NIM : 2002110954
Return Portofolio
Return realisasian portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
realisasian masing-masing sekuritas tungal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis,
return realisasian portofolio dapat ditulis sebagai berikut :
Notasi:
E(Rp)= ∑ (wi . E ( Ri ) )
i=1
Notasi :
Definisi Return
Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa angka nol (0)
dan postif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol(0) dan
positif(+) secara matematis return total suatu investasi bisadituliskan:
Return total = yield + capital gain (loss)
Contoh:
Perhitungan
Dividend yield = D1
PX-1
= - 10%
= 5% - 10% = -5%
Risiko Portofolio
Definisi Risiko
Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak menguntungkan akan terjadi
di masa mendatang.Risiko juga merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang
diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti
semakin besar risiko investasi tersebut.Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan
resiko yang timbul dalam financial asset, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti
dibawah ini:
Risiko adalah kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan
return yang diharapkan.
Sumber-sumber risiko suatu investasi terdiri dari:
Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari
seluruh return sekuritas tunggal, risiko portofolio ( portofolio risk) tidak merupakan reta-rata
tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio mungkin dapat lebih kecil
dari risiko rata-rata tertimbang masing-masing sekuritas tunggal.
Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry
M. Markowitz di tahun 1950-an. Kemudian dia memenangkan hadiah Nobel di bidang
ekonomi di tahun 1990 untuk hasil karyanya tersebut. Dia menunjukkan bahwa secara umum
risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam
bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah
return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Untuk
menjauhkan hal ini, pembahasan di buku ini akan dimulai dengan portofolio yang terdiri dari
dua aktiva.
Analisis Risiko
Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pengurangan risiko sebagai
akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio. Rumus untuk menghitung varians
portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:
Contoh: Misal risiko setiap sekuritas sebesar 0,20. Jika kita memasukkan 100 saham
dalam portofolio tersebut maka risiko portofolio akan berkurang dari 0,20
menjadi 0,02.
Perhitungan statistik di atas membuktikan bahwa semakin banyak jenis saham yang
dimasukkan dalam portofolio akan menyebabkan semakin berkurangnya risiko portofolio.
Dalam konteks portofolio, semakin banyak jumlah saham yang dimasukkan dalam
portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko. Meskipun demikian, manfaat
pengurangan risiko portofolio akan semakin menurun sampai pada jumlah tertentu, dan
setelah itu tambahan sekuritas tidak akan mengurangi risiko portofolio.
Beberapa hasil studi empiris tentang jumlah saham dalam portofolio yang bisa
mengurangi risiko, menghasilkan rekomendasi bahwa untuk mengurangi risiko portofolio
diperlukan sedikitnya antara 10-20 jenis saham. Penilitian yang sama juga pernah dilakukan
Tandelilin (1998) di pasar modal Indonesia dan Filipina. Penelitian tersebut menghasilkan
rekomendasi bahwa untuk meminimalkan risiko sedikitnya diperlukan 14 saham untuk pasar
modal Filipina dan 15 saham untuk pasar modal Indonesia.
Misalnya suatu portofolio terdiri dari dua aktiva, yaitu sekuritas A dan B. Porsi
sekuritas A di dalam portofolio adalah sebesar a dan b sebesar b atau (1-a). Return realisasian
sekuritas A dan B berturut-turut adalah RA dan Ra. Dengan demikian return realisasian dari
portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang return-return sekuritas A dan B adalah
sebesar:
Rp = a . Ra + b . Rb
Salah satu pengukut risiko adalah deviasi standar (standar deviation) atau varian
(variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran
ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya.
Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-
nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya.
Kovarian ( covariance) antara return saham A dan B yang ditulis sebagai Cov ( Ra, Rb)
menunjukkan hubungan arah pergerakan dari nilai-nilai return sekuritas A dan B. Nilai
kovarian yang positif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang sama,
yaitu jika satu meningkat , yang lainnya juga meningkat atau jika satu menurun, yang lainnya
juga menurun. Nilai kovarian yang negatif menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak
ke arah yang berlawan, yaitu jika satu meningkat yang lainnya menurun atau jika satu
menurun, yang lainnya meningkat. Nilai kovarian yang nol menunjukkan nila-nilai dari dua
variabel independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan
pergerakan variabel yang lainnya. Kovarian dapat dihitung menggunakan cara probabilitas
maupun menggunakan data historis.
∑ [ RAi−E ( RA ) ] . [ RBi−E ( RB ) ] . pi
i=1
Notasi :
Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang diharapkan
dari portfolio adalah :
E(RP) = WA .RA + WB .RB E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB) WA + WB = 1
Keterangan :
E(RP) : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A
RA : satu outcome dari sekuritas A
XA : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham A
E(RB) : ekspektasi return dari sekuritas B
RB : suatu outcome dari sekuritas B
XB : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B
Dimana :
σP = varian portfolio σA = kovarian saham A
σB = kovarian saham B
σAB = kovarian antara A dan B
XA = proporsi dana ke sekuritas A
XB = proporsi dana ke sekuritas B
Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien
korelasi +1 menunjukan bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut selalu bergerak
dari arah yang sempurna sama (artinya kalau yang satu naik 10% maka yang lain juga naik
10%). Sedangkan korelasi sebesar -1 menunjukan bahwa pergerakan tengkat keuntungan
menuju kearah berlawanan yang sempurna (artinya jika yang satu naik 10% maka yang lain
akan turun sebesar 10%).
Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien korelasi
menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing-
masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi antara variabel A dan B dapat
dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabelnya.
Uraian sebelumnya menggunakan portofolio yang berisi dua buah akitiva, yaiut
sekuritas A dan B.Bagian ini akan membahas portofolio dengan banyak aktiva, yaitu terdiri
dari n buah sekuritas. Proporsi dari masing-masing aktiva ke-i yang membentuk portofolio
adalah sebesar w. Misalnya suatu portofolio berisi dengan 3 buah sekuritas dengan proporsi
masing-masing sekuritas adalah sebesar w1, w2, w3, berturut-turut untuk sekuritas 1,2 dan 3.
Dengan demikian, risiko dari portofolio merupakan jumlah dari proporsi varian dan
kovarian masing-masing aktiva . Matrik varian kovarian menunjukkan varian dan kovarian
dari seluruh aktiva.
RISIKO TOTAL
Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio
yang well diversified disebut dengan risiko yang dapat di-diversifikasi atau risiko perusahaan
atau risiko spesifik atau risiko unik atau risiko yang tidak sistematik. Karena risiko ini unik
untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi
dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat didiversifikasi di dalam
portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain.
Penelitian yang tidak berhasil dan lain sebagainya.
Sebaliknya risiko yang tidak dapat di-diversifikasi oleh portofolio disebut dengan
nondiversifiable risk atau risiko pasar atau risiko umum atau risiko sistematik. Risiko ini
terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi dan lain
sebagainya.
Dalam konteks portfolio, risiko dari suatu aset dibagi menjadi dua komponen:
1. Diversifiable risk
Bagian dari risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio
yang well-diversifield yang dapat di diversifikasi. Karena risiko ini unik untuk suatu
perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal
yang baik terjadi di perusahaan lain, maka risiko ini dapat di-diversifikasi didalam portofolio.
Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian
yang tidak berhasil.
2. Nondiversifiable risk
Risiko ini tidak dapat di diversifikasikan oleh portofolio. Risiko ini terjadi karena
kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, naiknya harga bbm,
perang.
Risiko Sistematis
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan.
Risiko Tidak Sistematis
Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini
hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
DIVERSIFIKASI
Telah diketahui bahwa risiko yang dapat didiversifikasikan adalah risiko yang tidak
sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi untuk risiko ini
sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi
return yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara, seperti
misalnya dengan membentuk portofolio berisi banyak aktiva, membentuk portofolio secara
random atau diversifikasi secara metode Markowitz.
Mengikuti hukum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai
rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Hukum ini disebut dengan hukum
jumlah besar. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing
sekuritas secara statistik adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return untuk satu
sekuritas tidak terpengaruhi oleh rate of return sekuritas yang lainnya. Dengan asumsi ini,
deviasi standar yang mewakili risiko dari portofolio dapat dituliskan sebagai:
σp = σi
√n
Dari rumus di atas terlihat bahwa risiko dari portofolio akan menurun dengan cepat
dengan semakin besarnya jumlah sekuritas (n) . Misalnya suatu portofolio berisi dengan 100
buah sekuritas yang mempunyai deviasi standar yang sama sebesar 0,25 untuk tiap-tiap
sekuritasnya. Risiko portofolio ini adalah sebesar 0,025, semakin banyak sekuritas yang
dimasukkan ke portofolio, semakin kecil risiko portofolionya. Kenyataannya, asumsi rate of
return yang independen untuk masing-masing sekuritas adalah kurang realistis, karena
umumnya return sekuritas berkorelasi satu dengan lainnya.
Diversifikasi secara random
Efek dari pemilihan sekuritas secara acak terhadap risiko portofolio diteliti oleh Fama
(1976). Deviasi standar masing-masing sekuritas dihitung menggunakan data return bulanan
dari bulan Juli 1963 sampai dengan Juni 1968. Sekuritas pertama yang dipilih secara acak
mempunyai deviasi standar sekitar 11%. Kemudian sekuritas kedua juga dipilih secara acak
dan dimasukkan kedalam portofolio dengan proporsi yang sama. Deviasi standar portofolio
turun menjadi sekitar 7,2%. Langkah-langkah yang sama dilakukan sampai dengan 50
sekuritas. Penurunan risiko portofolio terjadi dengan cepat sampai dengan sekuritas ke-10
sampai ke-15. Setelah sekuritas ke-15, penurunan risiko portofolio menjadi lambat. Hasil ini
menunjukkan bahwa keuntungan diversifikasi dapat dicapai hanya dengan sekuritas yang
tidak terlalu banyak, yaitu hanya kurang dari 15 sekuritas sudah dapat mencapai diversifikasi
optimal.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko investasi
antara lain:
a. Risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan tingkat
suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung dibandingkan
common stock),
b. Risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam keseluruhan pasar, yaitu
pasar saham agregat),
c. Risiko inflasi (Faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli
atau berkurangnya kemampuan membeli investasi),
d. Risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis dalam industri
khusus),
e. Risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan hutang oleh perusahaan.
Besarnya proporsi asset oleh pembiayaan hutang dan besarnya variabilitas return
adalah sama),
f. Risiko likuiditas (Risiko likuiditas ini berhubungan dengan pasar sekunder dalam
perdagangan sekuritas.
Suatu investasi yang dapat dibeli atau dijual secara cepat dan tanpa harga yang
signifikan biasanya bersifat likuid, semakin tidak menentunya elemen waktu dan konsesi
(kelonggaran) harga, semakin besar liquidity risk-nya), risiko nilai tukar (variabilitas
return yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang), dan risiko negara (disebut juga
politycal risk, yaitu risiko yang penting untuk para investor pada zaman sekarang ini.
Dengan banyaknya investor yang berinvestasi secara internasional, baik secara langsung
ataupun tidak langsung, stabilitas dan kelangsungan hidup ekonomi suatu negara perlu
dipertimbangkan) serta masih banyak lagi sumber risiko.
Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi
menunjukkan bahwa investor perlu membentuk portofolio penanaman dana
sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang
diharapkan. Mengurangi risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor dalam
berinvestasi.
Daftar Pustaka