Anda di halaman 1dari 170

CHAPTER 1:

KONSUMSI, INVESTASI DAN PASAR MODAL

A. Definisi Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan
pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang
investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari
kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang sebagai
imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Bahkan sebagai
contoh sederhana, waktu yang anda korbankan untuk mempelajari mata kuliah ini juga
merupakan suatu investasi. Anda mungkin harus merelakan waktu bersantai anda bersama
keluarga untuk mempelajari materi dengan harapan memperoleh karier yang sukses di
masa mendatang. Harapan akan masa depan yang lebih baik tersebut merupakan imbalan
atas komitmen waktu dan usaha yang anda lakukan saat ini.

Istilah investasi bisa berkaitan denga berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan


sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin atau bangunan), maupun aset finansial
(deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya
dilakukan. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung risiko, aktivitas
investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada aset-aset finansial
lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun ekuitas
internasional.

Dalam mata kuliah ini, pembahasan investasi berkaitan dengan pengelolaan aset finansial
khususnya sekuritas yang bisa diperdagangkan (marketable securities). Aset finansial
adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat
berharga tersebut. Sedangkan sekuritas yang mudah diperdagangkan (marketable
securities) adalah aset-aset finansial yang bisa diperdagangkan dengan mudah dengan
biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir.

Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya
bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail investors) dan
investor institusional (institusional investors). Investor individual terdiri dari individu-
individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya
terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan
lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.

Berdasarkan kesediaan dalam menanggung risiko investasi, investor juga dapat


dikategorikan menjadi 3 kelompok atau tipe, yaitu:
1. Tipe investor yang berani mengambil risiko, yang disebut risk taker, atau risk lover,
atau risk seeker
2. Tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko, yang disebut risk averter,
atau risk aversion

Eduardus Tandelilin - Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio - Yogyakarta: BPFE 1


3. Tipe investor yang takut tidak dan berani tidak, atau disebut risk moderate, moderate
investor, atau indifference investor

B. Tujuan Investasi
Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk ‘menghasilkan sejumlah
uang’. Namun pernyataan tersebut nampaknya terlalu sederhana, tujuan investasi yang
lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini
adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini
ditambah nilai saat ini (present value) pendapatan masa mendatang.

Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini ataupun
tabungan. Investor yang mengurangi konsumsinya saat ini akan mempunyai kemungkinan
kelebihan dana untuk ditabung. Dana yang berasal dari tabungan tersebut, jika
diinvestasikan akan memberikan harapan meningkatnya kemampuan konsumsi investor di
masa datang yang diperoleh dari meningkatnya kesejahteraan investor tersebut.

Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi,
antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari
waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang
dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya
akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

C. Proses Investasi
Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana
mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk memahami
proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar
investasi yang akan menjadi dasar pijakan dalam setiap tahap pembuatan keputusan
investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan
antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang
diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya
semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang
diharapkan. Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan mengapa tidak semua
investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan tingkat return yang paling tinggi.
Di samping memperhatikan return yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan
tingkat risiko yang harus ditanggung.

Eduardus Tandelilin - Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio - Yogyakarta: BPFE 2


1. Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko,
serta hubungan antara return dan risiko.

Return. Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.


Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai
return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas
dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi
yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost)
dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan
(expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan
merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return
yang terjadi atau aktual return merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor
pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, dia akan mensyaratkan
tingkat return tertentu dan jika periode investasi telah berlalu, investor tersebut akan
dihadapkan pada tingkat return yang sesungguhnya dia terima. Antara tingkat return
yang diharapkan dan tingkat return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang
dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan
return yang benar-benar diterima (return aktual) merupakan risiko yang harus selalu
dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, di samping
mempertimbangkan tingkat return, investasi harus selalu mempertimbangkan tingkat
risiko suatu investasi.

Risiko. Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya


dari investasi yang dilakukannya. Tetapi ada hal penting yang harus selalu
dipertimbangkan, yaitu seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi
tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return
yang diharapkan.

Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return
yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi pada umumnya, dan ilmu investasi pada
khususnya terdapat asumsi bahwa investor adalah makhluk yang rasional. Investor
yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko. Sikap investor
terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi investor tersebut terhadap
risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi,
yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya,
investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan
bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi.

Eduardus Tandelilin - Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio - Yogyakarta: BPFE 3


Risiko dalam berinvestasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Risiko sistematik (risiko umum)
Risiko yang tidak dapat didiversifikasi dan disebut juga risiko pasar. Contoh:
risiko inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar dan politik.
2. Risiko non sistematik (risiko khusus)
Risiko yang dapat didiversifikasi/dikurangi dengan cara menggabungkan usaha
yang berbeda-beda. Dapat disebut juga sebagai risiko spesifik perusahaan.
Contoh: risiko bisnis, kematian orang kunci pada perusahaan, peraturan terkait
industri tertentu.

Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara return yang diharapkan dan risiko
pada berbagai jenis aset:

Garis vertikal dalam gambar di atas menunjukkan besarnya tingkat return yang
diharapkan dari masing-masing jenis aset, sedangkan garis horizontal memperlihatkan
risiko yang ditanggung investor. Titik RF pada gambar di atas menunjukkan tingkat
return bebas risiko (risk-free rate). Selanjutnya obligasi pemerintah terlihat
mempunyai risiko yang cenderung rendah dengan tingkat return diharapkan yang juga
tidak terlalu tinggi. Sedangkan di sisi lain, jika kita berinvestasi pada kontrak
berjangka/futures maka risiko yang ditanggung tergolong sebagai risiko yang tinggi,
dengan tingkat return diharapkan yang tinggi pula.

2. Proses Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (on
going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang
berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap
tersebut meliputi:

Eduardus Tandelilin - Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio - Yogyakarta: BPFE 4


Penentuan Tujuan Investasi. Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah
menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing
investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan
tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana
untuk membayar dana pensiunan nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih
investasi pada portofolio reksadana. Sedangkan bagi institusi penyimpanan dana
seperti bank misalnya, mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi
di atas biaya investasi yang dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai investasi
pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang
lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi.

Penentuan Kebijakan Investasi. Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan


kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang ditetapkan. Tahap ini dimulai
dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini
menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas aset yang
tersedia (saham, obligasi, real estate ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga
harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi
seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta
beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

Pemilihan Strategi Portofolio. Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan
dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi
portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan
penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk
mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi
aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi
Eduardus Tandelilin - Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio - Yogyakarta: BPFE 5
strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan
direfleksikan pada harga saham.

Pemilihan Aset. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin
dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi
portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang
tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan
tertentu dengan tingkat risiko terendah.

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio. Tahap ini merupakan tahap paling akhir
dari proses keputusan investasi. Namun, perlu dipahami bahwa proses keputusan
investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata
hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap
pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling
optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja
portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya
dilakukan dengan indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja
portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya (portofolio
pasar).

Eduardus Tandelilin - Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio - Yogyakarta: BPFE 6


Modul WPPE | MPE

CHAPTER 2:
PASAR MODAL
Pasar keuangan terdiri dari pasar uang dan pasar modal. Pasar uang terdiri dari dana-
dana yang bersifat jangka pendek atas kelebihan dana masyarakat yang bersifat
sementara serta untuk membiayai keperluan jangka pendek seperti kebutuhan modal
kerja.

I. Pengertian Pasar Modal

Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran


umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para
investor selain menabung membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan.

II. Peran dan Manfaat Pasar Modal

1. Pasar modal merupakan wahana menghimpun dana pembiayaan usaha


serta pengalokasian investasi yang efisien

2. Pasar Modal membantu meningkatan aktivitas ekonomi nasional dimana


perusahaan- perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga
akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang akan
menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan
pendapatan pajak bagi pemerintah.

3. Pasar Modal merupakan media penghubung para investor dengan


perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen
keuangan jangka panjang seperti saham, surat utang, dan lainnya.

4. Sebagai alternatif investasi, Pasar Modal menawarkan kesempatan


kepada investor untuk:
a. Menjadi pemilik perusahaan yang sehat dan berprospek baik melalui
pembelian efek–efek yang baru ditawarkan ataupun yang
diperdagangkan di pasar modal dengan imbal hasil serta tingkat
resiko tertentu.
b. Memantau pelaksanaan manajemen perusahaan agar berjalan secara
profesional dan transparan.

III. Bursa Efek dan Fungsinya dalam Perdagangan Efek

Sebelum tahun 2007, Indonesia memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek
Jakarta (BEJ) yang berlokasi di Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang
berlokasi di Surabaya. BEJ lebih fokus pada penyelenggaraan perdagangan
efek yang berbasis saham, sementara BES lebih fokus pada perdagangan efek
yang berbasis surat utang dan derivatif.

Mekanisme perdagangan efek di pasar modal, selain dilakukan melalui bursa


efek, dapat pula dilakukan di luar bursa efek (Over The Counter/OTC). Sampai
dengan saat ini, sebagian besar instrumen efek yang diperdagangkan di pasar
modal dunia pada umumnya dilakukan melalui mekanisme perdagangan
dibursa efek. Dalam mekanisme ini, bursa efek bertindak sebagai
penyelenggara perdagangan efek serta penyedia sarana sistem perdagangan
(trading system) yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek, serta
penyedia prasarana lainnya seperti perangkat peraturan agar perdagangan
efek di bursa dapat berjalan secara teratur,wajar dan efisien.

Materi Pelatihan WPPE 7


Modul WPPE | MPE

Bagi para pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melaksanakannya melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan
memberikan pesanan jual ataupun beli efek, yang kemudian pesanan tersebut
diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk order jual ataupun
order beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa.

Dalam melakukan perdagangan efek, Bursa Efek Indonesia hanya menangani


perdagangan efek pada pasar sekunder, yaitu perdagangan efek setelah
melewati tahap penawaran umum pada pasar perdana atau lebih dikenal
dengan IPO (InitialPublic Offering).

IV. PASAR PERDAGANGAN EFEK

IV.1. Pasar Perdana


Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan dana menjual atau menawarkan efek, baik berupa saham, surat
utang atau efek lainnya, secara langsung kepada para calon pemodal. Pada
pasar perdana harga efek ditetapkan lebih dahulu.

• Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana


1) Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada
investor publik dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara
pemesanan saham atau surat utang seperti, “harga penawaran”, “jumlah
saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”, dan informasi lain yang
penting harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional, dan juga
dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.
2) Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan
cara menghubungi Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3) Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut
dengan disertai pembayaran.
4) Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran
umum tersebut kepada investor yang telah melakukan pemesanan.
5) Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan
“allotment”) kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin
Emisi dan Emiten yang mengeluarkan Saham atau Surat utang

• Istilah dalam Proses Penjatahan


1) Undersubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh
investor kurang dari total Saham atau Surat utang yang ditawarkan.
Dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti akan mendapat Saham
atau Surat utang sesuai dengan jumlah yang dipesannya.

2) Oversubscribed
Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh
investor melebihi jumlah total Saham atau Surat utang yang
ditawarkan. Dalam kondisi ini, terdapat kemungkinan investor
mendapatkan Saham atau Surat utang kurang dari jumlah yang dipesan,
atau bahkan mungkin tidak mendapatkan sama sekali.
Apabila jumlah Saham atau Surat utang yang didapat oleh investor
kurang dari jumlah yang dipesan, atau telah terjadi “oversubscribed”,
maka kelebihan dana investor akan dikembalikan (proses ini sering
disebut dengan “refund”).
Saham atau Surat utang tersebut kemudian didistribusikan kepada
investormelalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual.

Materi Pelatihan WPPE 8


Modul WPPE | MPE

Gambar 1 – Proses Penjatahan

IV.2. Pasar Sekunder


Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di
antara para investor setelah efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar
Perdana dicatatkan pada bursa efek tertentu. Di pasar ini efek-efek
diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya. Harga yang
terbentuk pada pasar sekunder sangat tergantung kepada jumlah permintaan
dan penawaran suatu efek yang ada diantara para penjual dan pembeli efek.

Proses perdagangan efek di pasar sekunder terjadi di Bursa Efek, dan dibahas
lebih rinci pada topik Sistem, Mekanisme dan Peraturan Perdagangan Efek di
Bursa Efek Indonesia.

Materi Pelatihan WPPE 9


Modul WPPE | MPE

PERATURAN PERDAGANGAN EFEK


DI BURSA EFEK INDONESIA

I. SISTEM PERDAGANGAN

Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Jakarta
Automated Trading System atau biasa disebut JATS yang pertama kali digunakan
sejak tanggal 22 Mei 1995, JATS memiliki fungsi Untuk mengotomasi perdagangan
efek secara real time berdasarkan time priority dan price priority atau biasa juga
disebut dengan continous auction atau lelang berkesinambungan selama waktu
perdagangan. Namun seiring perjalanan waktu untuk mendukung sekaligus
mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia kedepanya, sejak 14 Mei
2012 Bursa Efek Indonesia telah melakukan pengembangan pada sistem
perdagangan di Bursa, dimana sebelumnya BEI mengunakan sistem perdagangan
JATS-NextG Versi 1.11 menjadi JATS-NextG versi 2.0, pengembangan ini memiliki
beberapa perbaikan dari sistem sebelumnya seperti beberapa fungsi perdagangan
ekuitas, password policy, order management, informasi pasar dan spesifikasi data
feed. Selanjutnya, sebelum mengetahui lebih dalam fungsi dan cara kerja sistem
perdagangan di Bursa Efek Indonesia , maka perlu mengetahui perbedaan antara
Dealer driven Market dan Order driven Market terlebih dahulu.

I.1. Dealer driven (Quote Driven) dan Order driven


Perbedaan antara sistem pasar dealer driven dan order driven terletak pada apa
yang ditampilkan di pasar dalam hal harga bid (harga dimana seseorang siap
membeli) dan ask (harga dimana seseorang siap menjual). Pasar order driven
menampilkan seluruh bid dan ask, sedangkan pasar dealer driven hanya fokus
pada bid dan ask dari market maker (dealer).

Pasar order driven adalah pasar dimana seluruh order dari pembeli dan penjual
ditampilkan, dengan rincian pada harga berapa mereka bersedia membeli atau
menjual suatu efek dan banyaknya efek yang bersedia mereka beli atau jual pada
harga tersebut. Jika seseorang memberikan order 1000 saham A pada harga
Rp300 per lembar, order tersebut akan ditampilkan di pasar dan dapat dilihat oleh
pihak- pihak yang memiliki akses informasi tersebut.
Kelebihan sistem ini adalah transparansinya, seluruh order di pasar ditampilkan
beserta harga dimana orang bersedia beli atau jual. Kekurangan pasar order driven
adalah tidak adanya jaminan eksekusi order, sedangkan pada pasar dealer driven
terdapat jaminan tersebut. Contoh Bursa dunia yang mengunakan Order driven
Market seperti Bursa Efek Indonesia , New York Stock Exchange (NYSE), Hong
Kong Stock Exchange (HKSE).

Pasar dealer driven hanya menampilkan tawaran bid dan ask dari market maker,
atau dealer. Para market maker ini akan memberikan harga bid dan ask yang
bersedia mereka terima pada saat itu. Pada pasar ini order untuk 1000 lembar
saham A pada harga Rp300 tidak ditampilkan. Namun demikian, jika terdapat satu
market maker (dealer) untuk saham tersebut, dealer itu akan menampilkan bid
dan ask-nya. Kita dapat membeli dan menjual saham A pada harga-harga tersebut.
Perlu diingat bahwa bid dan ask akan terus berubah tergantung pada permintaan
dan penawaran di pasar.

Meskipun order individual tidak terlihat di pasar dealer driven, market maker akan
memenuhi order investor dari persediaannya sendiri atau mempertemukan
(match) dengan order yang lain. Kelebihan utama dari pasar jenis ini adalah
likuiditasnya karena para market maker diharuskan untuk memenuhi harga yang
di-quote, baik beli maupun jual. Kekurangan utamanya adalah, tidak seperti order

Materi Pelatihan WPPE 10


Modul WPPE | MPE

driven, pasar dealer driven tidak transparan. Contoh Penguna Dealer driven Market
adalah NASDAQ dan London Stock Exchange (LSE).

Gambar 2
Milestone Perkembangan Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia

Mei 1997 Otomasi sistem pengawasan pelaksanaan perdagangan


April 2000 Penerapan Scripless Trading
2002 Perluasan akses pasar melalui Remote Trading
2004 Pelaporan Elektonik oleh Emiten
2005 Perluasan akses pasar melalui Online Trading
2006 Perluasan akses pasar melalui Online Trading
2010 Perluasan akses pasar melalui Direct Market Access
2009 Implementasi Single Investor ID dan Akses
2011 Implementasi Straight Through Processing
Impelementasi Sistem Perdagangan JATS NEXT-G Versi
2012
2.0

Gambar di bawah berikut ini menunjukkan bagaimana peran JATS dalam


mendukung pelaksanaan perdagangan secara remote.

Gambar 3
Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote

Keterangan:
1. Pelaksanaan perdagangan efek di bursa dilakukan dengan menggunakan
fasilitas JATS.
2. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI dengan kata lain baik Traditional
trading, online trading maupun Direct Market Access (DMA) melewati sistem

Materi Pelatihan WPPE 11


Modul WPPE | MPE

dan manajemen yang berada di anggota bursa terlebih dahulu sebelum


diteruskan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek
yang memiliki izin sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek.
4. Bursa mempunyai Hak melarang atau memfasilitasi Anggota Bursa Efek untuk
mentransaksikan efek yang yang tercatat di bursa secara Over The Counter
(OTC) atau transaksi diluar bursa kecuali kedudukanya sebagai kustodian
untuk efek yang tercatat di bursa.
5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI
sesuai dengan ketentuan peraturan OJK No. 26 Tahun 2014 tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa dan peraturan KPEI.
6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dilaksanakan
melalui KSEI setelah melalui kliring secara netting oleh KPEI.
7. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan berdasarkan hasil
per-transaksi.
8. Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh
transaksi bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan
sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk transaksi bursa yang terjadi
antara lain karena: (1) kesalahan perangkat remote trading Anggota Bursa
Efek dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka remote trading
kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh bursa; dan
atau, (2) kelalaian atau kesalahan Anggota Bursa Efek dalam memberikan
persetujuan atas penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau,
(3) kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian perangkat
remote trading Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota Bursa
Efek; dan atau, (4) adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui
perangkat remote trading Bursa dan atau perangkat remote trading Anggota
Bursa Efek.
9. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota
Bursa Efek tersebut memasukkan kembali penawaran jual dan atau
permintaan beli yang sama, maka penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut oleh JATS diperlakukan sebagai penawaran jual dan atau permintaan
beli yang baru. Apabila transaksi atas kedua penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut terjadi (match), maka kedua transaksi dimaksud
adalah sah.
10. Dalam hal Anggota Bursa Efek memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli ke JATS dimana penawaran jual dan atau permintaan beli
tersebut belum memperoleh konfirmasi dari JATS (reply), namun Anggota
Bursa Efek tersebut melakukan pembatalan (withdraw) atau perubahan
(amend) atas penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut, maka apabila
penawaran jual dan atau permintaan beli tetap terjadi maka transaksi
dimaksud adalah sah.
11. Dalam hal Anggota Bursa Efek tidak melakukan pembersihan data yang masih
tersimpan dalam JONEC yang berasal dari kegiatan perdagangan hari bursa
sebelumnya (housekeeping) yang menyebabkan data tersebut terkirim
kembali ke JATS, maka penawaran jual dan atau permintaan beli yang terkirim
dan atau yang menjadi transaksi bursa adalah sah.
12. Dalam melaksanakan perdagangan efek melalui JATS, Anggota Bursa Efek
wajib mematuhi persyaratan dan tatacara pengoperasian JATS sebagaimana
tercantum dalam panduan JATS dan atau panduan remote trading yang
dikeluarkan oleh bursa.
13. Anggota Bursa Efek dilarang memasukkan penawaran jual atau permintaan
beli sejak suspensi perdagangan suatu efek diumumkan oleh bursa karena
adanya pembatasan perdagangan efek di pasar tertentu atau diseluruh pasar.
14. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang
dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah.

Materi Pelatihan WPPE 12


Modul WPPE | MPE

I.2. Online Trading, Remote trading, dan Direct Market Access

Online Trading
Online trading adalah sarana sistem perdagangan yang disediakan oleh sejumlah
Anggota Bursa bagi para nasabah-nasabahnya untuk dapat secara langsung
melakukan pesanan beli dan/atau jual efek. Dari Online trading tersebut pesanan
nasabah akan diteruskan oleh Anggota Bursa ke sistem perdagangan Bursa Efek.
Saat ini, belum semua Anggota Bursa memiliki sarana Online Trading. Namun,
untuk Remote trading semua Anggota Bursa telah memilikinya. Online trading
dilakukan menggunakan sistem yang ada di perusahaan efek Anggota Bursa yang
terhubung dengan sistem JATS di bursa, sehingga Anggota bursa dapat
"berkomunikasi" secara langsung dengan JATS di Bursa dari kantor masing-masing
Anggota Bursa.
Dengan Online trading ini, nasabah melalui jaringan internet dapat melakukan
pesanan dimanapun nasabah tersebut berada. Selain dapat melakukan pesanan
jual dan/atau beli efek, posisi efek serta dana yang dimilikinya pun dapat diketahui
secara langsung.

Remote trading (via instruksi investor)


Remote trading System adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat
dilakukan oleh Anggota Bursa dari kantornya masing-masing dimana setiap order
langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek (JATS) tanpa perlu
memasukkan order melalui lantai bursa. Order dapat dilakukan di mana saja
sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan Bursa. Remote trading memiliki
beberapa manfaat bagi investor, antara lain proses transaksi menjadi lebih cepat,
konfirmasi menjadi lebih cepat, dan order dan instruksi investor di luar kota
maupun luar negeri dapat langsung dieksekusi ke sistem perdagangan Bursa via
broker.

Direct Market Access


Secara harfiah Direct Market Access adalah order yang langsung dapat diinputkan
oleh pihak tertentu yang mempunyai Izin untuk mengunakan DMA yang
berkedudukan di negara lain untuk memasukan order pemesanan secara langsung
ke sistem perdagangan Bursa Efek, namun di Indonesia sesuai peraturan No. 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal dan juga Peraturan II-A Bursa Efek Indonesia
mengenai Efek Bersifat Ekuitas yang mengatur bahwa pihak yang dapat
mengunakan dan atau sarana Bursa Efek Indonesia adalah Anggota Bursa, maka
pihak lain yang berkedudukan di luar negeri dan ingin mengunakan Direct Market
Accses di Bursa Efek Indonesia tetap harus melewati sistem yang ada pada
Anggota Bursa sebelum diteruskan ke sistem perdagangan Bursa

Materi Pelatihan WPPE 13


Modul Hukum & Etika | Mohamad Samsul - Pasar Modal & Manajemen Portofolio - Erlangga

TRANSAKSI EFEK

Tahapan transaksi dalam pasar modal terjadi melalui dua tahapan yaitu (1) pasar primer (primary
market) dan (2) pasar sekunder (secondary market). Pasar primer merupakan pasar yang
memperdagangkan obligasi dan saham yang baru diterbitkan pertama kali oleh emiten kepada
underwriter. Kegiatan pada pasar primer tersebut dikenal dengan IPO (Initial Public Offering) atau
penawaran umum pertama. IPO dilakukan berdasarkan waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer)
sebelum sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder, umumnya IPO dilakukan pada jangka
waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga sekuritas di pasar primer ditentukan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) berdasarkan analisis
fundamental perusahaan yang bersangkutan, harga sekuritas yang ditentukan pada pasar perdana bernilai
tetap.
Pasar sekunder merupakan pasar yang memperdagangkan saham dan obligasi antar investor
setelah melewati masa penawaran di pasar primer. Setelah saham dan obligasi dibeli investor dari emiten
melalui underwriter, investor menjual kembali saham dan obligasi kepada investor lainnya, baik dengan
tujuan mengambil untung dari kenaikan harga (capital gain) maupun menghindari kerugian (capital loss).
Harga sekuritas pada pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspektasi pasar. Pada pasar sekunder
investor dapat membeli dan menjual sekuritas setiap saat, dengan demikian pula pasar sekunder berguna
sebagai tempat untuk menghimpun dana investor baik perseorangan maupun lembaga
Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumenyang
diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan sejumlah
dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi. Transaksi diawali dengan
memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan
lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang
akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan. Perintah tersebut
selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek bersangkutan. Selanjutnya, perintah tersebut
dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di Bursa Efek. Semua perintah jual dan/atau perintah beli dari
seluruh Perusahaan Efek akan dikumpulkan di Bursa Efek dalam sistem yang disebut JATS (Jakarta
Automatic Trading System).
Ketentuan mengenai Transaksi Efek secara umum diatur didalam Peraturan No. III.A.10 tentang
Transaksi Efek.

A. Jenis Transaksi Efek


A.1 Transaksi Menurut Tempat Pelaksanaan
A.1.1 Transaksi Bursa
Definisi: Kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek, pinjam-meminjam Efek, atau kontrak
lain mengenai Efek atau harga Efek.
Manfaat:
a.Penempatan order yang fair (Price priority dan time priority)
b.Jaminan penyelesaian transaksi
c.Patokan harga yang wajar
d.Pasar yang likuid
e.Informasi yang transparan
f. Biaya transaksi yang ekonomis
g.Keamanan bertransaksi

A.1.2 Transaksi Luar Bursa


Definisi: Transaksi antar Perusahaan Efek atau antara Perusahaan Efek dengan Pihak lain
yang tidak diatur oleh Bursa Efek, dan transaksi antar Pihak yang bukan Perusahaan Efek.
Karakteristik:
a. Tidak diatur oleh Bursa Efek
b. Dilakukan oleh Perusahaan Efek dengan Pihak
c. Dilakukan oleh Pihak dengan Pihak
d.Untuk menampung transaksi atas Efek tidak tercatat dan Efek atas unjuk
e.Untuk menampung kebutuhan spesifik dari bermacam ragam investor
Kelemahan:
a.Kurang transparan dan tidak likuid
b.tidak mendapatkan harga terbaik
c.Penyelesaian transaksi tidak dijamin
d.Keamanan transaksi tidak dijamin
e.Berdasarkan UUPT dan AD pemindahan hak atas saham harus dilakukan secara notariel
f. Biaya transaksi & penyelesaiannya tidak standar & tidak ekonomis

14
Modul Hukum & Etika | Mohamad Samsul - Pasar Modal & Manajemen Portofolio - Erlangga
A.2 Transaksi Menurut Pembiayaan
1. Transaksi Regular
Definisi: Transaksi efek yang dilakukan nasabah di pasar sekunder tanpa pembiayaan dari
perusahaan efek.
Persyaratan:
a. Telah membuka rekening efek (bagi nasabah retil) atau memiliki perjanjian tertulis (bagi
nasabah Kelembagaan) di Perusahaan Efek
b. Memiliki kecukupan dan ketersediaan dana dan efek.
2. Transaksi Margin
Jenis transaksi lain-lain
a. Pinjam-meminjam efek
b. Transaksi repo/reverserepo

A.3 Transaksi Menurut Nasabah


1. Transaksi Nasabah Pemilik Rekening
Definisi: Transaksi Efek yang dilaksanakan oleh Perusahaan Efek untuk kepentingan rekening
nasabahnya sesuai dengan kontrak antara Perusahaan Efek dengan nasabah tersebut.
2. Transaksi Nasabah Umum
Definisi: Transaksi melalui pemesanan Efek dalam Penawaran Umum oleh pemodal yang tidak
mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek.
Ketentuan:
1). Wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Prospektus
2). Jika dalam Penawaran Umum terjadi kelebihan permintaan Efek, Perusahaan Efek harus
memprioritaskan pesanan melalui rekening Efek, kecuali dalam hal rekening Efek dimiliki
oleh Pihak terafiliasi
3. Transaksi Nasabah Kelembagaan
Definisi: Transaksi Efek antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tertentu yang
didasarkan pada perjanjian antara Perusahaan Efek dengan nasabah kelembagaan tersebut
seperti perusahaan asuransi, Reksa Dana, bank atau lembaga keuangan lainnya yang tidak
mempunyai rekening Efek pada Perusahaan Efek tersebut
Ketentuan:
1. Dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian antara
Perusahaan Efek dan nasabah kelembagaan.
2. Penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan dapat dilakukan dengan cara penyerahan
uang dan Efek pada saat yang bersamaan, atau dengan cara lain, sesuai dengan
perjanjian yang dibuat oleh para Pihak.
3. Perusahaan Efek wajib mencatat setiap Transaksi Nasabah Kelembagaan pada tanggal
transaksi tersebut mulai mengikat.
4. Perusahaan Efek wajib mencatat dalam rekening Gagal Terima atau Gagal Serah atas
Efek untuk setiap keterlambatan penyelesaian Transaksi Nasabah Kelembagaan pada
tanggal yang ditentukan untuk penyelesaian transaksi tersebut.
5. Perusahaan Efek wajib mengirim konfirmasi kepada nasabah kelembagaan yang menjadi
Pihak dalam Transaksi Nasabah Kelembagaan dengan memuat hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam angka 3 huruf p peraturan in

15
Modul Hukum & Etika | Mohamad Samsul - Pasar Modal & Manajemen Portofolio - Erlangga

16
Modul Hukum & Etika | Mohamad Samsul - Pasar Modal & Manajemen Portofolio - Erlangga

17
Modul WPPE | MPE

PENAWARAN UMUM SAHAM (GO PUBLIC)

1. Penawaran Umum(Go-Public)
Perusahaan yang membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya dapat
menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan efek di Pasar Modal. Hal
ini dilakukan melalui suatu mekanisme yang disebut penawaran umum.
Perusahaan yang menjual atau menawarkan efek biasa disebut dengan Emiten
atau Issuer.
Secara umum yang dimaksud dengan penawaran umum perdana suatu saham
atau sering pula disebut dengan istilah Initial Public Offering (IPO) atau go
public adalah suatu kegiatan penawaran saham yang dilakukan oleh Emiten
(perusahaan yang go public) kepada masyarakat atau para pemodal berdasarkan
tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal serta peraturan Bapepam-LK
No.IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum
sebagai peraturan pelaksanaan.

2. Manfaat dari Go-Public


a) Memperoleh sumber pendanaan baru
b) Memberikan competitive advantage untuk pengembangan usaha
c) Melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan
melalui penerbitan saham baru
d) Peningkatan kemampuan going concern
e) Meningkatkan citra perusahaan
f) Meningkatkan nilai perusahaan

3. Konsekuensi dari Go-Public


a) Berbagi kepemilikan
b) Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku

4. Pihak yang Terlibat dalam Penawaran Umum Saham


a) Emiten
Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum.

b) Penjamin Emisi
Pihak yang paling banyak terlibat membantu emiten dalam rangka
penerbitan saham. Penjamin emisi adalah perusahaan efek yang
menjembatani calon emiten dengan pasar modal. Bersama dengan calon
emiten, perusahaan efek ini menunjuk pihak-pihak seperti akuntan publik,
perusahaan penilai (appraisal), konsultan hukum, dan notaris. Kegiatan
penjamin emisi antara lain adalah membantu menyiapkan prospektus dan
memberikan penjaminan atas penerbitan saham.
Izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek berlaku juga sebagai izin usaha
Perantara Pedagang Efek. Sedangkan izin usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek tidak dapat digunakan untuk melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek

c) Akuntan publik atau auditor independen


Pihak yang berperan dalam melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan
keuangan calon emiten.

d) Penilai
Pihak yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan,sehingga
nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya (kinerja keuangan
dan operasional) dapat ditentukan harga saham yanglayak saat go public.

Materi Pelatihan WPPE 18


Modul WPPE | MPE

e) Konsultan hukum
Pihak yang bertugas untuk memberikan pendapat dari segi hukum yaitu
melakukan audit atas aspek hukum dari bisnis, aset, dan berbagai produk
hukum yang pernah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan.

f) Notaris
Pihak yang bertugas untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar,
akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum, dan notulen-
notulen rapat.

5. Istilah-istilah dalam Proses Penawaran Umum


a) Afiliasi
• Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horisontal maupun vertikal;
• Hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari
pihak tersebut;
• Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
• Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
• Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
• Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
• Wali amanat dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten,
kecuali hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau
penyertaan modal pemerintah.

b) Informasi atau Fakta Material


Adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,
kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa
Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

c) Perusahaan Publik
Adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 (tigaratus)
pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.
3.000.000.000, - (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

d) Penawaran Umum
Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan untuk menjual efek
kepada masyarakat dengan menggunakan media massa atau ditawarkan
kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah dijual kepada lebih dari
50 (limapuluh) pihak dalam batas nilai dan waktu tertentu. Berdasarkan
peraturan Bapepam-LK No. IX.A.2, untuk bisa melaksanakan Penawaran
Umum, calon emiten harus menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada OJK sesuai ketentuan dan peraturan
OJK. Pernyataan Pendaftaran tersebut harus sudah menjadi efektif.
Emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dan kebenaran informasi
yang diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran dan dokumen
pendukungnya. Hal ini juga berlaku bagi pihak-pihak yang memberikan
pendapat, keterangan, dan atau persetujuan terhadapnya yang dimuat
di Pernyataan Pendaftaran dan dokumen pendukungnya.

Materi Pelatihan WPPE 19


Modul WPPE | MPE

e) Prinsip Keterbukaan
Adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik,
dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh
informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan
atau harga dari efek tersebut.

f) Prospektus
Adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
Informasi yang sekurang-kurangnya harus diungkapkan adalah:
1) Uraian tentang penawaran umum
2) Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum
3) Analisis dan pembahasan oleh manajemen
4) Risiko usaha
5) Keterangan tentang emiten
6) Kegiatan dan prospek usaha dari emiten
7) Ikhtisar data keuangan penting
8) Anggaran dasar
9) Persyaratan pemesanan pembeliaN

Materi Pelatihan WPPE 20


Modul WPPE | MPE

Gambar 1 – Informasi Dasar pada Prospektus

Gambar 2
Contoh Penawaran Umum Perdana Saham Garuda

Materi Pelatihan WPPE 21


Modul WPPE | MPE

Gambar 3
Contoh Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada Prospektus
Penawaran Umum Saham Garuda

6. Jadwal Penawaran Umum

Gambar 4
Jadwal Penawaran Umum

Materi Pelatihan WPPE 22


Modul WPPE | MPE

7. Proses Penawaran Umum

Gambar 5
Proses dalam Penawaran Umum

Persiapan
• RUPS Pendaftaran Penawaran Pencatatan
• Menunjuk Penjamin • Prospektus Ringkas •Initial Public Offering • Papan Utama
Emisi dan Profesi • Dokumen •Tahap paling penting • Papan
Penunjang Pasar pendukung dalam pengumpulan Pengembangan
Modal modal perusahaan
• Pihak ketiga dari publik
mengolah data
perusahaan

A. Tahap Persiapan
Tahap awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal, perusahaan
yang akan menerbitkan saham (calon emiten) terlebih dahulu melakukan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.

Setelah memperoleh persetujuan, calon emiten menunjuk penjamin emisi


serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang diperlukan. Dalam
tahap persiapan ini, yang mengolah data perusahaan bukan lagi pihak
perusahaan sendiri, tetapi pihak-pihak luar ikut terlibat.

Mereka sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan. Oleh


karena itu, untuk kelancaran proses go public sebuah perusahaan,
perusahaan tersebut disarankan menggunakan profesi penunjang pasar
modal yang sudah memperoleh izin dari OJK.

B. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran


Pada tahap ini calon emiten beserta penjamin emisi membawa dokumen
yang terangkum dalam prospektus ringkas calon emiten ke OJK. Prospektus
ringkas merupakan keterangan ringkas mengenai calon emiten dalam
jangka waktu minimal tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, prospektus harus
secara ringkas dan padat memuat berbagai informasi terkait dengan calon
emiten, antara lain yaitu profil perusahaan (company profile), kinerja
operasional perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi kinerja
perusahaan, serta untuk kepentingan apa dana masyarakat dibutuhkan.

Seluruh pernyataan diperiksa secara rinci oleh OJK, lengkap dengan


dokumen pendukungnya. Contohnya jika penjamin emisi memperkirakan
harga jual tiap lembar saham adalah Rp2000 maka dokumen pendukung hal
tersebut harus ada, jelas, dan transparan. Secara garis besar, pada tahap
ini calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada OJK dilengkapi dengan
dokumen-dokumen pendukung hingga OJK menyatakan Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif.

Materi Pelatihan WPPE 23


Modul WPPE | MPE

Gambar
24

C. Tahap Penawaran Saham

Jika pernyataan pendaftaran sudah dinyatakan efektif, maka saham


perusahaan tersebut sudah dapat dijual. Penjualan dilakukan melalui
penawaran umum (initial public offering/IPO). Tahap ini merupakan tahap
utama karena pada tahap ini emiten menawarkan saham kepada
masyarakat investor.

Penjualan saham melalui mekanisme IPO disebut dengan penjualan saham


di pasar perdana. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-
agen penjual. Agen-agen penjual ini adalah perusahaan efek atau pihak lain
yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum di dalam prospektus. Masa
Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Dalam tahap ini tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi. Misalkan saham yang dilepas ke pasar
perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang ingin dibeli oleh seluruh
investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak memperoleh saham
pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar
sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.

Hingga tahap IPO, perusahaan sudah dapat dinyatakan sebagai perusahaan


publik atau terbuka (Tbk). Perusahaan dapat langsung mencatatkan
sahamnya di BEI setelah IPO. Namun tidak ada kewajiban bagi saham
perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Meskipun tidak langsung
tercatat, perusahaan yang telah melakukan IPO tetap mengikuti aturan
mengenai keterbukaan di pasar modal, artinya laporan keuangan, corporate
action dan keterbukaan informasi lainnya harus disampaikan ke public.

Materi Pelatihan WPPE 24


Modul WPPE | MPE

Gambar 7
Alur Proses Penawaran Umum – Setelah Efektif

D. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek

Setelah penjualan saham di pasar perdana selesai, saham tersebut dapat


dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Namun hal ini tergantung apakah emiten
tersebut memenuhi persyaratan (listing requirements) yang berlaku di BEI.

Berdasarkan evaluasi dan penilaian Bursa, Bursa menyampaikan penolakan


atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pencatatan
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Bursa sejak Bursa memperoleh
dokumen dan atau informasi secara lengkap. Dalam proses evaluasi atas
permohonan pencatatan tersebut, Bursa akan meminta calon Perusahaan
Tercatat melakukan presentasi mengenai rencana pencatatan sahamnya,
dan Bursa juga melakukan company visit ke calon Perusahaan Tercatat.

Proses evaluasi calon Emisi didasarkan pada kinerja Perusahaan selama 3


tahun terakhir, termasuk kepatuhan dan pemenuhan kewajiban Perusahaan
Tercatat bila sudah pernah menerbitkan Surat utang atau Sukuk
sebelumnya. Bursa akan melakukan proses Perjanjian Pendahuluan
Pencatatan Efek (PPPE) selambat-lambatnya 10 Hari Bursa sejak Bursa
memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap. Calon Perusahaan
Tercatat akan dicatatkan untuk pertama kalinya di Papan Utama atau di
Papan Pengembangan apabila memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 1
berikut ini.

Tabel 1 – Papan Pencatatan di Bursa Efek Indonesia


Papan Utama Papan Pengembangan
Telah memenuhi persyaratanumum Telah memenuhi persyaratan
pencatatan saham. umum pencatatan saham.

Sampai dengan diajukannya permohonan Sampai dengan diajukannya


pencatatan, telah melakukan kegiatan permohonan pencatatan, telah
operasional dalam usaha utama(core melakukan kegiatan operasional
business) yang sama minimal 36 bulan dalam usaha utama (core business)
berturut-turut. yang sama minimal 12 bulan
berturut-turut.

Materi Pelatihan WPPE 25


Modul WPPE | MPE

Laporan Keuangan telah diaudit Laporan Keuangan Auditan tahun


3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan buku terakhir yang mencakup
Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku minimal 12 bulan dan Laporan
terakhir dan Laporan Keuangan Auditan Keuangan Auditan interim terakhir
interim terakhir (jika ada) memperoleh (jika ada) memperoleh pendapat
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
(WTP).

Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan Memiliki Aktiva Berwujud Bersih(Net


terakhir memiliki AktivaBerwujud Bersih Tangible Asset) minimal
(Net Tangible Asset) minimal Rp5.000.000.000, -.
Rp100.000.000.000, -.

Jumlah saham yang dimiliki oleh Jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang saham yang bukan pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali merupakan Pemegang Saham
(minority shareholders) setelah Pengendali (minority shareholders)
Penawaran Umum atau perusahaan yang setelah Penawaran Umum atau
sudah tercatatdi Bursa Efek lain atau perusahaan yang sudah tercatat di
bagi Perusahaan Publik yang belum Bursa Efek lain atau bagi Perusahaan
tercatat di Bursa Efek lain dalam periode Publik yang belumtercatat di Bursa
5 hari bursa sebelum permohonan Efek lain dalam periode 5 hari bursa
pencatatan,sekurang-kurangnya sebelumpermohonan pencatatan,
100.000.000 saham atau 35% dari sekurang-kurangnya 50.000.000
modal disetor (mana yanglebih kecil). saham atau 35% dari modal disetor
(mana yang lebih kecil).

Jumlah pemegang saham palingsedikit Jumlah pemegang saham paling


1.000 pemegang sahamyang memiliki sedikit 500 pemegang saham yang
rekening Efek di Anggota Bursa Efek, memiliki rekening Efek di Anggota
dengan ketentuan: Bursa Efek, dengan ketentuan:
 Bagi Calon PerusahaanTercatat yang  Bagi Calon Perusahaan Tercatat
melakukanpenawaran umum, maka yang melakukan penawaran umum,
jumlah pemegang saham tersebut maka jumlah pemegang saham
adalah pemegang saham setelah tersebut adalah pemegang saham
penawaran umum perdana. setelahpenawaran umum perdana.
 Bagi Calon PerusahaanTercatat yang  Bagi Calon Perusahaan Tercatat
berasal dari perusahaan publik, maka yang berasal dari perusahaan
jumlah pemegang saham tersebut publik, maka jumlah pemegang
adalah jumlahpemegang saham terakhir saham tersebut adalah jumlah
selambat-lambatnya 1 bulansebelum pemegang saham terakhirselambat-
mengajukanpermohonan pencatatan. lambatnya 1 bulansebelum
 Bagi Calon PerusahaanTercatat yang mengajukanpermohonan
tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah pencatatan.
pemegang saham tersebut adalah  Bagi Calon Perusahaan Tercatat
dihitung berdasarkan yang tercatat di Bursa Efek lain,
rata-rata per bulan selama 6 bulan maka jumlah pemegang saham
terakhir. tersebut adalah dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan
selama 6 bulan terakhir.

Materi Pelatihan WPPE 26


Modul WPPE | MPE

Jika calon Perusahaan Tercatat


mengalami rugi usaha atau belum
membukukan keuntungan atau
beroperasi kurang dari 2 tahun,wajib
selambat-lambatnya pada akhir
tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah
memperoleh labausaha dan laba
bersih berasarkan proyeksi keuangan
yang akan diumumkan di Bursa.
Khusus bagi calon Perusahaan
Tercatat yang bergerak dalambidang
yang sesuai dengan sifatnya
usahanya memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mencapai titik
impas (seperti:infrastruktur,
perkebunan tanaman keras, konsesi
HakPengelolaan Hutan (HPH) atau
Hutan Tanaman Industri (HTI)atau
bidang usaha lain yang berkaitan
dengan pelayanan umum, maka
berdasarkan proyeksi keuangan calon
perusahaan tercatat tsb selambat-
lambatnya pada akhir tahun buku ke-
6 sejak tercatat sudah memperoleh
laba usaha dan laba
bersih.

Khusus calon Perusahaan Tercatat


yang ingin melakukan IPO, perjanjian
penjaminan emisinya harus
menggunakan prinsip kesanggupan
penuh (full
commitment).

E. Syarat Pencatatan Saham


1. Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas
(PT).
2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran
anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki
Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite
Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris
Perusahaan.
4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100.
5. Calon Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan.
6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh
Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.
7. Khusus calon Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam industri
pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah
pencemaran lingkungan dan calon Perusahaan Tercatat yang bergerak
dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah
lingkungan).

Materi Pelatihan WPPE 27


Modul WPPE | MPE

8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial


didasarkan pada laporan keuangan Auditan terakhir sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.

Penempatan Perusahaan Tercatat didasarkan pada pemenuhan persyaratan


pencatatan awal pada masing-masing papan pencatatan. Meskipun terdapat
dua papan pencatatan, perdagangan saham antara keduanya tidak berbeda,
tetap dalam satu pasar.

Papan Utama ditujukan untuk Perusahaan Tercatat yang berskala besar,


khususnya dalam hal nilai Aktiva Berwujud Bersih (Net Tangible Assets)
yang sekurang-kurangnya Rp100 miliar. Sementara Papan Pengembangan
dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi
persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang
prospektif namun belum membukukan keuntungan.

Materi Pelatihan WPPE 28


Modul WPPE | MPE

CHAPTER 3:
PASAR MODAL INDONESIA

I. Sejarah Pasar Modal

Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia mempunyai beberapa periode dimulai


pada tahun 1878 hingga sekarang. Pembagian tersebut di maksudkan karena ada hal-
hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan,
ekonomi, dan politik. Beberapa periode tersebut dapat diklasifikasikan seperti berikut:

II. Sejarah Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan


A. Fungsi Bapepam
1) Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual
saham-sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan dan sehat serta baik;
2) Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien;
mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-
sahamnya melalui pasar modal.

B. Beralihnya Bapepam Ke Bapepam LK


Berawal dari Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK 606/KMK.01. /2005
tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK)
digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan Lembaga Keuangan).

Materi Pelatihan WPPE 29


Modul WPPE | MPE

C. BAPEPAM LK
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat Bapepam-LK)
adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas
membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
lembaga keuangan.

D. Fungsi BAPEPAM LK
1) Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan
sekunder
Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
2) Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
3) Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan
Publik;
4) Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
5) Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

E. BAPEPAM
Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976, dibentuklah Bapepam,
singkatan dari Badan Pelaksana Pasar ModalBapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal) adalah badan pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal. Bapepam dibentuk
dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur,
wajar, efisien danmelindungi kepentingan permodalan di Indonesia.

F. Awal Munculnya OJK


Disahkannya UU No.21 Tahun 2011 tentang otoritas jasa keuangan, telah
melahirkan lembaga baru yaitu otoritas jasa keuangan yang di namakan OJK.
Pembetukan OJK ini mengakibatkan kewenangan - kewenangan tersebut beralih dari
BI dan Bapepam-LK ke OJK, sehingga BI hanya memiliki kewenangan di bidang
kebijakan moneter, sedangkan Bapepam -LK melebur menjadi OJK dan tidak lagi di
bawah kementrian Keuangan.

G. OJK
Sebagai upaya reformasi di sektor keuangan, berdasarkan amanat dari Pasal 34 UU
No. 3/2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 23/ 1999 tentang Bank
Indonesia (BI), pemerintah membentuk lembaga pengawas sektor jasa keuangan
yang independen.Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan
bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud
dalam UU No 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1.

Pada tanggal 22 November 2012, pemerintah mensahkan UU No.21/2011 tentang


Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yang didirikan dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

OJK dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan mempunyai tugas
dan fungsi untuk melakukan pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap seluruh kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal,
dan sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB).

Materi Pelatihan WPPE 30


Modul WPPE | MPE

Lembaga yang mulai berfungsi pada tanggal 31 Desember 2012 ini berperan dalam
menggantikan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan di Pasar Modal yang selama
ini dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal serta Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK).

H. Tugas OJK
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
4. Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

III. Regulasi terkait Pasar Modal di Indonesia


1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Pasar Modal
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di
Bidang Pasar Modal
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di
Bidang Pasar Modal
5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring
Pengaman Sistem Keuangan
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.01/1995 tentang Dicabutnya
Keputusan Menkeu Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal yang telah
diubah terakhir dengan Keputusan Menkeu Nomor 264/KMK.010/1995, dan berlaku
mulai 1 Januari 1996
7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.01/1995 tentang Pemilikan Saham
atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tentang Pembelian Saham
oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/KMK.010/2010 tentang Kepemilikan
Saham dan Permodalan Perusahaan Efek
10. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
11. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Materi Pelatihan WPPE 31


Modul WPPE | MPE

IV. Struktur Pasar Modal Indonesia

Gambar 1 – Struktur Pasar Modal Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan


(OJK)

Lembaga Penyimpanan dan


Lembaga Kliring dan Penjaminan
Bursa Efek Penyelesaian
(PT Bursa Efek Indonesia-BEI) (PT Kliring dan Penjaminan Efek
(PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia-KPEI)
Indonesia-KSEI)

Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang PEMODAL/INVESTOR

+ Biro Administrasi Efek


EMITEN + Penjamin Pelaksana + Bank Kustodian
Emisi (Underwriter) + Wali Amanat + Akuntan
+ Perantara Pedagang + Pemeringkat Efek + Notaris
Efek + Penilai Harga Efek + Domestik
Indonesia (IBPA) + Penilai + Asing
+ Penyelenggara Program + Konsultan Hukum
Perlindungan Investor
+ Manajer Investasi - Reksadana Efek Indonesia (SIPF)
+ TICMI dan ICaMEL

Materi Pelatihan WPPE 32


Modul WPPE | MPE

Para Pelaku & Lembaga di Pasar Modal

Self Regulatory Organization (SRO) adalah suatu organisasi yang melaksanakan tingkat
tertentu dari kewenangan penerapan aturan (regulator) di industri Pasar Modal.
Kewenangan regulator dapat diterapkan sebagai pelengkap dari peraturan pemerintah yang
ada dan tidak selalu merupakan bentuk pengalihan kewenangan dari pemerintah. SRO
memiliki peraturan dan ketentuan yang mengikat bagi pelaku pasar modal sebagai fungsi
pengawasan untuk mencegah praktik perdagangan yang dilarang. Lembaga SRO di Pasar
Modal Indonesia adalah PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesai (KSEI) dan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

A. Bursa Efek
Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka (UUPM Pasal 1). Berdasarkan PP 45/1995 Pasal 5,
pemegang saham bursa minimal 50 Anggota Bursa (AB) dan maksimal 200 AB.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan


Efek yang teratur, wajar, dan efisien, Bursa Efek Indonesia mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien, menyediakan sarana
pendukung serta mengawasi kegiatan anggota bursa efek, menyusun rancangan anggaran
tahunan dan pengunaan laba Bursa Efek dan melaporkannya ke Bapepam-LK (UUPM Pasal
7). Fungsi bursa lainnya adalah menjaga kelangsungan pasar (market liquidity), dan
menciptakan harga efek yang wajar (price discovery).

Kegiatan BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Efek Indonesia antara lain
untuk:
1) Meningkatkan sistem atau sarana perdagangan Efek;
2) Meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan terhadap anggota BursaEfek;
3) Mengembangkan sistem pencatatan Efek yang efisien;
4) Mengembangkan sistem kliring dan penyelesaian Transaksi Bursa;
5) Meningkatkan sistem pelayanan informasi; kegiatan pengembangan Pasar
Modal, termasuk kegiatan promosi dan penelitian; dan
6) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Pasar Modal.

B. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)- KPEI

Fungsi LKP dalam Perdagangan Efek

LKP adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa. Saat ini, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) adalah pihak
yang telah mendapatkan izin sebagai LKP untuk melaksanakan kegiatan kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa.

Pengertian kliring yang dimaksud adalah proses penentuan hak dan kewajiban efek
dan/atau dana Anggota Bursa, yang timbul dari transaksi efek yang dilakukannya di
bursa efek. Sedangkan penjaminan penyelesaian transaksi bursa adalah merupakan
kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban efek dan/atau dana Anggota Bursa yang timbul
dari transaksi bursa.
Dalam praktiknya, data transaksi efek yang terjadi di Bursa akan dikirim ke LKP untuk
kemudian dilakukan proses Kliring, sehingga Anggota Bursa dapat mengetahui hak dan
kewajiban efek dan/atau dananya masing-masing pada setiap hari bursa, untuk
kemudian diselesaikan pada tanggal penyelesaian.

Pemegang Saham dan Struktur Modal


1. Pemegang Saham (Shareholders) KPEI
- Bursa Efek Indonesia (BEI) : 100%
2. Struktur Modal (Capital Structure) KPEI
- Modal Dasar : Rp. 60 Milyar
- Modal Setor : Rp. 15 Milyar

Materi Pelatihan WPPE 33


Modul WPPE | MPE

Bisnis Motif
1. Nir Laba (Non Profit Motive)
2. Tidak membayar dividen (No Dividend Payment)
3. Keuntungan untuk operasional dan pengembangan

Sumber Pendapatan
1. Fee jasa Kliring Transaksi Bursa
2. Fee jasa Pinjam Meminjam Efek
3. Fee jasa pengelolaan Dana Jaminan

Jenis Layanan
1. Layanan Jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur,
wajar dan efisien
2. Jasa Pinjam Meminjam Efek (Securities Lending and Borrowing)
3. Pelayanan jasa KPEI diberikan kepada Anggota Bursa Efek dan partisipan lainnya
(seperti Bank Kustodian)

Novasi (Mitra Pengimbang)

Novasi adalah Pengalihan hubungan hukum antara AB Jual dengan AB Beli menjadi
hubungan hukum antara AB Jual dengan KPEI dan AB Beli dengan KPEI.

Dengan novasi peranan KPEI menjadi sebagai:


 Mitra Pengimbang (Counter Party) yang menjamin kepastian penyelesaian
Transaksi Bursa.
 Pengelola Risiko (Risk Management) dari penyelesaian Transaksi Bursa

Ilustrasi Novasi terlihat seperti pada gambar di bawah ini:

C. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)- KSEI

Fungsi LPP dalam Perdagangan Efek


LPP adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank
kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Saat ini, PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) merupakan pihak yang telah mendapatkan izin sebagai LPP untuk
Materi Pelatihan WPPE 34
Modul WPPE | MPE

menjalankan fungsi Penyimpanan dan Penyelesaian efek.


Pemegang Saham KSEI
Bank Kustodian : 36%
SRO : 30,5%
Perusahaan Efek : 30,5%
BAE : 3%

Layanan yang diberikan LPP meliputi:


1. Administrasi Rekening Efek
2. Penyelesaian transaksi Efek
3. Distribusi hasil corporate action
4. Jasa-jasa terkait lain seperti Post Trade Processing (PTP) dan penyediaan laporan-
laporan jasa kustodian sentral

Fungsi dan Peran KSEI


Fungsi
Menyediakan Jasa Kustodian sentral dan Penyelesaian transaksiyang teratur, wajar,
danefisien (Pasal 14 ayat 2 UUPM).
Peran
1. Penyimpan efek tanpa warkat
a. Efek Bersifat Ekuitas (Saham, HMETD, dan Waran)
b. Efek Bersifat Utang (Surat utang, MTN, NCD, PN, CP, dll)
2. Penyelesaian transaksi efek
a. Transaksi Bursa
b. Transaksi di Luar Bursa (overthe counter)

Pengguna Jasa KSEI


Emiten
Untuk aktivitas berikut:
1. Pendaftaran Efek
- Persyaratan agar Efek Emiten dapat disimpan di KSEI
2. Distribusi Corporate Actions
- Penyampaian informasi corporate action
- Pembayaran dividen, bunga, saham bonus dll
- Laporan-laporan; data pemegang Efek

Pemegang Rekening
(Perusahaan Efek & Bank Kustodian)
Untuk jasa sebagai berikut:
1. Penyimpanan Efek untuk Efek tanpa warkat
2. Pemindahbukuan Efek untuk transaksi bursa & transaksi di luar bursa
3. Penerimaan hasil Corporate Action
4. Laporan-laporan: laporan saldo & mutasi Efek, informasi CorporateAction

Konsep Penitipan Kolektif


1. Efek dikonversikan ke dalam data elektronik dan diadministrasikan di rekening Efek.
2. Peralihan Kepemilikan dengan pemindahbukuan Efek (book-entrytransfer).
3. Efek dalam Penitipan Kolektif dianggap sepadan (fungible).
4. Hak-hak terkait dengan Efek (dividen, saham bonus, dll) dibagikan melalui KSEI dan
dikredit ke rekening Efek
5. Hak-hak Beneficial Owner (kepemilikan manfaat) atas Efek
- Hak atas pembagian dividen, saham bonus
- Hak atas pembayaran bunga atau pokok surat utang
- Hak untuk menghadiri RUPS/RUPO
- Hak-hak lain yang berkaitan dengan Efek

Fasilitas AKSes
1. Fasilitas yang diberikan kepada investor untuk dapat langsung melihat
portofolio yang dimilikinya ke dalam sistem KSEI.
2. Fasilitas AKSes adalah sarana informasi yang disediakan untukpara
investor di website KSEI, yang memberikan akses langsung bagi

Materi Pelatihan WPPE 35


Modul WPPE | MPE

investor untuk melihat dan memonitor posisi dan mutasi portofolio


Efeknya yang tersimpan di Sub Rekening Efek di KSEI.
3. Website http://akses.ksei.co.id dengan jaminan standar
keamananyang ketat.
4. Diluncurkan pada tanggal 18 Juni 2009.
5. Tujuan untuk memberikan perlindungan dan transparansi informasi atas
kepemilikan portofolio Efek nasabah (investor).

D. Pelaku Pasar Modal


D.1. Emiten dan Perusahaan Publik
1. Perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan menjual atau
menawarkan efek kepada publik. Perusahaan yang menjual atau menawarkan
efek biasa disebut dengan Emiten.
2. Kegiatan ini dikenal dengan istilah penawaran umum perdana, Initial Public
Offering (IPO) atau go public, yang dilakukan berdasarkan tata cara yang diatur
oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
3. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan sehubungan dengan perusahaan yang Go
Public adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan audit oleh akuntan publik
b. Dokumen legal audit dan legal opinion oleh konsultan hukum
c. Hasil penilaian aset oleh lembaga penilai (jika ada)
d. Pendirian dan Perubahan-perubahan Anggaran Dasar serta perjanjian-
perjanjian yang telah dibuat perusahaan.

D.2. Perusahaan Efek


Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan
dapat melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan
atau Manajer Investasi serta kegiatan lain sesuai ketentuan OJK.

1. Perantara Pedagang Efek (Broker – Dealer)


Adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan
sendiri atau pihak lain. Ada 2 macam perusahaan Perantara Pedagang Efek yaitu:
a. Anggota Bursa (Administrasi)
b. Non Anggota Bursa (Non Administrasi)

Kewajibannya:
a. Mendahulukan kepentingan nasabah sebelum melakukan transaksi untuk
kepentingan sendiri.
b. Dalam memberikan rekomendasi kepada nasabah untuk membeli atau
menjual efek wajib memperhatikan keuangan nasabah dan maksud serta
tujuan investasi dari nasabah.
c. Membubuhi jam, hari dan tanggal atas semua pesanan nasabah pada
formulir pemesanan.
d. Memberikan konfirmasi kepada nasabah sebelum berakhirnya hari bursa
setelah dilakukan transaksi.
e. Menerbitkan tanda terima setelah menerima efek atau uang dari nasabah.
f. Menyelesaikan amanat jual / beli dari pemberi amanat.
g. Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan pemodal.
h. Memberikan saran kepada para pemodal.

2. Penjamin Emisi Efek (Underwriter)


Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa
efek yang tidak terjual.

Kewajibannya:
a. Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi
b. Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau hubungan
lain yang bersifat material antara perusahaan efek dengan emiten.

Ada 2 macam perjanjian penjaminan yaitu kontrak penjaminan emisi Efek dapat

Materi Pelatihan WPPE 36


Modul WPPE | MPE

berbentuk kesanggupan penuh (full commitment) atau kesanggupanterbaik


(best effort).

Dengan kesanggupan penuh, Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab mengambil


sisa Efek yang tidak terjual, sedangkan dengan kesanggupan terbaik, Penjamin
Emisi Efek tidak bertanggung jawab terhadap sisa Efek yang tidak terjual, tetapi
berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjualkan Efek Emiten.

3. Manajer Investasi (Investment Manager)


Adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yangberlaku.
Tugasnya:
a. Mengadakan riset atas efek
b. Menganalisa kelayakan investasi
c. Mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah
d. Mengelola reksa dana.

Terdapat pihak yang melakukan kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara
Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi yang tidak diwajibkan untuk
memperoleh izin usaha sebagai Perusahaan Efek, yaitu untuk Efek utang dengan
jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun, sertifikat deposito, polis asuransi, Efek yang
diterbitkan atau dijamin Pemerintah Indonesia, atau Efek lain sesuai ketentuan OJK

D.3. Lembaga Penunjang Pasar Modal


1. Biro Administrasi Efek (BAE)
Adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan
pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek (UUPM Pasal 1).
Tugasnya:
a. Mendaftarkan dan mengadministrasikan saham yang dibeli investor menjadi
atas nama pemodal tersebut, dengan dikenakan biaya sesuai yang
ditetapkan oleh BAE.
b. Modal disetor sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000.000,-.

2. Bank Kustodian
Adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan
efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya (UUPM Pasal 1).
Jasa yang diberikan meliputi:
a. Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat berharga
(Efek)
b. Mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat
c. Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk kepentingan
pihak yang diwakilinya.
d. Mengamankan pemindahan efek.
e. Menagih dividen, bunga surat utang, dan hak-hak lain yang berkaitan
dengan surat berharga yang dititipkan.

Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah Lembaga


Penyimpanan dan penyelesaian (LPP), Perusahaan Efek, atau Bank Kustodian.

3. Wali Amanat
Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang (Pasal 1
UUPM). Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh Bank Umum dan
pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dan wajib terlebih dahulu
terdaftar di Bapepam-LK (Pasal 50 UUPM).

4. Pemeringkat Efek
Pihak yang melakukan penilaian kemampuan membayar kembali surat utang serta
Materi Pelatihan WPPE 37
Modul WPPE | MPE

menyediakan jasa informasi mengenai perusahaan di pasar modal. Di samping itu


fungsi lainnya adalah melakukan:
1. Analisis peringkat
2. Studi Industri
a. Analisis risiko bisnis
b. Posisi pasar dan strategi bisnis
c. Diversifikasi
d. Struktur biaya
e. Manajemen
f. Dan faktor kunci sukses lainnya
3. Analisis risiko keuangan
a. Kebijakan keuangan
b. Keuntungan
c. Struktur modal
d. Kualitas aset
e. dll

5. Penilai Harga Efek


adalah lembaga resmi yang melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar
secara harian dari seluruh instrumen surat utang, Sukuk, dan surat berharga
lainnya yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini Perdagangan surat utang
yang OTC dan tidak terpusat (de-centralized) menjadikan isu likuiditas dan
transparansi melalui ketersediaan harga pasar wajar menjadi sangat kritikal.
Dalam perkembangannya, informasi harga pasar wajar yang diterbitkan BPA
menjadi referensi yang wajib digunakan oleh institusi keuangan dalam penetapan
secara harian nilai aset bersih (NAB) dan nilai pasar wajar portfolio.

Produk dan Fitur:


• Harga Pasar Wajar IBPA termasuk upper and lower (harian dan historis)
• Indeks (INDOBeX dan IBPA Indices)
• Imbal Hasil dan Kurva Imbal Hasil
• Credit Spread Matrix
• Riset Pasar Surat Utang Bond Calculator
• ABS Calculator
• My Portfolio
• Informasi terkait efek bersifat utang lainnya
• Export Data

6. Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF)


Maksud dan Tujuan
P3IEI yang lebih dikenal sebagai Indonesia Securities Investor Protection Fund
(Indonesia SIPF) didirikan dengan maksud dan tujuan
1. Menatausahakan dan mengelola dana pelindungan pemodal di pasar modal
Indonesia, seperti: memisahkan penyimpanan, pencatatan dan pembukuan
antara harta kekayaan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan
harta kekayaanDana Perlindungan Pemodal.
2. Melakukan investasi atas dana perlindungan pemodal di pasar modal
Indonesia. Menyimpan Efek dalam rangka investasi Dana Perlindungan
Pemodal sebagaimana dimaksud dalam Peraturan VI.A.4 tentang Dana
Perlindungan Pemodal pada Bank Kustodian. Dengan tujuan meningkatkan
nilai Dana Perlindungan Pemodal secara optimal dengan mempertimbangkan
hasil dan risiko investasi.
3. Melakukan pemeriksaan, verifikasi, membuat analisa untuk melakukan
pembayaran dan tindakan lainnya sehubungan dengan klaim yang dilakukan
oleh pemodal.
4. Menerima tambahan dana dan/atau memungut biaya sehubungan dengan
kegiatan perlindungan pemodal di pasar modal Indonesia. Memungut iuran dari
anggota Dana Perlindungan Pemodal sebagaimana diatur dalam Peraturan
Nomor VI.A.4 tentang Dana Perlindungan Pemodal.
5. Melakukan tindakan untuk pengembalian (recovery) dana yang telah

Materi Pelatihan WPPE 38


Modul WPPE | MPE

dikeluarkan dari Dana Perlindungan Aset Pemodal untuk pembayaran klaim


berdasarkan subrogasi atas hak pemodal terhadap pihak yang telah
menimbulkan kerugian, termasuk namun tidak terbatas ikut serta dalam
proses hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan.
6. Serta melakukan segala kegiatan pendukung lainnya yang berkaitan dengan
maksuddan tujuan di atas

Struktur Perlindungan Pemodal

Pemodal dan Aset Pemodal


Pemodal adalah nasabah dari Perantara Pedagang Efek yang mengadministrasikan
rekening Efek nasabah dan Bank Kustodian. Pemodal yang asetnya mendapat
perlindungan Dana Perlindungan Pemodal adalah Pemodal yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Menitipkan asetnya dan memiliki rekening Efek pada Kustodian
2. Dibukakan Sub Rekening Efek pada Lembaga Peyimpanan dan Penyelesaian
oleh Kustodian; dan
3. Memiliki nomor tunggal identitas pemodal dari Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.

Materi Pelatihan WPPE 39


Modul WPPE | MPE

Fungsi Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal


Dalam Penyelenggara ana Perlindungan Pemodal wajib memiliki paling sedikit
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi Investasi, dilaksanakan dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:
a. menyusun dan melaksanakan rencana investasi atas Dana Perlindungan Pemodal;
b. mengawasi perkembangan investasi atas jumlah yang tidak akan
digunakansegera dari Dana Perlindungan Pemodal; dan
c. melakukan penyetoran hasil investasi Dana Perlindungan Pemodal ke dalam
DanaPerlindungan Pemodal;

2) Fungsi Pembukuan dan Keuangan, dilakukan dengan ketentuan antara lain sebagai
berikut:
a. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh transaksi
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum;
b. membuat dan menyelenggarakan pencatatan dan pembukuan atas seluruh transaksi
dan kegiatan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum dan terpisah dari pencatatan dan pembukuan
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
c. memastikan bahwa pencatatan dan pembukuan dalam (a) dan (b) tersebut
terselenggara dan tersimpan dengan baik sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
d. menyusun laporan keuangan Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan ketentuan catatan atas
laporan keuangan paling sedikit wajib memuat hal-hal sebagai berikut:
i. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
direkturdan komisaris Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal;
ii. pengeluaran biaya yang berkaitan dengan Pihak terafiliasi dengan
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
iii. pengeluaran biaya berupa gaji, manfaat lain, dan fasilitas yang
diberikan kepada direktur dan komisaris Penyelenggara Dana
Perlindungan Pemodal
e. melakukan kegiatan perbendaharaan, antara lain menerima dana dan memungut
iuran Dana Perlindungan Pemodal dan mengeluarkan biaya yang terkait dengan
Dana Perlindungan Pemodal;

Materi Pelatihan WPPE 40


Modul WPPE | MPE

f. menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) dengan berpedoman


pada prinsip efisiensi Pasar Modal dalam bentuk rencana kerja dan anggaran
tahunan (RKAT) yang sistematis, akurat, dan tepat waktu; dan
g. apabila terdapat keragu-raguan atau perbedaan dalam pencatatan yang
dilakukan oleh Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal dengan pihak lain
atas transaksi yang dilakukan sehubungan dengan Dana Perlindungan Pemodal,
Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal wajib mengadakan rekonsiliasi
dengan pihak terkait tersebut untuk memastikan akurasi pembukuan

3) Fungsi Pengawasan Internal dan Kepatuhan, dilaksanakan dengan ketentuan


antaralain sebagai berikut:
a. memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta prosedur
operasi standar dan kode etik Penyelenggaraan Dana Perlindungan Pemodal yang
berlaku;
b. memproses setiap pengaduan Pemodal dan masyarakat yang terkait dengan
pelaksanaan tanggung jawab Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal; dan
c. memastikan bahwa pegawai pengawasan internal dan kepatuhan memiliki akses ke
pembukuan setiap waktu.

7. TICMI (The Indonesia Capital Market Institute) bergabung dengan ICaMEL


Indonesian Capital Market Electronic Library
Pada tanggal 10 November 2015 bertepatan dengan acara Investor Summit and
Capital Market Expo 2015, TICMI bergabung dengan ICaMEL dan sekaligus
melakukan Relaunching brand The Indonesia Capital Market Institute sebagai pusat
referensi, edukasi, dan sertifikasi profesi pasar modal Indonesia.
Sertifikasi
• WPPE (Wakil Perantara Pedagang Efek)
• WMI (Wakil Manajer Investasi)
• ASPM (Ahli Syariah Pasar Modal)
Program WaiverData Pasar Modal
• Data Historis
• Perpustakaan Pasar Modal
• Permintaan Data

D.4. Profesi Penunjang Pasar Modal


a. Akuntan, melakukan audit atau pemeriksaan dan memberikan pendapat
terhadap Laporan keuangan.
b. Konsultan Hukum, membuat laporan legal audit dan memberikan pendapat
hukum.
c. Penilai, melakukan penilaian atas aset perusahaan.
d. Notaris, membuat akta otentik dan legalisasi dokumen perusahaan.
e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Semua profesi yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di OJK. Setiap profesi penunjang pasar modal wajib mentaati kode etik dan
standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing- masing, dan dalam
melakukan kegiatan usaha di pasar modal, profesi penunjang pasar modal wajib
memberikan pendapat atau penilaian yang independen.

Materi Pelatihan WPPE 41


Modul WPPE | MPE

Peranan Lembaga dan Profesi Penunjang

D.5. Investor

Proses jual beli saham di BEI

Cara menjadi investor:

1. Mengisi formulir yang telah disediakan oleh pihak Perusahaan Sekuritas, yaitu
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek dan formulir Rekening Dana Investor
(RDI).
2. Memberikan dokumen yang diperlukan, yaitu foto copy KTP yang berlaku dan

Materi Pelatihan WPPE 42


Modul WPPE | MPE

NPWP serta fotocopy bagian depan buku tabungan yang akan didaftarkan dalam
formulir Pembukaan Sub Rekening Efek.
3. Setoran dana awal ke rekening di bank RDI atas nama calon investor saham.
Masing-masing broker menentukan deposit berbeda-beda (dimulai dari
Rp100.000,-).
4. Setelah disetujui, selanjutnya kita sudah siap bertransaksi

V. Yuk Nabung Saham


Yuk Nabung Saham adalah sebuah campaign yang mengajak masyarakat Indonesia
untuk berinvestasi di pasar modal melalui share saving. Sebagai upaya dalam
mengembangkan industri pasar modal di Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
senantiasa mengedukasi dan mengembangkan industri ke arah yang lebih baik.
Tujuan BEI tidak semata fokus pada penambahan jumlah investor baru, namun juga
berupaya untuk menanamkan kebutuhan berinvestasi di pasar modal yang secara
tidak langsungakan meningkatkan jumlah investor aktif di pasar modal Indonesia.

Mekanisme Yuk Nabung Saham

VI. Instrumen di Pasar Modal Indonesia


Di dalam pasar modal diperdagangkan beberapa jenis aset finansial. Contoh aset
finansial ini adalah saham, surat utang, reksadana dan derivatif.
1. Saham
Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal
yang ditanamkan. Hal ini menyebabkan pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Surat Utang
Surat Utang adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dan menyatakan
bahwa perusahaan bersedia membayar sejumlah uang tertentu di masa depan
kepada pemegang surat utang tersebut. Selain membayar uang sejumlah pokok

Materi Pelatihan WPPE 43


Modul WPPE | MPE

pinjaman, perusahaan juga membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara
periodik.
3. Reksa Dana
Merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai
sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai
keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas. Reksa Dana juga diharapkan dapatmeningkatkan peran pemodal lokal
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
4. Derivatif
Derivatif adalah produk turunan dari underlying asset, dalam hal ini saham. Contoh
produk yang termasuk dalam jenis derivatif adalah futures dan option.

(Setiap instrumen pasar modal di atas akan dijelaskan lebih lengkap pada bab
selanjutnya)

Materi Pelatihan WPPE 44


Modul WPPE | MPE

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus
menghubungi perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka
Rekening Efek atas namanya. Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang
diminta nasabah. Sebuah perusahaan sekuritas juga dapat melakukan transaksi
pembelian dan penjualan saham atas nama mereka sebagai bagian dari portofolio
perusahaan.

Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya


adalah:
1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di
Indonesia
2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK sebagai
Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang
Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh
persetujuan Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa
dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan
Peraturan Bursa
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian

Gambar 1
Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa

Materi Pelatihan WPPE 45


Modul WPPE | MPE

A. Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak Bagi

Perusahaan Efek atau Anggota Bursa


1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan
nasabahmengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah untuk
membeli atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan sebelum
rekening Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan, kecuali untuk:
i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka;
ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan
iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain, Pihak
terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan Asuransi, Dana
Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;

b. Kontrak harus memuat:


i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminanpenyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan Efek;
ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);
iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening
tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;
iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan dalam
Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan nasabah
bersangkutan, sepanjangterdapat catatan dalam Rekening Efek pada Bank
Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut bahwa dana
dan Efek dimaksud dimiliki oleh nasabah Perusahaan Efek; dan
v. Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek nasabah,
PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening Efek nasabah
tersebut sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga keuangan lainnya.

c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi dengan
dokumen :
i. Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili dan
NPWP.
ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan
wewenang kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk
memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening
Efek nasabah tersebut;
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;
iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak ketiga
untuk memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan
rekening Efek nasabah;
v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada
ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan
Rekening Efek Reksa Dana; dan
vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya memuat:
1. pekerjaan;
2. status perkawinan;
3. tujuan investasi; dan
4. keadaan keuangannya

2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul Hukum dan
Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10 atau POJK NO. 22 Tahun
2014)

Materi Pelatihan WPPE 46


Modul WPPE | MPE

a. Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di Pasar


Modal, baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek, Penyedia Jasa
Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan pertemuan langsung (face to
face) dengan calon Nasabah dan meminta beberapa informasi.
b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan dokumen-
dokumen pendukung.
c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan identifikasi dan
verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung mengenai calon Nasabah
(customer due diligence).
d. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan verifikasi yang
lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan pengendali
calon Nasabah yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi
terhadap praktik pencucian uang dan/atau risiko tinggi terkait dengan Pendanaan
Kegiatan Terorisme.
e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memungkinkan Nasabah
melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau Pendanaan Kegiatan Terorisme.
f. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka atau
memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang menggunakan nama
fiktif.
g. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah yang
dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib terlebih dahulu
memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau manajemen senior Penyedia
Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal.

3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22 Tahun 2014
Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan
a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas nama
nasabah tersebut.
b. pemberian kuasa oleh Nasabah kepada Partisipan untuk membuka Sub Rekening
Efek dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor
identification) untuk Nasabah.
c. kewajiban Partisipan untuk melaksanakan kuasa pembukaan Sub Rekening Efek
dan pembuatan nomor tunggal identitas pemodal (single investor identification)
peraturan KSEI nomer 3.C.7

Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah
perusahaan efek atau kantor broker (anggota bursa).
2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus
melakukan pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli
setelah investor disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yangbersangkutan.

Bagi Bursa Efek Indonesia


1. Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data transaksi
bursa (DTB) kepada KPEI.

Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)


1. Nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebagaimana
dimuat di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan
dicantumkan dalam Data Hasil Kliring (DHK).
2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul
13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi
II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa
berikutnya.

3. Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI melakukan
pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening Serah Terima

Materi Pelatihan WPPE 47


Modul WPPE | MPE

Anggota Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota Kliring yang
bersangkutan selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian yang
ditetapkan dalam DHK.
4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang ke
Rekening Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB pada
tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring.
5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal sebagai
berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan Anggota Kliring dan
memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang bersangkutan mengenai hasil
penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat mencairkan dan atau menjual Anggunan
yang di jaminkan Anggota Kliring yang bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry
forward atau offsetting hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada
Peraturan KPEI No.2-5 poin 4.
6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian atau
seluruh kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota
Kliring kepada KPEI, Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek Bersifat
Ekuitas yang tidak dipenuhinya menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate
cash settlement) kepada KPEI sebesar 125% (seratus dua puluh lima persen) dari
harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama di pasar reguler dan negosiasi di
hari penyelesaian saham tersebut atau pada sesi I pasar reguler di hari penyelesaian
saham tersebut.

Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)


1. Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan penyelesaian
kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan efek dari penjual ke
rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak pembeli ke pihak penjual.
hal ini sesuai dengan Lampiran Keputusan Direksi PTKustodian Sentral Efek Indonesia
Nomor: KEP-0013/DIR/KSEI/0612

B. Proses & Prosedur Jual Beli Efek

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek

Materi Pelatihan WPPE 48


Modul WPPE | MPE

Langkah pertama bagi investor yangingin melakukan perdagangan saham adalah


menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek.
Para investor dapatmelakukan transaksi jual beli setelah resmi terdaftar sebagai
nasabah pada perusahaan efek yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan Order Nasabah


Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara online
trading yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading via broker.
Untuk online trading investor tinggal memasukan penawaran beli maupun jual dari
gadget, laptop dan device lainya dan order tersebut akan diteruskan ke system yang
tersedia di anggota bursa sebelum diteruskan ke JATS, sedangkan untuk order via
broker, investor memberikan instruksi kepada broker kapan saham harus dibeli dan
dijual. Order ini dapat dilakukan secara langsung dengan datang ke kantor broker,
telephone, dan layanan pesan singkat (short message service/sms). Berikut contoh
pemesanan via traditional trading:

3. Verifikasi dan validasi order


Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem dari
anggota bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing Anggota Bursa.

4. Transaksi terjadi (matched)


Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu dengan
harga yang sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang telah terjadi
(done), artinya sebuah order jual/beli telah bertemu dengan harga yang cocok.
Selanjutnya petugas kantor broker menyampaikan informasi kepada investor bahwa
order yang disampaikan telah terpenuhi. Konfirmasi akan diberikan oleh masing-
masing Perusahaan Efek Anggota Bursa kepada nasabah pada akhir hari bursa setelah
order disampaikan atau diteruskan (online trading) oleh nasabah.

5. Penyelesaian transaksi (settlement)


Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus
transaksi. Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses seperti
kliring, pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak
kita akan terpenuhi 2 hari bursa selanjutnya (T+2) untuk pasa regular dan (T+0)
untuk pasa tunai.

Materi Pelatihan WPPE 49


Modul WPPE | MPE

C. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek


1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk
melakukan transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya
sendiri atas Efek yang tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut
melalui sistem perdagangan Bursa.
2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari
nasabahnya, guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah
terjadinya perdagangan yang tidak wajar.
3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya
pesanan terbatas (limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai
dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian
Pemasaran yang memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah,
jumlah dan nama (atau kode) Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli),
serta keterangan mengenai status nasabah (asing/lokal), dan instruksi khusus, jika
ada sebelum dimasukan ke JATS.
5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS
satu per satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu
(prioritas waktu) disetujuinya pesanan tersebut.
6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib
dilengkapi dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor Identity/SID).
7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar
Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa
penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar
Negosiasi.
8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain apabila
AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara melakukan
aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:
a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan
sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:
1) pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang
bersangkutan dikenakan suspensi; atau
2) pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan nasabahnya;
atau
3) pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk
kepentingan penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.
b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan
pesanan Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabahlainnya.
c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan
termasuk sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan
pesanan titip jual dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua puluh)
Hari Bursa dengan terlebih dahulu melaporkan ke Bursa mengenai:
1) adanya gangguan atau kerusakan tersebut.
2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.
d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas
permintaan sendiri (voluntary suspension) dapat memberikan pesanan titipan
jual dan beli untuk kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.
e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa untuk
kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang bersangkutan,
apabila AB tersebut telah memiliki prosedur operasi standar tertulis tentang
pelaksanaan pesanan Transaksi Bursa untuk kepentingan Komisaris, Direktur
dan atau pegawai AB yang sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai
berikut:
1) kewajiban untuk membuka Rekening Efek;
2) prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;
3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat

Materi Pelatihan WPPE 50


Modul WPPE | MPE

Pengawas melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.

D. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi BursaSegmen Pasar di


BEI
Segmen pasar di BEI terdiri dari:
1. Pasar Reguler
2. Pasar Negosiasi
3. Pasar Tunai
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam
perdagangan pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta
Automated Trading System (JATS).

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan
(round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek. Perdagangan di Pasar
Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak around lot).

Pasar Reguler
Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung pada dua sesi perdagangan dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari
bursa ke-2 setelah terjadinya transaksi bursa (T+2).

Pasar Tunai
Pasar Tunai adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan
berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan
(continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang
berlangsung hanya pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap
harinya yang berlangsung di Bursa Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari
bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).

Pasar Negosiasi
Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan
menggunakan satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli tanpa harus mengacu pada besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat
dilakukan sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus untuk hari bursa terakhir
perdagangan HMETD dan maksimal T+2 jika kedua belah pihak tidak menetapkan
waktu penyelesaian.

E. Proses Tawar Menawar


Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai
berpedoman pada harga pembukaan.

Materi Pelatihan WPPE 51


Modul WPPE | MPE

2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase
Auto Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di pasar
reguler dan pasar tunai berpedoman pada:
a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;
b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing
yang melakukan tindakan korporasi (corporate action);
c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di
Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS
diproses oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), dalam
arti permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap
permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada
harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga
yang lebih tinggi.
4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,
JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang
diajukan terlebih dahulu (time priority).
5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan ke
JATS, dengan ketentuan:
a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada
permintaan beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan hilangnya
prioritas waktu.
b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli
untuk tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran jual
maupun permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan
penawaran jual maupun permintaan beli baru.
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh
JATS (open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secaraotomatis ke perdagangan sesi
Pre-closing oleh JATS

Di Pasar Negosiasi
1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses
tawar-menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa
Efek (AB) atau antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan AB
yang selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui
JATS
2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi
Bursa saat dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party)
3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi
dapat menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan beli
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi (advertising)
4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau
permintaan beli melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan
penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar
batasan Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa
Efek yang bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan
dilakukannya transaksi dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari Bursa
berikutnya, menggunakan kecuali untuk saham dengan Harga minimum yang
berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar Rp50 (lima puluh rupiah)

F. Jam dan Sesi Perdagangan


Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal
(senin-kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di bursa
efek Indonesia dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2,
Sei Pre-closing dan Sesi Post-closing. Beriku Ilustrasi terkait jam perdagangan dan
sesi perdagangan di Bursa Efek Indonesia :

Materi Pelatihan WPPE 52


Modul WPPE | MPE

Gambar 2
Jam dan Sesi Perdagangan
Efektif per hari Senin, 3 April 2023

Materi Pelatihan WPPE 53


Modul WPPE | MPE

1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk
harga pre-opening.

Jadwal sesi pre-opening yakni:


Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening


1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Burs melalui
Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut
diperdagangkan pada sesi Pre-opening.
2. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang
masuk dalam penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditentukan
sesuai dengan kebijakan Bursa.
3. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga Previous
atau Harga Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi
4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapembukaan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-opening
5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
oleh JATS pada satu harga tertentu
6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi I oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.

2. Sesi Pre-closing dan Post-closing

Sesi Waktu Aktivitas


Pre-closing Anggota bursa memasukkan
15:50:00 - 15:55:00 order jual dan beli
15:55:01 - 16:00:59 JATS melakukan proses
pembentukan Harga Penutupan
dan memperjumpakan
penawaran jual dengan
permintaan beli pada Harga
Penutupan berdasarkan price
dan time priority
Post-closing 16:01:00 - 16:15:00 Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli pada
Harga Penutupan, dan JATS
memperjumpakan secara
berkelanjutan (continuous
auction) atas penawaran jual
dengan permintaan beli untuk
Efek yang sama secara
keseluruhan maupun sebagian
pada Harga Penutupan
berdasarkan time priority

Materi Pelatihan WPPE 54


Modul WPPE | MPE

Pada Sesi Pre-closing


1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual
dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan
Fraksi Harga dengan tetap tunduk pada ketentuan Auto Rejection
2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi
Prapenutupan, dapat diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan sepanjang pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan
masih dalam tenggang waktu perdagangan sesi pre-closing
3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan
permintaan beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-
opening ditetapkan oleh Bursa melalui Pengumuman paling lambat 1
(satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-
opening
4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan
oleh JATS (open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke
perdagangan sesi Post-closing oleh JATS
5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan
berdasarkan Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi

Pada Sesi Post-closing


1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah
seluruh Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli pada Harga Penutupan
3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing
hanya dapat dilakukan pada Harga Penutupan.

G. Fraksi Harga dan Auto Rejection


Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan efisien,
Bursa Efek Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan
Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.

Fraksi Harga
Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan
penawaran jual atau permintaan beli.

Fraksi Harga yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:


1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 200,- (Dua
Ratus rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 1,- dan maksimum price step
adalah Rp10.
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
200,- (Dua Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 500,- (lima ratus
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 2,- dan maksimum price step adalah
Rp 20,-.
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
500,- (lima Ratus rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 2.000,- (dua ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 5,- dan maksimum price step adalah
Rp 50,-.
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dengan rentang harga Rp
2.000,- (dua Ribu rupiah) sampai dengan kurang dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 10,- dan maksimum price step
adalah Rp 100,-.
5. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari Rp 5.000,- (lima ribu
rupiah) mempunyai Fraksi Harga sebesar Rp 25,- dan maksimum price step adalah
Rp 250,-.

Penjelasan diatas sesuai dengan peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme


perdagangan efek, dan mulai diberlakukan sejak tanggal 2 Mei 2016.
Materi Pelatihan WPPE 55
Modul WPPE | MPE

Gambar 3
Fraksi Harga

Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS
adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila
Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara
otomatis akan ditolak oleh JATS (Auto Rejection).

Batasan Auto Rejection yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima
puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh
lima perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai
dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah).
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh lima
perseratus) di atas dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan Harga
untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan
dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh
perseratus) di atas dan dan lebih dari 10% (sepuluh persen) di bawah Acuan
Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
Auto Rejection diatas diberlakukan sejak tanggal 25 Agustus 2015 sesuai dengan
Keputusan direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00096/BEI/08-2015 dan tercantum
dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal mekanisme perdagangan efek.

Dalam pelaksanaan perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler dan Pasar
Tunai, maka JATS akan melakukan Auto Rejection, apabila:
1) Volume penawaran jual atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas lebih dari
50.000 (lima puluh ribu) lot atau 5% (lima perseratus) dari jumlah Efek yang
tercatat di Bursa (mana yang lebih kecil).
2) Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau
terendah di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang dimasukkan ke
JATS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas ditetapkan berdasarkan
pada:
a. Harga Pembukaan di Pasar Reguler untuk perdagangan saham di Pasar
Reguler dan Pasar Tunai;
b. Harga Previous apabila Harga Pembukaan tidak terbentuk;
c. Harga Teoritis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham PerusahaanTercatat
yang melakukan Tindakan Korporasi; atau
d. Harga perdana untuk saham Perusahaan Tercatat yang pertama kali
e. diperdagangkan di Bursa
3) Penerapan Auto Rejection untuk perdagangan saham hasil Penawaran Umum
yang pertama kali diperdagangkan di Bursa (perdagangan perdana) ditetapkan
sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection yang telah
ditentukan

Materi Pelatihan WPPE 56


Modul WPPE | MPE

Gambar 4
Auto Rejection

H. Penghentian Perdagangan
Dalam rangka menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan
efisien, bursa dapat melakukan:
1. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan efek di bursa, dalam hal:
a. permasalahan teknis pada JATS dan atau sistem Remote trading yang
diakibatkan oleh:
i. Data application / system error
ii. Kapasitas mesin perdagangan penuh
iii. Rusak mesin perdagangan
iv. Terputusnya jaringan Remote trading
v. Permasalahan teknis pada JATS dan dan infrastruktur pendukungnya
b. Terjadinya permasalahan teknis pada sistem kliring dan penjaminan KPEI dan
atau sistem penyimpanan dan penyelesaian KSEI yang mengakibatkan tidak
dapat dilakukan proses penjaminan dan atau penyelesaian Transaksi Bursa;
c. Terjadinya kepanikan pasar dalam melakukan transaksi jual dan atau beli yang
mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan
yang sangat tajam paling lama 1 (satu) sesi perdagangan. Dalam hal
penghentian melebihi 1 (satu) sesi perdagangan, maka Bursa akan melakukan
penghentian sementara setelah mendapat persetujuan Bapepam dan LK
d. Bencana, antara lain: gempa bumi, banjir, kebakaran
e. Terjadinya gangguan keamanan, sosial dan politik, antara lain: pemberontakan,
ledakan bom, kerusuhan, huru-hara, sabotase, pemogokan dan epidemic
f. Terjadinya gangguan pada infrastruktur sosial seperti jaringan listrik,
telekomunikasi dan transportasi
2. Penghentian sementara pelaksanaan perdagangan atas suatu Efek tertentu di Bursa
apabila terjadi pergerakan harga yang tidak wajar atas Efek tersebut
3. Jika penghentian sementara terjadi, maka transaksi Bursa yang sudah terjadi
sebelum dihentikannya perdagangan tetap berlaku kecuali apabila terdapat
inkonsistensi data, kesalahan data dan atau hilangnya data Transaksi Bursa pada
JATS yang disebabkan karena tidak berfungsinya JATS
4. Bursa menghentikan sementara perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
dan atau Waran apabila perdagangan saham yang mendasari diterbitkannya Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu dan atau Waran tersebut dihentikan sementara
5. Untuk menjaga kelangsungan perdagangan Efek di Bursa, maka Bursa dapat
menerapkan sistem dan tata cara perdagangan lainnya sesuai dengan rencana
kelangsungan usaha (business continuity plan) yang telah memperoleh persetujuan
OJK

Materi Pelatihan WPPE 57


Modul WPPE | PTE

CHAPTER 4:
SAHAM

UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal (UUPM), menyebutkan bahwa Pasar Modal
merupakan wadah untuk melakukan transaksi perdagangan berbagai instrumen
keuangan jangka panjang, seperti:surat utang (obligasi), ekuitas (saham), reksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Transaksi jual beli efek pasar modal dilakukan di Bursa Efek, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka.
Berdasarkan UUPM, Efek adalah surat berharga berbentuk surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan,
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap bentuk derivatif
atas efek.
Adapun Efek-efek yang ditransaksikan di Pasar Modal di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1) Saham
2) Obligasi
3) Derivatif (rights, waran, options, futures)
4) Unit penyertaan Reksa Dana
5) Exchange Traded Fund (ETF)

I. SAHAM
Merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di
Pasar Modal.

Jenis Saham Berdasarkan Hak Klaim


1) Saham Biasa (Common Stock)
a. Dividen hanya akan diterima jika disetujui dalam RUPS
b. Memiliki hak suara (voting rights) dalam RUPS
c. Memiliki hak terakhir (junior) atas pembagian dividen serta aset
perusahaan saat likuidasi
d. Memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikannya kepada pihak lain
2) Saham Preferen (Preferred Stock)
a. Tidak memiliki hak suara (voting rights) dalam RUPS
b. Memiliki hak untuk menerima dividen dalam jumlah yang tetap setiap
tahun
c. Memiliki hak terlebih dahulu (utama) atas pembagian dividen serta aset
perusahaan saat likuidasi
d. Memiliki hak untuk mengkonversi kepemilikannya menjadi saham biasa

Adapun jenis-jenis saham preferen adalah sebagai berikut:


1) Participating preferred (saham preferen partisipasi)
Pemegang saham memperoleh partisipasi atas sisa laba setelah dibagikan
kepada pemegang saham preferen dan saham biasa.
2) Participating Non preferred
Pemegang saham tidak memperoleh partisipasi atas sisa laba setelah
dibagikan kepada pemegang saham preferen dan saham biasa.
3) Cummulative preferred (saham preferen kumulatif)
Dividen yang tidak dibayar dalam suatu tahun harus dibayar dalam tahun
Materi Pelatihan WPPE 58
Modul WPPE | PTE

berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika
direktur tidak mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang
biasa, maka dividen itu disebut sebagai “passed” (terlewat). Setiap dividen
yang terlewat atas saham preferen kumulatif merupakan dividen tertunggak
(dividen in arrears).
4) Non cumulative preferred (saham preferen nonkumulatif)
Saham preferen nonkumulatif jarang diterbitkan karena dividen yang terlewat
akan hilang selamanya bagi pemegang saham preferen dan penerbitan saham
ini tidak dapat dipasarkan.
5) Convertible preferred (saham preferen konvertibel).
Pemegang saham dapat, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi
saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.

Jenis Saham berdasarkan Bentuk Kepemilikan


1) Saham atas unjuk (Bearer Stock)
a. Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
b. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah
diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham atas nama (Registered Stock)


a. Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di
manacara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
b. Seluruh saham saat ini merupakan saham atas nama

Imbal Hasil Investasi Saham


Pada dasarnya, ada tiga keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
ataumemiliki saham, yaitu:
1) Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika
seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga
kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai
pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa:
a. Dividen tunai
Jika emiten membagikan hasil keuntungan perusahaan kepada setiap
pemegang saham dalam bentuk uang tunai untuk setiap lembar saham
yangdimiliki
b. Dividen Saham
Jika emiten membagikan hasil keuntungan perusahaan kepada setiap
pemegang saham dalam bentuk saham perusahaansesuai proporsi
kepemilikannya, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan
bertambah setelah pembagian dividen saham tersebut. Dividen saham
yangdikeluarkan diambil dari pos Laba Ditahan perusahaan

2) Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
Materi Pelatihan WPPE 59
Modul WPPE | PTE

kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti


pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap
saham yang dijualnya.

3) Saham Bonus
Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada para
pemegang saham, sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.Bonus
saham yang dibagikan, diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih
antara harga jual saham terhadap harga nominalnya saat penawaran umum
dipasar perdana.

Risiko Investasi Saham


Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1) Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di
beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut
terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada
harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per
saham.

2) Risiko Kebangkrutan
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa
dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi
secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.Namun jika tidak
terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

3) Risiko Likuiditas Aset


Saham dikatakan likuid apabila mudah sekali untuk diperjual-belikan. Saham
tidur adalah istilah bagi saham yang tidak banyak diperdagangkan akibat tidak
adanya investor yang berminat untuk membeli saham karena dianggap tidak
layak beli, ataupun sebaliknya akibat tidak adanya investor yang ingin
menjualnya karena saham dianggap sangat berharga.

4) Risiko Delisting
Risiko jika saham perusahaan dikeluarkan dari papan perdagangan diBursa
Efek (delist). Suatu saham perusahaan akandi-delistingkarena kinerja
perusahaan yang buruk, seperti: kerugian besar dan/atau tidak membagikan
deviden selama beberapa tahun berturut-turut dan berbagai kondisi lainnya
seperti pelanggaran terhadap peraturan pencatatan di bursa. Adapula
perusahaan yang keluar dari bursa dengan tujuan Go Private, tidak akan
merugikan investor karena perusahaan masih tetap beroperasi dan dapat
melakukan pembelian kembali saham-saham yg diterbitkan kepada publik (Buy
Back).

Materi Pelatihan WPPE 60


Modul WPPE | PTE

5) Risiko Suspending
Jika suatu saham di suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas
bursa efek, maka investor tidak dapat melakukan perdagangan hingga status
suspend dicabut. Suspend dapat berlangsung dalam waktu singkat misalnya
dalam 1 sesi perdagangan, 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung
dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal yang dapat menyebabkan
suspending adalah jika:
 Suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa,
 Suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya
 Berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan
sementara perdagangan saham tersebut untuk dimintakan konfirmasi
lainnya. Sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak
menjadi ajang spekulasi

6) Risiko Unik (unsystematic risk) dan Risiko Pasar (systematic risk)


Dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Harga saham
terbentuksebagai akibatdari interaksi antara permintaan dan penawaran atas
saham, sebagai reaksi atas informasi yang diterima oleh pasar. Informasi dapat
berupa informasi yang unik dan spesifik perusahaan, seperti: kinerja
perusahaan serta kondisi industri dimana perusahaan tersebut bergerak
ataupun informasiekonomi yang sistematik dan bersifat makro seperti tingkat
suku bunga, inflasi, nilai tukar juga faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi
sosial dan politik, budaya dan faktor sistematik non ekonomi lainnya.

Beberapa Istilah bagi Saham dalam Mekanisme Perdagangan


Saham Likuid
Saham yang dapat segera dikonversi menjadi uang, artinya ketika ingin dijual
segera ada yang membeli, dan harganya relatif stabil. Dengan kata lain saham
likuid adalah saham yang sering diperdagangkan. Bursa Efek Indonesia memiliki
daftar saham LQ-
45 yang terdiri dari 45 saham yang memiliki likuiditas yang tinggi, dengan
mempertimbangkan kapitalisasi pasarnya. Berdasarkan buku panduan Indeks
Harga Saham BEI, kriteria pemilihan saham yang termasuk dalam daftar saham
LQ-45 adalah sebagai berikut:
a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
b. Aktivitas transaksi di pasar reguler, yaitu nilai, volume, dan frekuensi
transaksi.
c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
d. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
e. Keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan

Saham Blue Chip


Saham yang menjadi buruan para investor, karena dianggap akan menghasilkan
keuntungan yang tinggi. Ciri-cirinya adalah kinerja keuangannya sehat, likuiditas
saham di pasar tinggi, ditransaksikan pada harga yang wajar, dan pergerakan
atau fluktuasi harga saham di pasar berlangsung secara wajar.

Undervalued Stock
Saham dikatakan undervalued jika nilai pasarnya (market value) lebih rendah
daripada nilai bukunya (book value). Dengan kata lain, harganya lebih rendah
daripada nilai intrinsiknya.

Materi Pelatihan WPPE 61


Modul WPPE | PTE

Overvalued Stock
Berlawanan dengan undervalued stock, overvalued stock adalah saham yang nilai
pasarnya (market value) lebih tinggi daripada nilai bukunya (book value).

Growth Stock
Saham perusahaan dengan pendapatan yang lebih tinggi atau lebih cepat
pertumbuhannya daripada industri atau pasar keseluruhan. Perusahaan ini
umumnya membayar sedikit dividen atau tidak sama sekali, karena lebih memilih
menggunakan pendapatannya untuk membiayai proyek-proyek ekspansi bisnisnya.

Value Stock
Saham yang cenderung diperdagangkan pada harga lebih rendah jika
dibandingkan dengan nilai fundamentalnya, sehingga dianggap undervalued. Ciri-
cirinya adalah hasil dividen yang tinggi dan price-to-earnings ratio yang rendah.

II. OBLIGASI
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Jenis obligasi berdasarkan penerbit


a. Corporate Bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan
usahamilik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

Jenis obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunga


1) Zero Coupon Bonds
Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik.
Namun,bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo
2) Coupon Bonds
Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
denganketentuan penerbitnya.
a. Fixed Coupon Bonds:
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum
masapenawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
b. Floating Coupon Bonds:
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka
waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti
average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.

Materi Pelatihan WPPE 62


Modul WPPE | PTE

Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran/opsi


a. Convertible Bonds:
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikanobligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds:
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar
saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
c. Callable Bonds:
Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi
pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds:
Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten
untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.

Jenis obligasi berdasarkan jaminan atau kolateralnya


1) Secured Bonds:
Obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau
denganjaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya
adalah:
a. Guaranteed Bonds:
Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan
penangguangandari pihak ketiga
b. Mortgage Bonds:
Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan
hipotikatas properti atau asset tetap.
c. Collateral Trust Bonds:
Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam
portofolionya,misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecured Bonds:
Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin
dengankekayaan penerbitnya secara umum.

Jenis Obligasi dilihat dari sisi segi nilai nominal


1) Konvensional Bonds:
Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2) Retail Bonds:
Obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik
corporate bonds maupun government bonds.

Karakteristik Obligasi
1) Memiliki Nilai Nominal (Face Value):
Nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi
padasaat obligasi tersebut jatuh tempo.
2) Kupon (the Interest Rate):
Nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman

Materi Pelatihan WPPE 63


Modul WPPE | PTE

pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi


dinyatakan dalam annual prosentase.
3) Waktu Jatuh Tempo (Maturity):
Tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali
pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi
bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan
jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga
memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh
tempo suatu obligasi,semakin tinggi Kupon / bunga nya.

Manfaat Berinvestasi Obligasi


Bagi emiten (issuer)
a) Alternatif pendanaan yang relatif murah dibandingkan pinjaman di Bank.
b) Dibandingkan menerbitkan saham, posisi kepemilikan perusahaan tidak akan
mengalami perubahan.
c) Sifat utang dalam bentuk jangka panjang memberikan fleksibilitas yang tinggi
bagi manajemen emiten dalam penggunaan dana.

Bagi investor
a) Alternatif investasi yang aman
b) Berpotensi mendapatkan capital gain
c) Kedudukan investor obligasi lebih senior dibandingkan saham
d) Mendapatkan kupon secara periodik dan pelunasan pokok diakhir umur
obligasi.
e) Memperoleh penghasilan secara periodik dalam jangka waktu yang panjang.
f) Memperoleh yield yang lebih tinggi dibandingkan instrumen jangka pendek,
misalnya deposito

Imbal Hasil Investasi di Obligasi


1) Bunga
Dibayar secara reguler sampai jatuh tempo danditetapkan dalam persentase
dari nilai nominal. Biasanya pembayaran bunga terjadi setiap 3 atau 6 bulan
sekali.
2) Capital Gain
Sebelum jatuh tempo biasanya obligasidiperdagangkan di Pasar Sekunder,
sehingga investormempunyai kesempatan untuk memperoleh CapitalGain.
Capital Gain juga dapat diperoleh jika investormembeli obligasi dengan diskon
yaitu dengan nilailebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian padasaat jatuh
tempo ia akan memperoleh pembayaransenilai dengan harga nominal.
3) Hak klaim pertama
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegangobligasi sebagai kreditur
memiliki hak klaim pertamaatas aktiva perusahaan.
4) Hak konversi menjadi saham untuk pemegang Obligasi Konversi
Investor dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham pada harga yang
telah ditetapkan, dan kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas
saham.

Materi Pelatihan WPPE 64


Modul WPPE | PTE

III. REKSA DANA


Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Umumnya, Reksa dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk


menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang
Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana
bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang
dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Bentuk Hukum Reksa Dana di Indonesia


Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat
(1),bentuk hukum Reksadana di Indonesia terdiri dari ada dua bentuk yaitu:
1) Perseroan Terbatas (PT)
a. Menghimpun dana melalui penjualan saham
b. Hasil penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek
yang diperdagangkan baik di pasar modal maupun di pasar uang
c. Investasi dilakukan melalui manajer investasi yang ditunjuk
d. Investor yang memiliki saham reksa dana perseroan akan menjadi
pemegang saham perseroan tersebut dengan segala hak dan kewajiban
yang melekat
e. Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian
2) Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
a. Menghimpun dana dengan cara menerbitkan Unit Penyertaan. Jadi,
reksadana KIK adalah instrumen penghimpun dana investor dengan
menerbitkan unit penyertaan untuk selanjutnya diinvestasikan pada
berbagai efek yang diperdagangkan baik di pasar modal maupun di pasar
uang.
b. Bentuk Kontrak Investasi Kolektif berarti terdapat kontrak yang disepakati
antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Unit Penyertaan. Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengelola portfolio investasi kolektif sedangkan dan Bank Kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif, melaksanakan fungsi
administrasi dan transfer agent.

A. Reksa Dana Perseroan Terbatas


Terdapat 2 bentuk RD PT:
1) Reksadana Terbuka (Open-EndFund)
a. Reksa Dana yang ditawarkan dan dibeli kembali saham-sahamnya dari
investor sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan
b. Saham yang diterbitkan dijual pada harga sesuai dengan NAB
c. Pemegang saham/unit Reksa Dana yang bersifat terbuka ini dapat
menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila
diinginkan.

Materi Pelatihan WPPE 65


Modul WPPE | PTE

d. Manajer investasi reksa dana, melalui bank kustodian, wajib


membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit pada saat tersebut.
e. Keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham reksadana terbuka
berbentuk perseroan terdiri dari dividen income, capital gain
distribution dan Capital Gain dari perubahan NAB
f. Dividen income adalah dividen per saham yang diberikan kepada
pemegang saham (jika ada), capital gain distribution adalah capital gain
hasil transaksi efek yang dibayarkan kepada pemegang saham reksa
dana dan net change NAV adalah perubahan bersih NAV yang terjadi
sampai hari itu.
g. Risiko bagi pemegang saham ini adalah selain kemungkinan tidak ada
dividen income dan capital gain serta turunnya NAB.

2) Reksadana Tertutup (Close-EndFund)


a. Adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham
yang telah dijual kepada pemodal. Dengan kata lain, pemegang saham
tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada Manajer Investasi.
b. Penjualan kembali saham harus dilakukan melalui bursa efek tempat
saham reksa dana tersebut dicatatkan layaknya saham perusahaan
publik lain.
c. Penjualan saham dilakukan melalui proses penawaan umum (right
issue) sehingga berbeda dengan reksa dana terbuka, dalam reksa dana
tertutup tidak ada aliran uang yang terus-menerus dari penjualan
saham.
d. Harga pasar dari saham reksa dana tertutup ini berubah-ubah
dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan
fluktuasi harga saham perusahaan publik lainnya. Harga pasar tersebut
tidak selalu sama dengan NAB per sahamnya karena adakalanya lebih
besar dari NAB per saham (at premium), ataupun lebih kecil dari NAB
per sahamnya (at discount).
e. Keuntungan yang bisa diperoleh investor adalah sama seperti
pemegang saham yaitu capital gain, dividen dan saham bonus.
Indonesia pernah memiliki satu PT Reksa Dana yang setelah dilikuidasi
belum memiliki pengganti sampai saat ini.

B. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif


Ciri-ciri Reksa Dana KIK
1. Berbentuk hukum kontrak investasi kolektif, dimana pengelolaan reksa
dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak dan
penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank
kustodian berdasarkan kontrak.
2. Investor yang membeli unit penyertaan akan mendapatkan bukti berupa
surat konfirmasi dari bank kustodian. Harga reksa dana KIK pada saat
penawaran umum pertama ditetapkan sebesar Rp 1000 per unit
penyertaan. NAB dihitung sampai 2 angka desimal sedangkan unit
penyertaan sampai 4 desimal.
3. Karena berbentuk Unit Penyertaan, reksa dana KIK tidak memberikan
dividen income dan saham bonus, melainkan capital gain distribution
(CGD). CGD adalah uang tunai hasil keuntungan realisasi efek yang
ditransaksikan dan dibagikan untuk pemilik unit penyertaan secara
proporsional.

Materi Pelatihan WPPE 66


Modul WPPE | PTE

4. Jika investor ingin menjual (redemption) unit penyertaan tersebut, ia


dapat menjualnya kembali ke manajer investasi dengan harga sesuai NAB
pada saat itu.
5. Untuk melihat return dari reksadana ini, Anda bisa menggunakan ROI
atau hasil pengembalian yang diperoleh dari membeli dan menjual unit
penyertaan reksadana.

Sebagai catatan, semua reksa dana yang ada di Indonesia saat ini
adalah reksadana Kontrak Investasi Kolektif.

Jenis Reksa Dana Berdasarkan Isi Portofolio


1) Reksa Dana Saham
a. Manajer Investasi akan menempatkan sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas
b. Level risiko dan imbal hasilnya tinggi yang berasal dari capital gain
penjualan saham serta pembagian dividen
c. Tujuannya adalah untuk menghasilkan return yang tinggi dalam jangka
waktu panjang
d. Cocok bagi investor yang bersifat risk-seeker yang berorientasi
jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga saham
jangka pendek

2) Reksa Dana Campuran


a. Secara fleksibel Reksa Dana ini menginvestasikandananya padaefek
bersifat Ekuitas, Efek bersifat Utang serta Pasar Uang sesuai market
timing saat itu dalam kondisi bullish atau bearish
b. Level risiko dan imbal hasilnya moderat
c. Tujuannya untuk tingkat pengembalian yang moderat dalam rentrang
waktuyang moderat
d. Cocok bagi Anda yang memiliki tujuan investasi jangka menengah dan
bersedia untuk menerima risiko dan imbal hasil yang sedikit lebih besar

3) Reksa Dana Pendapatan Tetap


a. Reksa Dana ini menempatkan sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya
dalam bentuk Efek bersifat utang atau obligasi jangka panjang yang
diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.
b. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang
stabil.
c. Level risiko dan imbal hasilnya moderat
d. Cocok bagi investor yang memiliki profil yang moderat terhadap risiko
dan memiliki tujuan investasi jangka menengah

4) Reksa Dana Pasar Uang


a. Investasi hanya dilakukan pada instrumen pasar uang yang memiliki
periode jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun, seperti deposito
berjangka, SBI, dancommercial papers yang memiliki rating tinggi.

Materi Pelatihan WPPE 67


Modul WPPE | PTE

b. Tujuannya adalah untuk:


i. Menjaga likuiditas dan memelihara kecukupan modal
ii. Mendapatkan imbal hasil yang teratur
c. Level risiko dan imbal hasilnya rendah
d. Cocok bagi investor yang benar-benar menghindari risiko dan memiliki
tujuaninvestasi jangka pendek
e. Tidak seperti investasi deposito yang mengenakan denda saat
mencairkan uang sebelum waktu jatuh tempo, Anda bisa setiap saat
menjual reksa dana ini tanpa harus membayar denda dan biaya
penjualan.

Jenis Reksa Dana berdasarkan Peraturan Bapepem No. IV.C.4


Reksa Dana Terstruktur adalah reksa dana yang hanya dapat dibeli atau dijual
kembali oleh investor pada saat tertentu yang ditentukan oleh Manajer Investasi.
Reksa danaini terdiri dari:
1) Reksa Dana Terproteksi (Capital Protected Fund)
a. Reksa Dana yang memberikan proteksi atas investasi awal melalui
mekanisme pengelolaan portofolio pada efek bersifat utang yang masuk
dalam kategori layak investasi (investment grade)
b. Nilai pokok yang diinvestasikan tidak akan berkurang walaupun NABnya
negative
c. Investor tetap akan mendapatkan imbal hasil jika dana yang dikelola
memberikan keuntungan

2) Reksa Dana Penjaminan (Guaranted Fund)


a. Reksa Dana ini mirip dengan RD Terproteksi yang minimum 80% dari
aktivanya ditempatkan pada efek bersifat utang yang masuk dalam
kategorilayak investasi (investment grade)
b. Bedanya adalah terdapat lembaga yang akan menjadi penjamin
investasi

3) Reksa Dana Indeks (Index Fund):


a. Reksa Dana yang portofolio Efeknya terdiri atas Efek yang menjadi
konstituen pada suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-
kurangnya 80% dari nilai aktivanya wajib diinvestasikan pada efek yang
merupakan bagian dari kumpulan Efek yang ada dalam indeks tersebut
b. Hasil investasi reksadana indeks ini akan mengikuti pergerakan indeks
yang menjadi acuannya sehingga termasuk jenis RD yang memiliki risiko
tinggi.
c. Contohnya adalah RD Asian Bond Fund – Indonesia Bond Index Fund
(ABF- IBF) yang dikelola oleh Bahana TCW Investment mengacu pada
indeks obligasi. Tolok ukurnya adalah Indeks Obligasi Negara Indonesia
yang diterbitkan dalam bentuk iBoxx ABF Index yang dikelola oleh
sebuah badan independen internasional bernama International Index
Company (IIC).

Materi Pelatihan WPPE 68


Modul WPPE | PTE

IV. EXCHANGE TRADED FUND (ETF)


ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai Reksa
Dana yang diperdagangkan di Bursa. Sama seperti reksa dana konvensional, ETF
merupakan Kontrak Investasi Kolektif, perbedaannya adalah unit penyertaan ETF
dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa seperti saham. Sebagaimana halnya
reksa dana konvensional, dalam ETF terdapat pula manajer investasi dan bank
kustodian. Akan tetapi, ETF juga mengenal satu pihak lagi yang memiliki peran
penting dalam perdagangan, yaitu market maker. Market maker adalah broker
yang ditunjuk oleh manajer investasi untuk bertanggung jawab dalam
menyediakan likuiditas ETF, sehingga ETF bisa dibeli dengan harga dan jumlah
yang diinginkan oleh pasar.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbandingan antara ETF dengan reksa dana
saham dan saham.

Gambar 1 – Perbandingan Saham, Reksa Dana Saham, ETF

Reksa Dana
Saham ETF
Saham

Via Manajer
Perdagangan Via Bursa Efek Via Bursa Efek
Investasi

• Manajer
Investasi
Agen penjual Broker Broker
• Bank
• Wakil Agen
Penjual Efek
Reksa Dana
(WAPERD)
Pasar primer:
Creation unit (=
Minimum 1000 lot =
1 lot (100 lembar) 1 unit
pembelian 100.000 unit)
Pasar sekunder: 1
Lot(100 unit)

Harga Real time Akhir hari Real time

Underlying Tidak ada Saham Underlying Index

Market
Tidak ada Tidak ada Ada
maker

Materi Pelatihan WPPE 69


Modul WPPE | PTE

V. Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat
penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek
“utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau
perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain.
Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara
2 (dua) atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada
waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan
pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan
tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Instrument derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan
(financial derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana
variabel- variabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan,
yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang
(currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal
dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging)
atas portofolio yang mereka miliki.

Rights/ Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)


Menurut penjelasan pasal 82 ayat 1 UUPM, HMETD adalah hak yang melekat pada
saham yang memberikan kesempatan bagi pemegang saham yang bersangkutan
untuk membeli saham baru sebelum ditawarkan kepada pihak lain. Rights issue
dilakukan atas dasar persetujuan rapat umum pemegang saham. Setelah
mendapatkan persetujuan, emiten harus menawarkan saham barunya tersebut
kepada kepada pemilik saham lama terlebih dahulu, sesuai dengan proporsi
kepemilikannya (preemptive rights). Pada umumnya tujuan rights issue adalah
untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham, atau untuk
meningkatkan jumlah saham beredar sehingga lebih likuid perdagangannya.

Umumnya harga rights issue lebih rendah dari harga pasar, hal ini sebagai insentif
bagi pemegang saham lama. Namun sebetulnya, harga per-saham dari total
saham yang dimiliki investor, tidak menjadi serendah harga rights issue. Pemilik
saham harus melakukan penyesuaian harga dengan menambahkan nilai saham
lamanya dengan nilai saham baru, dan kemudian dibagi dengan total jumlah
saham. Harga penyesuaian akan menunjukkan harga pasar yang terdilusi. Itulah
sebabnya mengapa rights issue ditawarkan kepada pemegang saham lama terlebih
dahulu.

Rights issue akan ditawarkan kepada investor yang tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham (DPS) pada waktu yang telah ditentukan. Artinya investor yang
membeli saham pada waktu tersebut, berhak untuk membeli saham (cum rights).
Sementara itu, investor yang memiliki saham diluar waktu tersebut, tidak akan
mendapatkan hak membeli saham (ex-rights), dan hak atas rights menjadi milik
penjual. Bukti Right juga dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode
tertentu.Apabila pemegang saham tidak menukar Bukti Right tersebut maka akan
terjadi dilusi pada kepemilikan ataujumlah saham yang dimiliki akan berkurang
secara proporsional terhadap jumlah total saham yang diterbitkan perusahaan.

Materi Pelatihan WPPE 70


Modul WPPE | PTE

Waran (Warrant)
Istilah Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant. Waran hampir sama
dengan opsi saham (option), dipergunakan sebagai sarana lindung nilai
(hedging). Covered Warrant umumnya diterbitkan oleh perusahaan keuangan
seperti investment bank, bank, lembaga pemerintah atau institusi lain yang bukan
emiten atau perusahaan publik. Dalam perkembangannya, mulai banyak emiten
atau perusahaan publik yang menerbitkan Covered Warrant.

Seperti halnya produk opsi saham (option) yang dibedakan antara put option dan
call option, Covered Warrant juga dibedakan antara put warrant dan call warrant.
Pada umumnya Waran yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah
call warrant, di mana pemegang Waran diberikan hak untuk membeli atau
melaksanakan hak untuk membeli saham yang diterbitkan oleh emiten tersebut
pada jumlah dan harga tertentu serta pada waktu tertentu.

Ilustrasinya sebagai berikut, misalnya PT XYZ akan melakukan penawaran umum


(IPO) 500 juta saham dengan nominal Rp 100 dan ditawarkan pada harga Rp
1.000 per saham. Bersamaan dengan itu, PT XYZ juga menerbitkan 250 juta
waran seri I yang diterbitkan menyertai saham, di mana setiap pemegang 2
saham baru akan mendapatkan 1 waran seri I. Setiap waran seri I memberikan
hak kepada pemegang saham untuk membeli satu saham baru perseroan yang
dikeluarkan dari portopel. Waran seri I perseroan diterbitkan mempunyai jangka
waktu pelaksanaan selama tiga tahun di mana waran seri I itu bernilai nominal Rp
100 dan harga pelaksanaan (exercise price) Rp 1.200.

Karena diterbitkan sebagai sweetener, maka waran yang diterbitkan tadi


merupakan bonus cuma-cuma bagi investor. Jika harga saham XYZ mengalami
kenaikan saat masuk pasar sekunder, maka investor selain memperoleh
keuntungan berupa capital gain, juga mendapatkan keuntungan berupa waran.
Sebab, saat masuk ke pasar sekunder waran yang diberikan secara cuma-cuma
tadi juga diperdagangkan pada papan yang terpisah. Artinya waran itu
mempunyai nilai yang besarnya akan terbentuk sesuai dengan mekanisme pasar.
Jika harga saham misalnya naik menjadi Rp 1.100 dan waran diperdagangkan dan
ditutup pada harga Rp 100, maka berarti capital gain yang diperoleh investor dari
setiap saham adalah Rp 100 plus setengah dari nilai waran.

Lalu apa untungnya bagi investor membeli waran? Seperti disebutkan di atas
Waran hampir sama dengan opsi, ia adalah hak. Karena di Indonesia yang
dimaksud Waran adalah call warrant, maka berarti investor mempunyai hak
membeli saham pada harga tertentu (dalam contoh ini exercise price Rp 1.200).
Pemegang Waran akan untung jika harga saham di pasar lebih tinggi dari exercise
price plus harga pembelianWaran.

Dalam contoh ini, jika investor membeli waran di Rp 100, maka ia akan untung
jika harga saham saat jatuh tempo berada di atas Rp 1.300 (Rp 1.200 + Rp 100).
Jika saat jatuh tempo harga saham Rp 2.000, maka investor akan meraih gain Rp
700 per saham. Tapi jika harga saham turun di bawah Rp 1.200, investor tidak
perlu menggunakan haknya untuk membeli. Artinya, potensi kerugian paling
tinggi yang bisa terjadi pada investor sebesar harga waran yang dibelinya di
pasar.

Materi Pelatihan WPPE 71


Modul WPPE | PTE

Futures
Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat
berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Index futures misalnya,
merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks
saham. Salah satu aplikasi konsep futures yang sudah lama digunakan di
Indonesia adalah sistem ijon, dimana penjual membuat kesepakatan kepada
pembeli untuk menjual produk dalam harga tertentu di waktu yang telah
ditentukan, berapapun harga pasar yang berlaku saat itu. Untung/ruginya penjual
maupun pembeli akan diketahui ketika mereka mengetahui harga tersebut
nantinya.

Keuntungan futures:
• Sarana Lindung Nilai (Hedging)
Dengan index futures, kerugian investasi pada saham yang memiliki beta
mendekati beta portofolio dapat di kompensasi dengan keuntungan pada
kontrak.
• Leveraging
Dengan modal terbatas, mampu menghasilkan potensi keuntungan yang sama
bahkan lebih besar daripada investasi pada saham.
• Bullish, Bearish Potensi Untung
Jika investor memperkirakan harga berpotensi naik, maka investor dapat
mengambil posisi buy, sebaliknya apabila perkiraan harga akan berpotensi
turun maka investor dapat mengambil posisi sell.

Options
Options adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban)
untuk membeli atau menjual sebuah asset pada harga tertentu yang ditetapkan
(strike price) dalam jangka waktu tertentu. Biaya penjualan/pembelian dari
options dari tersebut dikenal dengan istilah premium. Options pertama kali secara
resmi diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973.

Jenis Opsi:
a) Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi
(taker) untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi
dasar kontrak tersebut.
b) Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker)
untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar
kontrak tersebut.

Options diperdagangkan dengan dua metode, yaitu American style dan European
Style. American style memberikan kesempatan kepada pemegang options (taker)
untuk meng-exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan
European style hanya memberikan kesempatan kepada taker untuk meng-
exercise haknya pada saat waktu jatuh tempo.

Materi Pelatihan WPPE 72


Modul WPPE | PTE

INDEKS EFEK DAN AKSI KORPORASI

I. INDEKS EFEK

Menurut wikipedia, indeks adalah sebuah pengukuran atas nilai dari sebagian dari pasar
(wikipedia). Definisi serupa juga ditemui di investopedia, yaitu pengukuran secara
statistik atas perubahan nilai dari suatu ekonomi maupun pasar (investopedia). Dalam
konteks pasar modal, indeks efek adalah portfolio teoretis (imajiner) yang berisi
sejumlah efek yang dikumpulkan atas tema dan kriteria tertentu, mengukur baik
sebagian maupun keseluruhan dari sebuah pasar. Indeks Komposit adalah indeks yang
mengukur pasar secara keseluruhan

Indeks efek memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai tolok ukur (benchmark) dan
sebagai underlying dari produk pasar modal.

1. Tolok ukur. Sebagai portfolio imajiner, indeks efek dapat menjadi acuan kinerja
portfolio investor. Indeks dapat menjadi alat yang membantu investor untuk
menilai performa dari produk investasi. Untuk mengukur kinerja investasi secara
akurat, investor perlu menggunakan alat ukur (indeks) yang tepat terhadap tema
investasi yang diukur. Sebagai contoh, indeks saham perbankan kurang sesuai
untuk mengukur portfolio yang berisi saham manufaktur. Indeks komposit dapat
menjadi acuan atas performa ekonomi secara umum.
2. Pengembangan produk. Indeks dapat menjadi dasar dari pembentukan produk
pasar modal, seperti produk investasi yang mengikuti indeks secara pasif, seperti
Exchange Traded Funds (ETF) dan reksa dana indeks, maupun kontrak derivatif
atas indeks, seperti Kontrak Berjangka Indeks Efek (index futures) dan Kontrak
Opsi atas Indeks (index options).
I.1. Jenis Indeks Efek
Indeks Saham yang ada di Indonesia antara lain:

Indeks Komposit Indeks Sektoral Indeks Tematik


1. Indeks Harga Saham 1. Agrikultur 1. Jakarta Islamic Index
Gabungan (IHSG) 2. Pertambangan (JII)
2. Indeks Saham Syariah 3. Industri Dasar 2. LQ45
Indonesia (ISSI) 4. Aneka Industri 3. IDX30
3. Indeks Papan Utama 5. Barang Konsumsi 4. KOMPAS100
4. Indeks Papan 6. Properti 5. BISNIS-27
Pengembangan 7. Infrastruktur 6. PEFINDO25
8. Keuangan 7. SRI-KEHATI
9. Perdagangan dan Jasa 8. Infobank15
10. Manufaktur 9. SMInfra18
10. MNC36
11. Investor33

Materi Pelatihan WPPE 73


Modul WPPE | PTE

Informasi ringkas tentang indeks:


a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks komposit, namun BEI
berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa
Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG dengan pertimbangan tertentu
b. Terdapat indeks sub-komposit atas 2 papan pencatatan, yaitu Papan Utama
(MBX) dan Papan Pengembangan (DBX)
c. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks komposit berbasis
syariah, dibentuk dari Daftar Efek Syariah (DES) yang disusun Dewan Syariah
Nasional (DSN-MUI) dan OJK
d. Terdapat 9 indeks sektoral, yaitu Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar,
Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, dan
Perdagangan dan Jasa
e. Indeks manufaktur adalah gabungan dari Industri Dasar, Aneka Industri, dan
Barang Konsumsi
f. Indeks IDX30 adalah subset dari LQ45, yaitu 30 saham ranking tertinggi dalam
LQ45. Kriteria indeks LQ45 adalah:
1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2) Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi
transaksi.
3) Jumlah hari perdagangan di pasar reguler
4) Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5) Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut
di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan

Materi Pelatihan WPPE 74


Modul WPPE | PTE

perusahaan tersebut
g. Kriteria indeks JII (Jakarta Islamic Index) adalah:
1) Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah (DES) yang berkapitalisasi pasar
terbesar selama 1 tahun terakhir
2) Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu
nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir
Kriteria saham yang masuk dalam DES adalah:
a) Tidak melakukan kegiatan usaha yang mengandung unsur judi, riba,
haram dan merugikan masyarakat

b) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan


barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu
c) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑟𝑖𝑏𝑎
i. ≤ 82%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
ii. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari
10%
h. Kriteria indeks Kompas100:
1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
2) Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi
transaksi.
3) Jumlah hari perdagangan di pasar reguler
4) Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5) Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan mempertimbangkan
faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan.
i. Kriteria indeks BISNIS-27:
1) Kriteria Fundamental: Laba Usaha, Laba Bersih, Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), DER, dan LDR dan CAR (khusus perbankan)
2) Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi: Nilai, volume dan frekuensi
transaksi serta jumlah hari transaksi dan kapitalisasi pasar.
3) Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan: Anggota komite indeks tersebut
memberikan opini dari sisi akuntabilitas, tata kelola perusahaan yang baik
maupun kinerja saham.
j. Kriteria indeks PEFINDO25:
1) Seleksi Awal
2) Total aset di bawah Rp1 triliun berdasarkan laporan keuangan tahunan
auditan (emiten SME).
3) Memiliki ROE (Return on Equity) sama atau lebih besar dari rata-rata ROE
emiten di Bursa Efek Indonesia.
4) Opini akuntan publik atas laporan keuangan Auditan adalah Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
5) Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sekurang-kurangnya 6 bulan.
6) Selanjutnya, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan
mempertimbangkan aspek likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki oleh
publik (free float)
k. Kriteria indeks SRI-KEHATI:
1) Seleksi Awal
a) Total aset yang mempresentasikan ukuran dari Emiten SRI, yakni
emiten-emiten yang memiliki total aset di atas Rp1 triliun berdasarkan
laporan keuangan auditan tahunan.
b) Price Earning Ratio (PER) emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah
yang memiliki PER positif.

Materi Pelatihan WPPE 75


Modul WPPE | PTE

c) Free Float Ratio atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari
10%
2) Dari seleksi awal dipilih 25 efek dengan mempertimbangkan 6 aspek:
Lingkungan, Komunitas sekitar, Tata kelola, Hak Asasi Manusia, Perilaku
Usaha, dan Praktek Kerja dan Perburuhan yang layak

II. AKSI KORPORASI

Aksi Korporasi adalah tindakan strategis yang dilakukan oleh Emiten yang secara
signifikan mempengaruhi jumlah dan harga Efek (saham atau obligasi) yang
dikeluarkan oleh Emiten.

Beberapa jenis dari aksi korporasi antara lain rights issue, waran, stock split dan
reverse stock split, dividen, shares buyback, obligasi konversi dan obligasi tukar,
callable bonds, dan aktivitas Merger& Akuisisi.

II.1. Equity Rights Issue


Rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) merupakan
pelaksanaan dari Pre-emptive right, yaitu hak yang memungkinkan para
pemegang saham untuk menjaga porsi kepemilikan dan hak suara dalam RUPS
berupa prioritas untuk membeli efek yang baru diterbitkan oleh emiten sebelum
ditawarkan kepada pihak lain.

Tujuan rights issue


1. Menghimpun dana dari publik;
2. Memperkuat struktur permodalan;
3. Menambah jumlah saham beredar sehingga meningkatkan likuiditas.

Pengaruh rights issue terhadap harga saham


Rights issue merupakan sinyal bahwa perusahaan membutuhkan dana tambahan dari
investor. Maka dari itu, tanggapan dari investor dalam setiap transaksi rights issue
beragam, tergantung dari latar belakang dan pelaksanaan rights issue sendiri.

Investor memperhatikan beberapa kondisi relevan, seperti:


1. Kondisi kesehatan keuangan perusahaan pada saat melakukan rights issue.
2. Tujuan penggunaan dana hasil rights issue, antara lain:
a. Jika untuk pendanaan proyek, apa potensi dari proyek tersebut?
b. Apakah tujuan rights issue untuk restrukturisasi utang?
3. Apakah harga pelaksanaan rights terlampau tinggi/rendah dibandingkan harga
pasar?

Materi Pelatihan WPPE 76


Modul WPPE | PTE

II.2. Waran
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada
pemegang waran untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu
untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih sejak diterbitkannya waran tersebut.

Waran diterbitkan sebagai sweetener dalam penawaran umum (IPO), karena waran
adalah opsi bagi investor untuk membeli saham perusahaan dengan harga yang telah
ditetapkan.

Menurut Peraturan Bapepam IX.D.1: Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, jumlah waran
yang diterbitkan dan waran yang beredar tidak dapat melebihi 35% dari jumlah saham
yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

Menurut Peraturan bursa I-A tentang Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas, harga
pelaksanaan hak atas waran ditetapkan setinggi-tingginya 125% (seratus dua puluh
lima perseratus) dari harga saham terakhir (closing price) pada hari diputuskannya
penerbitan waran oleh RUPS Perusahaan Tercatat.

Penghitungan saham baru akibat eksekusi waran menggunakan metode yang sama
dengan penghitungan HMETD. Pada saat waran dikonversi menjadi saham, maka
terdapat beberapa penyesuaian, antara lain:
1. Jumlah saham yang beredar bertambah
2. Dividen per saham menurun
3. Rasio price-to-earning (P/E) meningkat
4. Modal perusahaan bertambah
Hal ini secara umum juga berlaku pada pelaksanaan rights dan aksi korporasi lain yang
mengubah jumlah saham beredar (dilusi).

II.3. Stock Split dan Reverse Stock Split


Stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi saham dengan nominal yang
lebih kecil dengan rasio tertentu, misalnya 1 unit saham nilai nominal Rp1.000 dipecah
menjadi 2 unit saham nominal Rp 500. Reverse stock split adalah kebalikan dari stock
split, yaitu penggabungan beberapa saham menjadi saham dengan nominal lebih besar,
dengan rasio tertentu.

Stock Split dan reverse stock split mengubah jumlah saham yang beredar namun tidak
mengubah stuktur permodalan dan nilai kapitalisasi pasar. Penggunaan rasio tertentu
dapat membuat saham odd lot (di luar kelipatan 100).

Materi Pelatihan WPPE 77


Modul WPPE | PTE

II.4. Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham. Menurut UU PT no. 40/2007,
dividen hanya dapat dibagikan emiten dengan saldo laba positif

Berbagai bentuk dividen:


1. Dividen tunai dibagikan dalam bentuk tunai dan dikenakan pajak dividen.
2. Dividen saham dibagikan dalam bentuk saham, berasal dari reklasifikasi laba
ditahan menjadi modal disetor.
3. Dividen properti dibagikan dalam bentuk aset perusahaan selain tunai atau
saham, misalnya aktiva tetap. Jarang dilakukan perusahaan publik.

Perbedaan dividen tunai dan dividen saham:


Dividen tunai Dividen saham
Terdapat pembayaran tunai Tidak ada pembayaran tunai
Tidak mengubah jumlah saham beredar Menambah jumlah saham beredar, namun
tidak mengubah kapitalisasi pasar.
Mengurangi total aset perusahaan Tidak mengubah total aset perusahaan
Mengakibatkan perubahan struktur modal Tidak mengakibatkan perubahan struktur
modal

Konsep dalam pembagian dividen:


1. Declaration date: Tanggal pengumuman pembagian dividen disampaikan oleh
emiten
2. Cum dividend date: Tanggal terakhir perdagangan saham mengandung hak
dividen
3. Ex dividend date: Tanggal sesudah cum date, dimana pembelian saham tidak
lagi mengandung hak dividen
4. Recording date: Tanggal penentuan pemegang saham yang berhak mendapat
dividen
5. Dividend payment date: Tanggal pembayaran dividen
6. Dividend payout ratio: Rasio pembayaran dividen terhadap laba bersih
7. Dividend yield: Rasio pembayaran dividen terhadap harga saham
8. Interim dividend: Dividen yang dibayar pada tengah tahun berjalan

Dividen saham
1. Dividen saham mengkibatkan terjadinya peningkatan jumlah saham yang
beredar
2. Seperti stock split, terjadi penyesuaian terhadap harga dan jumlah saham
beredar, namun tidak terjadi dilusi kepemilikan

II.5. Shares Buyback


Shares Buyback/Stock Repurchase adalah pembelian kembali saham yang beredar di
pasar oleh perusahaan penerbit. Kebijakan ini merupakan salah satu cara perusahaan
untuk mendistribusikan kas yang dimiliki oleh perusahaan kepada pemegang saham
selain dalam bentuk dividen.

Materi Pelatihan WPPE 78


Modul WPPE | PTE

Alasan pelaksanaan shares buyback:


1. Memberikan sinyal optimisme ke pasar, terutama saat pasar crash
2. Sebagai bentuk alternatif pembagian keuntungan kepada pemodal
3. Untuk dibagikan kepada karyawan sebagai ESOP/MSOP
4. Penghematan pembayaran dividen ke depan; saham yang dibeli kembali tidak
mendapatkan hak dividen
5. Digunakan sebagai pengurangan modal

Aspek regulasi shares buyback


1. UU PT no. 40/2007
a. Pembelian kembali saham tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan <
jumlah modal yang ditempatkan + cadangan wajib yang telah disisihkan;
b. Saham yang telah dibeli kembali hanya boleh dikuasai paling lama 3 tahun.
2. Peraturan Bapepam no. XI.B.2
a. Wajib mendapatkan persetujan RUPS
b. Pelaksanaan pembelian kembali saham paling lama 18 bulan sejak
persetujuan RUPS;
c. Dalam hal shares buyback dilakukan melalui Bursa, harga penawaran untuk
membeli kembali saham harus lebih rendah atau sama dengan harga
transaksi yang terjadi sebelumnya;
d. Perusahaan wajib melaporkan hasil pembelian kembali saham kepada
Bapepam dan LK secara berkala setiap 6 bulan, yaitu pada bulan Juni dan
Desember. Penyampaian laporan tersebut paling lambat disampaikan pada
tanggal 15 bulan berikutnya;
e. Saham hasil pembelian kembali dapat dialihkan dengan cara, antara lain:
1) dijual baik di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek;
2) ditarik kembali dengan cara pengurangan modal;
3) pelaksanaan Employee Stock Option Plan atau Employee Stock Purchase
Plan; dan/atau
4) pelaksanaan konversi Efek Bersifat Ekuitas.
f. Emiten atau Perusahaan Publik yang sahamnya dicatatkan pada Bursa Efek
dilarang membeli kembali sahamnya, jika akan mengakibatkan
berkurangnya jumlah saham pada suatu tingkat tertentu yang mungkin
mengurangi secara signifikan likuiditas saham di Bursa Efek.

II.6. Obligasi Konversi dan Obligasi Tukar


Obligasi konversi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversi
obligasi menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dengan rasio yang sudah
ditentukan.

Obligasi tukar memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar obligasi
menjadi sejumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain.

Materi Pelatihan WPPE 79


Modul WPPE | PTE

Risiko
Risiko dilusi kepemilikan investor saham Wrong way risk: jika penerbit gagal bayar,
existing jika terjadi konversi harga saham ikut turun

Dampak obligasi konversi dan obligasi tukar, jika pemegang obligasi melakukan
konversi atau tukar:
Obligasi Konversi Obligasi Tukar
Tidak terjadi perubahan total aset Terjadi penurunan total aset
Perbaikan struktur modal Perbaikan struktur modal

II.7. Callable Bonds


Callable bond adalah obligasi yang dapat dilunasi lebih awal (“call”) oleh penerbit
obligasi sebelum masa jatuh tempo obligasi. Callable bond memberikan hak kepada
penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu (strike price/call price)
dalam periode tertentu. Umumnya call price merupakan harga premium/ di atas par
sebagai kompensasi bagi pemegang obligasi yang menanggung risiko pelunasan
dipercepat.

Faktor yang mendorong penerbit, untuk melaksanakan opsi call antara lain adalah:
1. Terjadi penurunan suku bunga di pasar, sehingga terdapat kesempatan
refinancing dengan bunga lebih rendah.
2. Perusahaan memiliki kas yang cukup besar yang dapat berasal dari penerbitan
saham, penjualan aset atau anak perusahaan.

II.8. Kombinasi Bisnis


Merger/Penggabungan adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger tetap bertahan dan perusahaan yang di-merger (sasaran)
berhenti beroperasi.

Peleburan adalah bergabungnya 2 atau lebih perusahaan yang membentuk 1


perusahaan baru yang memiliki harta dan kewajiban dari seluruh perusahaan
pembentuknya.

Akuisisi/Pengambilalihan adalah pembelian saham/aset perusahaan sasaran akuisisi


yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut.

Divestasi/Pemisahan adalah pengalihan sebagian atau seluruh harta dan kewajiban


perusahaan kepada pihak lain.

Materi Pelatihan WPPE 80


Modul WPPE | PTE

Alasan-alasan dilakukannya merger/akuisisi/peleburan:

1. Sinergi bisnis: merger akan menghasilkan keuntungan bisnis lebih bagi kedua
entitas dibandingkan tanpa merger, termasuk manfaat skala ekonomi.
2. Keuangan: perusahaan sasaran dalam kondisi yang menyebabkan perusahaan
target tersebut diperdagangkan di bawah nilai wajarnya (fair value), menjadikan
perusahaan tersebut menjadi target atraktif
3. Diversifikasi: dilakukan untuk mengurangi risiko bisnis.
4. Memasuki segmen pasar yang baru.

81
Materi Pelatihan WPPE
Modul WPPE | AEKPI

I. ANALISIS FUNDAMENTAL (FUNDAMENTAL ANALYSIS)

Merupakan fondasi atau dasar dalam melakukan investasi, yang bertujuan untuk
mempelajari segala variabel yang dapat mempengaruhi nilai intrinsik sebuah surat berharga
(termasuk kondisi makroekonomi sebuah negara dan kondisi industri dimana perusahaan
itu berada, maupun kondisi spesifik dari perusahaan itu sendiri). (Sumber: Investopedia,
diterjemahkan dan diolah)

Kerangka Kerja Analisis Fundamental, Top-Down Approach


Dalam analisis fundamental top-down approach, analisis dimulai dengan melakukan analisis
pada ekonomi global, termasuk indikator ekonomi nasional dan internasional, seperti
pertumbuhan GDP, inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar. Kemudian selanjutnya
analisis total asset dan tingkat harga industri/regional, tingkat persaingan dan tingkat
kemudahan untuk masuk dan keluar dari industri.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam top-down approach meliputi:

1. Analisis ekonomi dan pasar untuk menentukan baik tidaknya waktu saat ini untuk
melakukan sebuah investasi dengan mempertimbangkan pengaruh keadaan
perekonomian terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Analisis industri dilakukan untuk melihat variabilitas tingkat pengembalian sebuah
investasi pada industri tertentu.
3. Analisis perusahaan yanq dilakukan untuk memahami pergerakan saham perusahaan
secara individu. Industri cenderung merespon pergerakan pasar secara umum, akan
tetapi dampaknya secara individu dapat saja berbeda secara signifikan.

Kerangka Kerja Analisis Fundamental, Bottom-up Approach


Dalam analisis fundamental bottom-up approach, seorang investor fokus hanya pada
analisa satu perusahaan saja dengan mengasumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat

Materi Pelatihan WPPE


Modul WPPE | AEKPI
memiliki kinerja yang baik (bahkan pada saat kondisi perekonomian dan industrinya tidak
baik).
Dengan demikian keputusan strategi yang dibuat mengharuskan investor tersebut
melakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi perusahaan; termasuk produk dan jasa
yang dihasilkan, kestabilan kondisi keuangannya dan lainnya. Penilaian tersebut dapat
dimulai dengan melihat secara langsung pada kondisi dan siklus perusahaan, dengan
menggunakan teori PLC (Product Life Cycle), SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-
Threat), pertumbuhan (growth), arus kas (cash flow), serta dividen. (Sumber:
Investopedia).

II. ANALISIS TEKNIKAL (TECHNICAL ANALYSIS)

Adalah metode analisis yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu
instrumen keuangan (dalam hal ini surat berharga/efek) di masa yang akan datang
berdasarkan data masa lalu, terutama pergerakan harga dan volume.

Analisis teknikal dapat menggunakan berbagai indikator sebagai dasar penilaian, misalnya:
untuk pergerakan harga digunakan beberapa indikator seperti Indeks Kekuatan Relatif
(Relative Strength Index), Indeks Pergerakan Rata-rata (Moving Average), regresi, korelasi
antar pasar dan intra pasar, dan siklus.

Selain menggunakan indikator, analisis teknikal juga dapat menerapkan cara klasik sebagai
dasar penilaian, yaitu dengan menganalisis pola grafik.

Grafik adalah instrumen utama yang digunakan oleh para analis teknikal karena di
dalamnya telah terdapat informasi mengenai berbagai macam variabel yang diyakini dapat
mempengaruhi pergerakan harga instrumen keuangan tsb di masa yang akan datang.
Berdasarkan rekaman data masa lalu, grafik dapat menampilkan setiap perubahan harga
pada saat terjadi perubahan pada jumlah permintaan dan penawaran terhadap suatu
instrumen keuangan tertentu.

Beberapa istilah pada analisis teknikal

1. Trend yang terjadi pada saat suatu instrumen keuangan bergerak naik disebut
dengan Bullish, sedangkan pada saat bergerak turun disebut dengan Bearish.
2. Sebuah instrumen keuangan disebut memasuki fase distribusi jika pada suatu titik
tertentu trend pergerakan naik terhenti dan berbalik turun. Kondisi ini disebut juga
sebagai jenuh beli (overbought). Adapun titik tersebut dikenal dengan sebutan
resistance.
3. Sebuah instrumen keuangan disebut memasuki fase akumulasi jika pada suatu titik
tertentu trend pergerakan turun terhenti dan berbalik naik. Kondisi ini disebut juga
sebagai jenuh jual (oversold). Adapun titik tersebut dikenal dengan sebutan support.

Kerangka Kerja Analisis Teknikal meliputi:

1. Nilai saham merupakan fungsi dari kondisi supply dan demand yang ditentukan oleh
banyak taktor, mulai dari hal-hal ilmiah, opini sampai perkiraan.
2. Para analis teknikal mempelajari pergerakan pasar dengan menggunakan grafik
perubahan harga, volume perdagangan dari waktu ke waktu, dan sejumlah indikator
teknikal.
3. Teknik dalam analisis teknikal adalah momentum strategies: yaitu momentum
investasi berdasarkan pergerakan harga terkini. Apabila suatu saham out perform
terhadap pasar selama periode waktu tertentu, kemungkinan yang dapat terjadi
adalah bahwa saham tersebut akan outperform secara kontinu terhadap
pasar. Momentum strategies merupakan pendekatan jangka pendek.

Materi Pelatihan WPPE


Investor Vs Trader

FEB UWDP - Pontianak, 24 Maret 2022


Investor ... Trader ...
 Kemampuan analisa teknikal
 Pengetahuan dasar investasi  Latihan ribuan jam
Habibi  Modal min. Rp.100.000  Kemapanan finansial
Person in Carge of Gallery MNC Sekuritas  Waktu untuk melakukan  Bakat dan pengalaman trading
analisa sederhana  Kekuatan mental dalam
 Middle to long-term period bertransaksi
 Short-term period

Investor Vs Trader How to be a Success Investor

INVESTOR TRADER

Akumulasi asset untuk mendapatkan Memanfaatkan perubahan harga untuk


TUJUAN
keuntungan di masa depan mencari keuntungan jangka pendek

JENIS Konservatif, Moderat, Agresif


Scalper, Day Trader, Swing Trader, Position Mind
Trader
TIME FRAME Bulan, Tahun Menit, Jam, Harian, Mingguan
Method
FREKUENSI TRANSAKSI Rendah Tinggi
Money Management
MONITORING Jarang Sering (3M)
Fokus pada sentimen dan kondisi pasar yang
Fokus pada pembelian saham emiten dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham.
STRATEGI
dengan fundamental yang baik Strategi paling umum ; stop loss, target profit
dan risk to reward ratio
Buy and hold, sampai tujuan investasi Buy and sell, memanfaatkan fluktuasi harga
PRINSIP telah terpenuhi atau kualitas emiten untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
mulai memburuk beli dan jual
METODE ANALISA Fundamental Teknikal

TOOLS Laporan Keuangan Chart, Indikator

Mind Tipe Investor

•Tidak berani menghadapi risiko dan ketidakpastian.


•Mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada memperoleh keuntungan besar tapi
Konservatif berisiko serta untuk menjaga kestabilan aset yang dimiliki.
•Target Investasi untuk mengimbangi tingkat inflasi
•Ex : Return 7,6% ; Risiko 3,2%

•Lebih berani mengambil risiko, namun tetap mempertimbangkan secara hati-hati jenis investasi,
serta membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikannya ke dalam instrumen berisiko.
•Fokus utama untuk memperoleh bentuk portofolio yang sesuai dengan kondisi dengan
Moderat mempertimbangkan kerugian pokok dan perputaran aset yang minimal, dengan demikian kedua
hal tersebut masih dapat ditolerir bila terjadi.
•Ex : Return 13,4% ; Risiko 5,8%

Mengembangkan aturan psikologi yang


membantu agar investor tetap rasional dalam
•Pada umumnya memiliki keberanian dalam melakukan keputusan investasi dengan risiko tinggi.
menghadapi perubahan yang terjadi di market, •Mengharapkan hasil investasi yang lebih besar dengan bersedia menerima konsekuensi risiko yang
sehingga investor dapat disiplin, responsive, Agresif
lebih tinggi pula.
•Fokus utama untuk memperoleh bentuk portofolio yang memberikan imbal hasil yang tinggi
dan professional dengan mempertimbangkan kerugian pokok dan perputaran aset yang lebih banyak.
•Ex : Return 30% ; Risiko 10,2%
Method

Analisa
Analisa Teknikal Market Behavior
Fundamental

Analisa Fundamental Analisa Fundamental

Analisa Fundamental adalah analisa tentang kondisi ekonomi, industri dan kondisi perusahaan
untuk menghitung nilai intrinsik dari saham suatu perusahaan. Nilai intrinsik ini akan
dibandingkan dengan nilai pasar (market value) untuk mengetahui apakah harga saham
perusahaan tersebut undervalued, fair atau over valued.

Analisa Analisa Analisa


Ekonomi Industri Perusahaan

Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data rinci dan penting dalam laporan ANALISA FUNDAMENTAL
keuangan perusahaan seperti laba, risiko, pertumbuhan dan posisi persaingan perusahaan
untuk menghitung apakah harga saham sudah diapresiasi oleh pasar secara akurat.
(Lev dan Thiagarajan, 1993)

Top - Down Approach Analisa Ekonomi & Pasar Modal

Mengapa tahap ini penting ?


Analisa Ekonomi & Pasar Modal
1. Karena adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan
Tujuan : Membuat keputusan alokasi penginvestasian dana ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal.
di beberapa negara atau dalam negeri dalam bentuk saham,
2. Pasar Modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro suatu negara.
obligasi ataupun instrumen investasi lainnya.

Siegel (1991) menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara harga saham
Analisa Industri dan kinerja ekonomi makro dan perubahan pada harga saham
Tujuan: Berdasarkan analisis ekonomi dan pasar, tentukan
jenis-jenis industri mana saja yang menguntungkan dan selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi
mana yang tidak berprospek baik.

Mengapa demikian ?

Analisa Perusahaan 1. Harga saham yang sudah terbentuk akan merefleksikan ekspektasi investor atas kondisi
ekonomi di masa mendatang.
Tujuan: Berdasarkan hasil analisis industri, tentukan
2. Kinerja Pasar Modal akan bereaksi lebih dahulu terhadap perubahan-perubahan ekonomi
perusahaan-perusahaan mana dalam industri terpilih yang
berprospek baik. makro yang akan terjadi seperti perubahan tingkat bunga, inflasi ataupun jumlah uang beredar.
Variabel Ekonomi Makro Siklus Ekonomi

Beberapa variabel ekonomi makro yang bisa berpengaruh terhadap kinerja dan
prospek perusahaan :
 Siklus Ekonomi
 Pengangguran
 Produk Domestik Bruto (PDB)
 Defisit anggaran
 Inflasi
 Tingkat Bunga
 Investasi swasta
 Kurs Mata Uang
 Neraca perdagangan dan pembayaran

Pengangguran INFLASI

“Suatu keadaan dimana seseorang tergolong dalam angkatan kerja ingin


mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya”  Definisi : Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus berkaitan dengan mekanisme pasar.

 Inflasi yang tinggi berdampak : Pendapatan riil masyarakat terus turun sehingga
Produksi Pengangguran standar hidup turun.

Perusahaan  Inflasi yang tidak stabil berdampak : Kondisi yang tidak pasti bagi dunia usaha
dalam mengambil keputusan.
Produksi Pengangguran
 Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan:
Pengangguran Friksional : pengangguran akibat perubahan konstan dalam ekonomi yang menyebabkan • Inflasi ringan (kurang dari 10%/tahun)
pencari kerja tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai. • Inflasi sedang (antara 10% s.d. 30% /tahun)
Pengangguran Struktural : pengangguran akibat perubahan struktur ekonomi yang menghilangkan
• Inflasi berat (antara 30% s.d. 100% / tahun)
beberapa pekerjaan sedangkan lapangan kerja yang baru tidak sesuai dengan pekerja baru karena belum
memiliki keahlian. • Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Pengangguran Siklikal : pengangguran yang disebabkan oleh perubahan tingkat produktivitas ekonomi /
terjadi perubahan musim.
Pengangguran Teknologi : pengangguran yang terjadi akibat perubahan dari tenaga manusia menjadi
tenaga mesin.

Neraca Perdagangan & Pembayaran Pertumbuhan Ekonomi

Neraca Pembayaran “Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang


Suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
yang dilakukan diantara suatu negara dengan negara lain dalam satu tahun. masyarakat bertambah”

Neraca Berjalan Neraca Modal & Finansial Mengukur


Pertumbuhan Ekonomi

Neraca Perdagangan
Ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi Neraca Pendapatan
Produk Domestik Bruto
ekspor dan impor barang dan jasa suatu negara dalam
jangka waktu tertentu. Neraca perdagangan suatu (PDB)
negara yang positif, menunjukkan negara itu mengalami
ekspor yang nilai moneternya melebihi impor.
Terjadi surplus perdagangan. Sementara itu, neraca Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu
perdagangan suatu negara yang negatif menunjukkan negara tertentu atau merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa akhir
nilai moneter impornya melebihi nilai moneter ekspor.
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi
Terjadi defisit perdagangan.
Menghitung PDB Kebijakan Pemerintah

PDB = C + G + I + (X - M) KEBIJAKAN
PEMERINTAH
PDB = Pengeluaran Rumah Tangga (C) + Pengeluaran Pemerintah(G) + Pengeluaran
Investasi (I) + (Ekspor (X) – Impor(M))
Contoh (Triliun Rupiah):
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga = 1.138
- Pengeluaran konsumsi pemerintah = 132
- Pembentukan modal tetap domestik bruto =325 FISKAL
- Ekspor barang dan jasa = 569 “Kebijakan yang dibuat pemerintah
- Impor barang dan jasa = 459
MONETER
- PDB Tahun sebelumnya = 1.620 untuk mengarahkan ekonomi suatu “Kebijakan untuk menstabilkan
negara melalui pengeluaran perekonomian dengan cara
GDP/PDB = C + G + I + (X – M) (belanja pemerintah) dan mengontrol tingkat bunga dan
= 1.138 + 132 + 325 + (569 – 459) pendapatan (berupa pajak) jumlah uang yang beredar.”
= 1.138 + 132 + 325 + 110 = 1.705 pemerintah.”
Pertumbuhan Ekonomi :
Growth = (PDB pada tahun t – PDB pada tahun t-1) = 1.705 – 1.620 = 5.25 %
(PDB pada tahun t-1) 1.620

Tujuan Kebijakan Pemerintah Matriks Hubungan Faktor Ekonomi dengan Profitabilitas Perusahaan

Kebijakan Fiskal : INDIKATOR


PENGARUH PENJELASAN
EKONOMI
 Mencapai stabilitas perekonomian
 Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi Meningkatnya PDB
Meningkatnya PDB mempunyai pengaruh
merupakan sinyal yang baik
 Memperluas dan menciptakan lapangan kerja positif terhadap daya beli konsumen
PDB (positif) untuk investasi dan
 Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat sebaliknya jika PDB
sehingga dapat meningkatkan permintaan
 Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan terhadap produk perusahaan.
menurun.
Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya
Kebijakan Moneter : Peningkatan inflasi secara
perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi
relatif merupakan sinyal
Inflasi lebih tinggi dari peningkatan harga yang
 Menjaga stabilitas ekonomi negatif bagi pemodal di
dapat dinikmati oleh perusahaan maka
pasar modal.
 Menjaga stabilitas harga profitabilitas perusahaan akan turun.
 Meningkatkan kesempatan kerja Defisit neraca perdagangan dan pembayaran
 Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran luar negeri Neraca Defisit neraca perdagangan
harus dibiayai dengan menarik modal asing.
Perdagangan dan dan pembayaran merupakan
Untuk melakukan hal ini, suku bunga harus
Pembayaran sinyal negatif bagi pemodal.
dinaikkan.

Matriks Hubungan Faktor Ekonomi dengan Profitabilitas Perusahaan Matriks Hubungan Faktor Ekonomi dengan Profitabilitas Perusahaan

INDIKATOR INDIKATOR
PENGARUH PENJELASAN
PENGARUH PENJELASAN EKONOMI
EKONOMI

Tingkat suku bunga yang meningkat akan Menguatnya kurs rupiah


Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang
menyebabkan peningkatan suku bunga yang terhadap mata uang asing
Tingkat bunga yang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku
disyaratkan atas investasi pada suatu saham. Kurs Rupiah merupakan sinyal positif bagi
tinggi merupakan untuk produksi dan akan menurunkan tingkat
Disamping itu tingkat suku bunga yang perekonomian yang
suku bunga yang berlaku.
Tingkat Bunga sinyal negatif mengalami inflasi
meningkat bisa juga menyebabkan investor
terhadap harga
menarik investasinya pada saham dan
saham.
memindahkannya pada investasi berupa
Merupakan sinyal positif bagi Anggaran defisit akan mendorong konsumsi dan
tabungan ataupun deposito.
ekonomi yang sedang investasi pemerintah, sehingga dapat
mengalami resesi, tetapi meningkatkan permintaan terhadap produk
Menigkatnya investasi Meningkatnya investasi swasta akan Anggaran Defisit
Investasi merupakan sinyal yang perusahaan. Akan tetapi, di sisi lain justru akan
swasta adalah sinyal meningkatkan PDB sehingga dapat negatif bagi ekonomi yang meningkatkan jumlah uang beredar dan
Swasta
positif bagi pemodal. meningkatkan pendapatan konsumen. mengalami inflasi. akibatnya akan mendorong inflasi.
Analisa Industri Siklus Industri

Profit
 Analisa industri merupakan tahap kedua dalam analisis fundamental secara
top-down approach.
 Dalam analisis industri, investor mencoba membandingkan kinerja dari Rapid Stabilization
Accelerating And Market
berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang
Mature Maturity
Growth
memberikan prospek paling baik ataupun sebaliknya. growth
 Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis industri tersebut, investor akan Pioneering
Development
menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan
Deceleration
saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan of Growth
dalam portofolio. and Decline

Time

Analisa Siklus Industri Analisa Siklus Industri

Setiap industri, seiring dengan berjalannya waktu, akan mengalami berbagai tahap
dalam perkembangannya. Secara umum suatu industri paling tidak berkembang 2. Expansion Stage
melalui 4 tahap (Jones, 2004) :
 Dalam tahap ini akan teridentifikasi industri-industri yang mampu bertahan dari
1. Pioneering Stage pioneering stage.
 Mereka bertumbuh dan berhasil dengan tingkat pertumbuhan yang lebih baik dari
sebelumnya dengan memperbaiki produk-produknya dan mulai menurunkan harga.
 Dalam tahap ini, terjadi pertumbuhan yang cepat dalam permintaan.
 Industri-industri lebih stabil dan solid, dan lebih sering mendapatkan dana-dana
 Banyak pengalaman menunjukan bahwa pertumbuhan yang cepat dalam
investasi.
penjualan dan pendapatan kemungkinan dapat meningkatkan level industri
tersebut, peluang yang ada mungkin akan menarik sejumah perusahaan dan juga  Investor lebih bersemangat untuk berinvestasi dalam industri ini karena potensi
spekulan modal. keuntungannya yang sangat tinggi, pembayaran dividen lebih sering terjadi dan
risiko kegagalannya yang sudah menurun.
 Perebutan posisi akan terjadi, dimana perusahaan-perusahan berjuang satu sama
lain untuk bertahan dan perusahaan yang lemah akan jatuh dan keluar, sementara
perusahaan yang kuat akan bertahan dan keluar sebagai pemenang.
 Risiko investasi terhadap perusahan yang berada pada tahap ini akan tinggi,
karena marjin keuntungan dan tingkat keuntungannya seringkali kecil atau bahkan
negatif.

Analisa Siklus Industri Klasifikasi Industri

3. Stabilization Stage
 Pada akhirnya industri-industri akan berkembang dan masuk dalam stabilization  Pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya tidaklah sesederhana yang
stage atau maturity stage. dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang
 Ini merupakan bagian yang panjang dari siklus industri. berbeda.
 Produk-produk lebih distandarisasi dan kurang innovatif.
 Untuk menyiasati permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode
 Pasar penuh dengan para kompetitor dan baiaya-biaya lebih stabil karena adanya
pengklasifikasian industri.
efisiensi, pada tahap ini, industri terus mengalami pertunbuhan, tetapi biasanya
tingkat pertumbuhan industri sama dengan tingkat pertumnbuhan ekonomi secara
keseluruhan.  Salah satu metode pengklasifikasian industri ke dalam berbagai divisi atau
disebut sistem Standard Industrial Classification (SIC).
4. Declining Stage
 Dalam tahap ini, pertumbuhan penjualan industri menurun seperti produk-produk  Standar pengelompokan industri di Indonesia disebut Jakarta Stock Exchange
baru yang sedang dikembangkan dan terjadi pergeseran dalam permintaan. Sectoral Industry Classfification (JASICA).
 Hal ini disebabkan oleh berbagai hal seperti teknologi baru, perubahan sosial dll.
 Perusahaan akan menghadapi tingkat keuntungan yang rendah atau bahkan
mengalami kerugian secara signifikan, tingkat pengembalian investasi juga akan
cenderung menjadi rendah.
Klasifikasi Industri di Indonesia Klasifikasi Industri di Indonesia

Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi, dan masing-masing divisi tersebut dibagi lagi menjadi
kelompok industri utama dan diberi kode dua digit. Contoh klasifikasi industri JASICA di BEI 4. ANEKA INDUSTRI 6. KONSTRUKSI, PROPERTI & REAL ESTAT
dapat dilihat pada tabel berikut : 4.1. Mesin dan alat berat 6.1. Konstruksi
4.2. Otomotif dan komponenya 6.2. Propeti dan real estat
1. PERTANIAN 3. INDUSTRI DASAR DAN KIMIA 4.3. Tesktil dan garmen 6.3. Lain-lain yang belum terklasifikasi
1.1. Pertanian 3.1. Semen 4.4. Alas kaki
1.2. Perkebunan 3.2. Keramik, gelas, porselen 4.5. Kabel
1.3. Pertenakan 7. INFRASTRUKTUR, UTILITAS & TRANSPORTASI
3.3. Produk logam dan sejenisnya 4.6. Elektronik
1.4. Perikanan 7.1. Energi
3.4. Kimia 4.7. Lain-lain yang belum terklasifikasi
1.5. Kehutanan 7.2. Jalan tol, bandaran, pelabuhan dan sejenisnya
3.5. Plastik
1.6. Lain-lain yang belum terklasifikasi 7.3. Telekomunikasi
3.6. Pakan ternak 5. INDUSTRI BARANG KONSUMSI
7.4. Transportasi
2. PERTAMBANGAN 3.7. Industri kayu & pengolahannya 5.1. Makanan dan minuman
7.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
2.1. Pertambangan batu bara 3.8. Pulp dan kertas 5.2. Industri tembakau
2.2. Pertambangan minyak dan gas bumi 3.9. Lain-lain yang belum terklasifikasi 5.3. Farmasi
2.3. Pertambangan logam & mineral lainnya 5.4. Kosmetik & barang rumah tangga
2.4. Pengalian batu atau tanah 5.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi
2.5. Lain-lain yang belum terklasifikasi

Klasifikasi Industri di Indonesia Pentingnya Analisa Industri

Mengapa analisis industri merupakan tahap penting dalam investasi ?


8. KEUANGAN 9. PERDAGANGAN DAN JASA
8.1. Bank 9.1. Perdagangan besar barang industri Beberapa hasil penelitian empiris dirangkum oleh Reilly dan Brown (1997), menyimpulkan:
8.2. Lembaga pembiayaan 9.2. Perdagangan besar barang konsumsi
8.3. Perusahaan efek 9.3. Perdagangan eceran 1. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula, sehingga analisis industri
8.4. Asuransi 9.4. Hotel dan restoran perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja antar industri.
8.5. Reksa dana 9.5. Pariwisata dan hiburan 2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya. Oleh karena itu, analis dan
8.6 Lain-lain yang belum terklasifikasi 9.6. Periklanan dan media massa investor juga perlu menambahkan dengan beberapa data lain yang relevan untuk
9.7. Jasa komputer dan perangkatnya mengestimasi return industri di masa yang datang.
9.8. Lain-lain yang belum terklasifikasi 3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam.
4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam, sehingga analis dan investor perlu mempelajari
dan mengestimasi faktor-faktor risiko yang relevan untuk suatu industri tertentu seperti
halnya estimasi return.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu, sehingga analisis risiko berdasarkan
data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko industri di masa datang.

Analisa Perusahaan Why do we do Financial Analysis ?

 Analisa perusahaan merupakan tahap ketiga dalam analisis fundamental secara


top-down approach.
 Analisa perusahaan dilakukan untuk menjawab pertanyaan :
 Perusahaan manakah dalam industri terpilih yang mampu menawarkan
keuntungan bagi kita?
 Saham-saham perusahaan manakah dalam industri terpilih yang paling
menguntungkan bagi investor?
 Saham-saham manakah dalam industri terpilih yang undervalued (dibeli) dan
overvalued (dijual) ?
Laporan Keuangan Laporan Neraca (Balance Sheet)

“Laporan keuangan adalah catatan informasi Neraca adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
keuangan suatu perusahaan pada suatu dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
Income periode akuntansi yang dapat digunakan untuk perusahaan pada akhir periode tersebut
Statement menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.”
AKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL

AKTIVA (ASSET) KEWAJIBAN (LIABILITY) MODAL (EQUITY)


Statement
Financial of Changes Aktiva lancar (Current Asset) Kewajiban lancar
Cash Flow Capital Stock
Statement in Equity (hutang dagang, gaji, pajak,dll)
Investasi jangka panjang (Long- Kewajiban jangka panjang Retained Earning
term Investment) obligasi pensiun, dll
Aktiva tetap (Fixed Asset)
Balance Aktiva tak berwujud (Intangible
Sheet Asset)
Aktiva lain-lain (Other Asset)

Laporan Neraca (Balance Sheet) Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

ASET LIABILITAS DAN EKUITAS


Laporan Laba/Rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
Aset Lancar Rp XX Liabilitas
Kas Rp XX Liabilitas Jangka Pendek
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan
Piutang Rp XX Hutang Usaha Rp XX dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih
Persedian Rp XX Pendapatan dibayar di muka Rp XX
Beban dibayar di muka Rp XX Rp XX Laporan Laba/Rugi biasanya terdiri dari :
Rp XX
Liabilitas Jangka Panjang
Aset Tetap Utang Bank Rp XX • Pendapatan dari penjualan
Tanah Rp XX Utang Obligasi Rp XX – Dikurangi Biaya penjualan
Bangunan Rp XX Rp XX
Aset Tetap Lainnya Rp XX • Laba/rugi kotor
Penyusutan (Rp XX) TOTAL LIABILITAS Rp XX – Dikurangi Biaya operasi
Rp XX • Laba/rugi operasi
Aset Tidak Berwujud Ekuitas – Ditambah atau dikurangi Pendapatan/pengeluaran lain
Goodwill Rp XX Modal Disetor Rp XX • Laba/rugi sebelum pajak
Laba Ditahan (RE) Rp XX
– Dikurangi Biaya pajak
Rp XX
• Laba/rugi bersih
TOTAL ASET Rp XX TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp XX

Laporan Laba/Rugi (Income Statement) Laporan Arus Kas (Cashflow)

LAPORAN LABA/RUGI Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyediakan informasi yang relevan
Pendapatan Rp XX mengenai penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Beban Pokok Pendapatan (Rp XX)
Laba Kotor / Gross Profit Rp XX Dalam laporan arus kas, hal-hal yang dilaporkan diantaranya :
Beban Operasional (Rp XX) 1. Kas yang mempengaruhi operasi selama periode tertentu,
Laba Operasi / Operating Profit / EBIT Rp XX 2. Transaksi investasi,

Beban Bunga / Interest (Rp XX) 3. Transaksi pembiayaan, dan

Laba Sebelum Pajak / EBT Rp XX 4. Kenaikan atau penurunan bersih kas selama periode tersebut

Pajak / Tax (Rp XX)

Laba Bersih / Net Income / EAT Rp XX


Analisa Rasio Keuangan Profitability Ratios

• Return on Assets (ROA)


Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan
• Return on Equity (ROE)
menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan
• Net Profit Margin (NPM)
biasanya dilihat dari Laporan Laba Rugi Perseroan yang menunjukkan laporan hasil kinerja Perseroan.
• Operating Profit Margin (OPM)

Ratio Formula Note


Profitability
• PER • Current Ratio Net Income
Nilai ROA yang semakin tinggi menunjukkan
suatu perusahaan semakin efisien dalam
• PBV Return on Assets (ROA) ROA = X 100%
• Quick Ratio Total Asset
memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh
• Price to Sales • Cash Ratio
laba, sehingga nilai perusahaan meningkat.
• PEG
Net Income Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin
Return on Equity (ROE) ROE = X 100% efisien perusahaan menggunakan modal sendiri
Liquidity Total Equity untuk menghasilkan laba.
Market Ratio FINANCIAL
Operating Profit
RATIOS Operating Profit Margin (OPM) OPM = X 100%
Merupakan rasio antara laba usaha dan
penjualan. Laba usaha merupakan indikator
Sales dalam mencapai bisnis utama

Net profit margin adalah rasio tingkat


Net Profit profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi
NPM = X 100%
• Debt to Equity Ratio (DER) Net Profit Margin (NPM) Sales
keuntungan bersih dengan total penjualan Rasio
ini menunjukan keuntungan bersih dengan total
• Debt to Total Asset Ratio penjualan yang di peroleh dari setiap penjualan.
• Inventory Turnover Ratio Activity Solvency • Long Term Debt to Equity
• Receivable Turnover Ratio • Interest Coverage Ratio

Liquidity Ratios Solvency Ratios

Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio menunjukkan kemampuan perseroan untuk memenuhi
Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap
kewajiban jangka pendeknya. seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas. Solvency Ratio dapat
dibedakan menjadi: Debt Ratio dan Interest Coverage Ratio

Ratio Formula Note Ratio Formula Note


Current Assets Rasio yang mengukur sejauh mana aset lancar Total Debt Rasio DER menggambarkan kemampuan
Current Ratio Debt to Equity Ratio
Current Ratio = mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. DER = perusahaan dalam memenuhi kewajiban
Current Liabilities (DER) Total Equity dengan ekuitas.
Rasio yang digunakan untuk mengukur
Cash + AR + Marketable Securities kemampuan Perusahaan dalam menggunakan Total Debt Rasio ini mengukur seberapa banyak aset
Quick Ratio = aktiva lancar untuk menutupi utang lancar. Yang Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratio =
Current Liabilities Total Asset yang dibiayai oleh hutang.
Quick Ratio (Acid Ratio) termasuk ke dalam rasio lancar adalah aktiva lancar
yang dapat dengan cepat diubah dalam bentuk kas,
*AR : Account Receivable surat-surat berharga, piutang, beban dibayar di Long –term debt to equity mengukur
Long-Term Debt
muka, dan pendapatan yang masih harus diterima Long-Term Debt to Equity LT-DER = seberapa jauh ketergantungan perusahaan
Ratio Total Equity terhadap utang jangka panjang
Cash + Marketable Securities Cash Ratio menghitung kemampuan kas untuk
dibandingkan dengan modal sendiri.
Cash Ratio Cash Ratio = menutupi seluruh utang jangka pendek.
Current Liabilities Times interest Earned adalah rasio untuk
Time Interest Earned EBIT
TIER = mengetahui seberapa jauh laba digunakan
Ratio Interest Expense untuk menutup bunga.

Activity Ratios Market Ratios

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua
sumber daya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi Market Ratio merupakan rasio kinerja saham yang memberikan ukuran kemampuan manajemen
pada berbagai jenis aktiva. menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

Ratio Formula Note Ratio Formula Note


Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
Cost of Goods Sold pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini Price to Earning Ratio Price
Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung
Inventory Turnover = dengan cara membagi harga saham dengan
merupakan indikasi yang popular untuk menilai PER =
Inventory Turnover Average Inventory efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa (PER) EPS
keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan
untuk membandingkan suatu perusahaan dengan
baiknya manajemen mengontrol modal yang ada
P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam
pada persediaan.
kelompok industri sejenis

Days of Inventory on 365 Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran fisik Price to Book Value Price
Price to book value (P/BV) adalah perbandingan
Days of Inventory = antara harga saham di pasar dengan nilai buku
hand Inventory Turnover
persediaan.
Ratio (PBV) PBV = perusahaan tersebut.
Book Value

Sales Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan


Price to Earning Growth Rasio PEG (price/earnings to growth ratio) adalah
Receivable Turnover Receivable Turnover = mempunyai hubungn yang erat dengan volume PER model valuasi untuk mengukur kepantasan antara
Average Receivable penjualan kredit. Ratio (PEG) PEG = harga saham, laba yang dihasilkan per lembar
EPS growth sahamnya, dan harapan pertumbuhan perusahaan.

365 Average number of days receivable outstanding


Days of Receivable Days of Receivable = menghitung berapa lama umur piutang usaha. *EPS = Net Income After Tax/Total Outstanding Shares
Receivable Turnover *Book Value = Total Equity/Total Outstanding Shares

Sales Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur


W.C. Turnover = aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas
Working Capital Turnover Current Asset - Current kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya
penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh
Liabilities perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja
Analisa Perusahaan Mengenal Corporate Action

Dalam analisa perusahaan, investor bisa menggunakan dua komponen utama, yaitu :
1. Earning Per Share (EPS)
Tindakan atau aksi yang dilakukan perusahaan / emiten untuk meningkatkan kinerja di masa
2. Price Earning Ratio (PER) depan dan dapat berdampak signifikan terhadap berbagai kepentingan, antara lain
kelangsungan operasi perusahaan, harga saham serta pemegang saham.
Mengapa? Ada tiga alasan:
 Kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu
saham
 Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning Repurchase / Buy Back Merger dan Akuisisi Right Issue / HMETD Divestasi
 Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham
Stock Split Reverse Stock IPO Go Private Non Pre-emptive Rights

Dividen Tunai Dividen Saham Delisting Relisting Saham Bonus

Private Placement Tender Offer ESOP MSOP RUPS RUPO

Stock Split Reverse Stock

STOCK SPLIT REVERSE STOCK


Pemecahan nominal saham sesuai dengan rasio yang telah ditentukan. Penggabungan nominal saham sesuai dengan rasio yang telah ditentukan.

-Contoh Rasio Stock Split - -Contoh Rasio Reverse Stock -


1:5 5:1

Istilah Corporate Action Mengenal Corporate Action

PAYMENT / JENIS
 Buyback : Pembelian kembali suatu efek (saham atau obligasi) yang beredar oleh emiten dengan NO SAHAM CUM. DATE EX. DATE REC. DATE
DISTIBUTION CORP. ACTION
RASIO
1 BBNI 27-Mar-18 28-Mar-18 02-Apr-18 20-Apr-18 DIV TUNAI Rp. 255.555488,-
alasan dan tujuan tertentu. 2 BMRI 28-Mar-18 29-Mar-18 03-Apr-18 20-Apr-18 DIV TUNAI Rp. 199.025516,-
 Merger : Penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan. 3 BBRI 29-Mar-18 02-Apr-18 04-Apr-18 25-Apr-18 DIV TUNAI Rp. 106.746871,-
4 BBTN 02-Apr-18 03-Apr-18 05-Apr-18 24-Apr-18 DIV TUNAI Rp. 57.175942,-
 Akuisisi : Pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain melalui mekanisme pembelian 5 ITMG 02-Apr-18 03-Apr-18 05-Apr-18 24-Apr-18 DIV TUNAI Rp. 1840,-
saham perusahaan tersebut. 6 WSKT 13-Apr-18 16-Apr-18 18-Apr-18 09-Mei-18 DIV TUNAI Rp. 57.194,-
7 JSMR 17-Apr-18 18-Apr-18 20-Apr-18 11-Mei-18 DIV TUNAI Rp. 60.630901,-
 Right Issue / HMETD : Merupakan salah satu bentuk peningkatan modal disetor suatu perseroan 8 PTBA 18-Apr-18 19-Apr-18 23-Apr-18 11-Mei-18 DIV TUNAI Rp. 318.521,-
dengan menawarkan hak (right) kepada pemegang saham yang ada untuk mendapatkan saham 9 ANTM 19-Apr-18 20-Apr-18 24-Apr-18 16-Mei-18 DIV TUNAI Rp. 1.99,-
10 NISP 20-Apr-18 23-Apr-18 25-Apr-18 04-Mei-18 SHM BONUS 1:1
baru dengan menyetor modal dalam rasio tertentu. 11 PTRO 23-Apr-18 24-Apr-18 26-Apr-18 18-Mei-18 DIV TUNAI USD 0.004462
 IPO : Penawaran umum saham suatu perusahaan (emiten) kepada masyarakat umum 12 TINS 23-Apr-18 24-Apr-18 26-Apr-18 17-Mei-18 DIV TUNAI Rp. 23.61059,-
13 UNTR 23-Apr-18 24-Apr-18 26-Apr-18 15-Mei-18 DIV TUNAI Rp. 611,-
 Go Private : Perubahan status perusahaan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan 14 BBNP 08-Mei-18 09-Mei-18 14-Mei-18 15-Mei-18 HMETD 55 : 10, TEBUS Rp. 1,625,-
tertutup. 15 PNBS 21-Mei-18 22-Mei-18 24-Mei-18 25-Mei-18 HMETD 100 : 135, TEBUS Rp. 100,-
16 BNII 28-Mei-18 30-Mei-18 04-Jun-18 05-Jun-18 HMETD 8 SHM DPT 1 HMETD, TEBUS Rp. 236,-
 Dividen : Pembagian keuntungan / laba suatu perusahaan (emiten) kepada pemegang saham, 17 ALDO 30-Mei-18 31-Mei-18 05-Jun-18 22-Jun-18 DIV TUNAI Rp. 1.6,-
yang dapat diberikan dalam bentuk tunai maupun saham. 18 BKSW 30-Mei-18 31-Mei-18 05-Jun-18 06-Jun-18 HMETD 10000 SHM DPT 2228 HMETD, TEBUS Rp. 250
19 BNBR 30-Mei-18 31-Mei-18 05-Jun-18 06-Jun-18 REVERSE STOCK 10 : 1
 Non pre-emptive rights : aksi penambahan modal dengan cara menerbitkan saham baru oleh 20 BRPT 30-Mei-18 31-Mei-18 05-Jun-18 06-Jun-18 HMETD 63 : 20, TBUS Rp. 2330, MELEKAT WARAN 4 : 1
21 MAPI 31-Mei-18 04-Jun-18 06-Jun-18 07-Jun-18 STOCK SPLIT 1 : 10
perusahaan yang penjualannya langsung ditargetkan ke investor besar atau grup investor, tanpa 22 ELTY 06-Jun-18 07-Jun-18 11-Jun-18 12-Jun-18 REVERSE STOCK 10 : 1
melalui transaksi reguler di bursa saham (private placement). 23 BABP 06-Jun-18 07-Jun-18 20-Jun-18 21-Jun-18 HMETD
9 SHM DPT 2 HMETD,
 Delisting : Penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di Bursa sehingga efek tersebut tidak TEBUS Rp.100, MELEKAT WARAN 1 : 1
2 SHM DPT 1 HMETD,
24 BULL 07-Jun-18 08-Jun-18 21-Jun-18 22-Jun-18 HMETD
dapat diperdagangkan di Bursa. Saham-saham yang telah di delist tetap dapat diperdagangkan di TEBUS Rp.140, MELEKAT WARAN 3 : 1
25 BLTZ 22-Jun-18 25-Jun-18 27-Jun-18 28-Jun-18 STOCK SPLIT 1:2
luar bursa, dan status emiten tersebut tetap sebagai perusahaan publik. 26 TOWR 27-Jun-18 28-Jun-18 02-Jul-18 03-Jul-18 STOCK SPLIT 1:5
 Tender Offer : penawaran untuk membeli saham suatu perseroan, biasanya di atas harga pasar 27 CLEO 02-Jul-18 03-Jul-18 05-Jul-18 06-Jul-18 STOCK SPLIT 1:5
28 MERK 02-Jul-18 03-Jul-18 05-Jul-18 26-Jul-18 DIV TUNAI Rp. 260,-
saham, dengan tujuan untuk menguasai saham perusahaan secara keseluruhan. 29 IBFN 03-Jul-18 04-Jul-18 06-Jul-18 09-Jul-18 REVERSE STOCK 5:1
Konsep Menabung Saham

Menyisihkan dana secara rutin untuk diinvestasikan dalam bentuk SAHAM


Univ. Widya Dharma
Kelas P & Q Manajemen - Pontianak, 06 Mei 2020

Habibi
Person In Carge Gallery MNC Sekuritas Pontianak

Karakter pelaku pasar Ekspektasi Trading

•Tidak berani menghadapi risiko dan ketidakpastian.


•Mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada memperoleh keuntungan besar tapi
Konservatif berisiko serta untuk menjaga kestabilan aset yang dimiliki.
•Target Investasi untuk mengimbangi tingkat inflasi
•Ex : Return 7,6% ; Risiko 3,2%

•Lebih berani mengambil risiko, namun tetap mempertimbangkan secara hati-hati jenis investasi,
serta membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikannya ke dalam instrumen berisiko.
•Fokus utama untuk memperoleh bentuk portofolio yang sesuai dengan kondisi dengan
Moderat mempertimbangkan kerugian pokok dan perputaran aset yang minimal, dengan demikian kedua
hal tersebut masih dapat ditolerir bila terjadi.
•Ex : Return 13,4% ; Risiko 5,8%

•Pada umumnya memiliki keberanian dalam melakukan keputusan investasi dengan risiko tinggi.
•Mengharapkan hasil investasi yang lebih besar dengan bersedia menerima konsekuensi risiko yang
lebih tinggi pula.
Agresif •Fokus utama untuk memperoleh bentuk portofolio yang memberikan imbal hasil yang tinggi
dengan mempertimbangkan kerugian pokok dan perputaran aset yang lebih banyak. Ekspektasi saat melakukan trading adalah beli di harga lebih RENDAH dan
•Ex : Return 30% ; Risiko 10,2% jual di harga lebih TINGGI

Realisasi Investor Vs Trader

Investor ... Trader ...


 Kemampuan analisa teknikal
 Pengetahuan dasar investasi  Latihan ribuan jam
 Modal min. Rp.100.000  Kemapanan finansial
 Waktu untuk melakukan  Bakat dan pengalaman trading
analisa sederhana  Kekuatan mental dalam
Kenyataannya : beli di harga lebih TINGGI dan jual di harga lebih RENDAH  Middle to long-term period bertransaksi
 Short-term period
Investor Vs Trader Mind

INVESTOR TRADER

Akumulasi asset untuk mendapatkan Memanfaatkan perubahan harga untuk


TUJUAN
keuntungan di masa depan mencari keuntungan jangka pendek
Scalper, Day Trader, Swing Trader, Position
JENIS Konservatif, Moderat, Agresif
Trader
TIME FRAME Bulan, Tahun Menit, Jam, Harian, Mingguan

FREKUENSI TRANSAKSI Rendah Tinggi

MONITORING Jarang Sering


Fokus pada sentimen dan kondisi pasar yang
Fokus pada pembelian saham emiten dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham.
STRATEGI
dengan fundamental yang baik Strategi paling umum ; stop loss, target profit
dan risk to reward ratio Mengembangkan aturan psikologi yang
Buy and hold, sampai tujuan investasi Buy and sell, memanfaatkan fluktuasi harga membantu agar investor tetap rasional dalam
PRINSIP telah terpenuhi atau kualitas emiten untuk mendapatkan keuntungan dari selisih
mulai memburuk beli dan jual
menghadapi perubahan yang terjadi di market,
sehingga investor dapat disiplin, responsive,
METODE ANALISA Fundamental Teknikal
dan professional
TOOLS Laporan Keuangan Chart, Indikator

Tipe Trader Tipe Trader

Strategi yang tepat akan memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal sembari meminimalkan SCALPER
resiko. Berdasarkan Jangka Waktu Trading serta untuk pemilihan strategi yang tepat, kita harus terlebih dahulu Scalper dinisbatkan pada para trader dengan jangka waktu trading terpendek. Scalper
mengenal profil kita masing-masing. Umumnya ada 4 tipe trader sbb :
dapat melakukan trading dalam hitungan waktu yang sangat pendek – bahkan hingga
dalam hitungan menit. Scalper lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas
transaksi. Target keuntungan mereka biasanya cuma 1-2 poin dari harga beli. Tingkat
SCALPER cut loss juga sangat dekat yakni cuma 1 poin dibawah harga beli.

DAY TRADER
Day Trader adalah tipe trader yang mempunyai jangka waktu trading sedikit lebih
panjang dari Scalper. Tipe trader ini tidak akan menyimpan saham yang mereka beli.
POSITION DAY Saham harus sudah dijual semua sebelum pasar tutup pada hari tersebut. Entah dijual
TRADER TRADER TRADER dalam keaadan untung atau rugi, day trader tidak akan peduli, yang penting begitu pasar
ditutup, sudah tidak ada saham lagi ditangan mereka.
Day Trader mempunyai jangka waktu trading bervariasi namun dapat dikatakan bahwa
jangka waktu maksimalnya adalah satu hari. Biasanya menggunakan chart dengan jangka
waktu yang pendek seperti 5 menitan, 30 menitan, 1 jam-an, atau 4 jam-an. Target
SWING keuntungan biasanya sangat kecil – 0.5% sampai 1%. Otomatis level cut loss juga dalam
TRADER
range tersebut.

Tipe Trader Dasar dan tujuan Analisa

SWING TRADER
Swing Trader dinisbatkan kepada para trader yang mempunyai jangka waktu cukup panjang. Jangka
waktu swing trader bervariasi – mulai dari harian, mingguan, hingga bulanan. Yang perlu digaris-bawahi
adalah jangka waktu ini tidak lebih dari enam bulan. Swing trader biasanya menggunakan chart harian.
Tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan chart jam-an, empat jam-an, atau mingguan sih tapi Perhitungan
umumnya yang dipakai adalah chart harian. Dapat dikatakan bahwa swing trader memanfaatkan
momentum jangka menengah dari pergerakan harga saham – memanfaatkan pergerakan harga saham
yang selalu bergerak dari harga terendahnya ke harga tertinggi dan sebaliknya. Target keuntungan
biasanya sekitar 5% an. Level cut loss tentu dibawah target tersebut. Perkiraan
POSITION TRADER
Position Trader dinisbatkan pada trader yang mempunyai jangka waktu terpanjang. Jangka waktu
position trader inilah yang paling mendekati jangka waktu investasi. Jangka waktu position trader
Hasil
biasanya dalam 1 sampai 6 bulan-an. Position Trader menggunakan jangka waktu chart sesuai dengan
jangka waktu trading yang dilakukan.
Dalam hal ini, position trader biasanya menggunakan chart mingguan hingga bulanan. Biasanya, position
trader mengambil posisi pada support kuat dan menjual pada resistance kuat. Target profit position
Ekspektasi
trader tidak terbatas sebenarnya – namun jika boleh di-angka-kan, target profit minimal adalah 30% an.
Level cut loss juga cukup besar yakni sekitar 10% an. Tipe trader inilah yang paling aman karena
pergerakan lebih mudah ditebak dalam jangka panjang.

1
2
Method Analisa Teknikal

Analisa Teknikal adalah suatu analisa yang dikenal dalam dunia investasi
keuangan yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa
mendatang berdasarkan pergerakan harga masa sekarang dan masa lampau

Pergerakan harga di pasar terbentuk dari emosi dan psikologi para investor yang
berbeda-beda akibat dari informasi yang diperoleh para investor yang tidak
Analisa
Analisa Teknikal sama.
Fundamental

Pergerakan harga di pasar terbentuk dari SUPPLY and DEMAND (Hukum Permintaan) :

Penawaran > Permintaan Harga cenderung melemah


Penawaran < Permintaan Harga cenderung menguat

Pelopor Analisa Teknikal Prinsip Dow Theory

6 prinsip dasar teori Dow

Dari beliau tercetus Dow The averages discount everything (harga saham rata-rata menggambarkan
Theory yang kemudian di segalanya yang terjadi di market)
sempurnakan oleh
penerus2nya yaitu : The market has three trends (market mempunyai tiga trend)

1. William P. Hamilton Major trends have three phases (trend mayor mempunyai tiga fase)

2. Robert Rhea The averages must confirm each other (harga saham rata-rata harus saling
mengkonfirmasi satu sama lain)
3. Edson Gould
Volume must confirm the trend (volume harus mengkonfirmasi trend)
4. John Magee
A trend is assumed to be in effect until it gives definite signals that it has
reversed (sebuah trend diasumsikan sebagai sebuah akibat sampai
memberikan signal jelas bahwa trend telah berbalik).

1 1
5 6

Tiga fase dalam pasar saham Tren

Pergerakan harga instrumen investasi keuangan akibat dari transaksi


yang terjadi di pasar antara pembeli dan penjual yang dikelompokkan
Trend utama memiliki tiga fase, yaitu: menjadi 3 jenis tren, yaitu :

Fase akumulasi (accumulation phase)  Tren Naik (Bullish Trend)


 Tren Konsolidasi (Sideway Trend)
Fase trending (trending phase)
 Tren Turun (Bearish Trend)
Fase distribusi (distribution phase)

1
7
Prinsip Dasar Analisa Teknikal Tujuan Analisa Teknikal

Price Discounts Everything


Berdasarkan analisa fundamental, harga akan dipengaruhi berita-berita mengenai Analisa Teknikal dilakukan untuk menentukan “Market Timing“ dalam melakukan
laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang dihasilkan oleh transaksi di instrumen keuangan dimana tujuan analisa teknikal adalah untuk
perusahaan tersebut. Tetapi, berdasarkan analisa teknikal harga justru akan melihat 4 indikator sebagai pertimbangan untuk membentuk Trading Plan. Adapun
mendiskon semua berita tersebut, sehingga kadang-kadang harga bergerak Indikator tersebut yaitu :
melewati nilai harga teoritis secaraf undamental (bisa naik atau turun)
 Tren (Arah Pergerakan Harga)
Price Fluctuates in Trends  Kekuatan Tren
Menurut analisa teknikal, harga saham biasanya akan bergerak mengikuti suatu  Momentum
tren tertentu  Support dan Resisten

History Repeats Itself


Menurut analisa teknikal, pola pergerakan harga di masa lalu akan berulang
kembali di masa datang

Kekuatan Tren & Momentum Analisa Teknikal Klasik - Trendlines

Indikator Kekuatan Tren : merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur


suatu kekuatan atas tren yang terjadi dari pergerakan akibat transaksi dari pembeli
dan penjual yang bertujuan untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan tren yaitu
terdiri dari :
 Lemah (Weak)
 Kuat (Strong)

Indikator Momentum : merupakan suatu indikator untuk melihat saat terjadinya


pembalikan arah, yaitu :
 Momentum Naik
 Momentum Turun

Analisa Teknikal Klasik - Trendlines Analisa Teknikal Klasik - Trendlines

Tren Naik (Bullish Trend) : Tren Turun (Bearish Trend) :


Kecenderungan harga yang bergerak semakin naik membentuk harga lebih tinggi yang baru Kecenderungan harga yang bergerak semakin turun dan membentuk harga lebih rendah yang baru.
Analisa Teknikal Klasik - Trendlines Support & Resisten

Merupakan suatu indikator untuk menentukan jarak (range) pergerakan harga dimana :

Support :
Harga batas bawah yang sering tersentuh dan kembali reversal naik dan dapat dijadikan
salah satu acuan bagi investor sebagai batas toleransi kerugian (memiliki posisi saham)
jika harga menembus (break) dibawah harga batas bawah atau target untuk membeli
saham tersebut jika harga batas bawah tersebut tersentuh dan kembali reversal naik.

Resisten :
Harga batas atas yang sering tersentuh dan kembali reversal turun dan dapat dijadikan
salah satu acuan bagi investor sebagai target penjualan (profit taking) saat harga gagal
menembus (break) diatas harga batas atas atau target untuk membeli saham tersebut
jika batas atas ditembus (break out) sehingga dapat membentuk batas atas yang baru.

Analisa Teknikal Klasik - Trendlines Dasar Analisa Teknikal

Tren Tetap (Sideway Trend) :


Kecenderungan harga yang bergerak tetap pada range harga tertentu.
Dasar analisa teknikal sesuai TEORI DOW :

1. Market mempunyai 3 Movement / Swing / Trend ;

 The Primary Movement / Major Trend


 Medium Swing
 Short Swing

2. Market Trends terbentuk melalui 3 tahapan ;

 Tahap-1, yaitu Tahapan ‘Accumulation’


 Tahap-2, yaitu Tahapan ‘Followers’
 Tahap-3, yaitu Tahapan ‘Distribution’

Dasar Analisa Teknikal Dasar Analisa Teknikal

Market Trends terbentuk melalui 3 tahapan ;


Market mempunyai 3 Movement / Swing / Trend ;
 Tahap-1, Tahapan Accumulation :
 The Primary Movement / Major Trend :
Periode dimana suatu Investor memiliki ‘pengetahuan’ lebih untuk
bergerak kurang dari 1 tahun hingga lebih dari 1 tahun
membeli/menjual saham tersebut, tetapi harga saham belum bergerak berarti
karena masih berlawan dengan opini pasar
 Medium Swing :
bergerak lebih dari 10 hari hingga 3 bulan dan umumnya ‘retraces’ dari 33% -
 Tahap-2, Tahapan Followers :
66% dari perubahan harga, sejak dari Medium Swing sebelumnya atau
Para ‘Trend Followers’ melihat terjadinya proses ‘akumulasi’ di saham tertentu,
dimulainya Major Trend
maka mereka mengambil tindakan yang sama seperti para Investor sebelumnya.
Peristiwa ini membuat pergerakan harga semakin pesat.
 Short Swing :
bergerak dari satuan jam hingga satuan bulan atau lebih
 Tahap-3, Tahapan Distribution :
Para Spekulator, terutama Amatir Investor ikut memasuki pasar dan membuat
pergerakan harga semakin merajalela. Pada situasi inilah Investor Professional
mulai melakukan distribusi dari posisi saham yang dimilikinya.
Metode Analisa Teknikal Analisa Teknikal Klasik - Trendlines

Dalam Analisa Teknikal ada 2 Metode yang digunakan :


Trendlines adalah garis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tren yang
sedang terjadi dari pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu (time horizon).
 Analisa Teknikal Klasik
Pergerakan harga tersebut juga dibagi menjadi 3 jangka waktu (DOW Theory) :
Analisa Teknikal Klasik banyak menggunakan metode penarikan garis (trendlines)
yang umumnya akan berfungsi sebagai support dan resisten. Metode penarikan
1 . Major Trend ; merupakan gambaran untuk tren jangka panjang.
garis bisa secara manual, bisa juga berdasarkan metode perhitungan tertentu.
2 . Secondary Trend ; merupakan gambaran untuk tren jangka menengah yang terdapat
 Analisa Teknikal Modern
di dalam Major Trend
Analisa Teknikal Modern biasanya menggunakan indikator-indikator yang
3 . Minor Trend ; merupakan gambaran untuk tren jangka pendek yang terdapat di
tersusun atas formula matematis yang menggunakan komponen harga dan
dalam Secondary Trend
volume. Hasil perhitungan formula ini dapat memberikan petunjuk tentang trend
harga yang sedang berlangsung, kapan trend naik/turun dimulai, kapan reversal
harga terjadi dalam suatu trend dan seberapa besar kekuatan suatu trend harga.

Analisa Teknikal Klasik – Kekuatan Tren Analisa Teknikal Klasik – Reversal Pattern

Reversal Pattern :
Kekuatan Tren merupakan suatu indikator analisa teknikal yang digunakan untuk Pola indikator ini terbentuk saat pergerakan harga konsolidasi (sideway) yang terbagi menjadi :
mengukur kekuatan dari pergerakan tren. Kekuatan Tren dari analisa teknikal klasik
1. Pola reversal turun ; maka pergerakan harga di masa mendatang akan berada pada tren turun
dapat dilihat dari 2 Indikator yaitu : dimana pola ini terbentuk dari tren naik kemudian bergerak sideway membentuk pola reversal
turun maka tren naik sebelumnya akan berbalik arah (reversal) ke tren turun.
1 . Pola (Pattern) yang terbentuk dari pergerakan harga yang terbentuk dalam chart,
2. Pola reversal naik ; maka pergerakan harga di masa mendatang akan berada pada trend naik
terdiri dari :
dimana pola ini terbentuk dari tren turun kemudian bergerak sideway membentuk pola reversal
 Reversal Pattern naik maka tren turun sebelumnya akan berbalik arah (reversal) ke tren naik.

 Continous Pattern
 Gap Pattern
2. Volume transaksi merupakan total transaksi yang terjadi dalam suatu periode waktu
dimana volume merupakan indikator tunggal yang dapat menggambarkan tingkat
kejenuhan pasar (investor) dan volume dapat menggambarkan tingkat kekuatan dari
pergerakan tren.

Analisa Teknikal Klasik – Reversal Pattern Analisa Teknikal Klasik – Reversal Pattern

Merupakan pola yang terbentuk dari 3 puncak dimana puncak ke -2 lebih tinggi dari puncak
ke-1 dan puncak ke-3.
Analisa Teknikal Klasik – Reversal Pattern Analisa Teknikal Klasik – Reversal Pattern

Cup and Handle Bottom (cangkir terbuka) merupakan pola reversal naik

Analisa Teknikal Klasik – Reversal Pattern Analisa Teknikal Klasik – GAP

Rounding Top : merupakan pola setengah lingkaran membentuk gunung jika menembus harga GAP adalah suatu kesenjangan atau terjadinya suatu lubang yang menyebabkan terjadinya
support maka target penurunannya adalah range jarak antara puncak ke lembah (support). Jangka kekosongan transaksi pada satu atau beberapa level harga. GAP dapat terjadi dalam gerak
waktu pola termasuk medium term. harga naik yang menggambarkan pasar yang kuat atau minat beli yang lebih tinggi. Dan dapat
juga pada pergerakan harga turun yang menunjukan kepada pasar yang lemah atau minat jual
Rounding Bottom : merupakan pola setengah lingkaran membentuk lembah dimana puncaknya yang tinggi.
berada dibawah, jika menembus harga resisten maka target kenaikan adalah range antara lembah
(resisten) ke puncak (support). Pada pergerakan harga yang naik, GAP akan memisahkan harga “high” kemarin dengan “low”
hari ini. Pada pergerakan harga yang turun, GAP akan memisahkan harga “low” kemarin
dengan “high” hari ini.

GAP yang tidak berarti :


 Untuk saham yang mahal dengan volume perdagangan yang tipis, gap cenderung kurang
berarti. Gap yang memiliki presentase kecil (dibawah 3%) tidak memiliki makna yang
berarti.
 Untuk saham yang sangat murah, gap yang terjadi sebesar 1 point memang menyebabkan
presentase kenaikan atau penurunan yang tinggi tetapi tidak memiliki makna yang berarti.
 Gap yang terjadi karena corporate action seperti pembagian deviden, dll.
 Gap yang terjadi pada saham yang Bid dan Offer nya jarang-jarang / tidak likuid.

Analisa Teknikal Klasik – GAP Analisa Teknikal Klasik – Continuation Pattern

Pola dasar triangle adalah terbentuk dari dua garis yang ujungnya saling menyempit atau
konvergen. Polanya sangat mirip dengan pennant, tapi triangle tidak menggunakan tiang (pole)
sebagai target price.

Pola triangle memiliki waktu yang lebih fleksibel (1 hingga 3 bulan), jika kurang dari 3 minggu
maka cenderung diidenfikasikan sebagai pennants.

Sedangkan dari pergerakan volume, normalnya adalah terjadi penurunan sepanjang


pembentukan pola dan adanya ekspansi volume yang cukup signifikan mendukung saat
terjadinya penembusan pola. Berikut ini gambar ilustrasinya:
Analisa Teknikal Klasik – Continuation Pattern Analisa Teknikal Klasik – Continuation Pattern

Sesuai dengan namanya pola Flag berbentuk


seperti sebuah bendera lengkap dengan
tiangnya. Pola flag terbentuk dalam
pergerakan harga yang bergerak cepat yang
biasanya secara bertahap naik/turun.

Flag biasanya berlangsung cukup singkat


selama beberapa hari hingga beberapa
minggu (biasanya tidak lebih dari 3 minggu).

Pola pergerakan harga pada flag, harga


mengalami kenaikan/penurunan yang relative
cukup signifikan (flagpole) lalu bergerak
kearah samping dalam suatu trading range
(bendera), kemudian harga bergerak kembali
melanjutkan pergerakan trend sebelumnya.

Analisa Teknikal Klasik – Continuation Pattern Analisa Teknikal Klasik – Elliot Wave

Seorang jenius bernama Ralph Nelson Elliot yang berhasil menciptakan Teori Elliot
Wave. Dari penelitian yang ia lakukan terhadap 75 tahun data harga saham, ia berhasil
Pola pennant bentuknya tidak jauh menemukan bahwa sebenarnya harga di pasar saham itu tidak bergerak secara acak,
berbeda dengan pola flag, bedanya
namun memiliki pola yang tetap.
hanya terletak pada bentuk ujungnya
saja, kalau flag berbentuk persegi
sedangkan pennants tampak seperti Teori Elliot Wave mengatakan bahwa pasar selalu bergerak dalam siklus yang repetitif
segitiga simetris atau dua garis yang alias selalu berulang. Ia menjelaskan bahwa naik dan turunnya harga saham
ujungnya menyempit . dipengaruhi oleh kondisi psikologi para investornya dan sifatnya selalu berulang dari
waktu ke waktu. Ia menyebut siklus naik dan turunnya harga saham ini sebagai “wave”
Pola pennant ini memiliki ciri-ciri yang atau gelombang.
sama dengan pola flag baik dari waktu
yang diperlukan untuk pola tersebut
Elliot menunjukkan bahwa kondisi pasar yang trending bergerak dalam pola yang
terjadi secara sempurna sampai dengan
karakteristik serta mengukur target
disebutnya sebagai gelombang 5-3. Lima gelombang pertama dinamakan
pergerakan harga pada saat terjadi sebagai impulse waves, sedangkan 3 gelombang kedua dinamakan sebagai corrective
penembusan . waves.

Analisa Teknikal Klasik – Elliot Wave Analisa Teknikal Klasik – Elliot Wave

IMPULSE WAVES CORRECTIVE WAVES


Gelombang ini terdiri dari lima garis yang bisa terjadi saat Gelombang ini adalah lanjutan dari impulse wave. Arah pergerakan dari
pasar sedang uptrend atau downtrend. Di impulse waves, Elliot corrective waves adalah kebalikan dari impulse waves. Meskipun
menyebut gelombang ke-1, ke-3, dan ke-5 sebagai motive, corrective waves adalah kelanjutan dari impulse waves, penamaan yang
artinya gelombang ini bergerak searah dengan trend. diberikan Elliot kepada gelombang ini tidak menggunakan angka,
melainkan huruf. Corrective waves diberi label A, B, dan C.
Sedangkan gelombang ke-2 dan ke-4 adalah corrective. Namun
kedua gelombang ini bukan seperti corrective waves ABC. Di atas adalah contoh dari corrective waves. Sama seperti impulse waves, corrective waves ini tidak mesti selalu
bersifat bearish. Ketika impulse waves yang terjadi sebelumnya bullish, maka corrective waves akan bersifat
• Wave 1: gelombang pertama adalah masa di mana beberapa orang membeli sebuah saham dikarenakan harga
bearish, dan sebaliknya.
saham tersebut sangat murah dan menilai ini adalah waktu yang terbaik untuk membeli saham tersebut. Hal ini
Corrective waves hadir dalam berbagai bentuk dan rupa. Totalnya ada 21 bentuk corrective waves menurut Elliot
mengakibatkan harga saham mengalami peningkatan.
sang perumus teori ini. Namun umumnya hanya perlu diketahuil tiga jenis corrective waves saja.
• Wave 2: investor gelombang pertama menilai bahwa harga sudah terlalu mahal dan memutuskan untuk menjual
saham tersebut dan mengambil keuntungan. Akibatnya harga saham akan turun, namun tidak sampai pada harga
semula karena banyak orang yang mulai tertarik membeli saham ini karena harganya turun.
• Wave 3: biasanya gelombang ketiga adalah yang paling panjang dan paling kuat pergerakannya. Saham
perusahaan tersebut mulai menarik minat masyarakat yang lebih luas. Dampaknya, makin banyak orang yang
membeli saham itu dan membuat harganya terus meningkat. Kenaikan harga di gelombang ketiga ini melampaui
harga tertinggi di gelombang pertama.
Gelombang koreksi yang pertama adalah
• Wave 4: Para investor mulai menjual saham milik mereka dikarenakan harganya yang melambung tinggi dan zigzag. Bentuknya umumnya tidak Formasi gelombang koreksi bisa Bentuk gelombang korektif segitiga
diidentifikasi dari lebar gelombang A, B, dan tidak mesti selalu mirip dengan contoh
mulai mengambil keuntungan kembali. Namun, harga di gelombang ini biasanya hanya turun sedikit karena masih beraturan seperti yang terlihat dari
gambar di atas. Bisa jadi segitiga yang
contoh gambar di atas. Pergerakan harga C yang umumnya sama. Kami bilang
banyak orang di luar sana yang sudah menyiapkan dana untuk membeli saham tersebut dikarenakan harganya yang terjadi berlawanan arah dengan “umumnya sama” karena ada kalanya satu terbentuk itu menyempit atau melebar.
turun sedikit. wave lebih panjang dibanding dengan wave Umumnya bentuk gelombang segitiga
impulse waves yang terjadi sebelumnya.
berikutnya, namun tidak terlalu jauh ini terdiri dari lima gelombang, alias
• Wave 5: Di sini harga terus melonjak diakibatkan oleh adanya histeria di kalangan masyarakat. Ini adalah periode Namun yang perlu anda perhatikan
perbedaannya jadi masih bisa dikategorikan tidak hanya A, B, dan C saja, namun bisa
adalah gelombang kedua, yakni
di mana harga saham tersebut menjadi terlalu mahal. Namun ada beberapa investor dari gelombang sebelumnya gelombang B akan selalu lebih pendek sebagai flats, bukannya zigzag. sampai D dan E.
yang mulai menjual saham tersebut dan di sinilah dimulainya pola ABC. dibandingkan gelombang A dan C.
Analisa Teknikal Klasik – Elliot Wave Analisa Teknikal Klasik – Elliot Wave

TIGA ATURAN ELLIOT WAVE THEORY


FRACTALS Ada tiga peraturan yang tidak boleh dilanggar jika ingin menggunakan Elliot Wave
Yang unik dari Elliot Wave
Theory :
Theory adalah masing-masing
gelombang terdiri dari 1. Gelombang impulse nomor 3 tidak boleh lebih pendek dibanding gelombang nomor
rangkaian impulse dan 1 dan 5.
correction waves yang lebih 2. Permulaan gelombang impulse nomor 2 tidak boleh lebih lebih rendah (jika bullish)
kecil. Jika anda menurunkan atau lebih tinggi (jika bearish) dibanding permulaan gelombang impulse nomor 1.
timeframe dari 1 jam ke 30 3. Gelombang impulse nomor 4 tidak
menit, anda akan bisa melihat
boleh menyentuh batas tertinggi (jika
fractals di setiap gelombang.
bullish) atau batas terendah (jika
bearish) gelombang impulse nomor 1.
Bisa dilihat dari contoh gambar di atas, gelombang impulse 1 terdiri dari 5 gelombang impulse yang
lebih kecil lagi. Sedangkan gelombang correction yang kedua terdiri dari gelombang ABC yang lebih
kecil lagi. Anda bisa melihat adanya fractals ini dengan menurunkan timeframe anda. Bahkan hingga
timeframe 1 menitan pun terdiri dari gelombang yang lebih kecil lagi.
Kendalanya saat menggunakan analisis teknikal ini adalah tendensi untuk menjadi subjektif saat
menentukan di manakah gelombang pertama bermulai. Untuk mengatasi ini, pastikan anda
mengetahui aturan terpenting saat menggunakan Elliot Wave Theory.

Pattern Confirmation Konfirmasi Tren - Harga & Volume

Syarat terkonfirmasinya suatu pola (Pattern) :

1 . Pola (Pattern) terbentuk pada Sideway Trend dan sebelumnya terdapat


Bullish Trend or Bearish Trend

2 . Konfirmasi Pola (Pattern), saat harga sudah menembus batas Support or


Resisten , dan didukung volume tinggi saat terjadi Break (penembusan level
support ataupun resisten)

Price Chart Price Chart

Indikator momentum merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan timing dalam
mengambil posisi ENTRY and EXIT (BELI dan JUAL). Dalam teknikal klasik, indikator momentum
ada pada Price Chart.

Price chart merupakan pergerakan harga yang terjadi di pasar pada jangka waktu tertentu yang
digambarkan dalam bentuk chart (diagram). Bentuk chart terdiri atas 3 macam :

1. Line chart, yaitu chart yang direpresentasikan dalam bentuk garis-garis. Garis yang
menghubungkan harga tunggal untuk masing-masing jangka waktu yang dipilih.

2. Bar chart, yaitu chart yang diwakili dalam rupa bentuk grafik batangan. Sebuah diagram
yang terdiri dari empat poin penting: lihat harga tinggi dan harga rendah yang membentuk
balok vertical; harga pembukaan yang ditandai dengan garis horizontal kecil di sebelah kiri
bar/balok; dan harga penutupan yang ditandai dengan garis horizontal kecil disisi kanan bar.

3. Candlesticks chart, yaitu chart yang diwakili dalam rupa bentuk grafik batang lilin. Sebuah
diagram yang terdiri dari keempat harga utama: lihat tinggi, rendah, terbuka, dan tertutup.
Body (jittai) dari candlestick bar dibentuk dengan harga pembukaan dan harga penutupan.
Sisa body bar ditandai dengan kedua shadows upper shadow/bayangan/garis sumbu atas
(uwakage) dan lower shadow/bayangan/garis sumbu bawah (shitakage).
Price Chart Price Chart - Pola Reversal Candle

Hammer Inverted Bullish Belt Hold


Hammer

Bearish Belt
Morning Star Three White Shooting Star Hanging Man Hold
Soldier

Evening Star Three Black


Crows
Harga penutupan dibawah harga pembukaan menyatakan SELLER lebih kuat dari BUYER
Harga penutupan diatas harga pembukaan menyatakan BUYER lebih kuat dari SELLER
Harga penutupan sama dengan harga pembukaan menyatakan BUYER = SELLER

Price Chart – Bullish Pattern Candle Price Chart – Bearish Pattern Candle

Review Analisa Teknikal Modern

Analisis Teknikal Klasik banyak menggunakan metode penarikan garis yang umumnya
akan berfungsi sebagai support dan resistance. Metode penarikan garis bisa secara
manual, bisa juga berdasarkan metode perhitungan tertentu.

Analisa teknikal klasik lebih menggambarkan pola yang sering terbentuk akibat dari
psikologis pasar.

Analisa teknikal klasik terdiri :


 Garis Tren : menggambarkan tren pergerakan yang terjadi di pasar.
 Pola (pattern) : menggambarkan pola yang terbentuk untuk mempresiksi tren
berikutnya.
 Candle : menggambarkan momentum reversal dari pergerakan harga di pasar dan
menggambarkan kekuatan antara pembeli dan penjual .
 Volume : menggambarkan konfirmasi pergerakan tren dan momentum dengan Analisis Teknikal Modern menggunakan formula - formula matematis yang
melihat dari volume transaksi yang terjadi. menggunakan komponen harga dan volume. Hasil perhitungan formula ini dapat
memberikan petunjuk tentang apa trend harga yang sedang berlangsung, kapan
Dari 4 analisa yang terdapat dalam analisa teknikal klasik maka dapat dibentuk suatu trend naik/turun dimulai, kapan reversal harga terjadi dalam suatu trend dan
strategi investasi pada instrumen saham. seberapa besar kekuatan suatu trend harga.
Trend Indicator – Moving Average Trend Indicator – Moving Average

TREND INDICATOR : indikator yang digunakan untuk mengukur trend harga. Indikator ini bagus
digunakan ketika ditemukan adanya trend pada harga. Trend indikator akan mendeteksi awal mula Pemotongan garis MA oleh harga
trend yang terjadi di pasar yang berasal dari pergerakan harga yang dibentuk dari mekanisme
pasar. Perubahan tren harga dapat dikenali ketika harga memotong ke atas atau ke bawah garis MA.
MOVING AVERAGE (MA) : Indikator yang memperlihatkan rata-rata harga saham yang telah Jika harga memotong ke atas garis MA, maka tren naik sedang dimulai. Dan jika harga
diperdagangkan dalam suatu periode tertentu misalnya MA 20, yang merupakan harga rata-rata memotong ke bawah garis MA, maka tren turun dapat dikatakan sedang dimulai.
selama 20 periode grafik tertentu.
Perpotongan antara garis MA
 Menemukan trend
 Menentukan kekuatan trend Perpotongan antara garis MA dikenal dengan istilah crossover method. Umumnya crossover
 Menentukan harga bullish & bearish menggunakan dua atau lebih garis MA yang saling berbeda periode. Crossover yang paling
 Support and Resistance terkenal dan masih memiliki validitas tinggi adalah double crossover method.
 Buy and Sell action:
 Cross harga dengan MA Konsep cross over berarti, MA akan menghasilkan sinyal trend naik ketika garis MA periode
 Cross dua indicators MA yang lebih pendek memotong ke atas garis MA periode yang lebih panjang, dan sinyal tren
 Cross tiga indocators MA turun terjadi ketika garis MA pendek memotong ke bawah garis MA periode yang lebih
 Support and Resistance Level panjang. Kombinasi klasik yang populer untuk metode ini adalah; 5 dan 10, 10 dan 50, 20
dan 50.
Memahami arti dari indikator MA, relatif adalah sangat mudah :
 Apabila harga sekarang berada dibawah garis MA, maka tren adalah Turun.
 Apabila harga sekarang berada diatas garis MA, maka tren adalah Naik.

Trend Indicator – Moving Average Moving Average – Bullish Trend

Moving Average – Trend Sideways Moving Average – Bearish Trend


Moving Average Momentum

No Posisi XMA Arti Momentum pada analisa teknikal modern merupakan indikator-indikator yang dapat
1 MA berada dibawah harga. Kondisi bullish / trend naik. digunakan sebagai timing untuk melakukan transaksi BELI - JUAL.
2 MA berada diatas harga. Kondisi bearish / trend menurun.
Indikator-indikator yang dapat dijadikan momentum adalah :
3 MA memotong harga dari bawah. Perubahan trend menuu bearish.
4 MA memotong harga dari atas. Perubahan trend menuju bullish. 1. Relative Strength Index (RSI)
MA periode lebih pendek memotong 2. SMI (Stochastic Momentum Index)
5 Perubahan trend menuju bearish.
MA periode lebih panjang dari bawah.
MA periode lebih pendek memotong Dimana indikator ini untuk melihat 2 kondisi yang terjadi pada pergerakan harga,
6 Perubahan trend menuju bullish. yaitu :
MA periode lebih panjang dari atas.
1. Over Sold (Jenuh Jual) : merupakan kondisi pergerakan harga dimana harga
MA dengan periode lebih panjang berada sudah berada pada kondisi Jenuh Jual sehingga merupakan sinyal untuk
7 Kondisi bearish / trend menurun.
diatas MA berperiode lebih pendek melakukan pembelian harga karena dapat terjadi reversal naik
MA dengan periode lebih panjang berada 2. Over Bought (Jenuh Beli) : merupakan kondisi pergerakan harga dimana harga
8 Kondisi bullish / trend naik.
dibawah MA berperiode lebih pendek. sudah berada pada kondisi Jenuh Beli sehingga perupakan sinyal untuk
melakukan penjualan harga karena dapat terjadi reversal turun

Relative Strength Index (RSI) Relative Strength Index (RSI)

RSI diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya RSI dapat digunakan untuk :
New Concepts in Technical Trading Systems. Nilai dari Rsi berada pada kisaran 0-100  Kondisi overbought / oversold
(itulah sebabnya mengapa digolongkan sebagai indikator kekuatan tren). RSI sendiri  Divergence positif / negatif
merupakan indikator yang membandingkan momentum harga yakni antara nilai  Momentum pergerakan harga
pada saat ini terhadap daya tarik yang terjadi.
Indikator RSI bergerak lebih sensitive sehingga terkadang memberikan false signal
Secara matematis RSI dituliskan sebagai berikut: sehingga indikator ini dipadukan dengan indikator Moving Average sebagai trigger
dimana :

1. Jika indikator RSI bergerak naik dan menembus ( Break ) diatas MA maka tren naik
Keterangan : kuat
2. Jika indikator RSI bergerak turun dan menembus ( Break ) dibawah MA maka tren
RS : Relative Strength, merupakan ratio antara dua buah XMA yang dihaluskan turun kuat
AG : Average price gain pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total gain 3. Jika indikator RSI bergerak naik tetapi MA turun maka tren naik lemah ( dapat terjadi
dibagi periode yang dipakai reversal naik)
AL : Average price loss pada periode yang ditentukan. Diperoleh dari total loss 4. Jika indikator RSI bergerak turun tetapi MA naik maka tren turun lemah ( dapat
dibagi periode yang dipakai. terjadi reversal turun)

Relative Strength Index (RSI) Stochastic Momentum Index

Stochastic merupakan gambaran untuk mengetahui area Overbought ( Jenuh Beli )


dan Oversold (Jenuh Jual) sebagai market timing atau momentum untuk masuk
ke saham . Stochastic terdiri dari 2 garis yaitu % K dan % D . Bisa dikatakan bahwa
%D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K.

Aplikasi :
Jika Garis % K memotong diatas garis % D menandakan momentum Beli
Jika Garis % K memotong dibawah garis % D menandakan mementum Jual
Jika Stochastic berada diatas garis 50 maka berada pada area Overbought
Jika Stochastic berada dibawah garis - 50 maka berada pada area Oversold
Stochastic Momentum Index Fibonacci Retracement

Fibonacci retracement adalah indikator utama yang digunakan untuk memprediksi


pergerakan harga masa depan, yang digunakan sebagai Support dan Resisten.

Fibonacci merupakan GOLDEN RATIO : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233,
377, 610, dst. Dan angka ini juga digunakan oleh Elliot Wave dan digunakan pada TEORI
DOW. Fibonacci Retracement dapat dijadikan acuan untuk melihat support dan resisten
dimana terdiri dari level 0% ; 23.6% ; 38.2% ; 50% ; 61.8% ; 100% ; 161.8% ; 261,8%
;423.6%

Dimana, dengan menghubungkan dari puncak dari swing tertinggi ke lembah dari swing
turun, sehingga diperoleh range atau batasan-batasan dari pergerakan harga dan dapat
dijadikan sebagai acuan dalam menentukan trading plan.

Fibonacci Retracement Fibonacci Retracement

Ketentuan Fibonacci :

1. Tren Turun : Hubungkan 2 titik dari harga tertinggi pada swing pergerakan
sebelumnya ke harga terendah saat terjadi koreksi.

2. Tren Naik : Hubungkan 2 titik dari harga terendah pada swing pergerakan
sebelumnya ke harga tertinggi saat terjadi swing naik.

3. Range Fibonacci yang menjadi support dan resistance kuat :


23.6%
61.8%

4. Jika harga break (menembus) diatas resisten (misal : fibo 50%) maka resisten
berikutnya di 61.8% dan 50% sebagai support.

Market Behavior Money Management

Menentukan pengelompokan investasi yang sesuai dengan kemampuan investor itu


Analisa Market Behavior merupakan pendekatan komprehensif dan sendiri.
kohesif yang menggabungkan analisa fundamental, analisa teknikal dan
psikologi pelaku pasar, yang terdiri dari : Memisahkan aset yang di gunakan untuk investasi dengan aset yang digunakan untuk
operasional sehari-hari.
1. Intermarket analysis (bagaimana memahami perilaku pergerakan
antar pasar, pasar saham, komoditi, obligasi, futures, indeks, pasar Tujuan utama untuk melakukan pencatatan kerugian investasi dan memaksimalkan
non finansial) keuntungan dalam investasi.
2. Sector rotation (bagaimana memahami siklus dari setiap sektor pada
kondisi-kondisi tertentu) Mulailah trading dengan dana kecil sebelum menuju ke dana yang lebih besar.
3. Market breath (bagaimana memahami sentimen-sentimen yang
sedang meliputi suatu pasar) Psikologi trading sangat berpengaruh.

Tentukan batas kerugian yang sanggup


Anda terima dalam setiap investasi
Trading Plan

Merupakan rencana yang dilakukan berdasarkan metode untuk panduan dalam


melakukan Buy, Take Profit dan Stop Loss (untuk membatasi resiko kerugian)
1. Menentukan harga beli
2. Menentukan harga jual / target Investasi
3. Menentukan batas kerugian investasi / cut loss
4. Lakukan hal diatas disetiap investasi
SEKILAS
MNC SEKURITAS

8
0

Struktur Korporasi MNC Group Divisi Usaha MNC Sekuritas

 Divisi Equity menyediakan layanan perantara perdagangan saham, bagi nasabah ritel,
institusi, maupun high networth. Dengan mempertimbangkan kondisi pasar serta
risiko kredit yang muncul, saat ini perusahaan tidak melakukan pemberian layanan
transaksi Repurchase Agreement (Repo) sampai batas waktu review selanjutnya.
 Divisi Fixed Income melayani transaksi perdagangan Surat Utang Negara, seperti
Obligasi Negara Ritel,Saving Bonds Ritel (SBR), Sukuk Negara Ritel (SUKRI), dan
obligasi korporasi.
 Divisi Investment Banking membantu klien dalam aktivitas Corporate Finance, seperti
penjaminan emisi efek, financial advisorymencakup restrukturisasi, penggabungan
usaha & akusisi, originasi dan sindikasi, serta private placement. Didukung oleh tim
riset yang berkompeten dan profesional, MNC Sekuritas secara konsisten memberikan
layanan riset dan analisa pasar kepada nasabah untuk membantu meraih keuntungan
optimal dan meminimalisasi resiko investasi.

Jaringan Distribusi MNC Sekuritas (Per 8/8/18) Rekor MURI MNC Sekuritas

113 Full Branch :

11 Point
Partnership :

17 Point
KP :

8 Point
GI :

77 Point
POINT
Achievement MNCS Achievement MNCS

Innovative Company in Digital Investment Services, Category : Securities Peringkat II Digital Brand Perusahaan Sekuritas
"3rd Indonesia Digital Innovation Award 2018" Penghargaan “Digital Brand Awards 2018”
Warta Ekonomi - Jakarta, 25 Mei 2018 Infobank - Jakarta, 25 April 2018

Achievement MNCS Achievement MNCS

Peringkat II Digital Brand Perusahaan Sekuritas Innovation in Customer Service Management, Planning & Practice - Financial Services Industries
“Infobank 6th Digital Brand Awards 2017” Asia-Pacific Stevie Awards 2017
Infobank - Jakarta, 30 Maret 2017 Tokyo, 2 Juni 2017

GI BEI Award - STIE Kesatuan & MNC Sekuritas

GI BEI Award – STIE Kesatuan meraih Penghargaan sebagai GI BEI Terbaik,


MNCS sebagai Mitra GI BEI Terbaik di Tahun 2016 (kiri) dan Tahun 2017 (kanan)
9
0
Senin, 01 Agustus 2016

IHSG: 5.216 (-1,6%)


Bahana Beacon Nilai perdagangan: IDR7,7tn (+22,2%)
Analisa Teknikal Transaksi asing: pembelian bersih IDR1,6tn

PREDIKSI PASAR
Trading range: 5.175 – 5.250
Support 2 Support 1 Index Resistance 1 Resistance 2
5.175 5.200 5.216 5.225 5.250
 IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak
mixed cenderung menguat.
 IHSG turun dan tutup gap bawah disertai
volume.
 RSI di level 63,1 sementara MACD positif
divergence.
 52w range: 4.034 – 5.334

SAHAM-SAHAM PILIHAN HARI INI


ADHI – 2.830 – Spec BUY
Support 2 Support 1 Price Resistance 1 Resistance 2
2.780 2.800 2.830 2.860 2.910
 Boleh beli selama bertahan diatas level
2.800 dengan level jual di 2.860 – 2.910.
Cut loss jika tutup dibawah level 2.780.
 Harga rebound dari support MA20 disertai
volume.
 RSI di level 56,3 sementara MACD
goldencross.
 52w range: 1.574 – 2.910

BBNI – 5.350 – Spec BUY


Support 2 Support 1 Price Resistance 1 Resistance 2
5.275 5.300 5.350 5.600 5.700
 Boleh beli selama bertahan diatas level
5.300 dengan level jual di 5.600 – 5.700.
Cut loss jika tutup dibawah level 5.275.
 Harga rebound dari support MA20 disertai
volume.
 RSI di level 56,9 sementara MACD negatif
divergence.
 52w range: 3.800 – 5.700

Pengungkapan: Bahana Securities melakukan dan mencari kerjasama dengan perusahaan yang tercakup dalam laporan penelitiannya. Investor
1
harus mempertimbangkan laporan ini hanya sebagai salah satu faktor dalam membuat keputusan investasi mereka.
Silakan lihat disclaimer informasi penting di belakang laporan ini
2015
Alpha Institutional 2015
Asiamoney's 2014 Global
Finance Asia's Southeast Asia Investors
2013 Banking & Finance
Best 2014 Best Highest Ranked
Best Domestic Review
Equity House Research Call Local Research
01 Agustus 2016
Equity House Best Research
FMCG Sector House
House

BSDE – 2.090 – Spec BUY


Support 2 Support 1 Price Resistance 1 Resistance 2
2.020 2.070 2.090 2.140 2.200
 Boleh beli selama bertahan diatas level
2.070 dengan level jual di 2.140 – 2.200.
Cut loss jika tutup dibawah 2.020.
 Harga mencoba breakout fase sideways
dengan test resistance sideways disertai
volume.
 RSI di level 57,9 sementara MACD
berpeluang goldencross.
 52w range: 1.235 – 2.210

PWON – 650 – Spec BUY


Support 2 Support 1 Price Resistance 1 Resistance 2
630 640 650 660 700
 Boleh beli selama bertahan diatas level 640
dengan level jual di 660 – 700. Cut loss jika
tutup dibawah level 630.
 Harga rebound dari support MA20 disertai
volume.
 RSI di level 60,2 sementara MACD
berpeluang goldencross.
 52w range: 328 – 665

UNTR – 15.750 – Spec BUY


Support 2 Support 1 Price Resistance 1 Resistance 2
14.900 15.550 15.750 16.450 17.000
 Boleh beli selama bertahan diatas level
15.550 dengan level jual di 16.450 –
17.000. Cut loss jika tutup dibawah 14.900.
 Harga rebound dari support MA20 disertai
volume.
 RSI di level 55,9 sementara MACD
berpeluang goldencross.
 52w range: 12.550 – 21.200

PT Bahana Securities – Equity Research – Bahana Beacon – Technical Analysis 2


01 Agustus 2016

Analisa Teknikal
Company Code Turnover (IDRbn) 3M Avg Turnover (IDRbn) Recommendation Support 2 Support 1 Price Resistance 1 Resistance 2
Astra Agro Lestari AALI 41,39 44,47 Trading SELL 14.200 14.350 14.500 14.800 15.100
Ace Hardware Indonesia ACES 21,37 4,48 BUY On Weakness 910 940 970 1.020 1.070
Adhi Karya ADHI 77,32 55,19 Spec BUY 2.780 2.800 2.830 2.860 2.910
Adaro Energy ADRO 61,39 54,87 Spec BUY 960 1.000 1.040 1.080 1.110
AKR Corporindo AKRA 47,18 45,79 BUY On Weakness 6.400 6.575 6.750 6.925 7.075
Austindo Nusantara Jaya ANJT - 0,00 BUY On Weakness 1.770 1.780 1.790 1.800 1.810
Aneka Tambang ANTM 54,33 83,86 BUY On Weakness 770 780 795 810 830
Agung Podomoro Land APLN 27,87 5,11 BUY On Weakness 270 280 296 310 320
Astra International ASII 998,47 244,53 Spec BUY 7.300 7.500 7.725 7.900 8.050
Alam Sutera Realty ASRI 105,02 40,00 BUY On Weakness 490 510 525 550 580
Adi Sarana Armada ASSA 0,32 0,93 BUY On Weakness 150 160 164 170 180
Anabatic Technologies ATIC 0,10 0,01 Spec BUY 590 600 605 610 620
Bank Central Asia BBCA 336,15 267,94 BUY On Weakness 14.325 14.375 14.450 14.575 14.700
Bank Bukopin BBKP 6,46 2,87 BUY On Weakness 590 600 615 630 640
Bank Negara Indonesia BBNI 159,59 146,16 Spec BUY 5.275 5.300 5.350 5.600 5.700
Bank Rakyat Indonesia BBRI 538,28 263,47 Spec BUY 11.325 11.425 11.525 11.650 11.750
Bank Tabungan Negara BBTN 28,15 31,61 BUY On Weakness 1.910 1.940 1.975 2.020 2.060
Bank Danamon BDMN 14,92 8,20 Trading SELL 3.410 3.450 3.500 3.590 3.680
Bekasi Fajar Industrial Estate BEST 55,53 24,02 BUY On Weakness 320 330 344 360 380
Blue Bird BIRD 5,11 5,31 Trading SELL 3.870 3.900 3.930 3.980 4.030
Bank BJB BJBR 24,97 16,17 BUY On Weakness 1.340 1.380 1.425 1.500 1.580
Bank Pembangunan Jatim BJTM 61,45 5,44 BUY On Weakness 540 560 585 620 660
Bank Mandiri BMRI 470,49 227,48 BUY On Weakness 9.900 10.000 10.100 10.250 10.375
Bumi Serpong Damai BSDE 63,88 65,26 Spec BUY 2.020 2.070 2.090 2.140 2.200
Bank Tabungan Pensiunan Negara BTPN 0,76 1,12 SELL On Strength 2.330 2.340 2.360 2.390 2.420
Cardig Aero Services CASS 0,00 0,03 SELL On Strength 980 990 1.000 1.010 1.020
Charoen Pokphand CPIN 62,04 23,08 Trading SELL 3.570 3.660 3.750 3.930 4.110
Ciputra Realty CTRA 34,31 26,98 Trading SELL 1.350 1.380 1.405 1.460 1.500
Ciputra Property CTRP 17,30 10,15 BUY On Weakness 590 600 620 650 670
Puradelta Lestari DMAS 24,01 7,88 BUY On Weakness 250 260 270 280 290
Dharma Satya Nusantara DSNG 0,34 0,40 Spec BUY 470 480 488 500 510
Electronic City ECII 0,07 0,03 BUY On Weakness 520 530 550 580 600
Erajaya Swasembada ERAA 14,32 5,77 Spec BUY 770 780 800 820 830
XL Axiata EXCL 63,74 39,62 Spec BUY 3.630 3.670 3.710 3.750 3.790
Gudang Garam GGRM 250,36 101,27 Trading SELL 66.000 66.750 67.525 69.050 70.575
Garuda Indonesia GIAA 74,99 21,95 BUY On Weakness 460 470 480 500 510
Gajah Tunggal GJTL 29,68 19,05 Spec BUY 1.530 1.570 1.615 1.650 1.690
Hero Supermarket HERO 0,00 0,01 Spec BUY 1.120 1.130 1.150 1.160 1.170
HM Sampoerna HMSP 85,39 73,04 SELL On Strength 3.350 3.490 3.630 3.910 4.180
Harum Energy HRUM 2,38 1,63 Trading SELL 1.100 1.120 1.145 1.190 1.220
Indofood CBP Sukses Makmur ICBP 38,19 38,59 Trading SELL 8.300 8.450 8.600 8.900 9.175
Indomobil Sukses International IMAS 0,04 0,25 SELL On Strength 1.430 1.440 1.460 1.470 1.480
Vale Indonesia INCO 37,12 23,93 Spec BUY 2.360 2.460 2.560 2.630 2.690
Indofood Sukses Makmur INDF 119,50 60,90 BUY On Weakness 7.950 8.150 8.325 8.550 8.800
Indocement Tunggal Prakasa INTP 60,08 40,60 BUY On Weakness 16.900 17.000 17.075 17.200 17.350
Indosat ISAT 4,67 2,60 BUY On Weakness 6.675 6.750 6.850 6.925 7.000
Indo Tambangraya Megah ITMG 17,99 11,77 Spec BUY 12.125 12.350 12.575 12.700 12.800
Japfa Comfeed Indonesia JPFA 15,55 11,18 BUY On Weakness 1.440 1.470 1.500 1.530 1.550
Jasa Marga JSMR 34,26 24,00 Trading SELL 5.200 5.250 5.325 5.450 5.575
Kimia Farma KAEF 10,41 2,82 Spec BUY 1.210 1.220 1.245 1.270 1.290
Kawasan Industri Jababeka KIJA 68,97 6,87 BUY On Weakness 290 300 314 330 340
Kino Indonesia KINO 3,88 6,96 BUY On Weakness 6.225 6.275 6.350 6.475 6.600
Kalbe Farma KLBF 47,46 59,92 Trading SELL 1.650 1.660 1.675 1.700 1.730
Krakatau Steel KRAS 4,25 12,08 Trading SELL 570 580 590 610 630
Lippo Cikarang LPCK 9,89 7,36 Trading SELL 7.200 7.350 7.500 7.650 7.775
Lippo Karawaci LPKR 36,02 65,32 SELL On Strength 1.100 1.120 1.135 1.150 1.160
Matahari Department Store LPPF 194,16 94,73 BUY On Weakness 19.300 19.600 19.925 20.500 21.100
PP London Sumatra Plantation LSIP 47,64 28,17 Trading SELL 1.360 1.380 1.405 1.450 1.480
Malindo Feedmill MAIN 5,09 1,45 BUY On Weakness 1.690 1.720 1.750 1.810 1.860
Mitra Adiperkasa MAPI 7,32 6,02 BUY On Weakness 4.280 4.510 4.750 4.920 5.100
Merdeka Copper & Gold MDKA 0,00 0,04 BUY On Weakness 1.980 1.990 2.000 2.010 2.020
Medco Energi International MEDC 2,77 7,42 Trading SELL 1.640 1.660 1.685 1.720 1.760
Mitra Keluarga Karyasehat MIKA 10,54 19,68 Trading SELL 2.460 2.500 2.540 2.620 2.690
Multipolar MLPL 25,60 18,36 BUY On Weakness 400 410 420 440 450
Media Nusantara Citra MNCN 31,07 26,16 Trading SELL 2.070 2.110 2.150 2.200 2.240
Matahari Putra Prima MPPA 11,34 15,28 Trading SELL 1.660 1.700 1.735 1.810 1.880
Mayora Indah MYOR 9,35 1,74 BUY On Weakness 39.425 39.550 39.700 39.875 40.050
Perusahaan Gas Negara PGAS 148,80 139,88 BUY On Weakness 3.180 3.230 3.290 3.380 3.470
PP Properti PPRO 266,29 40,88 Spec BUY 490 550 615 660 690
J Resources PSAB 12,35 9,56 Spec BUY 370 380 386 400 410
Tambang Batubara Bukit Asam PTBA 59,76 34,88 Trading SELL 9.350 9.600 9.850 10.200 10.550
Pembangunan Perumahan PTPP 35,38 29,51 Trading SELL 3.760 3.810 3.860 3.960 4.050
Pakuwon Jati PWON 60,79 37,56 Spec BUY 630 640 650 660 700
Ramayana Lestari Sentosa RALS 16,83 10,36 BUY On Weakness 1.140 1.170 1.215 1.260 1.300
Nippon Indosari Corpindo ROTI 7,74 2,79 Trading SELL 1.460 1.510 1.565 1.640 1.700
Surya Citra Media SCMA 21,82 21,92 Trading SELL 3.060 3.110 3.160 3.260 3.350
Sampoerna Agro SGRO 0,14 0,43 SELL On Strength 1.940 1.960 1.990 2.010 2.030
Sido Muncul SIDO 6,90 4,42 BUY On Weakness 520 550 575 600 620
Siloam International Hospital SILO 8,27 31,10 Trading SELL 9.000 9.400 9.775 10.550 11.300
Salim Ivomas Pratama SIMP 3,15 3,61 BUY On Weakness 440 450 462 470 480
Semen Baturaja SMBR 15,11 25,22 BUY On Weakness 790 800 810 830 850
Holcim Indonesia SMCB 2,46 1,10 Trading SELL 1.060 1.080 1.105 1.150 1.190
Semen Indonesia SMGR 111,14 94,84 Trading SELL 9.075 9.225 9.375 9.675 9.950
Summarecon Agung SMRA 80,53 45,95 BUY On Weakness 1.660 1.680 1.695 1.720 1.730
Soechi Lines SOCI 4,71 13,66 SELL On Strength 380 390 402 410 420
Sri Rejeki Isman SRIL 12,58 25,34 Trading SELL 250 260 264 270 280
Surya Semesta Internusa SSIA 108,43 11,50 BUY On Weakness 630 660 700 730 750
Express Transindo Utama TAXI 7,54 5,67 Trading SELL 150 160 165 180 190
Tower Bersama Infrastructure TBIG 86,05 17,64 Trading SELL 5.500 5.600 5.700 5.900 6.075
Tunas Baru Lampung TBLA 16,62 1,33 BUY On Weakness 640 650 675 710 740
Tiphone Mobile Indonesia TELE 3,74 4,54 Trading SELL 670 680 690 710 730
Timah TINS 16,61 11,29 BUY On Weakness 810 820 835 860 890
Telekomunikasi Indonesia TLKM 543,33 367,69 Trading SELL 4.050 4.140 4.230 4.410 4.590
Pelayaran Tempuran Mas TMAS 1,32 1,01 SELL On Strength 1.450 1.460 1.485 1.500 1.520
Total Bangun Persada TOTL 3,25 6,59 Trading SELL 810 830 845 870 890
Sarana Menara Nusantara TOWR 0,36 1,46 Spec BUY 3.860 4.030 4.200 4.290 4.370
Tempo Scan Pacific TSPC 0,32 0,88 BUY On Weakness 1.950 1.980 2.010 2.060 2.110
United Tractors UNTR 154,35 65,62 Spec BUY 14.900 15.550 15.750 16.450 17.000
Unilever Indonesia UNVR 124,52 70,75 BUY On Weakness 43.250 44.150 45.050 46.850 48.650
Wijaya Karya WIKA 48,89 36,01 Trading SELL 2.900 2.940 2.980 3.040 3.090
Wintermar Offshore WINS 0,35 0,64 Spec BUY 220 230 240 250 260
Waskita Karya WSKT 143,39 130,25 BUY On Weakness 2.680 2.720 2.770 2.830 2.890
Wijaya Karya Beton WTON 30,10 17,35 Trading SELL 980 990 1.000 1.020 1.030
Source: Bahana
Keterangan
Spec BUY : Beli setelah konfirmasi penguatan BUY on Weakness : Beli saat terjadi pelemahan / beli pada harga support
Trading SELL : Jual setelah konfirmasi pelemahan SELL on Strength : Jual saat terjadi penguatan / jual pada harga resistance

PT Bahana Securities – Equity Research – Bahana Beacon – Technical Analysis 3


01 Agustus 2016

Sektor Momentum

Code Index Name Level Change (pts) Change (%) Market Capitalization (IDRtn)
JAKAGRI JAKARTA AGRICULTURAL 1.768 6,87 0,39 125,16
JAKBIND JAKARTA BASIC IND & CHEM 450 -7,91 -1,73 322,78
JAKCONS JAKARTA CONSUMER GOODS 2.376 -135,76 -5,41 1.388,28
JAKFIN JAKARTA FINANCE INDEX 752 0,64 0,08 1.364,17
JAKINFR JAKARTA INFRA UTIL TRANS 1.177 -21,10 -1,76 816,70
JAKMIND JAKARTA MISC INDUSTRIES 1.296 46,17 3,69 358,99
JAKMINE JAKARTA MINING INDEX 1.182 -6,41 -0,54 245,33
JAKPROP JAKARTA CNSTR PRP RL EST 561 0,28 0,05 449,86
JAKTRAD JAKARTA TRD, SVC & INVMT 871 -11,20 -1,27 637,80
Source: Bahana, Bloomberg

Jadwal Dividen Tunai


Code Amount Price Div Yield Cum Date Ex Date Rec Date Dist Date
CASS 11 1.000 1,10% 14-Jul-16 15-Jul-16 19-Jul-16 10-Agust-16
ECII 5 550 0,91% 14-Jul-16 15-Jul-16 19-Jul-16 10-Agust-16
GEMS 6 1.760 0,34% 26-Jul-16 27-Jul-16 29-Jul-16 03-Agust-16
CTBN 114 5.550 2,05% 27-Jul-16 28-Jul-16 01-Agust-16 19-Agust-16
ISSP 5 260 1,92% 28-Jul-16 29-Jul-16 02-Agust-16 24-Agust-16
AKRA 70 6.750 1,04% 02-Agust-16 03-Agust-16 05-Agust-16 25-Agust-16
SMSM 50 4.500 1,11% 03-Agust-16 04-Agust-16 08-Agust-16 25-Agust-16
Source: Bahana, IDX

PT Bahana Securities – Equity Research – Bahana Beacon – Technical Analysis 4


Glossary
Golden Cross Sinyal dalam indikator untuk melakukan pembelian
Death Cross Sinyal dalam indikator untuk melakukan penjualan
Overbought Suatu area dimana kekuatan beli < kekuatan jual, biasa terjadi koreksi
Oversold Suatu area dimana kekuatan beli > kekuatan jual, biasa terjadi rebound
Suatu keadaan dimana kepercayaan investor meningkat sehingga terjadi peningkatan
Bullish
pembelian dalam mengantisipasi kenaikan harga di masa mendatang
Suatu keadaan dimana kepercayaan investor berubah menjadi rasa takut dan
Bearish
pesimisme sehingga pasar mengalami penurunan dalam suatu periode
Resistance Suatu level harga dimana investor cenderung untuk mengambil keuntungan
Support Suatu level harga dimana investor cenderung untuk melakukan pembelian
Profit taking Penjualan saham untuk mengambil keuntungan
Konvergen Suatu keadaan dimana harga dan indikator bergerak kearah yang sama
Suatu keadaan dimana harga mengalami penguatan/pelemahan tapi indikator bergerak
Divergen
ke arah yang berbeda
Merupakan salah satu indikator dalam analisa teknikal yang membandingkan harga
penutupan dengan pergerakan harga dalam suatu periode tertentu, terdapat 2 garis
Stochastic
yaitu 80% yang menunjukan area overbought dan garis 20% yang menunjukan area
oversold, BUY pada saat terjadi golden cross dan SELL pada saat terjadi death cross
Relative Strength Index salah satu indikator dalam analisa teknikal, mempunyai 2 area
yaitu diatas 50% yang merupakan area bullish dan dibawah 50% yang merupakan
RSI
area bearish dan juga terdapat 2 garis yakni di level 70% yang menunjukan area
overbougth dan dibawah 30% yang menunjukan area oversold
Moving Average Convergence Divergence merupakan salah satu trend following
MACD indicator dalam analisa teknikal yang menggunakan 2 garis Exponential Moving
Average (EMA)
Indikator dalam analisa teknikal yang digunakan dalam menggambarkan pergerakan
Candlestick harga (chart) dalam bentuk menyerupai lilin (candle). Satu candle menunjukkan satu
periode yang terdiri dari body dan shadow
Open Harga pembukaan (open price), ditunjukkan pada ujung body
Close Harga penutupan (close price), ditunjukkan pada ujung body
High Harga tertinggi (highest price), ditunjukkan pada ujung upper shadow
Low Harga terendah (lowest price), ditunjukkan pada ujung lower shadow
Bright Colour Body Body candle berwarna hijau/biru/putih menunjukkan harga naik (close > open)
Dark Colour Body Body candle berwarna merah/hitam menunjukkan harga turun (open > close)
Turnover Nilai transaksi
3M Avg Turnover Rata-rata nilai transaksi selama tiga bulan terakhir

PT Bahana Securities – Equity Research – Bahana Beacon – Technical Analysis 5


EQUITY RESEARCH Friday, 24 June 2016

PT Waskita Karya (Persero), Tbk (WSKT) - Solid Precast Margin To Support The Business
We reiterate BUY on WSKT with a higher TP of Rp 2,750 based on
20x FY17F P/E. We like WSKT, because it: 1) has the fastest
BUY
TARGET PRICE : Rp 2,750
growth of new contracts among peers, 2) has the fastest growing
LAST PRICE Rp 2,490
precast concrete with higher margins among peers. We view that PREVIOUS TARGET PRICE Rp 2,300
the major constraint is the financing risk due to the growth pace VOLUME 12 MONTH 319,398 Lot/Day
of WSKT. WSKT currently trades at 18x FY17F P/E. VALUE 12 MONTH Rp 61.6 Bn/Day
HIGH 12 MONTH Rp 2,660
Increasing contribution from high margin precast - At 2.3mn tons LOW 12 MONTH Rp 1,490
capacity p.a., WSKT Precast Concrete is catching up WTON, the
leading precast company. WSKT Precast targeted to get Rp 7trn in
FY16, an increase of 133% YoY. 78.6% of the projects will come
from WSKT. In 1Q16, WSKT Precast has a 28.1% GPM and 14.3%
net income margin, more than 2x WTON’s margins.
1Q16 new contracts achievement - In 1Q16, the WSKT new con-
tract reached Rp 3.92trn or 6.5% of WSKT’s FY16 target of new
contract of Rp 60trn. It reached 9.7% our FY16F. We set a lower
new contract at Rp 40.2trn or grew 25% YoY, bringing the total
order book to Rp 74trn. Last year WSKT reached 82% of its target.
Based on the new contracts’ owner, SOE dominated the contract
with a 62.3% contribution.
Stronger 1Q16 compare to 1Q15 - In 1Q16, the revenue in-
creased by 119% YoY to Rp 3.1trn, reaching 14.6% BCf and 13.1% Market Capitalization Rp 33,795,508,341,900
of cons. The operating profit even increased to almost 4x 1Q15. Number of Shares 13,572,493,310
Despite an increase of financial expenses by 157%, the net profit Daily Volatility 2%
significantly increased 965% to Rp 127bn or 10x 1Q15 at Rp 12bn.
It reached 9% BCf and 8.6% consensus. The GPM improved from
12% in 1Q15 to 15.8% in 1Q16 and the net profit margin improved
Shareholders
from 0.8% in 1Q15 to 4.0% in 1Q16.
Government : 66.00 %
Exhibit 1. Financial Summary Public : 34.00 %

Suria Dharma
suria.dharma@buanacapital.com
(62-21) 515-0203 (Ext 320)

Sources: Company, Buana Research

1 of 8
Friday, 24 June 2016

Exhibit 2. WSKT Precast Plants

Sources: Company, Buana Research

The increasing contribution from high margin precast concrete business


WSKT Precast Concrete capacity is currently catching up WTON, the lead-
ing SOE precast company. WSKT owns 8 plants with 7 plants located in
Java and 1 plant in Palembang, Sumatra. The total capacity installed is
2.875 million tons p.a. with an estimated normal capacity of 2.3 million
tons p.a. WSKT has a total normal capacity of 1.8 million in 2015. WSKT
Precast was targeted to get Rp 7trn in FY16, an increase of 133% YoY.
78.6% or Rp 5.5trn of it is projected from WSKT’s projects and only 21.4%
(Rp 1.5trn) from external projects.
In 1Q16, WSKT Precast business booked Rp 705bn of sales with a gross
profit of Rp 198bn and a net income of Rp 101bn. It had a high 28.1%
gross profit margin and 14.3% net income margin. Both are higher than
the total consolidated WSKT with 15.8% gross profit margin and 4% net
income margin. As a comparison, WTON booked Rp 733bn of sales, but
had a far lower gross profit of Rp 91bn (12.4% margin) and net income of
Rp 50bn (6.9% margin). They were less than half of WSKT’s margins. The
WSKT Precast contributed 23% of revenue with 80% of net income in
1Q16. They were higher than 2015, when WSKT Precast contributed 19%
of revenue with 32% of net income.
WSKT Precast also booked a total sales of Rp 2.64trn in 2015, similar to
WTON’s Rp 2.65trn. However, the gross profit margin and net income
margin were higher than WTON’s. Compared to 1Q16, WSKT Precast had
a lower 15.8% gross profit margin and 12.6% net income margin, but still
higher than WTON with 12.3% gross profit margin and 6.6% net income
margin.
WSKT is planning to bring the WSKT Precast Concrete unit to IPO this
year. WSKT plans to sell 40% of WSKT Precast shares with estimated val-
ue between Rp 3.5trn to Rp 4trn. We believe the IPO will help to reduce
WSKT’s financing constraints due to WSKT’s rapid growth of business.

2 of 8
Friday, 24 June 2016

Exhibit 3. WSKT’s Order Book

Sources: Company, Buana Research

1Q16 new contracts achievement


In 1Q16, the WSKT new contracts reached Rp 3.92trn or 6.5% of WSKT’s
FY16 target of new contracts of Rp 60trn. It is similar to 1Q15 at 6.6%. On
the other hand, the Rp 3.92trn achievement was actually reaching 9.7%
our FY16F. We are more conservative with the projection and expect
WSKT’s new contracts to grow 25% to Rp 40.2trn, bringing total order
book to Rp 74trn. Last year, WSKT reached 82% of its target.
Based on the new contracts’ owner, SOE dominated the contracts with
62.3% contribution. It was followed by the government and private cus-
tomers with 33.7% and 4.0%, respectively. Last year, SOE, government
and private customers contributed 56.4%, 30.7% and 12.9%, respectively.

Exhibit 4. New Contracts by Owner

Sources: Company, Buana Research

3 of 8
Friday, 24 June 2016

Exhibit 5. WSKT’s Toll Roads Investment

Sources: Company, Buana Research


Currently WSKT engaged in 14 toll roads with a total investment of Rp
88trn. WSKT has a total equity portion of Rp 16trn for the whole toll road
investments. Only 1 toll road at Kanci-Pejagan has been operated.
We anticipate WSKT to get additional major infrastructure projects this
year, such as the Palembang LRT. We estimate Palembang LRT to contrib-
ute ~Rp 8trn in 2016. Separately, Sumatra electricity transmission phase 2
was projected to contribute Rp 6trn. However, we still expect toll road
projects to give the highest contribution at ~Rp 20trn.
WSKT had a carry over of Rp 34trn from last year. With the additional
carry over, the order book as of 1Q16 will be at Rp 37.9trn. The manage-
ment guided for a Rp 94trn order book this year, a more aggressive out-
look than our forecast at Rp 72trn. We view that WSKT has the fastest
growth among peers. However, we have to price in the financing risk.
With the current pace, WSKT will face financing constraints, even after
the successful Rp 5.3trn right issue last year.

Exhibit 6. Margins Comparison

Sources: Company, Buana Research

4 of 8
Friday, 24 June 2016

Exhibit 7. 1Q16 Financial Result

Sources: Company, Buana Research

The 1Q16 financial performance was stronger than 1Q15


In 1Q16, the revenue increased by 119% YoY to Rp 3.1trn, reaching 14.6%
BCf and 13.1% of consensus. The gross profit after JO (joint operation)
increased at a higher rate of 188% YoY to Rp 484bn in 1Q16 from Rp
168bn in 1Q15. The operating profit even increased 292% YoY to Rp
384bn or almost 4 times 1Q15, reaching 16.9% BCf and 16.6% consensus.
EBIT also increased 270% YoY. Despite an increase of financial expenses
by 157%, the net profit significantly increased 965% to Rp 127bn or 10x
1Q15 at Rp 12bn. It reached 9% BCf and 8.6% consensus.
The gross profit margin has improved from 12% in 1Q15 to 15.8% in
1Q16. As a result, the operating margin increased from 7% in 1Q15 to
12.5% in 1Q16. EBITDA margin also improved from 9.9% in 1Q15 to 15.3%
in 1Q16. On the bottom line, net profit margin improved from 0.8% in
1Q15 to 4.0% in 1Q16. We view that the WSKT Beton Precast has contrib-
uted most to this margin improvement.
If we compare it to 4Q15, the revenue actually declined by –54.4% QoQ
and cost of revenue declined by –55.3% QoQ. As a result, gross profit
after JO declined –50.3% with operating expenses declining –58.8%. EBIT
also declined –54.2% QoQ. However, we have to underline the financial
expenses, which increased by 69.6%. This resulted in net profit declining
at a higher rate of –80.7% QoQ. As a comparison, WSKT’s revenue in
1Q15 reached 9.9% of the FY15 revenue and net profit reached 1.1%
FY15 net profit. Both achievement in 1Q15 were lower than achievement
in 1Q16.

5 of 8
Friday, 24 June 2016

The recent updates


The major constraint for WSKT is the financing risk due to the growth
pace of WSKT. WSKT booked a negative cash flow of –Rp 2.6trn from the
operation in 1Q16. In May 2016, WSKT issued a Rp 2trn bonds to antici-
pate the financing constraints. 70% of the bonds proceeds will be used to
finance the working capital for the projects‘ construction, especially the
multi-year projects. The remaining 30% will be used as the paid up capital
in Waskita Toll Road and Waskita Karya Realty. The Rp 2trn bonds will be
part of a series of bonds amounting to Rp 5trn to be issued in the next
two years.
In June, WSKT also got another Rp 4.4trn bank loans from BBRI and BBCA
and another Rp 3.7trn bridging funding for land acquisition from Sarana
Multi Infrastruktur (SMI), the SOE under Ministry of Finance.

We reiterate BUY on WSKT with a higher TP of Rp 2,750 based on 20x


FY17F P/E. We like WSKT, because it: 1) has the fastest growth of new
contracts among peers, 2) has the fastest growing precast concrete with
higher margins among peers. The only major constraint is the financing
risk due to the growth pace of WSKT. WSKT currently trades at 18x FY17F
P/E.

6 of 8
Friday, 24 June 2016

Exhibit 8. Financial Summary

Sources: Company, Buana Research

7 of 8
Friday, 24 June 2016

Exhibit 9. Key Ratios

Sources: Company, Buana Research

PT. BUANA CAPITAL


INDONESIA STOCK EXCHANGE BUILDING
TOWER II, 26th FLOOR
JL. JEND. SUDIRMAN KAV.52-53
JAKARTA 12190, INDONESIA

ANALYSIS AND REPORTS OF THIS WRITTEN, PRODUCED AND DISTRIBUTED BY PT BUANA CAPITAL RESEARCH
DEPARTMENT. ALL CONTENTS ARE BASED ON INFORMATION OBTAINED FROM THE DATAS AVAILABLE FOR THE PUBLIC AND
VARIOUS SOURCES BELIEVED TO BE RELIABLE BUT PT BUANA CAPITAL RESEARCH DEPARTMENT MAKES NO
REPRESENTATION AND ACCEPTS NO RESPONSBILITY OR LIABILITY AS TO ITS COMPLETENESS OR ACCURACY. OPINION OR
INFORMATION IS NEITHER AN OFFER NOR THE SOLICITATION OF AN OFFER TO SELL OR PURCHASE ANY INVESTMENT.

8 of 8

Anda mungkin juga menyukai