Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR GASTER

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Mia Aulia Rahim

1941313007

PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
TUMOR GASTER

A. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi Gaster
Lambung adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan
terletak di antara bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus.
Lambung merupakan ruang berbentuk kantung mirip huruf J, berada di
bawah diafragma, terletak pada regio epigastrik, umbilikal, dan
hipokondria kiri pada regio abdomen. Secara anatomik, lambung
memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan (body),
antrum, dan pilori.
a. Kardia adalah daerah kecil yang berada pada hubungan
gastroesofageal (gastroesophageal junction) dan terletak
sebagai pintu masuk ke lambung.
b. Fundus adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian
kiri di atas kardia.
c. Badan (body) adalah suatu rongga longitudinal yang
berdampingan dengan fundus dan merupakan bagian terbesar
dari lambung.
d. Antrum adalah bagian lambung yang menghubungkan badan
(body) ke pilorik dan terdiri dari otot yang kuat.
e. Pilorik adalah suatu struktur tubular yang menghubungkan
lambung dengan duodenum dan mengandung spinkter pilorik .
Gambar. 1. Pembagian daerah anatomi lambung
Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama
halnya dengan lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi
tertentu yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan
serosa.
1. Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan
muskularis mukosa. Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam
lamina propia dengan kedalaman yang bervariasi, dan membentuk
sumur-sumur lambung disebut foveola gastrika. Epitel yang
menutupi permukaan dan melapisi lekukan-lekukan tersebut adalah
epitel selapis silindris dan semua selnya menyekresi mukus alkalis.
Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang
disusupi sel otot polos dan sel limfoid. Muskularis mukosa yang
memisahkan mukosa dari submukosa dan mengandung otot polos.
2. Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah,
sistem limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu
terdapat pleksus submukosa (Meissner).
3. Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1)
inner oblique, (2) middle circular, (3) outer longitudinal. Pada
muskularis propia terdapat pleksus myenterik (auerbach). Lapisan
oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung.
4. Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis
skuamos (mesotelium) dan jaringan ikat areolar. Lapisan serosa
adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dari viseral
peritoneum.
2. Fisiologi
Fungsi utama lambung adalah penerima makanan dan minuman,
dikerjakan oleh fundus dan korpus, dan penghancur dikerjakan oleh
antrum, selain turut bekerja dalam pencernaan awal berkat kerja
kimiawi asam lambung dan pepsin. Fungsi lambung yang berkaitan
dengan gerakan adalah penyimpanan dan pencampuran makanan serta
pengosongan lambung. Kemampuan lambung menampung makanan
mencapai 1500 ml karena mampu menyesuaikan ukurannya dengan
kenaikan tekanan intraluminal tanpa peregangan dinding (relaksasi
resepti). Fungsi ini diatur oleh N.Vagus dan hilang setelah Pagotomi. Ini
antara lain yang mendasari turunnya kapasitas penampungan pada
penderita tumor lambung lanjut sehingga cepat kenyang. Peristalsis
terjadi bila lambung mengambang akibat adanya makanan dan
minuman. Kontraksi yang kuat pada antrum (dindingnya paling tebal)
akan mencampur makanan dengan enzim lambung, kemudian
mengosongkannya ke duodenum secara bertahap. Daging tidak
berlemak, nasi, dan sayuran meninggalkan lambung dalam tiga jam,
sedangkan makanan yang tinggi lemak dapat bertahan di lambung 6 -
12 jam.
Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung.
Sel-sel yang bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak di lapisan
mukosa lambung. Secara umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi
dua bagian terpisah : (1) mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus
dan badan (body), (2) daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian
antrum. Sel-sel kelenjar mukosa terdapat di kantong lambung (gastric
pits), yaitu suatu invaginasi atau kantung pada permukaan luminal
lambung. Variasi sel sekretori yang melapisi invaginasi ini beberapa
diantaranya adalah eksokrin, endokrin, dan parakrin (Setiadi. 2007).
Ada tiga jenis sel tipe eksokrin yang ditemukan di dinding kantung dan
kelenjar oksintik mukosa lambung, yaitu :
1. Sel mukus yang melapisi kantung lambung, yang menyekresikan
mukus yang encer.
2. Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan sel
parietal. Sel utama menyekresikan prekursor enzim pepsinogen.
3. Sel parietal (oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik.
Oksintik artinya tajam, yang mengacu kepada kemampuan sel ini untuk
menghasilkan keadaan yang sangat asam.
Semua sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan
mereka berperan dalam membentuk getah lambung (gastric juice ). Sel
mukus cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk bagi semua sel
baru di mukosa lambung. Sel-sel anak yang dihasilkan dari pembelahan
sel akan bermigrasi ke luar kantung untuk menjadi sel epitel permukaan
atau berdiferensiasi ke bawah untuk menjadi sel utama atau sel parietal.
Melalui aktivitas ini, seluruh mukosa lambung diganti setiap tiga hari .
Kantung-kantung lambung pada daerah kelenjar pilorik terutama
mengeluarkan mukus dan sejumlah kecil pepsinogen, yang berbeda
dengan mukosa oksintik. Sel-sel di daerah kelenjar pilorik ini jenis
selnya adalah sel parakrin atau endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel
enterokromafin yang menghasilkan histamin, sel G yang menghasilkan
gastrin, sel D menghasilkan somatostatin. Histamin yang dikeluarkan
berperan sebagai stimulus untuk sekresi asetilkolin, dan gastrin. Sel G
yang dihasilkan berperan sebagai stimuli sekresi produk protein, dan
sekresi asetilkolin. Sel D berperan sebagai stimuli asam (Rubenstein,
2003).

B. Landasan Teori Penyakit


1. Definisi
Tumor merupakan sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Tumor gaster
adalah penyakit yang terjadi di lambung, dimana Penyakit ini diduga
dipicu karena adanya radang lambung yang dibiarkan.Tumor gaster
biasanya bersifat jinak, namun apabila tidak segera diatasi maka bisa
menyebabkan tumor gaster yang ganas. Tumor jinak dibagi atas tumor
jinak epitel (benigna epithelial tumor) dan tumor jinak non epitel.
Neoplasma jaringan ikat yang banyak ditemukan adalah tumor otot
polos. Salah satu gambaran yang mengarah ke jinak ialah ukurannya
yang kecil, berkapsul, aktivitas mitolik yang rendah dan tidak ditemukan
nekrosis.
2. Etiologi
Menurut Brunner and Suddarth (2013) penyebab tumor gaster
dimulai dari gastritis kronis menjadi atropi dan metaplasia intestinal
sampai displasia premaligna, telah diketahui sebagai prekursor tumor
gaster. Sejumlah mekanisme yang mungkin menghubungkan antara H-
pylori dengan tumor gaster. Infeksi yang berlangsung lama
menyebabkan atrofi kelenjar dan menurunnya produksi asam secara
bertahap. Menurut Rubenstein, yang menjadi penyebab tumor gaster
adalah diet tinggi makanan asap, kurang buah-buahan dan sayuran dapat
meningkatkan risiko terhadap tumor lambung. Faktor lain yang
berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi
lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri H.
pylori, dan keturunan.
3. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang ditemukan tidak khas, dapat dalam bentuk
keluhan nyeri epigastrium atau bila didapatkan komplikasi seperti
perdarahan sukar di bedakan dengan perdarahan yang bersumber dari
ulkus peptik. Gejala lain yang akan didapatkan adalah dalam bentuk
akut abdomen, perdarahan saluran cerna bagian bawah atau gejala
obstruksi. Menurut Brunner and Suddart (2013) gejala awal dari tumor
dan kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor ini
dimulai di kurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan
fungsi lambung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala
awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat menyerupai gejala
pada pasien dengan ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat
meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dispepsia, penurunan berat
badan, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah.

4. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Menurut Brunner and Suddarth (2013) pemeriksaan tumor gaster


meliputi:
1. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.
2. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.
3. Sitologi dengan gastrofiberskop.
4. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta
kompresi).
5. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.
6. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.
7. Fosfor radio aktif dan CT scanning.

5. Penatalaksanaan
Menurut Brunner and Suddarth (2013) tidak ada pengobatan yang
berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat tumornya.
Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat di eksisi secara
bedah, penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien
ini paling efektif untuk mencegah gejala seperti obstruksi dapat
diperoleh dengan reaksi tumor. Bila gastrektomi subtotal radikal
dilakukan, puntung lambung di anastomosikan pada yeyenum, seperti
pada gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan
kontinuitas gastrointestinal di perbaiki dengan anastomosis pada organ
vital lain seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan
paliatif dan bukan radikal. Pembedahan paliatif dilakukan untuk
menghilangkan gejala obstruksi dan disfagia. Untuk pasien yang
menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan,
pengobatan dengan kemoterapi dapat memberikan kontrol lanjut
terhadap penyakit dan paliasi.
6. Komplikasi
Menurut Brunner and Suddarth (2013) komplikasi dari tumor gaster
adalah sebagai berikut :
1. Perforasi
2. Hematemesis
3. Obstruksi pada bagian bawah lambung dekat pilorus
4. Adhesi
5. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.
7. Patofisiologi
Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih sering
ditemukan pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker lambung
adalah adeno karsinoma dan terjadi dalam bentuk-bentuk polypoid,
ulseratif atau infiltratif. Bentuk ulseratif merupakan bentuk yang paling
sering terjadi dan mungkin menampakkan gejala-gejala semacam ulkus
peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat diagnosis dan
mendorong pasien untuk mengobati sendiri.
Tumbuhnya kanker pada pintu masuk atau pintu keluar lambung
dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi esofagus dan pilorus (nyeri
ulu hati dan cepat kenyang). Pada umumnya bagaimanapun tanda-tanda
awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak. Kanker lambung
dapat menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-
jaringan yang berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional
di lambung, ke organ-organ perut lain dan cenderung menyebar ke arah
intraperitoneal. Prognosis tergantung pada dalamnya invasi dan
tingkatan metastasis
C. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Nama, Umur, No. RM, Tanggal lahir, Jenis kelamin,
tanggalmasuk, diagnosa medis, alamat
2. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Alasan Masuk Rumah sakit
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga

3. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


a. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Tanda-tanda vital
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu.
b) Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis.
c) Pemeriksaan Leher
Biasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah
bening, dan JVP (Jugularis Venous Pressure) normal 5-2 cmH2.
d) Pemeriksaan Dada (Thorak)
e) Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler)
Pada keadaan lanjut bisa terjadi adanya kegagalan sirkulasi.
f) Pemeriksaan Abdomen
Dari pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus menurun,
nyeri tekan didapatkan di regio epigastrik hingga umbilikal dan
terdapat ascites dengan pemeriksaan undulasi dan shifting
dulness.
g) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
h) Pemeriksaan Muskuloskeletal
i) Pemeriksaan Ekstremitas
j) Pemeriksaan Neurologi

4. Fungsional Gordon
a. Pola persepsi
Pada pasien tumor gaster biasanya klien menghubungkan penyakit
yang dideritanya dengan kebiasaan atau pola hidup yang mereka
jalani. Penderita pada umumnya tidak siap terhadap tindakan yang
akan dilakukan untuk pengangkatan tumor.
b. Pola nutrisi metabolik
Kebiasaan diet buruk, anoreksia, mual atau muntah, intoleransi
makanan, perubahan pada berat badan, berkurangnya massa otot
merupakan gejala yang timbul akibat tumor gaster.
c. Pola eliminasi
Biasanya akan terjadi perubahan urine dan feses yang ditandai
dengan distensi abdomen,teraba masssa pada kuadran atas, urine
pekat, gelap,feses warna tanah liat, steatorea
d. Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur malam hari, keterbatasan partisipasi dalam hobi,
tingkat stress tinggi.
e. Pola tidur dan istirahat
Istirahat tidak efektif nyeri pada abdomen , sehingga klien mengalami
kesulitan tidur.
f. Kognitif persepsi
g. Persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri.
h. Peran hubungan
Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung masalah tentang
fungsi atau tanggung jawab peran dan riwayat perkawinan
i. Seksualitas
j. Koping toleransi
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan
tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis
yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain –
lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan
mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.
k. Nilai keprercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tidak
menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi
mempengaruhi pola ibadah penderita.
5. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Ansietas NOC : NIC :
Definisi :  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Perasaan gelisah yang tak  Coping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
jelas dari ketidaknyamanan Kriteria Hasil : 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
atau ketakutan yang disertai  Klien mampu mengidentifikasi pasien
respon autonom (sumner tidak dan mengungkapkan gejala cemas 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
spesifik atau tidak diketahui  Mengidentifikasi, dirasakan selama prosedur
oleh individu); perasaan mengungkapkan dan 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan
keprihatinan disebabkan dari menunjukkan tehnik untuk dan mengurangi takut
antisipasi terhadap bahaya. mengontol cemas 5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
Sinyal ini merupakan  Vital sign dalam batas normal tindakan prognosis
peringatan adanya ancaman  Postur tubuh, ekspresi wajah, 6. Bantu pasien mengenal situasi yang
yang akan datang dan bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menimbulkan kecemasan
memungkinkan individu menunjukkan berkurangnya 7. Dorong pasien untuk mengungkapkan
untuk mengambil langkah kecemasan perasaan, ketakutan, persepsi
untuk menyetujui terhadap 8. Instruksikan pasien menggunakan teknik
tindakan relaksasi
9. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
2 Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
tubuh Intake 1. Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
cukup untuk keperluan  Adanya peningkatan berat badan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
metabolisme tubuh. sesuai dengan tujuan pasien.
 Berat badan ideal sesuai dengan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
tinggi badan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
 Mampu mengidentifikasi dan vitamin C
kebutuhan nutrisi 5. Berikan substansi gula
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
 Tidak terjadi penurunan berat serat untuk mencegah konstipasi
badan yang berarti 7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake nuntrisi
16. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
17. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
3 Nyeri akut NOC : NIC :
Defenisi :  Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Pengalaman sensori dan  pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional tidak  comfort level kualitas dan faktor presipitasi
menyenangkan yang muncul 2. Observasi reaksi nonverbal dari
akibat kerusakan jaringan Kriteria Hasil: ketidaknyamanan
actual atau potensial atau yang  Mampu mengontrol nyeri (tahu 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
digambarkan sebagai penyebab nyeri, mampu menemukan dukungan
kerusakan, awitan yang tiba- menggunakan tehnik 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
tiba atau lambat, dari nonfarmakologi untuk nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
intensitas ringan sampai berat mengurangi nyeri, mencari kebisingan
dengan akhir yang dapat bantuan) 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
diantisipasi atau diprediksi  Melaporkan bahwa nyeri 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
berkurang dengan menggunakan intervensi
manajemen nyeri 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
 Mampu mengenali nyeri (skala, dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
intensitas, frekuensi dan tanda 8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
nyeri) 9. Tingkatkan istirahat
 Menyatakan rasa nyaman setelah 10. Berikan informasi tentang nyeri seperti
nyeri berkurang penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
 Tanda vital dalam rentang normal berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
 Tidak mengalami gangguan tidur prosedur
11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali

4 Resiko tinggi infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan resiko  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
masuknya organisme patogen  Knowledge : Infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
Faktor-faktor resiko :  Risk control lain
 Prosedur Infasif Kriteria Hasil : 2. Pertahankan teknik isolasi
3. Batasi pengunjung bila perlu
 Ketidakcukupan  Klien bebas dari tanda dan gejala 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
pengetahuan untuk infeksi tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
menghindari paparan  Mendeskripsikan proses meninggalkan pasien
patogen penularan penyakit, factor yang 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
 Trauma mempengaruhi penularan serta 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
 Kerusakan jaringan dan penatalaksanaannya, tindakan kperawtan
peningkatan paparan  Menunjukkan kemampuan untuk 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
lingkungan mencegah timbulnya infeksi pelindung
 Ruptur membran amnion  Jumlah leukosit dalam batas 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
 Agen farmasi normal pemasangan alat
(imunosupresan)  Menunjukkan perilaku hidup 9. Ganti letak IV perifer dan line central dan
 Malnutrisi sehat dressing sesuai dengan petunjuk umum
10. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan
 Peningkatan paparan
infeksi kandung kencing
lingkungan patogen
11. Tingkatkan intake nutrisi
 Imonusupresi
12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Ketidakadekuatan imum
buatan
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
 Tidak adekuat pertahanan
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
sekunder (penurunan Hb,
lokal
Leukopenia, penekanan
2. Monitor hitung granulosit, WBC
respon inflamasi)
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Tidak adekuat pertahanan
4. Batasi pengunjung
tubuh primer (kulit tidak
5. Saring pengunjung terhadap penyakit menular
utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia, 6. Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
cairan tubuh statis, beresiko
perubahan sekresi pH, 7. Pertahankan teknik isolasi kalau perlu
perubahan peristaltik) 8. Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Penyakit kronik 9. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik
sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
5 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :
Definisi :  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
Tidak adanya atau kurangnya  Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
informasi kognitif Kriteria Hasil : pasien tentang proses penyakit yang spesifik
sehubungan dengan topic  Pasien dan keluarga menyatakan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
spesifik. pemahaman tentang penyakit, bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
kondisi, prognosis dan program 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
pengobatan pada penyakit, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
melaksanakan prosedur yang tepat
dijelaskan secara benar 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
 Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
dijelaskan perawat/tim kesehatan dengan cara yang tepat
lainnya 7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
6 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Definisi : Ketidakcukupan  Energy conservation Energy Management
energi secara fisiologis  Self Care : ADLs 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
maupun psikologis untuk Kriteria Hasil : melakukan aktivitas
meneruskan atau  Berpartisipasi dalam aktivitas 2. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan
menyelesaikan aktifitas yang fisik tanpa disertai peningkatan terhadap keterbatasan
diminta atau aktifitas sehari tekanan darah, nadi dan RR 3. Kaji adanya factor yang menyebabkan
hari.  Mampu melakukan aktivitas kelelahan
sehari hari (ADLs) secara mandiri 4. Monitor nutrisi dan sumber energi
tangadekuat
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
dan emosi secara berlebihan
6. Monitor respon kardivaskuler terhadap
aktivitas
7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
pasien

Activity Therapy
1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
Medik dalam merencanakan progran terapi
yang tepat.
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
dan social
4. Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
5. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang
8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
11. Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA

Blackwell, Wiley.2017. Nursing Diagnosis Definition and Classification 2015-2017. Tenth


edition. NANDA International Inc.
Brunner, L dan Suddarth, D. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Bulecheck, G. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC. 6th Edition. Missouri: Elsevier
Mosby
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta : Media Aesculaplus
Moohead, S. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes.
5th Edition. Missouri: Elsevier Mosby.
Rubenstain, David, dkk. 2007. Lecture notes: Kedokteran klinis. Jakarta :Erlangga
Schmitz & Martin. 2008. Internal Medicine: Just the Facts. McGraw Hill Professional

Anda mungkin juga menyukai