Anda di halaman 1dari 16

‘Nama: Aidil Ihsan Ansharie

NIM : 2002110954

Resume Investasi dan Manajemen Portofolio

Return dan Resiko Portofolio

Return Portofolio
Return realisasian portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
realisasian masing-masing sekuritas tungal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis,
return realisasian portofolio dapat ditulis sebagai berikut :

Rp=∑ (Wi . Ri)


i=1

Notasi:

Rp = Return realisasian portofolio

Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

Ri = return realisasian dari sekuritas dari sekuritas ke-i

n = jumlah dari sekuritas tunggal

Sedang return ekspektasian portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-


return ekspektasian masing-masing ekspektasian portofolio. Return ekspetasian portofolio
dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :

E(Rp)= ∑ (wi . E ( Ri ) )
i=1
Notasi :

E(Rp) = return ekspektasian dari portofolio

Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

E(Ri) = return ekspektasian dari sekuritas ke-i

n = jumlah dari sekuritas tunggal

Definisi Return

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi


dan juga merupakan imbalan atas keberanian investormenanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya.Return menurutJogiyanto(2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.Return Realisasi ( Realized Return)

 Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karenadigunakan


sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Returnhistoris ini juga berguna sebagai
dasar penentuan return ekspektasi danrisiko dimasa mendatang.

2. Return Ekspektasi (Expected Return)

 Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusaninvestasi. Return ini


penting dibandingkan dengan return historis karenareturn ekspektasi merupakan return yang
diharapkan dari investasi yangdilakukan.Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua
komponen utama,yaitu yield dan capital gain/loss (Tandellin, 2010:102). Yield merupakan
return yang mencerminkan aliran kas yang diperoleh secara periodic darisuatu investasi. Jika
kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga
obligasi. Demikian pula halnya jikakita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya
dividen yankita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan)harga
suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.Dari kedua
sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return total.

Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol (0)
dan postif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol(0) dan
positif(+) secara matematis return total suatu investasi bisadituliskan:
Return total = yield + capital gain (loss)

Contoh perhitungan Return

 Informasi mengenai return lebih sering dinyatakan dalam persentase

daripada dalam unit mata uang rupiah.

 Contoh:

Penjelasan Kasus 2(Rp)

Harga penutupan per lembar saham, 1 Januari 2005 1000

Dividen selama 2005 50

Harga penutupan per lembar saham, 31 Desember 2005 900

Perhitungan

 Menghitung dividend yield

Dividend yield = D1

PX-1

= Rp50 / Rp1.000 = 0,05 = 5%

 Menghitung capital gain (loss):

Capital gains (loss) = (Px – Px-1)/ Px-1

= (Rp 900 – Rp1.000)/ Rp 1.000

= - 10%

 Menghitung total return

Total Return = total yield + capital gain (loss)

= 5% - 10% = -5%
Risiko Portofolio
Definisi Risiko

  Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak menguntungkan akan terjadi
di masa mendatang.Risiko juga merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti
semakin besar risiko investasi tersebut.Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan
resiko yang timbul dalam financial asset, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti
dibawah ini:

1. Umpamakan seorang investor membeli short-term government bond  (surat berharga


pemerintah jangka pendek) seharga Rp. 100.000.000,-dengan tingkat bunga/coupon rate
sebesar 15,5% setahun dan jangkawaktunya 5 tahun. Dalam contoh kasus ini, pendapatan
yang akan diperoleh oleh investor dari short-term bond  tersebut dapat diperkirakan dengan
pasti, dan investor semacam ini bisa digolongkan dalam apa yang disebut risk-free.

2. Andaikata uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikandalam bentuksaham dari


suatu perusahaan, maka hasil dari investasiini tidak bisa diramalkan dengan pasti. Karena rate
of return akan bervariasi dan sangat besar kemungkinannya untuk memperoleh kerugian.
Maka saham bisa dikatakan secara relatif mengandung risiko yang lebih tinggi atau bisa
dikatakan risky .

Dengan demikian pengertianrisk dari kedua ilustrasi tersebut diatas,akan mempunyai


dampak yang berbeda bagi investor apabila merekadihadapkan pada situasi pengambilan
keputusan di bidang investasi. Makadidalam rangka proses pengambilan keputusan,
sebaiknya kita buat banyakkemungkinan-kemungkinan alternatif yang akan kita pilih. Hal
inidimaksudkan agar kita dapat memilih alternatif yang palingmenguntungkan

Risiko adalah kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan
return yang diharapkan.
Sumber-sumber risiko suatu investasi terdiri dari:

1. Risiko suku bunga


2. Risiko pasar
3. Risiko inflasi
4. Risiko bisnis
5. Risiko finansial
6. Risiko likuiditas
7. Risiko nilai tukar mata uang
8. Risiko negara (country risk)

Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari
seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio ( portofolio risk) tidak merupakan reta-rata
tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil
dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing sekuritas tunggal.

Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry
M. Markowitz di tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di bidang
ekonomi di tahun 1990 untuk hasil karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara umum
risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam
bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah
return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Untuk
menjauhkan hal ini, pembahasan di buku ini akan dimulai dengan portofolio yang terdiri dari
dua aktiva.

Analisis Risiko
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai
akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio. Rumus untuk menghitung varians
portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:

Contoh: Misal risiko setiap sekuritas sebesar 0,20. Jika kita memasukkan 100 saham
dalam portofolio tersebut maka risiko portofolio akan berkurang dari 0,20
menjadi 0,02.

Perhitungan statistik di atas membuktikan bahwa semakin banyak jenis saham yang
dimasukkan dalam portofolio akan menyebabkan semakin berkurangnya risiko portofolio.
Dalam konteks portofolio, semakin banyak jumlah saham yang dimasukkan dalam
portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko. Meskipun demikian, manfaat
pengurangan risiko portofolio akan semakin menurun sampai pada jumlah tertentu, dan
setelah itu tambahan sekuritas tidak akan mengurangi risiko portofolio.
Beberapa hasil studi empiris tentang jumlah saham dalam portofolio yang bisa
mengurangi risiko, menghasilkan rekomendasi bahwa untuk mengurangi risiko portofolio
diperlukan sedikitnya antara 10-20 jenis saham. Penilitian yang sama juga pernah dilakukan
Tandelilin (1998) di pasar modal Indonesia dan Filipina. Penelitian tersebut menghasilkan
rekomendasi bahwa untuk meminimalkan risiko sedikitnya diperlukan 14 saham untuk pasar
modal Filipina dan 15 saham untuk pasar modal Indonesia.

Portofolio dengan dua aktiva

Misalnya suatu portofolio terdiri dari dua aktiva, yaitu sekuritas A dan B. Porsi
sekuritas A di dalam portofolio adalah sebesar a dan b sebesar b atau (1-a). Return realisasian
sekuritas A dan B berturut-turut adalah RA dan Ra. Dengan demikian return realisasian dari
portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang return-return sekuritas A dan B adalah
sebesar:

Rp = a . Ra + b . Rb

Return portofolio ekspektasian adalah sebesar :

E ( Rp) = E(a . RA) + R(b . RB)

Salah satu pengukut risiko adalah deviasi standar (standar deviation) atau varian
(variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran
ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya.
Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-
nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya.

Kovarian ( covariance) antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov ( Ra, Rb)
menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return sekuritas A dan B. Nilai
kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang sama,
yaitu jika satu meningkat , yang lainnya juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya
juga menurun. Nilai kovarian yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak
ke arah yang berlawan, yaitu jika satu meningkat yang lainnya menurun atau jika satu
menurun, yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang nol menunjukkan nila-nilai dari dua
variabel independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan
pergerakan variabel yang lainnya. Kovarian dapat dihitung menggunakan cara probabilitas
maupun menggunakan data historis.

Kovarian dengan cara Probabilitas

Kovarian yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan


rumus sebagai berikut:

Cov( Ra,Rb) = σRA,RB=

∑ [ RAi−E ( RA ) ] . [ RBi−E ( RB ) ] . pi
i=1

Notasi :

Cov ( RA,RB)= kovarian return antara saham A dan saham B

RAi = return masa depan saham A kondisi ke i

Rbi = return masa depan saham B kondisi ke i

E (RA) = return ekspektasian saham A

E (RB) = return ekspektasian saham B

Pi= probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke i

n = jumlah dari kondisi masa depan dari i = 1,n

Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang diharapkan
dari portfolio adalah :
E(RP) = WA .RA + WB .RB E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB) WA + WB = 1

Keterangan :
E(RP)  : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A
RA       : satu outcome dari sekuritas A
XA      : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham A
E(RB)  : ekspektasi return dari sekuritas B
RB       : suatu outcome dari sekuritas B
XB       : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B

Jika Short sales diperkenankan, maka:


XA + XB = 1 ------ XB = 1- XA ……….persamaan 1
Dimana : XA ≥ 0 , XB ≥ 0
Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham/sekuritas menjadi :
E(RP) = XA .E(RA) + XB .E(RB) E(RP) = XA .E(RA) + (1-RA) .E(RB)

Deviasi standar portfolio yang terdiri dari 2 jenis sekuritas adalah :


σP2 = XA2 .σA2 + XB2 .σB2 + 2XAXB .σA
σP = √ XA2 .σA2 + XB2 .σB2 + 2XAXB .σAB

Dimana :        
σP = varian portfolio σA = kovarian saham A
σB = kovarian saham B
σAB = kovarian antara A dan B
XA = proporsi dana ke sekuritas A
XB = proporsi dana ke sekuritas B

Kemudian masukan persamaan 1 :


σP = √ XA2 σA+ XB2 σB + 2XAXB σAB
σP = √ XA2 σA + (1-XA2) σB2 + 2XA(1.XA) σAB
dan, karena σAB = KAB σA σB, maka :
σP = √ XA2 σA2+ (1-XA2) σB2 + 2XA(1.XA) KAB σAσB

Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien
korelasi +1 menunjukan bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut selalu bergerak
dari arah yang sempurna sama (artinya kalau yang satu naik 10% maka yang lain juga naik
10%). Sedangkan korelasi sebesar -1 menunjukan bahwa pergerakan tengkat keuntungan
menuju kearah berlawanan yang sempurna (artinya jika yang satu naik 10% maka yang lain
akan turun sebesar 10%).

Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien korelasi
menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing-
masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi antara variabel A dan B dapat
dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabelnya.

Potofolio dengan banyak aktiva

Uraian sebelumnya menggunakan portofolio yang berisi dua buah akitiva, yaiut
sekuritas A dan B.Bagian ini akan membahas portofolio dengan banyak aktiva, yaitu terdiri
dari n buah sekuritas. Proporsi dari masing-masing aktiva ke-i yang membentuk portofolio
adalah sebesar w. Misalnya suatu portofolio berisi dengan 3 buah sekuritas dengan proporsi
masing-masing sekuritas adalah sebesar w1, w2, w3, berturut-turut untuk sekuritas 1,2 dan 3.

Dengan demikian, risiko dari portofolio merupakan jumlah dari proporsi varian dan
kovarian masing-masing aktiva . Matrik varian kovarian menunjukkan varian dan kovarian
dari seluruh aktiva.

RISIKO TOTAL

Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio
yang well diversified disebut dengan risiko yang dapat di-diversifikasi atau risiko perusahaan
atau risiko spesifik atau risiko unik atau risiko yang tidak sistematik. Karena risiko ini unik
untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi
dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat didiversifikasi di dalam
portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain.
Penelitian yang tidak berhasil dan lain sebagainya.
Sebaliknya risiko yang tidak dapat di-diversifikasi oleh portofolio disebut dengan
nondiversifiable risk atau risiko pasar atau risiko umum atau risiko sistematik. Risiko ini
terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi dan lain
sebagainya.

Risiko total (total risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan


nondiversifiable risk sebagai berikut ini.

Risiko total = Risiko dapat didiversifikasi + Risiko tak dapat didiversifikasi

= Risiko perusahaan + Risiko pasar

= Risiko tidak sistematik + Risiko sistematik

= Risiko spesifik (unik) + Risiko umum

Dalam konteks portfolio, risiko dari suatu aset dibagi menjadi dua komponen:

1. Diversifiable risk
Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio
yang well-diversifield yang dapat di diversifikasi. Karena risiko ini unik untuk suatu
perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal
yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat di-diversifikasi didalam portofolio.
Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian
yang tidak berhasil.

2. Nondiversifiable risk
Risiko ini tidak dapat di diversifikasikan oleh portofolio. Risiko ini terjadi karena
kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, naiknya harga bbm,
perang.

Risiko Sistematis
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan.
Risiko Tidak Sistematis
Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini
hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.

DIVERSIFIKASI

Telah diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikasikan adalah risiko yang tidak
sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi untuk risiko ini
sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi
return yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, seperti
misalnya dengan membentuk portofolio berisi banyak aktiva, membentuk portofolio secara
random atau diversifikasi secara metode Markowitz.

Diversifikasi dengan banyak aktiva

Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai
rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Hukum ini disebut dengan hukum
jumlah besar. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing
sekuritas secara statistik adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return untuk satu
sekuritas tidak terpengaruhi oleh rate of return sekuritas yang lainnya. Dengan asumsi ini,
deviasi standar yang mewakili risiko dari portofolio dapat dituliskan sebagai:

σp = σi
√n
Dari rumus di atas terlihat bahwa risiko dari portofolio akan menurun dengan cepat
dengan semakin besarnya jumlah sekuritas (n) . Misalnya suatu portofolio berisi dengan 100
buah sekuritas yang mempunyai deviasi standar yang sama sebesar 0,25 untuk tiap-tiap
sekuritasnya. Risiko portofolio ini adalah sebesar 0,025, semakin banyak sekuritas yang
dimasukkan ke portofolio, semakin kecil risiko portofolionya. Kenyataannya, asumsi rate of
return yang independen untuk masing-masing sekuritas adalah kurang realistis, karena
umumnya return sekuritas berkorelasi satu dengan lainnya.
Diversifikasi secara random

Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih


sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan
seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara
acak.

Efek dari pemilihan sekuritas secara acak terhadap risiko portofolio diteliti oleh Fama
(1976). Deviasi standar masing-masing sekuritas dihitung menggunakan data return bulanan
dari bulan Juli 1963 sampai dengan Juni 1968. Sekuritas pertama yang dipilih secara acak
mempunyai deviasi standar sekitar 11%. Kemudian sekuritas kedua juga dipilih secara acak
dan dimasukkan kedalam portofolio dengan proporsi yang sama. Deviasi standar portofolio
turun menjadi sekitar 7,2%. Langkah-langkah yang sama dilakukan sampai dengan 50
sekuritas. Penurunan risiko portofolio terjadi dengan cepat sampai dengan sekuritas ke-10
sampai ke-15. Setelah sekuritas ke-15, penurunan risiko portofolio menjadi lambat. Hasil ini
menunjukkan bahwa keuntungan diversifikasi dapat dicapai hanya dengan sekuritas yang
tidak terlalu banyak, yaitu hanya kurang dari 15 sekuritas sudah dapat mencapai diversifikasi
optimal.

Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak


pada berbagai jenis saham atau asset yang berbeda atau.Investor memilih asset-asset yang
akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakterisitiknya (misal,
tingkat risiko dan return yang diharapkan serta industri).

Diversifikasi secara Markowitz

Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa dengan menggunakan metode mean-variance dari


Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan
menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam
portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Dengan menggunakan metode Markowitz,
diversifikasi ini dapat dibuktikan secara matematis.
Diversifikasi Markowitz mempertimbangkan berbagai informasi mengenai
karakteristik setiap sekuritas yang akan dimasukkan dalam portofolio. Diversifikasi ini
menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif terutama dalam memilih aset-
aset sehingga diharapkan memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.

Filosofi Diversifikasi Markowitz:


“janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang“.
Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak boleh
dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio, tetapi harus
dihitung dari kontribusi risiko asset tersebut terhadap risiko portofolio, atau diistilahkan
dengan kovarians.

Estimasi Return dan Risiko Portofolio


Mengestimasi return dan risiko portofolio berarti menghitung return yang
diharapkan dan risiko suatu kumpulan aset yang dikombinasikan dalam suatu portofolio.
Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut:
Dalam hal ini:
= return yang diharapkan dari portofolio
= bobot portofolio sekuritas ke-i
= jumlah total bobot portofolio = 1,0
= return yang diharapkan dari sekuritas ke-i
= jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio
Contoh: sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham A, B dan C menawarkan
return yang diharapkan masing-masing sebesar 15%, 20% dan 25%. Misalnya, presentase
dana yang diinvestasikan pada saham A sebesar 40%, saham B 30% dan saham C 30%,
maka return yang diharapkan dari portofolio tersebut adalah:
= 0,4 (0,15) + 0,3 (0,2) + 0,3 (0,25) = 0,195 atau 19,5%
Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas, dapat dihitung
dengan:
=[½
Dalam hal ini:
= deviasi standar portofolio
= bobot portofolio pada aset A
= bobot portofolio pada aset B
= koefisien korelasi asset A dan B
Contoh: perhitungan risiko portofolio dua asset yang terdiri dari saham A dan B masing-
masing menawarkan return sebesar 10% dan 25%; serta deviasi standar masing-masing
sebesar 30% dan 60%. Alokasi dana investor pada kedua aset tersebut masing-masing
sebesar 50% untuk setiap asset; serta kedua asset berkorelasi 0.
Deviasi standar portofolio tersebut dihitung dengan:
= [ (0,5)2(0,3)2 + (0,5)2(0,6)2 + 2 (0,5)(0,5)( )(0,3)(0,6)] 1/2
= [0,0225 + 0,09 + (0,09) ( )] 1/2
= [0,1125 + 0,09 (0,0)] ½ = 0,335 atau 33,5%

Model Indeks Tunggal


Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks seperti
telah dijelaskan diatas, selanjutnya dikembangkan oleh William Sharpe
denganmenciptakan model indeks tunggal. Model ini mengkaitkan perhitungan return
setiap asset pada return indeks pasar.
Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan
berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang sama terhadap
return pasar. Penyederhaan dalam model indeks tunggal tersebut ternyata bisa
menyederhanakan penghitungan risiko portofolio Markowitz yang sangat kompleks
menjadi perhitungan sederhana.

Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko investasi
antara lain:
a. Risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan tingkat
suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan
common stock),
b. Risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan pasar, yaitu
pasar saham agregat),
c. Risiko inflasi (Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli
atau berkurangnya kemampuan membeli investasi),
d. Risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam industri
khusus),
e. Risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan hutang oleh perusahaan.
Besarnya proporsi asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return
adalah sama),
f. Risiko likuiditas (Risiko likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder dalam
perdagangan sekuritas.

Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang
signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak menentunya elemen waktu dan konsesi
(kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risk-nya), risiko nilai tukar (variabilitas
return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang), dan risiko negara (disebut juga
politycal risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada zaman sekarang ini.
Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung
ataupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu
dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko.
 Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi
menunjukkan bahwa investor perlu membentuk portofolio penanaman dana
sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang
diharapkan. Mengurangi risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor dalam
berinvestasi.
Daftar Pustaka

Hartono, 2016. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi kesebelas”


Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai