Anda di halaman 1dari 3

NAMA : JUANDA RAHMAT

NIM : F061201054
PRODI : ILMU SEJARAH
MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA AKADEMIK

UJIAN FINAL/AKHIR
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA AKADEMIK SEMESTER 3

1. Ragam bahasa akademik berbeda dengan ragam bahasa lain sebutkan dan jelaskan
ciri ragam bahasa akademik.

Ragam Bahasa Akademik adalah, ragam bahasa baku yang digunakan untuk keperluan yang
bersifat formal baik secara tertulis maupun lisan. Baik secara tertulis maupun lisan ragam bahasa
ilmiah memenuhi fungsi seperti subjek, predikat, dan objek secara lengkap. Selain itu ragam
bahasa akademik ilmiah menggunakan diksi (pilihan kata) baku yang lazim berlaku dalam
masyarakat bahasa Indonesia. Terakhir ragam bahasa akademik bertaat kepada Pedoman Umum
EYD & Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
Cindekia/Logis, Lugas(to the point), Penalaran, Efisiensi kata, Bahasa baku ,

 Cendekia / Logis. Kalimat Cendekia adalah kalimat yang mudah di pahami karena
memiliki unsur pikiran pokok dan penjelas. Ciri khas kalimat cendekia adalah Terbuka,
Tidak berkonotasi ganda, jelas dan logis ,mudah dipahami
Contoh: Teknologi komunikasi akan mengubah kehidupan umat manusia pada masa
depan.

 Lugas (to the point). Maksud dari lugas adalah semua kalimat yang terkandung dalamnya
memperjelas topik paragraf tanpa bunga-bunga bahasa. Contoh : Masalah kedudukan
bahasa indonesia merupakan salah satu di antara masalah kebahasaan yang kita hadapi.
Yang di maksud kedudukaan bahasa adalah status relatif bahsa sebagai sistem lambang
nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa
yang bersangkutan.

 Penalaran. Penalaran memenuhi 3 syarat, yaitu: dasar, alasan, simpulan Contoh : Pada
organisasi, Top Manajemen berperan penting dalam pengambilan keputusan. Dia
berkewajiban untuk mengkoordinasikan semua kegiatan. Hal itu agar keputusan nya
mengarah kepada tujuan utama yakni terlaksananya tugas pokok organisasi dengan sebaik-
baiknya. Bahasa ilmu berdasarkan argumen tentang sesuatu, mengutamakan gatra logika.

 Efisiensi. Kata Kalimat efektif yaitu kalimat yang bersih dari kata-kata yang tidak
fungsional (redudansi). Contoh : Suksesnya usaha-usaha pembatasan kelahiran pada
penduduk meliputi pula berbagai kegiatan kegiatan pendidikan dalam arti seluas-luasnya.
Kalimat tersebut dapat menjadi efektif seperti: Suksesnya usaha pembatasan kelahiran
meliputi pula kegiatan pendidikan.

 Bahasa Baku Bahasa baku adalah bahasa yang mempunyai struktur atau tata bahasa yang
benar,diksi tepat dan ejaan benar. Contoh : Mubiarto (1997:12) menyatakan bahwa sudah
saatnya bangsa indonesia menerapkan sistem ekonomi pancasila secara konsisten. (bukan:
Menurut Mubiarto (1997:12), dia menyatakan bahwa...)
2. Apakah perbedaan topik dan judul karangan

topik adalah intisari atau pokok pikiran yang menjadi pembahasan, sementara judul adalah kalimat
yang dijadikan headline atau kepala tulisan agar lebih menarik dan membuat penasaran.Pemilihan
topik harus ditentukan sebelum memulai menulis, sedangkan judul bisa dibuat sebelum atau
sesudah tulisan itu jadi. Contoh tema : Sejarah Indonesia, Judul: Menelusuri Jejak Manusia Purba
di Goa Leang-Leang Kabupaten Maros.

3. Kapankah digunakan Bahasa Indonesia baku dan bagaimanakah ciri-cirinya?

Biasanya, kata baku digunakan untuk penulisan ataupun pengungkapan kata-kata yang bersifat
resmi atau formal baik dalam suatu tulisan atau dalam pengungkapan kata. Umumnya, kata baku
digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Ciri-ciri kata baku:

 Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah


 Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
 Pada pemakaian imbuan kata baku ini bersifat eksplisit
 Baku adalah bahasa percakapan
 Kata baku digunakan sesuai dengan konteks kalimat.
 Menggunakan ejaan menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD)

Contoh kata baku, misalnya seperti: aktif, pasif, apotek, efektif, nasihat, karena, foto, biosfer, bus,
objek, teknik, daftar dan lain sebagainya. Contoh kalimatnya: pada hari ini saya akan makan siang
di rumah.

4. Diksi yang bagaimana yang dipakai dalam bahasa akademik?

Diksi yang bermakna denotatif. Jenis diksi berdasarkan makna denotatif adalah diksi dengan
makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Makna denotatif adalah makna objektif tanpa
membawa perasaan tertentu atau murni. Adapun ciri-cri diksi makna denotatif adalah, memiliki
makna yang lugas karena sifatnya yang literal dan biasanya hasil dari observasi dari panca indra,
yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan atau Pengalaman fisik lainnya.
contoh diksi dengan makna denotatif

 meliputi: Jerawat disebabkan oleh sebum pada wajah.


 Jerapah memiliki leher yang lebih panjang dibandingkan hewan-hewan lainnya.
 Budi sangat bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.

5. Tulislah satu paragraf induktif dengan ide pokok “Covid-19 mulai meredah”

Dalam akhir-akhir ini sudah banyak orang memakai masker, mencuci tanggan, serta menjaga
kebersihan ini menimbulkan dampak yang sangat baik bagi kesehatan di sekitar kita. Dengan
adanya disiplin protokol kesehatan, baik itu ketika keluar rumah, di kantor maupun di tempat
ibadah dapat mengurangi penularan virus covid 19 yang kian hari semakin meredah.

6. Tulislah satu wacana narasi ekspositoris yang menjelaskan suatu proses.

Di sebuah kota Makassar, ada seorang pemuda yang bercita-cita ingin menjadi pahlawan. Suatu
hari, pemuda itu menolong anak kecil yang diculik oleh penjahat, pemuda itu merasa sangat
kewalahan, tapi pada akhirnya dia bisa menang. Dari situ, ambisi dan semangatnya yang semakin
besar, ia berlatih pun rajin berlatih dengan 150x push up, 150x sit up dan lari 5 KM setiap hari.
Agar bisa menjadi orang yang gagah dan kuat. Contoh teks di atas menggambarkan impian seorang
pemuda yang ingin menjadi pahlawan. Cerita di atas memiliki struktur orientasi, komplikasi,
resolusi, dan reorientasi, sehingga termasuk contoh teks narasi menjelaskan suatu proses motivasi.
7. Apakah perbedaan antara karangan narasi dan deskripsi?

Karangan narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan suatu kejadian
berdasarkan urutan peristiwa , jadi peristiwatersebut dengan nyata seolah-olah pembaca melihat
dan mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. unsur-unsur penting dalam karangan
narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan, tempat dan rangkaian waktu.

8. Apakah perbedaan antara karangan argumentasi dengan karangan persuasif?

Karangan argumentasi adalah karangan yang menjelaskan argument penulis terhadap suatu hal
agar orang lain setuju dengan apa yang disampaikan atau setuju dengan pendapat yang dikeluarkan
. Sedangkan karangan persuasif lebih mengarah pada mengajak atau membujuk seseorang agar
melakukan sesuatu yang di kehendaki penulis.

9. Yang seharusnya ada dalam latar belakang adalah , jelaskan!

1. Alasan rasional yang membuat penelitian itu menarik untuk diteliti, dasarkan fakta, data,
referensi atau temuan dari penelitian sebelumnya.

2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan. Hal ini harus terungkap dengan jelas untuk
memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian megatasi kesenjangan yang ada.

3. Kompleksitas masalah. Jika permasalahan yang ditemukan dibiarkan begitu saja, khawatir akan
menimbulkan permasalahan yang baru dan akan menghambat, mengganggu, atau mengancam
suatu proses untuk mencapai tujuan.
4. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis.

5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti dalam lingkup studi
yang ditekuni peneliti.

10. Bagaimanakah menysun landasan teori dalam karya ilmiah

1. Memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu dan berhungan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
2. Fakta yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya.

3. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun
terbitan.
4. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis atau persamaan-persamaan
yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.
5. Membatasi masalah penelitian.
6. Menemukan arah baru penemuan.
7. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil.
8. Memperoleh pemahaman metodologis.
9. Mencari dukungan dari teori utama.

Anda mungkin juga menyukai