Anda di halaman 1dari 15

OLC 1, 2 dan 3 : PENGERTIAN INVESTASI {INVESTMENT}

1.1. Pendahuluan
Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan
oleh masyarakat pada umumnya dalam rangka memperbaiki taraf kehidupan yang
lebih baik di waktu yang akan datang. Kebijakan investasi yang tepat dapat
meningkatkan kekayaan di pemilik dana (investor) dan daya beli mereka juga
meningkat dalam memperbaiki pola konsumsi yang tertunda. Oleh karena itu,
agar supaya orang bisa berinvestasi harus berani mengorbankan sebagian
pendapatan yang dimiliki untuk di investasikan dan menunda dulu keinginan-
keinginan konsumsi yang tidak penting.

1.2. Definisi Investasi


Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah
keuntungan di waktu yang akan datang. Kegiatan investasi dapat dibagi atas dua
yaitu investasi pada aset riil ( tanah, emas, mesin atau bangunan) dan investasi
pada aset finansial (deposito, saham, obligasi, reksadana, warrants, option, dan
futures).
Aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-
aset pihak penerbit surat berharga tersebut. Sekuritas yang mudah diperdagangkan
(marketable securities) adalah aset-aset finansial yang bisa diperdagangkan
dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang
terorganisir. Investor adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi
1. Investor Individual (individual/retail investors)
Investasi yang dilakukan oleh individu-individu
2. Investor Institusional (institutional investors)
Investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga
penyimpanan dana (bank dan lembaga keuangan lainnya), lembaga dana
pensiun, maupun perusahaan i

1
nvestasi
1.3. Tujuan Investasi
Tujuan Umum: Untuk meningkatkan kesejahteraan investor (investor’s wealth).
Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur
dengan penjumlahaan pendapatan saat ini ditambah nilai ini pendapatan masa
datang.
Tujuan Khusus:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang
2. Mengurangi tekanan inflasi
3. Dorongan untuk menghemat pajak

1.4. Proses Investasi


Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan
bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi.
Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus
mengetahui beberapa konsep dasar investasi, yang akan menjadi dasar pijakan
dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi yang dibuat. Hal mendasar
dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang
diharapkan dan resiko suatu investasi. Hubungan antara resiko dan return yang
diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier.
Artinya semakin besar resiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return
yang diharapkan. Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan mengapa
tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan tingkat
return yang paling tinggi. Disamping memperhatikan return yang tinggi, investor
juga harus mempertimbangkan tingkat resiko yang harus ditanggung.

1.5. Dasar Keputusan Investasi


1. Expected Return (hasil yang diharapkan)
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperolah keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai
return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya

2
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko
penurunan daya akibat adanya pengaruh inflasi.
Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang
diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return
yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa
datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return
yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan
dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi
telah berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang
sesungguhnya dia terima. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat
return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja
berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar
diterima (return aktual) merupakan risiko yang harus dipertimbangkan dalam
proses investasi.

2. Risk (Resiko)
Resiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda
dengan return yang diharapkan.

Factor resiko ada 2 sbb:


a. Uncertainty
b. Certainty

Dengan asumsi bahwa investor rasional, maka seorang investor disebut


sebagai risk-averse investors, artinya menolak atau tidak menyukai resiko atau
ketidakpastian. investor seperti ini tidak akan mau mengambil resiko suatu
investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak
sebagai kompensasi terhadap resiko yang harus ditanggung investor tersebut.
Sikap investor terhadap resiko akan sangat tergantung kepada preferensi
investor tersebut terhadap resiko. Investor yang lebih berani akan memilih resiko
investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi

3
pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung resiko
yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang
terlalu tinggi.

3. Hubungan Tingkat Risiko dan Return yang Diharapkan


Hubungan antara risiko dengan return bersifat searah dan linier, artinya
semakin besar resiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas
aset tersebut, demikian sebaliknya.

Risk type:
a. Risk everter
b. Risk moderat atau neutral
c. Risk taker

1.6. Proses Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi merupakan suatu proses keputusan yang
berkesinambungan (on going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima
tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi
yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap sebagai
berikut:
1. Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan
tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing
investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat
keputusan tersebut
2. Penentuan kebijakan investasi
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi
tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan
penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan
ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas

4
aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupu sekuritas luar negeri).
Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi
kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi
pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus
ditanggung.
3. Pemilihan strategi portofolio
Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi
portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif
meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik
peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang terbaik.
Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi portofolio yang seiring
dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi portofolio pasif ini adalah
bahwa semua informassi yang tersedia akan diserap pasar dan direflesikan
pada harga saham.
4. Pemilihan aset
Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan
aset-aset yang dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio.
Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien,
yaitu portofolio yang menawarkan return yang diharapkan yang tertinggi
dengan tingkat resiko tertentu atau sebeliknya menawarkan return yang
diharapkan tertentu dengan tingkat resiko terendah
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Meskipun demikian, adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan
bahwa tahap ini bahwa tahap ini adalah tahap terakhir, karena sekali lagi,
proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, jika tahap pengukuran dan
evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka
proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian

5
seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal. Tahap
pengukuran dan evalusasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja
portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja
portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini
bisanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui
seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja
portofolio lainnya (portofolio pasar).

TEORI Investasi Pasar Modal (Investment Securities Market Theory)

Dasar dari suatu keputusan investasi, yaitu analisis terhadap sekuritas dan
manajemen portofolio. Dalam analisis sekuritas diperlukan panilaian dari
financial assets, yaitu menentukan risiko dan return. Risiko dan return dijadikan
ukuran dalam hal mengambil keputusan investasi. Sering kali investor mengalami
trade-off antara risiko dan return dalam mengambil keputusan investasi. Untuk
menentukan risiko dan return ada unsur ketidakpastian dimana tidak ada jaminan
di masa depan menggambarkan masa lalu tetapi pengetahuan masa lalu bisa
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi di masa datang.

2.1. Pengertian Return dan Risiko


Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa
melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya.

Return
Return adalah hasil dari kegiatan investasi yang didapatkan oleh investor
dalam bentuk dividend dan capital gain (loss). Dua Komponen sebagai sumber
return investasi:
a. Yield

6
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Misalnya,
yield dari investasi obligasi adalah bunga obligasi yang dibayarkan, yield
saham adalah deviden
b. Capital gain (loss)
Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang
jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
Denga kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan juga sebagai perubahan
harga sekuritas.
Total Return = Yield + Capital Gain (Loss)

Risiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima denga return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar resiko investasi tersebut. Adapun sumber
risiko terdiri dari :
a. Risiko Tingkat Suku Bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat dari perubahan suku bunga yang akan
berpengaruh terhadap variabilitas return saham investasi.
Contoh : perubahan harga obligasi, perubahan suku bunga deposito
b. Risiko Pasar
Merupakan risiko yang timbul akibat fluktuasi pasar, biasanya ditunjukkan
oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.
Contoh : akibat resesi, perang dan perubahan struktur ekonomi
c. Risiko Inflasi
Merupakan risiko yang timbul akibat dari kenaikan harga yang
menyebabkan daya beli masyarakat turun sedangkan biaya input menjadi
bertambah.
d. Risiko Bisnis
Merupakan risiko yang timbul akibat dari hal-hal internal perusahaan.

7
Contoh : adanya miss management
e. Risiko Keuangan
Merupakan risiko yang berhubungan dengan pengelolaan utang perusahaan,
semakin besar utang maka semakin besar pula risiko keuangan yang
dihadapi.
f. Risiko Likuiditas
Merupakan risiko yang berhubungan dengan kecepatan suatu sekuritas yang
diterbitkan perusahaan, dapat diperdagangkan di pasar sekunder tanpa
mengalami penurunan nilai.
g. Risiko Nilai Tukar
Merupakan risiko yang berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang
domestik terhadap mata uang asing.
h. Country Risk
Merupakan risiko yang timbul akibat stabilitas politik di suatu negara.

Dua Jenis Risiko


1. Risiko Sistematis…tdk dpt dihindari
Risiko ini juga dikenal dengan risiko pasar atau risiko umum (general risk),
merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan. Risiko sistematis tidak dapat dihindari yang mempengaruhi semua
sekuritas, misalnya: risiko suku bunga, risiko inflasi, dan risiko nilai tukar

2. Risiko Tidak Sistematis….dpt dihindari/diminimalisir


Risiko ini juga dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan), adalah
risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko
perusahaan lebih terkait pada perubahaan kondisi mikro perusahaan penerbit
sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa
diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi dengan banyak jenis
sekuritas. Risiko ini dapat dihindari dengan cara diversifikasi dan risiko ini terkait
dengan internal perusahaan. Misalnya, buruh perusahaan melakukan demo, direksi
perusahaan mengalami kecelakaan pesawat, dan pabrik mengalami kebakaran.

8
a. Peluang (pr)
Peluang (probability) merupakan suatu istilah yang menyertai setiap aktivitas
kita, juga dalam aktivitas manajemen keuangan. Besarnya peluang (pr) antara o
dan 1 atau dengan kata lain (pr) elemen (0,1). Peluang (pr) dengan nilai (0) berarti
tidak memiliki peluang sama sekali, begitu sebaliknya. Besarnya peluang
bukanlah merupakan kepastian, namun hanya berupa prakiraan (estimasi). Sumber
yang digunakan untuk melakukan prakiraan besarnya (pr) ini dapat saja dari
subjektivitas investor, pengalaman sebelumnya, informasi yang dimiliki, dsb.
Besarnya (pr) dan ditambah dengan karakteristik investor terhadap risiko akan
mempengaruhi keputusan investasi.

2.2. Perhitungan Return yang Diharapkan (Expected Return) Sekuritas


Nilai Ekspektasi (expected value) adalah weighted average dari semua
hasil kemungkinan, dimana di setiap hasil akhir adalah probabilita dari masing-
masing kejadian karena invetor sangat tertarik terhadap return, maka expected
value disebut juga dengan expected rate of return, yaitu:
Return yang diharapkan (Expected return) merupakan penjumlahan untuk seluruh
multiplikatif antara berbagai peluang (pr) yang mungkin terjadi dengan hasilnya
(R). Karena besarnya (pr) dan (R) tidak diketahui secara pasti, maka besarnya
E(R) pun tidak pasti. Namun selama prakiraan besarnya (pr) berdasarkan
pengetahuan yang optimal, maka keyakinan terhadap E(R) mengikuti keyakinan
besarnya (pr). Artinya kita akan berharap (memilih keputusan) yang
memaksimalkan besarnya E(R).

Topik: Risk dan Return

RUMUS:
1. Risk of single asset
a. Probablitas

Expected return = E (Ri) =

9
Variance of Return = σ2 =

b. Non Probabilitas

Variance of Return = σ2 =

n
Coefisien Variance/CV/corellation = σ / E(R)
2. Risk Portofolio of asset

Risiko Portofolio :

Standard Deviation of Return/ resiko portofolio = σp = ( σ2 ) 1/2

Kovarian return saham A dan Saham B (Probabilitas) atau σAB

Koefisien Korelasi
ρAB = ρp = σAB/ σA.σB atau covAB/ σA.σB
ket :

σAB = covariance portofolio atau σ2AB


σA = resiko/ standar deviation A
σB = resiko/ standar deviation B

Perhitungan Return Portofolio

Rp =

10
Perhitungan Expected Return Portofolio

E (Rp) =

Kovarian return saham A dan Saham B (non probabilitas):

Tabel berikut ini menunjukkan probabilitas return saham A dan saham B pada
beberapa kondisi Perekonomian

Kondisi Probabilitas Return Return


Eko . Saham A Saham B Return Portofolio

Booming 0,2 40% 20% 0,5 (0,4) + 0,5 (0,2) = 0,30


Normal 0,3 30% 25% 0,5 (0,3) + 0,5 (0,25) = 0,275
Resesi 0,5 20% 35% 0,5 (0,2) + 0,5 (0,35) = 0,275

Berdasarkan atas informasi diatas, jawab pertanyaan berikut:


1. Hitung expected return Saham A = E(RA)
2. Hitung expected return Saham B = E (RB)
3. Hitung covariance saham A dan B
4. Hitung risiko saham A
5. Hitung Risiko saham B
6. Hitung korelasi/koefisen variance (KV A dan KV B)
7. Hitung covariance return portofolio saham AB
8. Hitung korelasi saham AB atau korelasi portofolio
9. Jika investor menginvestasikan 50% uangnya dalam saham A dan 50%
saham B, lengkapi return portofolio dalam tabel diatas
10. Hitunglah expected return portofolio
11. Hitunglah risiko portofolio

11
Jawab
1. E(RA) = (0,2) (0,4) + (0,3) (0,3) + (0,5) (0,2) = 0,27  27%
2. E(RB) = (0,2) (0,2) + (0,3) (0,25) + (0,5) (0,35) = 0,29  29%

Saham A
RA RA – E(RA ) [RA – E(RA )]2 Pr RA – E(RA )2 Pr
0,4 0,4 – 0,27 = 0,13 (0,13)2 = 0,0169 0,2 0,0169 x 0,2 = 0,00338
0,3 0,3 – 0,27 = 0,03 0,0009 0,3 0,00027
0,2 0,2 – 0,27 = -0,07 0,0049 0,5 0,00245
3)Kovarian (σA 2) = 0,0061

4. Risiko Saham A
σA = (0,0061)1/2 = 0,078 = 7,8 %

Saham B
RB RB – E(RB ) RB – E(RB )2 Pr RB – E(RB )2 Pr

0,20 0,20-0,29 = -0,09 0,0081 0,2 0,00162


0,25 0,25-0,29 =- 0,04 0,0016 0,3 0,00048
0,35 0,35- 0,29 = 0,06 0,0036 0,5 0,0018
3)Kovarian (σB2) = 0,0039
5. Risiko Saham B
σB = (0,0039)1/2 = 0,062 = 6,2 %

6. Koefisien Variasi = KV  pengukur risiko relatif

KV = Standard Deviasi return/ Expected Return

KVA = σA / E(RA ) = 0,078/0,27 = 0,2889 = 28,89%

KVB = σB / E(RB ) = 0,062/0,29 = 0,2138 = 21,38%

12
Berdasarkan KV, saham yang dipilih adalah saham B karena KV lebih
kecil dari saham A

7. Covarian return portofolio Saham AB (cov ab)


RA – E(RA ) RB – E(RB ) (1) x (2) Pr (4) (3) x (4)
(1) (2) = (3)
0,4 – 0,27 = 0,13 0,20-0,29 = -0,09 -0,0117 0,2 -0,00234
0,3 – 0,27 = 0,03 0,25-0,29 =- 0,04 -0,0012 0,3 -0,00036
0,2 – 0,27 = -,070 0,35- 0,29 = 0,06 -0,0042 0,5 -0,0021
σ2AB= -0,0048

8. Koefisien Korelasi
ρAB = -0,0048/ (0,078) (0,062) = -0,99
9. Return portofolio (Rp) atau return portofolio AB

(0,5) (0,4) + (0,5) (0,2) = 0,3


(0,5) (0,3) + (0,5) (0,25) = 0,275
(0,5) (0,2) + (0,5) (0,3) = 0,275

10. Expected Return Portofolio = E(Rp)

E(Rp) = (0,2) (0,3) + (0,3) (0,275) + (0,5) (0,275) = 0,28


atau
E(Rp) = (0,5) (0,27) + (0,5) (0,29) = 0,28

11. Risiko Portofolio

σp = [ (0,5)2(0,0061) + (0,5)2 (0,0039) + 2 (0,5) (0,5) (-0,99) (0,078) (0,062)]

= 0,01 = 1 %

13
TUGAS
Tabel berikut ini menunjukkan probabilitas return saham A dan saham B pada
beberapa kondisi Rupiah

Kondisi portofolio(Rp) Probabilitas Return Saham A Return Saham B

Rp Menguat 0,4 50% 15%


Rp Normal 0,5 30% 25%
Rp. Melemah 0,1 10% 30%

Berdasarkan atas informasi diatas, jawab pertanyaan berikut:


1. Hitung expected return Saham A = E(RA)
2. Hitung expected return Saham B = E (RB)
3. Hitung covariance saham A dan B
4. Hitung risiko saham A
5. Hitung Risiko saham B
6. Hitung korelasi/koefisen variance (KV A dan KV B)
7. Hitung covariance return portofolio saham AB
8. Hitung korelasi saham AB atau korelasi portofolio
9. Jika investor menginvestasikan 30% uangnya dalam saham A dan 70%
saham B, lengkapi return portofolio dalam tabel diatas
10. Hitunglah expected return portofolio
11. Hitunglah risiko portofolio

Soal 2
Apabila koefisien korelasi antara tingkat keuntungan saham A dan B sama dengan
nol (ρAB = 0), apakah dapat dibentuk portofolio yang menghasilkan σP = 0 ?
a. Berapa σP minimal yang dapat dicapai?
b. Berapa E(RP) tersebut
c. Jika diketahui ρAB = 0, tentukan E(RP)

Saham E(R) σ

14
A 0,18 0,28
B 0,26 0,36

15

Anda mungkin juga menyukai