah. Rasa nyeri akan timbul setelah makan
dan biasanya akan terasa pada sebelah kiri dari garis tengah perut. Rasa sakit akan
bermula pada satu titik lalu difus menjalar ke punggung (Tarigan, 2014).
2.2.4 Diagnosis
Rasa sakit/nyeri ulu hati di sebelah kiri garis tengah perut dan penurunan berat
badan merupakan tanda fisik yang dapat ditemukan pada ulkus gaster tanpa
atau perforasi (Sanusi, 2011). Pemeriksaan Radiologi dengan barium meal kontras
ganda dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis ulkus gaster. Selain itu,
2014).
2.2.5 Tatalaksana
medikamentosa.
dan diet. Umumnya, penderita ulkus lambung dianjurkan untuk pengobatan rawat
jalan bila tidak berhasil dianjurkan untuk rawat inap (Tarigan, 2014). Istirahat
yang cukup dapat mengurangi refluks empedu dan stress. Stress dan kecemasan
2.2.5.2 Medikamentosa
penyebab dan gejala yang dialami, berikut jenis obatnya yaitu antasida, antagonis
a. Golongan antasida
lemah bereaksi dengan asam hidroklorida lambung untuk membentuk garam dan
air (menetralkan lambung) (Katzung, 2011). Farmakokinetik dari obat ini adalah
antasida diserap dan diekresi oleh ginjal. Oleh karena itu, penderita insufisiensi
ginjal tidak boleh menggunakan obat ini untuk waktu yang lama (Katzung, 2011).
Farmakodinamik dari obat ini adalah antasida dibersihkan dari perut kosong
dalam waktu 30 menit. Akan tetapi, adanya makanan dalam lambung cukup untuk
memperlama efek netralisasi dari antasida selama 2-3 jam (Brunton; et all. 2011).
dan duo denum, untuk mengobati serta untuk mencegah terjadinya stress ulser.
17
histamine untuk berikatan dengan reseptor H2 pada membran basolateral pada sel-
sel parietal (Brunton, et all. 2011). Farmakokinetik dari obat ini adalah obat
hampir 100%. Waktu paruh serum keempat obat tersebut berkisar dari 1-1,4 jam,
namun durasi kerjanya bergantung pada dosis yang diberikan (Katzung, 2011).
sekresi asam di malam hari (yang sangat bergantung pada histamin) tetapi hanya
berdampak kecil terhadap sekresi asam yang dipicu oleh makanan. Jadi obat ini
menyekat lebih dari 90% sekresi asam di malam hari tetapi hanya 60-80% sekresi
asam di siang hari. Dosis obat yang biasa dianjurkan mempertahankan inhibisi
asam lebih dari 50% selama 10 jam. Karena itu , obat ini biasa diberikan sebanyak
dua kali sehari (Katzung, 2011). Golongan antagonis reseptor histamine H2 terdiri
asam untuk aktivasinya yang digunakan untuk penyembuhan ulkus lambung dan
Mekanisme kerjanya adalah setelah diabsorpsi dan masuk kelambung obat ini
80% s/d 95% (Gunawan, 2016). Farmakokinetik dari obat ini adalah penghambat
pompa proton diberikan sebagai prekursor obat yang tidak aktif. Untuk
melindungi prekursor obat yang labil asam ini agar tidak cepat dihancurkan dalam
lumen lambung, sediaan oralnya diformulasikan dalam bentuk tablet atau kapsul
salut enteric atau resisten asam. Setelah melalui lambung dan masuk kedalam
lumen usus halus yang bersifat alkali, salut enterik tadi akan larut dan prekursor
makanan, sehingga obat ini harus diberi dalam keadaan lambung kosong.
Penghambat pompa proton harus diberikan sekitar 1 jam sebelum makan sehingga
pompa proton. Obat-obat ini memiliki waktu paruh serum yang singkat, yakni
sekitar 1,5 jam akan tetapi durasi inhibisi asamnya bertahan hingga 24 jam.
Penghambat pompa proton ini merupakan obat yang ideal selain memiliki waktu
paruh yang singkat, obat-obat ini terkonsentrasi dan teraktivasi didekat lokasi
80% s/d 95% sekresi asam. Golongan penghambat pompa proton terdiri atas
dan tukak duodenum. Mekanisme kerjanya adalah membentuk polimer mirip lem
dalam suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara selektif
(Gunawan, 2016). Farmakokinetik dari obat ini adalah dalam air atau larutan asam
membentuk pasta kental dan kuat untuk berikatan secara selektif dengan ulkus
selama 6 jam. Kurang dari 3% dari keseluruhan obat dan aluminium diserap dari
dari obat ini adalah sukrosa sulfat yang bermuatan negatif ini berikatan dengan
protein yang bermuatan positif didasar ulkus sehingga membentuk sawar fisik
genus dari tanaman dari suku Portulacaceae dengan tinggi dapat mencapai 40 cm.
Terdapat sekitar 40-100 spesies yang ditemukan di daerah tropis dan daerah
tahun 1672. Salah satu spesiesnya yaitu Portulaca oleracea dikenal sebagai
tanaman purslane yang dapat dimakan sebagai salad karena mengandung nutrisi
20
banyak dan berlimpah,dan kandungan tersebut memiliki fungsi antara lain sebagai
bebas di dalam tubuh sekaligus dapat memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak (Patil
& Jadhav, 2013). Flavonoid juga dapat menghambat enzim cAMP, protein kinase
lambung (Sandhar et al,2011). Selain itu, flavonoid dapat juga berefek sebagai
ekstrak herba krokot (Portulaca oleracea L.) bersifat polar. Flavonoid merupakan
golongan fitokimia yang bersifat polar karena memiliki gugus hidroksil sehingga
flavonoid merupakan senyawa yang bersifat polar dan larut pada pelarut polar
Subkingdom : Tracheobionta
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Magnoliophyta
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Caryophyllidae
Ordo : Caryophyllales
(BPOM,2010)
Gambar 2. 7 Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.)
apigenin, mirisetin, quersetin, dan luteolin (Boroushaki et al. 2004). Biji krokot
pengerutan pembuluh darah (vasokontriksi) serta kontraksi otot polos usus dan
antidiabetik, obat luka dan relaksasi otot (Rashed et al. 2004). Beberapa penelitian
omega-3, vitamin (A, B dan C), asam organik (asam oksalat, asam kafein, asam
malat, dan asam sitrat), alkaloid, komarin, flavonoid, glikosida jantung, glikosida
Acids
acid
noic acid
di dan triterpene, tanin dan protein. Menurut (Sicari, 2018) jenis flavonoid dalam
asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat. Analisis pada daun menunjukkan
vitamin E, asam lemak, termasuk asam lemak omega 3 (asam linolenat). Daun
(asam palmitat, stearat, behenat, oleat, linoleat, dan linolenat), sitosterol, protein
mg/g eicosapentaenoic acid (EPA). EPA adalah asam lemak omega-3 yang di
temukan pada ikan, algae tertentu, biji rami. Selain itu ia mengandung berbagai
vitamin, mineral, dan dua jenis pigmen alkaloid beta. Krokot (Portulaca oleracea
betaxanthin yang ada pada bunga (kuning) dan sedikit pada daun. Dari penelitian
di laboratorium, kedua jenis pigmen itu merupakan anti oksidan potensial dan
oleracea L.)
2.3.3.1 Flavonoid
sekitar kurang lebih 4,05 miligram per 100 gram. Flavonoid Merupakan sistem
berpembuluh, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang
(Harbone 1987). Nutrisi yang dikandung krokot antara lain karbohidrat, protein,
lemak, air juga vitamin, yaitu yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, C, serta
25
mineral kalsium, besi magnesium, mangan, fosfor, kalium, dan seng. Senyawa
kimia lain yang di kandung diantaranya asam lemak (asam linoleat, asam oleat,
palmitat), yaitu asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh, senyawa yang
berkhasiat antioksidan sepeti asam sirat, asam fenolat, dan flavonoid (kaempferol,
mempunyai kerangka dasar karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam
gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, sehingga flavonoid cukup larut
dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol dan air (Markham 1998).
dimiliki oleh sebagian besar flavonoid disebabkan adanya gugus hidroksi fenolik
bebas, mereka membentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti
aromatik (Rohyami 2008). Kinerja dan manfaat flavonoid juga dijelaskan dalam
penelitian Lafuente (2009) bahwa jika flavonoid masuk ke dalam tubuh akan
analgesik (Fatima et al., 2018). Manfaat flavonoid antara lain untuk melindungi
2.3.3.2 Tanin
mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai adsringent, anti diare, anti bakteri dan
terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar mengkristal,
enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak
menginaktifkan enzim, dan menggangu transport protein pada pada lapisan dalam
sel. Selain itu target tanin pada polipeptida dinding sel menyebabkan
pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna dan menyebabkan sel bakteri
menjadi lisis dikarenakan tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan
2.3.3.3 Saponin
menjadi karbohidrat dan sapogenin, sedangkan sapogenin terdiri dari dari dua
air dan di kocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin
mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter, memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada adarah, bersifat bagi
hewan berdarah dingin. Saponin yang bersifat darah atau racun biasa di sebut
sebagai sapotoksin. Saponin paling tepat direaksikan dari tanaman dengan pelarut
lebih mudah larut daripada pelarut lain (racman, 2015). Sedangkan aktivitas
membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma
dan mengganggu juga mengurangi Hal ini menyebabkan sitoplasma akan bocor
keluar dari sel yang mengakibatkan kematian sel. (Nuria 2009 ; Sari 2011)
28
2.3.3.4 Alkaloid
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel
bunga, biji, daun, ranting, akar, dan kulit batang. (Ningrum et al., 2016).
2.3.3.5 Terpenoid
Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren.
Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi
atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma
terpenoid ini adalah salah satu senyawa kimia bahan alam yang banyak digunakan
sebagai obat. Terpenoid yang mempunyai efek fisiologis terhadap manusia yaitu
(Ramadhani, 2016).
2.3.3.6 Vitamin
biokimiawi dan umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari
29
makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B, masing-
masing larut dalam lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-
vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut
dalam lemak atau larut dalam air sebagai dasar klasifikasi vitamin.Vitamin yang larut
dalam air, seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks kecuali (vitamin C) dan
vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin
A, D, E, dan K). Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Vitamin yang larut dalam lemak kelebihannya di
dalam tubuh akan menimbulkan gejala toksisitas. Vitamin yang larut dalam air
2.3.3.7 Mineral
Salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral. Mineral
memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral juga
2012).
a.Antiinflamasi
30
krokot (Portulaca oleracea L.) yang dilaporkan oleh Agyare et al., 2015 dengan
merupakan faktor yang penting. Pelarut ideal yang sering digunakan adalah
yang baik untuk hampir semua senyawa dengan berat molekul rendah seperti
senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa yang
bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar (Arifianti, 2014). Arifianti
96%. Pada penelitian ini pelarut yang digunakan adalah etanol untuk
terdapat pada buah lemon, anggur, jeruk, dan sayuran. Narigenin memiliki
b.Antioksidan
tanaman digunakan untuk menangkal radikal bebas, tanaman yang dapat dijadikan
polifenol dan sulfide alil. Antioksidan ini banyak ditemukan pada buah-buahan,
sayuran dan biji-bijian. Warna buah-buahan dan sayuran merupakan pigmen yang
antosianin, pigmen warna biru atau ungu juga mengandung antosinin yang
bermanfaat untuk melindungi sel tubuh dari kerusakan, membuat awet muda dan
sehingga sel tubuh dapat beregenerasi. Tumor dan kanker kulit merupakan
penyakit kulit yang diakibatkan oleh paparan radikal bebas yang berasal dari sinar
matahari maupun polutan udara, faktor lain yang mempengaruhi yaitu terpapar
zat karsinogen, faktor genetik dan jenis kulit terutama kulit putih. Antioksidan
dapat melindungi kulit dari efek negatif radikal bebas yang dapat mengakibatkan
penyakit kulit. Jenis antioksidan yang dapat bermanfaat untuk kulit yaitu vitamin
diproduksi dalam tubuh yang berfungsi penting bagi tubuh untuk meredam radikal
sebagai salah satu enzim antioksidan intrasel bekerja dengan cara membersihkan
32
radikal bebas atau spesies oksigen reaktif dengan reaksi enzimatis dan
(H2O2) dan molekul oksigen sehingga tidak berbahaya bagi sel (Bykerk et al.
2011). Salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh adalah mineral. Metode dengan
DPPH merupakan metode uji aktifitas antioksidan yang paling banyak dilakukan.
Prinsip metode uji antioksidan dengan DPPH didasarkan pada reaksi penangkapan
hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan. DPPH berperan sebagai radikal
bebas yang diredam oleh antioksidan dari sampel. Selanjutnya DPPH akan diubah
merupakan senyawa radikal bebas yang stabil dan dapat disimpan dalam jangka
waktu lama dalam keadaan kering dan kondisi penyimpanan yang baik (Juniarti
et.al, 2009)