Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia
bisnis. Investasi dapat dikatan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva
yang produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke aktiva yang
produktif tersebut akan meningakatkan utilty total. Terdapat banyak pilihan investasi
bagi masyarakat salah satunya adalah investasi di pasar modal.
Masyarakat pemilik dana kini semakin sadar bahwa investasi real, deposito
maupun tabungan, masih ada alternatif investasi yang cukup menarik dalam
mendatangkan return yaitu investasi pada saham. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tersebut juga didukung oleh kemajuan yang pesat di bidang tekonologi dan informasi,
sehingga masyarakat akan lebih mudah dalam memperoleh dan menyalurkan dana di
pasar modal
Bagi investor investasi merupakan kegiatan yang sangat menarik, para investor
menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return (tingkat pengembalian)
berupa capital gain dan dividen. Pengertian investasi dalam konteks yang luas adalah
melakukan sesuatu saat ini dengan harapan untuk mendapatkan manfaat yang lebih di
masa yang akan datang dengan melakukan pengorbanan penundaan pengeluaran dana
untuk saat ini. Terlihat bahwa tujuan dari investasi itu sendiri adalah untuk
mempertahankan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para investor yang menamkan
investasi tersebut.

Kesadaran masyarakat dalam kegiatan investasi semakin meningkat karena


dipengaruhi oleh banyaknya ketidakpastian yang dapat dialami dan dihadapi di masa
yang akan datang nantinya. Oleh karena itu, sangat pentinglah perencanaan masa depan
melakukan investasi. Konsep probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian dari
setiap kemungkinan penghasilan investasi. Mean atau rata-rata tertimbang suatu
distribusi didefinisikan sebagai nilai yang diharapkan dari investasi. Koefisien variasi
atau standar deviasi merupakan ukuran sejauh mana hasil aktual menyimpang dari nilai
yang diharapkan dan hal ini digunakan sebagai ukuran resiko. Risiko.

1
Ketika berinvestasi selain mengharapkan return tertentu investor juga harus
menanggung tingkat risiko. Dalam konteks manajemen investasi risiko merupakan
penyimpangan/ perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-
benar diterima oleh investor (return aktual).

Dalam investasi harus memperhatikan probabilitas, sehingga melihatkan pada


resiko-resiko yang akan terjadi dalam berinvestasi. Dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai Teori Portofolio.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimasuksud dengan Portofolio Teori dalam Investasi?
2. Bagaimana perhitungan Return Ekspetasi dan resiko?
3. Apa Pengembalian Portofolio dan Resikonya?
4. Bagaimana analisa mengenai resiko Portofolio?
5. Apa saja komponen dalam resiko Protofolio?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari makalah ini, adalah mengembangkan pengetahuan pembaca mengenai
portofolio dalam investasi dan apa saja resiko yang ada didalamnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Potofolio Investasi
Portofolio adalah istilah keuangan yang menunjukkan koleksi investasi yang
dimiliki oleh perusahaan investasi, hedge fund, lembaga keuangan atau individu.
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset
riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor. Investasi merupakan penanaman
sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan
hasil yang lebih dikemudian hari.
Portofolio Investasi adalah investment portofolio yaitu sejumlah sekuritas yang
dimiliki oleh perseorangan atau perusahaan sebagai salah satu cara penanaman modal
atau investasi. Portofolio digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang
dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Portofolio dimaksudkan sebagai strategi
memaksimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan meminimalisir risiko yang
dihadapi. Portofolio berarti sekumpulan investasi.
Portofolio juga diartikan sebagai kumpulan dari instrumen investasi yang
dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi. Sasaran dari portofolio
investasi tentunya sangat bergantung pada individu masing-masing investor. Dalam
manajemen strategis dan pemasaran, istilah portofolio digunakan untuk menunjukkan
sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk dijual oleh
suatu perusahaan. Tujuan melakukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko bagi
pihak yang memegang portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan
diversifikasi risiko.
Dalam portofolio, seorang investor memiliki kesempatan untuk melakukan
diversifikasi (pemilihan banyak sekuritas) pada berbagai kesempatan investasi.
Diversifikasi itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.
Pembentukan portofolio menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan
dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas
tersebut. Selain itu diharapkan akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu
portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak yang ada pada portofolio efisien.
Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah potofolio yang sesuai dengan
preferensi investor bersangkutan dengan return maupun terhadap risiko yang dapat
ditanggungnya.

3
Pembentukan Portofolio Investasi
Untuk melakukan diversifikasi investasi ke dalam bentuk portofolio, tidak dapat
langsung menanamkan investasi ke beberapa instrumen investasi yang berbeda. Tetapi,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar instrumen investasi yang dijadikan
portofolio investasi dapat menghasilkan imbal hasil yang maksimal. Beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu:
1. Modal
Besar kecilnya modal yang kamu miliki tentu akan berpengaruh
terhadap portofolio investasi yang diambil. Semakin kecil modal maka
tentunya akan semakin kecil juga kesempatan untuk melakukan
mendiversifikasikan investasimu. Selain itu, terdapat batasan dalam
pembuatan portofolio sesuai dengan dana yang dimiliki.
2. Tujuan
Tujuan melakukan investasi, tujuan memiliki properti, tujuan
mempunyai saham dan tujuan membeli obligasi. Dengan berbagai macam
tujuan yang berbeda tentu akan menghasilkan portofolio yang berbeda pula.
Seperti jika kalian ingin mendapatkan yield investasi tentu akan berbeda
secara struktur portofolionya dengan yang bertujuan untuk mendapatkan
capital gain.
3. Waktu
Dengan waktu, kamu dapat menentukan berapa lama kamu akan
mendapatkan keuntungan dari investasi yang akan kamu lakukan. Apakah
pilihan waktu investasi jangka pendek atau pun jangka panjang.
4. Mengetahui Aset Investasi
Ketika anggaran sudah ditentukan, maka proses selanjutnya
membangun portofolio investasi adalah memilih aset investasi yang tepat.
Hal ini tentunya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, sebab akan
menyulitkan Anda di kemudian hari. Ada faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dengan teliti yaitu, usia, waktu yang diinginkan dalam
menanam investasi dan toleransi risiko investasi yang akan diterima.
Seorang anak muda lajang yang baru saja meniti karirnya akan memiliki
susunan strategi yang berbeda dengan orang yang sudah berkeluarga atau
sekitar usia 40 tahun yang memiliki harapan untuk memenuhi biaya
pendidikan anak-anaknya hingga merencanakan dana pensiun.

4
Belum lagi toleransi terhadap risiko investasi, Apakah siap sedia ketika
mengambil risiko keuangan untuk memperoleh hasil yang lebih besar atau
justru malah mengalami kerugian yang membuat seseorang tidak bisa hidup
tenang hingga berujung stres.

Semua hal yang sudah disebutkan tersebut merupakan penentu


bagaimana investasi harus dialokasikan di aset yang berbeda. Sebagai
gambaran, terdapat dua tipe port0folio investor yang perlu diketahui:

a. Konservatif, merupakan seseorang yang ingin melindungi nilainya.


Selain itu, memberikan pertumbuhan modal yang berpotensi pada
jangka panjang dari investasi dalam nilai uang yang memiliki
kualitas tinggi.
b. Agresif, setiap aset yang dialokasikan memiliki ukuran risiko rata-
rata. Ini menjadi daya tarik bagi Anda yang bersedia menerima
banyak risiko untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dan
pendapatan yang dihasilkan.
5. Profil Resiko
Secara umum, setidaknya terdapat 3 jenis karakter investor dalam
melakukan investasi yaitu moderat, konservatif dan agresif. Ketiga jenis ini
memiliki kaitannya dengan profil risiko.
Untuk investor moderat ini merupakan investor yang memiliki toleransi
terhadap risiko yang lebih tinggi asalkan keuntungan yang didapat sepadan
dan sesuai dengan risikonya. Untuk konservatif biasanya akan berinvestasi
dalam instrumen investasi yang pengembaliannya memiliki jangka panjang.
Sementara untuk tipe agresif biasanya mereka lebih menyukai tantangan
dan menyukai spekulasi mengenai investasi yang memiliki risiko yang
tinggi.
6. Evaluasi Kinerja Portofolio Investasi
Mengevaluasi kinerja portofolio perlu dilakukan untuk melihat apakah
portofolio yang kita miliki sudah berjalan sesuai dengan rencana,

5
Caranya Menciptakan Portofolio Investasi yang Low-Risk dan High Return

1. Menciptakan Portofolio Investasi yang BagusPertama harus mengetahui


tujuan, Kedua, instrumen investasi apa yang pilih. Ketiga, pelajari risiko dan
return potensial yang bisa dihasilkan.
Contoh, investasi saham akan sangat tergantung pada kondisi perusahaan,
pemberitaan di media yang mempengaruhi psikologi investor, adanya bias
pada harga saham di Bursa Efek, kondisi politik dan ekonomi
nasional/global, dan lain sebagainya.
2. Risiko dan Imbal Hasil Dalam Investasi
Konsep utamanya menyangkut diversifikasi. Diversifikasi tentu bukanlah hal
baru dalam dunia investasi. Akan tetapi, beberapa hal yang menyangkut
diversifikasi mampu mengguncang dunia investasi,
Pertama, penting untuk diingat bahwa risiko dan imbal hasil sepenuhnya
saling berhubungan. Hal tersebut merupakan kebenaran yang mutlak dalam
ilmu ekonomi, terutama yang menyangkut investasi. Investasi yang lebih
berisiko akan menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi selalu dapat
dipahami. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, saham cenderung lebih
menghasilkan keuntungan yang lebih besar ketimbang obligasi.
3. Sebuah Ilustrasi Mengenai Keuntungan Diversifikasi

2.2 Perhitungan Nilai Return Ekspetasi

Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset riil (real
assets) seperti: tanah, emas, rumah, barang-barang seni, real estate dan aset riil lainnya
atau pada aset finansial (financial assets), berupa surat-surat berharga yang pada
dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh entitas seperti: deposito,
saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

Harapan keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan


risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan
keuntungan tersebut sering disebut sebagai return.

Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield
dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran
kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika

6
berinvestasi pada sebuah obligasi atau mendepositokan uang di bank, maka besarnya
yield ditunjukkan dari bunga obligasi atau bunga deposito yang diterima. Jika kita
berinvestasi dalam saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh.
Sedangkan, capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan
kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham atau obligasi), yang bisa
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.

Pada dasarnya tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan


return. Return dapat berupa return realisasi ataupun return ekspektasi. Return realisasi
(realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk
mengukur risiko di masa yang akan datang.

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan


diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi ini sifatnya belum terjadi.

Di samping memperhitungkan return, investor juga perlu mempertimbangkan


tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Definisi
risiko menurut Reilly and Brown (2003:10) adalah:“Risk is the uncertainly that an
investment will earn its expecied rate of return.” Sedangkan definisi risiko menurut
Elton and Gruber (2003:44) adalah: “The existence of risk means that the investor can
no longer associate a single number of pay-off with investment in any assets.”

Beberapa pengertian risiko yang berkembang berdasarkan definisi-definisi di


atas dan dari literatur lainnya, bahwa risiko dapat pula diartikan:

1. Bahaya (menurut kamus Webster)


2. Kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan
3. Probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return)
4. Kemungkinan return yang diterima (realized return) menyimpang dari
return yang diharapkan (expected return) atau dengan kata lain
kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan.

7
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko investasi
antara lain: risiko suku bunga (yaitu variabilitas dalam return sekuritas dari perubahan
tingkat suku bunga. Interest rate risk mempengaruhi obligasi secara langsung
dibandingkan common stock), risiko pasar (variabilitas return dari hasil fluktuasi dalam
keseluruhan pasar, yaitu pasar saham agregat), risiko inflasi (Faktor yang
mempengaruhi semua sekuritas adalah risiko daya beli atau berkurangnya kemampuan
membeli investasi), risiko bisnis (risiko yang ada ketika melakukan suatu usaha/bisnis
dalam industri khusus), risiko finansial (Risiko ini berhubungan dengan penggunaan
hutang oleh perusahaan.

Untuk menurunkan risiko, investor perlu melakukan diversifikasi. Diversifikasi


menunjukkan bahwa investor perlu membentuk portofolio penanaman dana sedemikian
rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan.
Mengurangi risiko tanpa mengurangi return adalah tujuan investor dalam berinvestasi.

Return ekspetasi dapat dihitung dengan cara:

1. Berdasar nilai ekspetasi masa depan “Menghitung return yang diharapkan”


Return ekspetasi dihitung dari rata-rata tertimbangberbagai tingkat return
dengan probabilitas keterjadiandi masa depan sebagai faktor penimbangnya.
Untuk mengestimasi return sekuritas sebagai asset tunggal (stand-alone
risk), investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya
tingkat return tertentu, atau yang lebih dikenal dengan probabilitas kejadian.

Rumus:

dimana:
E(R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-i
n = banyaknya return yang mungkin terjadi

8
Contoh
Sekuritas PT ABC memiliki skenario kondisi ekonomiseperti dalam tabel di
bawah ini:
Kondisi Ekonomi Prob Return
Baik 30% 20%
Normal 40% 15%
Buruk 30% 10%

Penghitungan return yang diharapkan dari sekuritas ABC


E(R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)] = 0,15
Kesimpulannya:
1. Return yang diharapkan dari sekuritas PT ABC adalah 0,15 atau 15%.
2. 15% = nilai atau rata-rata hitung (mean) yang diharapkan dari distribusi
probabilitas bagi tingkat pengembalian saham PT ABC.

2. Berdasar Nilai Historis


Estimasi return yang diharapkan dilakukan denganperhitungan Dua metode
yang dapat dipakai adalah:
1. Rata-rata aritmatik (arithmetic mean), Arithmetic mean
lebih baik dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang
tidak bersifat kumulatif
2. Rata-rata geometrik (geometric mean), Geometric mean sebaiknya
dipakai untuk menghitung tingkatperubahan aliran return pada periode
yang bersifatserial dan kumulatif (misalnya 5 atau 10 tahunberturut
turut)

2.3 Portofolio Return and Risk


Risk (risiko) and return (pengembalian) adalah kondisi yang dialami oleh

perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian

maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.

Penelitian Paramitha dan Anggono (2013) menyatakan bahwa investasi sangat

penting. Investor dapat meletakkan aset mereka ke dalam produk investasi dan berharap

9
mendapat keuntungan di masa datang dari hasil investasi investor. Memilih adalah

pekerjaan yang tidak mudah terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Bagi

para investor, melalui pasar modal dapat memilih obyek investasi dengan beragam

tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit

(issuers atau emiten) melalui pasar modal dapat mengumpulkan dana jangka panjang

untuk menunjang kelangsungan usaha (Hermawan, 2012). Sudiyanto (2011)

mengatakan analisis terhadap harga saham dapat dilakukan dengan dua macam

pendekatan, yaitu pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Penelitian Fabozzi

(1999) menyatakan bahwa analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu

penaksiran risiko yang dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan

dananya dengan memilih saham yang efisien, yang memberi return maksimal dengan

risiko tertentu atau return tertentu dengan risiko minimal.

Pembentukan portofolio dapat mengurangi risiko dibanding dengan hanya

menginvestasikan dalam satu sekuritas saja. Salah satu cara dalam membentuk

portofolio optimal melalui metode Markowitz. Penelitian Tandelilin (2010)

mengatakan dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor didasarkan

pada preferensi mereka terhadap return harapan dan risiko masingmasing pilihan

portofolio. Penelitian Tandelilin (2010) menyatakan bahwa nasihat Markowitz yang

sangat penting dalam diversifikasi portofolio yaitu bahwa:

“Janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang, karena


kalau kerangjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang tersebut akan pecah”
Sekilas ajaran tersebut terlihat sederhana, tetapi dalam teori portofolio

Markowitz, ditunjukkan secara kuantitatif mengapa dan bagaimana diversifikasi bisa

menurunkan risiko portofolio.

A. Portofolio Return

10
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,

individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J.

Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.

Beberapa pengertian return yang lain :

a. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih

dibagi ekuitas pemegang saham.

b. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang

tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal

yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya

investasi dengan jumlah pembayaran.

c. Return onINVESTMENT atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi

pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang

mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.

d. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan

pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi

perusahaan.

e. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.

f. Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang

saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba

bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.

g. Return atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan

efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase

penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable

yang sama dari periode sebelumnya.

11
h. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh

investor di masa mendatang.

i. Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu

periode tertentu.

j. Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return

realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.

k. Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return

ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

B. Portofolio Risk
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat

sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam

bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di

mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu

kerugian. Dalam risiko terdapat dua kategori yakni :

a. Risiko Financial : Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan

rencana financial yang telah ditentukan.

b. Risiko Manajerial : Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam

mengelola perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan

financial.

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau

kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil

yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri

keuangan pada umunya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”,

artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko

12
yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau

pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk

memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah

yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.

Menurut Ricky W. Giriffin dan Ronal Ebert, risiko adalah uncertainty about

future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:

1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya

dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan

keputusan.

2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya.

3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengarhui kinerja

operasi perusahaan atau posisi keuangan.

2.4 Analyzing Portofolio Risk

A. Risk Reduction – The Insurance Principle

Untuk memulai analisis kami tentang bagaimana portofolio aset dapat

mengurangi risiko, asumsikan bahwa semua sumber risiko dalam portofolio

sekuritas adalah independen. Saat kami menambahkan sekuritas ke portofolio ini,

eksposur ke sumber risiko tertentu menjadi kecil. Menurut Hukum Angka Besar,

semakin besar ukuran sampel, semakin besar kemungkinan rata-rata sampel akan

dekat dengan nilai populasi yang diharapkan. Pengurangan risiko dalam hal sumber

risiko independent dapat dianggap sebagai prinsip asuransi, dinamai dengan

gagasan bahwa perusahaan asuransi mengurangi risikonya dengan menulis banyak

kebijakan terhadap banyak sumber risiko independen.

13
B. Diversification

Pertama, setiap investasi dalam portofolio yang terdiversifikasi hanya

mewakili sebagian kecil dari portofolio itu. Dengan demikian, risiko apa pun yang

meningkatkan atau mengurangi nilai investasi tertentu atau kelompok investasi

hanya akan berdampak kecil pada keseluruhan portofolio.

Kedua, efek dari tindakan spesifik perusahaan pada harga aset individu

dalam suatu portofolio dapat berupa positif atau negatif untuk setiap aset untuk

setiap periode. Dengan demikian, dalam portofolio besar, dapat dikatakan bahwa

faktor positif dan negatif akan keluar rata-rata sehingga tidak mempengaruhi tingkat

risiko keseluruhan dari total portofolio.

Manfaat diversifikasi juga dapat ditunjukkan secara matematis:


σ ^ 2 portofolio = WA ^ 2σA ^ 2 + WB ^ 2σB ^ 2 + 2WA WBр ABσ AσB
Dimana:
σ = standar deviasi
W = bobot investasi
A = aset A
B = aset B
р = kovarians

Hal-hal lain tetap sama, semakin tinggi korelasi dalam pengembalian antara

dua aset, semakin kecil manfaat potensial dari diversifikasi.

Prinsip asuransi menggambarkan konsep upaya untuk mendiversifikasi

risiko yang terlibat dalam portofolio aset (atau kewajiban). Faktanya, diversifikasi

adalah kunci manajemen risiko portofolio, karena memungkinkan investor; secara

signifikan untuk menurunkan risiko portofolio tanpa mempengaruhi pengembalian.

14
2.5 Komponen Risiko Portofolio
Untuk menghapus tanda ketimpangan dari Persamaan difersifikasi dan
mengembangkan persamaan yang akan menghitung risiko portofolio yang diukur
dengan varians, kita harus memperhitungkan dua faktor:
1. Risiko keamanan individu tertimbang (mis., Varians dari masing-masing
keamanan individu, dibobot dengan persentase dana investasi yang ditempatkan
dalam keamanan masing-masing individu).
2. Gerakan bersama tertimbang antara pengembalian efek (mis., Kovarians antara
pengembalian efek, sekali lagi ditimbang dengan persentase dana yang dapat
diinvestasikan yang ditempatkan di setiap sekuritas).
Sebagaimana dijelaskan di bawah ini, kovarians adalah ukuran absolut dari
pergerakan bersama antara pengembalian keamanan yang digunakan dalam
perhitungan risiko portofolio. Kita perlu kovarians aktual antara sekuritas dalam
portofolio untuk menghitung varians portofolio atau standar deviasi. Namun, sebelum
mempertimbangkan kovarians, kita dapat dengan mudah menggambarkan bagaimana
pengembalian keamanan bergerak bersama dengan mempertimbangkan koefisien
korelasi, ukuran relatif dari asosiasi yang dipelajari dalam statistik.

2.3.1. Koefisien Korelasi


Seperti yang digunakan dalam teori portofolio, koefisien korelasi ρ
(diucapkan "rho") adalah ukuran statistik dari gerakan relatif relatif antara
pengembalian keamanan. Ini mengukur sejauh mana pengembalian atas dua
sekuritas bergerak bersama; namun, ini hanya menunjukkan hubungan, bukan
sebab-akibat. Ini adalah ukuran relatif dari asosiasi yang dibatasi oleh 11.0 dan 1:
0, dengan

1. Positive Correlation

15
Perfect Positive Correlation atau korelasi positif adalah hubungan antara dua
variabel di mana kedua variabel bergerak bersama-yaitu, dalam arah yang sama.
Korelasi positif ada ketika satu variabel menurun ketika variabel lain menurun, atau
satu variabel meningkat sementara yang lain meningkat. Dalam statistik, korelasi
positif sempurna diwakili oleh nilai koefisien korelasi +1.0, sedangkan 0
menunjukkan tidak ada korelasi, dan -1.0 menunjukkan korelasi terbalik sempurna
(negatif). Korelasi antar variabel tidak (selalu) menyiratkan sebab-akibat.

a. Bagaimana Korelasi Positif Bekerja

Korelasi positif sempurna berarti bahwa 100% dari waktu, variabel-


variabel tersebut bergerak bersama dengan persentase dan arah yang sama persis.
Korelasi positif dapat dilihat antara permintaan untuk suatu produk dan harga
yang terkait dengan produk tersebut. Dalam situasi di mana pasokan yang tersedia
tetap sama, harga akan naik jika permintaan meningkat.

Selain itu, keuntungan atau kerugian di pasar tertentu dapat


menyebabkan pergerakan serupa di pasar terkait. Ketika harga bahan bakar naik,
harga tiket pesawat juga naik. Karena pesawat terbang membutuhkan bahan bakar
untuk beroperasi, peningkatan dalam biaya ini sering diteruskan ke konsumen,
yang mengarah ke korelasi positif antara harga bahan bakar dan harga tiket
pesawat.

Korelasi positif tidak menjamin pertumbuhan atau manfaat.


Sebaliknya, ini digunakan untuk menunjukkan dua atau lebih variabel yang
bergerak dalam arah yang sama bersama-sama, jadi ketika satu meningkat, begitu
juga yang lainnya. Sementara korelasinya ada, penyebabnya mungkin tidak;
dengan demikian, sementara variabel tertentu dapat bergerak bersama, mungkin
tidak diketahui mengapa gerakan ini terjadi.

Korelasi adalah suatu bentuk ketergantungan, di mana pergeseran


dalam satu variabel berarti perubahan yang mungkin terjadi di yang lain, atau
bahwa variabel yang diketahui tertentu menghasilkan hasil yang spesifik. Contoh
umum dapat dilihat dalam permintaan produk pelengkap. Jika permintaan untuk
kendaraan meningkat, maka permintaan untuk layanan yang berhubungan dengan

16
kendaraan, seperti ban. Peningkatan dalam satu area berdampak pada industri
yang saling melengkapi.

Dalam beberapa situasi, respons psikologis positif dapat


menyebabkan perubahan positif dalam suatu area. Ini dapat ditunjukkan dalam
pasar keuangan, dalam kasus di mana berita positif umum tentang perusahaan
mengarah ke harga saham yang lebih tinggi.

b. Korelasi Positif dalam Keuangan

Contoh sederhana korelasi positif melibatkan penggunaan rekening


tabungan berbunga dengan tingkat bunga yang ditetapkan. Semakin banyak uang
yang ditambahkan ke akun, baik melalui deposito baru atau bunga yang diperoleh,
semakin banyak bunga yang dapat diperoleh. Demikian pula, kenaikan suku
bunga akan berkorelasi dengan kenaikan suku bunga yang dihasilkan, sementara
penurunan suku bunga menyebabkan penurunan bunga aktual yang terjadi.

Investor dan analis juga melihat bagaimana pergerakan saham


berkorelasi satu sama lain dan dengan pasar yang lebih luas. Sebagian besar
saham memiliki korelasi antara pergerakan harga satu sama lain di suatu tempat
di tengah kisaran, dengan koefisien 0 menunjukkan tidak ada hubungan apa pun
antara kedua sekuritas. Saham di ruang ritel online, misalnya, kemungkinan
memiliki sedikit korelasi dengan stok ban dan bengkel mobil, sementara dua
perusahaan ritel akan melihat korelasi yang lebih tinggi. Ini karena bisnis yang
memiliki operasi yang sangat berbeda dan akan menghasilkan produk dan
layanan yang berbeda menggunakan input yang berbeda.

Pengecer buku bata-dan-mortir, di sisi lain, kemungkinan memiliki


korelasi negatif dengan stok Amazon.com, karena popularitas pengecer online
biasanya merupakan berita buruk bagi toko buku tradisional. Stok prosesor
pembayaran populer PayPal cenderung berkorelasi positif dengan stok pengecer
online yang menggunakan layanannya. Jika saham eBay, Amazon dan Best Buy
meningkat karena peningkatan pendapatan online, ada kemungkinan bahwa
PayPal akan mengalami peningkatan yang sama ketika pendapatannya yang
didorong oleh biaya meningkat dan laporan pendapatan positif mendorong
investor.

17
c. Beta dan Korelasi

Beta adalah ukuran umum tentang bagaimana berkorelasi harga saham


individu dengan pasar yang lebih luas, sering menggunakan indeks S&P 500
sebagai patokan. Jika suatu saham memiliki beta 1,0, itu menunjukkan bahwa
aktivitas harganya sangat berkorelasi dengan pasar. Stok dengan beta 1,0
memiliki risiko sistematis, tetapi perhitungan beta tidak dapat mendeteksi risiko
tidak sistematis. Menambahkan stok ke portofolio dengan beta 1,0 tidak
menambah risiko pada portofolio, tetapi juga tidak meningkatkan kemungkinan
bahwa portofolio akan memberikan pengembalian berlebih.

Beta kurang dari 1,0 berarti bahwa keamanan secara teori lebih tidak
stabil daripada pasar, yang berarti portofolio lebih berisiko dengan saham
dimasukkan daripada tanpa itu. Sebagai contoh, saham utilitas sering memiliki
beta rendah karena mereka cenderung bergerak lebih lambat daripada rata-rata
pasar.

Beta yang lebih besar dari 1,0 menunjukkan bahwa harga sekuritas
secara teori lebih stabil daripada pasar. Misalnya, jika beta saham adalah 1,2, itu
diasumsikan 20% lebih stabil daripada pasar. Saham teknologi dan topi kecil
cenderung memiliki beta lebih tinggi daripada tolok ukur pasar. Ini menunjukkan
bahwa menambahkan stok ke portofolio akan meningkatkan risiko portofolio,
tetapi juga meningkatkan pengembalian yang diharapkan.

Beberapa saham bahkan memiliki beta negatif. Beta -1.0 berarti bahwa
saham berkorelasi terbalik dengan patokan pasar seolah-olah itu kebalikan,
mencerminkan citra tren patokan. Opsi put atau ETF terbalik dirancang untuk
memiliki beta negatif, tetapi ada beberapa kelompok industri, seperti penambang
emas, di mana beta negatif juga umum.

d. Perbedaan Antara Korelasi Positif dan Korelasi Invers

Dalam statistik, korelasi positif menggambarkan hubungan antara dua


variabel yang berubah bersama, sedangkan korelasi terbalik menggambarkan
hubungan antara dua variabel yang berubah dalam arah yang berlawanan.
Korelasi terbalik kadang-kadang digambarkan sebagai korelasi negatif. Contoh
korelasi positif terjadi dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan orang. Semakin

18
banyak jam kerja seorang karyawan, misalnya, semakin besar gajinya pada akhir
minggu. Semakin banyak uang yang dihabiskan untuk iklan, semakin banyak
pelanggan membeli dari perusahaan.

Korelasi terbalik menggambarkan dua faktor yang saling berhubungan


satu sama lain. Contohnya termasuk saldo bank menurun relatif terhadap
kebiasaan pengeluaran meningkat dan mengurangi jarak tempuh gas relatif
terhadap peningkatan kecepatan mengemudi rata-rata. Salah satu contoh korelasi
terbalik di dunia investasi adalah hubungan antara saham dan obligasi. Ketika
harga saham naik, pasar obligasi cenderung menurun, sama seperti pasar obligasi
berjalan dengan baik ketika saham berkinerja buruk.

Penting untuk dipahami bahwa korelasi tidak selalu menyiratkan sebab-


akibat. Variabel A dan B mungkin naik dan turun bersama-sama, atau A mungkin
naik karena B jatuh, tetapi tidak selalu benar bahwa kenaikan satu faktor secara
langsung mempengaruhi naik turunnya yang lain. Keduanya mungkin disebabkan
oleh faktor ketiga yang mendasarinya, seperti harga komoditas, atau hubungan
yang jelas antara variabel-variabel tersebut mungkin merupakan suatu kebetulan.

Jumlah orang yang terhubung ke Internet, misalnya, telah meningkat


sejak awal, dan harga minyak secara umum cenderung naik selama periode yang
sama. Ini adalah korelasi positif, tetapi kedua faktor tersebut hampir pasti tidak
memiliki hubungan yang berarti. Bahwa populasi pengguna Internet dan harga
minyak telah meningkat kemungkinan merupakan suatu kebetulan.

19
2. Negative Correlation

Korelasi negatif adalah hubungan antara dua variabel di mana satu


variabel meningkat ketika yang lain menurun, dan sebaliknya. Dalam statistik,
korelasi negatif sempurna diwakili oleh nilai -1, 0 menunjukkan tidak ada korelasi,
dan +1 menunjukkan korelasi positif sempurna. Korelasi negatif sempurna berarti
hubungan yang ada antara dua variabel negatif 100% dari waktu.

Korelasi negatif atau korelasi terbalik adalah hubungan antara dua


variabel yang bergerak berlawanan arah. Jika variabel X dan Y memiliki korelasi
negatif (atau berkorelasi negatif), karena X meningkat nilainya, Y akan menurun;
sama halnya, jika X menurun nilainya, Y akan meningkat. Sejauh mana satu variabel
bergerak dalam hubungannya dengan yang lain diukur dengan koefisien korelasi,
yang mengukur kekuatan korelasi antara dua variabel.

Misalnya, jika variabel X dan Y memiliki koefisien korelasi -0,1, mereka


memiliki korelasi negatif yang lemah, tetapi jika mereka memiliki koefisien korelasi
-0,9, mereka akan dianggap memiliki korelasi negatif yang kuat. Semakin tinggi
korelasi negatif antara dua variabel, semakin dekat koefisien korelasinya dengan
nilai -1. Dengan cara yang sama, dua variabel dengan korelasi positif sempurna akan
memiliki koefisien korelasi +1, sedangkan koefisien korelasi nol menyiratkan bahwa
kedua variabel tidak berkorelasi dan bergerak secara independen satu sama lain.

20
Koefisien korelasi (biasanya dilambangkan dengan "r" atau "R") dapat
ditentukan dengan analisis regresi. Kuadrat dari koefisien korelasi (umumnya
dilambangkan dengan "R2", atau R-squared) mewakili derajat atau sejauh mana
varians dari satu variabel terkait dengan varians dari variabel kedua, dan biasanya
dinyatakan dalam persentase. Misalnya, jika portofolio dan patokannya memiliki
korelasi 0,9, nilai R-squared akan menjadi 0,81. Interpretasi dari angka ini adalah
bahwa 81% variasi dalam portofolio (variabel dependen dalam kasus ini) terkait
dengan - atau dapat dijelaskan oleh - variasi benchmark (variabel independen).

Penting untuk dicatat bahwa tingkat korelasi antara dua variabel tidak
statis, tetapi dapat berayun dalam rentang yang luas - atau dari positif ke negatif, dan
sebaliknya - dari waktu ke waktu. Ekuitas dan obligasi umumnya memiliki korelasi
negatif, tetapi dalam 10 tahun hingga 2018, korelasinya berkisar antara -0,8 hingga
0,2, menurut BlackRock.

a. Pentingnya Korelasi Negatif

Konsep korelasi negatif adalah salah satu kunci dalam konstruksi


portofolio. Korelasi negatif antara sektor atau geografi memungkinkan terciptanya
portofolio yang terdiversifikasi yang dapat lebih baik menahan volatilitas pasar dan
memperlancar pengembalian portofolio dalam jangka panjang.

Pertimbangkan korelasi negatif jangka panjang antara saham dan obligasi.


Saham umumnya mengungguli obligasi selama periode kinerja ekonomi yang kuat,
tetapi karena ekonomi melambat dan bank sentral mengurangi suku bunga untuk
merangsang ekonomi, obligasi dapat mengungguli saham.

Sebagai contoh, anggap Anda memiliki portofolio seimbang $ 100.000


yang diinvestasikan 60% dalam saham dan 40% dalam obligasi. Dalam satu tahun
kinerja ekonomi yang kuat, komponen stok portofolio Anda mungkin menghasilkan
pengembalian 12%, sedangkan komponen obligasi dapat kembali -2% karena suku
bunga berada pada tren meningkat. Dengan demikian, pengembalian keseluruhan
pada portofolio Anda akan menjadi 6,4% ((12% x 0,6) + (-2% x 0,4). Tahun
berikutnya, karena ekonomi melambat dan suku bunga diturunkan, portofolio saham
Anda mungkin menghasilkan -5 % sedangkan portofolio obligasi Anda dapat
mengembalikan 8%, memberikan Anda pengembalian portofolio keseluruhan
sebesar 0,2%.

21
Bagaimana jika, alih-alih portofolio seimbang, portofolio Anda 100%
ekuitas? Dengan menggunakan asumsi pengembalian yang sama, portofolio semua
ekuitas Anda akan memiliki pengembalian sebesar 12% pada tahun pertama dan -
5% pada tahun kedua, yang lebih tidak stabil dibandingkan pengembalian portofolio
seimbang sebesar 6,4% dan 0,2%.

3. Covariance

Kovarian digunakan dalam teori portofolio untuk menentukan aset apa


yang akan dimasukkan dalam portofolio. Kovarian adalah ukuran statistik hubungan
terarah antara dua harga aset. Teori portofolio menggunakan pengukuran statistik ini
untuk mengurangi risiko keseluruhan untuk suatu portofolio. Kovarians positif
berarti bahwa aset umumnya bergerak ke arah yang sama. Kovarians negatif berarti
aset pada umumnya bergerak berlawanan arah.

Kovarian adalah ukuran penting yang digunakan dalam teori portofolio


modern (MPT). MPT berupaya menentukan batas efisien untuk campuran aset dalam
portofolio. Perbatasan efisien berupaya mengoptimalkan pengembalian maksimum
versus tingkat risiko untuk keseluruhan aset gabungan dalam portofolio. Tujuannya
adalah untuk memilih aset yang memiliki standar deviasi yang lebih rendah untuk
portofolio gabungan yang kurang dari standar deviasi masing-masing aset. Ini dapat
mengurangi volatilitas portofolio. Teori portofolio modern berupaya menciptakan

22
campuran optimal dari aset dengan volatilitas lebih tinggi dengan aset dengan
volatilitas lebih rendah. Dengan mendiversifikasi aset dalam portofolio, investor
dapat mengurangi risiko dan masih memungkinkan pengembalian positif.

Dalam pembangunan portofolio, penting untuk mencoba mengurangi


risiko secara keseluruhan dengan memasukkan aset yang memiliki kovarian negatif
satu sama lain. Analis menggunakan data harga historis untuk menentukan ukuran
kovarians di antara berbagai saham. Ini mengasumsikan bahwa hubungan statistik
yang sama antara harga aset akan berlanjut ke masa depan, yang tidak selalu terjadi.
Dengan memasukkan aset yang menunjukkan kovarian negatif, risiko portofolio
diminimalkan.

Kovarians dua aset dihitung dengan rumus. Langkah pertama dari formula
menentukan pengembalian harian rata-rata untuk setiap aset individu. Kemudian,
perbedaan antara pengembalian harian dikurangi pengembalian harian rata-rata
dihitung untuk setiap aset, yang jumlahnya dikalikan satu sama lain. Langkah
terakhir adalah membagi produk itu dengan jumlah periode perdagangan, minus 1.
Covariance dapat digunakan untuk memaksimalkan diversifikasi dalam portofolio
aset. Dengan menambahkan aset dengan kovarians negatif ke portofolio, risiko
keseluruhan dengan cepat berkurang. Kovarian menyediakan pengukuran statistik
risiko untuk campuran aset.

Penggunaan kovarians memang memiliki kekurangan. Kovarian hanya


dapat mengukur hubungan terarah antara dua aset. Itu tidak bisa menunjukkan
kekuatan hubungan antar aset. Koefisien korelasi adalah ukuran yang lebih baik dari
kekuatan itu. Kelemahan tambahan untuk penggunaan kovarians adalah bahwa
perhitungannya sensitif terhadap pengembalian volatilitas yang lebih tinggi. Aset
yang lebih volatile termasuk pengembalian yang lebih jauh dari rata-rata.
Pengembalian outlying ini dapat memiliki pengaruh yang tidak semestinya pada
perhitungan kovarian yang dihasilkan. Pergerakan harga satu hari yang besar dapat
memengaruhi kovarian, yang mengarah pada estimasi pengukuran yang tidak akurat.

Kovarian didefinisikan sebagai sejauh mana dua variabel acak kovari


(bergerak bersama) dari waktu ke waktu. Seperti yang benar sepanjang diskusi kami,
variabel yang dimaksud adalah pengembalian (TR) pada dua sekuritas. Mirip dengan
koefisien korelasi, kovarians dapat

23
a. Positif, menunjukkan bahwa pengembalian kedua sekuritas cenderung bergerak
ke arah yang sama pada waktu yang sama; ketika satu meningkat (menurun),
yang lain cenderung melakukan hal yang sama. Ketika kovarians positif,
koefisien korelasi juga akan positif.
b. Negatif, menunjukkan bahwa pengembalian pada dua sekuritas cenderung
bergerak terbalik; ketika satu meningkat (menurun), yang lain cenderung
menurun (naik). Ketika kovarians negatif, koefisien korelasi juga akan negatif.
c. Nol, menunjukkan bahwa pengembalian dua efek bersifat independen dan tidak
memiliki kecenderungan untuk bergerak ke arah yang sama atau berlawanan.

Rumus untuk menghitung kovarians berdasarkan harapan adalah

Dimana :

𝜎AB = the covariance between securities A and B


RA,I = one possible return n security A
E(RA) = the expected value of return on security A
M = the number of likely outcomes for a security for the period

BAB III

TEORI

3.1 Portofolio

Teori Portofolio (portfolio) lahir dari seseorang yang bernama Henry


Markowitz. Dasar pemikiran dibentuknya portofolio seperti yang dikatakan Markowitz
yaitu: “do not put all eggs in one basket” (janganlah menaruh semua telur ke dalam satu
keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam
keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan investasi yang dilakukan, jangan

24
menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk investasi, karena ketika investasi tersebut
gagal, maka seluruh dana yang tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori
portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen
keuangan disebut sebagai the father of modern portfolio theory) ini telah mengajarkan
konsep diversifikasi portofolio secara kuantitatif.

Portofolio diartikan sebagai serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan


dan dipegang oleh investor, baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset
tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya.

Portofolio Menurut Beberapa Ahli

1. Portofolio oleh Sundjaja dan Barlian (2002;58) didefinisikan sebagai kombinasi


aktiva. Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995;215), portofolio adalah
suatu kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi.
2. Agus Sartono (2001;143), bahwa portofolio adalah sekumpulan investasi baik
berupa asset riil (real assets) maupun asset keuangan (financial assets).
3. Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio.
Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian
keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk
mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio.

Investasi

1. Sharpe et all (1993), merumuskan investasi dengan pengertian berikut:


“Mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna menda¬patkan aset pada masa
mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar.”
2. Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai: “Komitmen menanamkan sejumlah
dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.”
3. Eduardus Tandelilin (2001:47) mengemukakan bahwa: “Return merupakan salah
satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.”

25

Anda mungkin juga menyukai