NAMA : JUANDA RAHMAT

NIM : F061201054

MATA KULIAH : S.I 1600-1900

KELOMPOK 5

Kalimantan-Banjar dan Sulawesi-Bone

Berdasarkan buku ricklefs yang saya baca tahun 2004 pada halaman 297 terjadi
persaingan politik pada abad ke-19 khususnya di kalimantan kepentingan dari
beberapa pihak terutama dari pihak inggris yang menggap kalimantan itu merupakan
jalur pelayaran antara India dan Cina. Sehingga Inggris tidak dapat mengabaikannya
begitu saja karena ini sifatnya strategis. Sedangkan Belanda yang ingin menguasai
dalam kata ingin melakukan penjajahan atau perluasan wilayah kuhususnya pada
wilayah pesisir selatan dan baratnya.

Yang menjadi permasalahan disini ialah pada tahun 1820-1830 Belanda melakukan
kontak pernjanjian dengan wilayah dipesisir bagian barat misalnya
pontianak,mempawah,sambas. Akan tetapi peran belanda yang berada wilayah itu
tidak banyak melakukan kegiatan di wilayah itu sampai dengan tahun 1840.

Pada tahun 1817 Belanda kembali lagi ke Banjarmasin untuk bertemu dengan sultan
Banjarmasin yang kemudian sultan menyerahkan beberapa wilayahnya kembali ke
tangan Belanda.

Akan tetapi pada tahun 1803-1868 seketika belanda bangkit akibat adanya orang
Inggris yang bernama James Brooke di Sarawak yang ikut campur dalam perang
saudara dalam hal ini James Brooke mendukung pangeran dari Brunei setelah
pangeran itu di bantu oleh james brooke kemudian sang pangeran memberikan
jabatan gubernur beserta wilayah yang menjadi kekuasaan dari Broke.

Pada tahun 1840-1850 pihak belanda merasa khawatir dengan adanya intervesi
wilayah dari kalangan eropa sehingga Belanda melanlacarkan perluasan wilayah
dengan mencampuri beberapa urusan dalam negeri dan memperbarui perjanjian-
perjanjian baru, kemudian tahun 1846 wilayah kalimantan menjadi wilayah
pengekspor tambang oleh kolonial belanda.
Belanda akhirnya mencampuri urusan kerajaan yang dimana sultan Adam wafat
pada tahun 1857 dan Putra Mahkota Abdul Rakhman juga wafat kemudia tidak ada
yang mengetahui siapa penerusnya yang kemudian Belanda inging mengangkat
Tamjidillah akan tetapi banyak masyarakat banjarmasi tidak menyukainya
dikarenakan ibunya berasal dari keturunan Cina kemudian suka minum minuman
keras.

Pada Akhirnya Belanda Mengangkat Tamjidilllah sebagai sultan masyarakat kesal

terhadap keputusan Belanda sehingga timbul lah sebuah perlawanan rakyat
banjarmasin terhadap kolonial yang dipimpin oleh pangeran antasari (seorang
pangeran pada abad 18 yang telah disingkirkan)

Melakukan perlawanan pada tahun 1859 yang menyerang beberapa perusahaan

tambang batu bara kolonial belanda sehingga sultan Tamjadillah dipaksa turun tahta
bulan juni 1859 dan diasingkan kemudian Belanda menyatakan tidak ada lagi
kesultanan Banjaramasin (telah dihapuskan).

Dan Adapun Hidayatullah yang melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda

akan tetapi kalah dan menyerah 1862 yang kemudian diasingkan ke cianjur. Maka
pada tahun 1862 hinga 1863

Sulawesi dan Bone

Adapun, Sulawesi dan Bone merupakan dua kekuatan besar pada masanya. Bone
adalah kekuatan terbesar pada wilayah tersebut. Di tahun 1814 dan 1816 Bone
serta negara-negara Sulawesi Selatan menyerang Inggris dan menderita kekalahan.
Pada tahun 1816 orang-orang Belanda kembali lalu pada tahun 1811 ada anggapan
dari banyaknya penguasa Sulawesi Selatan yang menjelaskan bahwa hubungan
mereka dengan pihak Belanda sudah terputus. Lalu, perjanjian Bungaya pada saat
itu tidak memiliki kekuatan hukum dan gubernur jenderal Van der Capellen
mengunjungi wilayah tersebut dan meminta untuk perjanjian Bungaya di perbarui.

Pada tahun 1825, pasukan Belanda dan pasukan Makassar dari Gowa berhasil
menaklukkan Bone. Akan tetapi, perjanjian Bungaya baru di perbarui pada tahun
1838. Selanjutnya, terjadinya penyerangan pada tahun 1858-60 yang dilancarkan
oleh pasukan-pasukan kolonial namun penaklukan yang terakhir baru terjadi pada
tahun 1905-6. Adapun dilain sisi rakyat Toraja yang turut mendapatkan serangan
dari pihak Belanda. Namun, bagaimana pun juga perlawanan atas rakyat Toraja di
daratan tinggi itu sampai tahun 1906.