MAKALAH
KALIMAT
Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perangakaian kalimat yang baik menjadi indikator keberhasilan
berkomunikasi, baik itu komunikasi langsung ataupun komunikasi tidak langsung.
Setiap orang yang berada di belahan bumi yang berbeda, memiliki kalimat
yang berbeda pula. Hal ini karena setiap komunitas manusia memiliki bahasa dan
budaya yang berbeda.
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti
aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
2. Rumusan Masalah
Dengan banyaknya permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam
berbahasa, maka masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini antara lain
a. Apa itu kalimat?
b. Bagaimana struktur kalimat?
3. Tujuan Penulisan
Dari masalah diatas tujuan makalah ini adalah
a. Untuk mengetahui pengertian kalimat
b. Untuk mengetahui struktur kalimat.
lOMoARcPSD|23762754
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran
yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara
lengkap.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah huruf
kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) Dan tanda seru
(!), perhatikan contoh berikut.
(4) a. Ambilkan itu!
b. Ini buku saya.
c. Hari apa ini?
Meskipun ada yang terdiri atas dua kata, yaitu ambilkan itu seperti contoh
(4a), keseluruhan tuturan di atas merupakan kalimat sebab tuturan-tuturan tersebut
telah mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap, dan sesuai dengan kaidah
penulisan kalimat.
2. Struktur Kalimat
Kalimat merupakan sebuah struktur, karena tiap-tiapnya merupakan suatu
kesatuan yang dibentuk dari bagian-bagian tertentu. Struktur adalah keseluruhan
dari relasi antara kesatuan dan bagian-bagiannya, atau antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya (Keraf, 1995: 57)
Struktur inti kalimat dasar bahasa Indonesia ragam tulis sebenarnya
sangat sederhana, yaitu hanya berupa subjek dan predikat (S-P). Struktur inti
tersebut dapat diperluas menjadi beberapa tipe kalimat dasar.
yang apik. Agar dapat membuat paragraf secara baik. Penguasaan terhadap
kalimat dasar tersebut tidak dapat ditawar-tawar lagi dan agar dapat membuat
kalimat secara baik pula. Unsur kalimat itu lazim disebut konstituen yang
biasanya berupa kata, frasa, atau klausa dan lazimnya konstituen tersebut
menduduki atau mengisi salah satu fungsi dalam kalimat. Fungsi di dalam kalimat
beruap subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Agar lebih jelas, di
bawah ini akan diuraikan ciri subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
1. Ciri subjek
Subjek (S) merupakan salah satu fungsi dalam kalimat yang merupakan
bagian klausa yang menjadi pokok kalimat. Subjek dapat berupa benda (nomina),
kelompo kata benda (frasa nominal), atau klausa. Selain itu, subjek dapat pula
disertai kata itu. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa atau
apa. Kata tanya siapa digunakan untuk mencari subjek yang berupa orang atau
sesuatu yang bernyawa, sedangkan kata tanya apa digunakan untuk mencari
subjek yang bukan berupa orang atau sesuatu yang tidak bernyawa. Subjek dalam
bahasa Indonesia biasanya berupa nomina atau frasa nomina.
(11) a. Bandung pernah menjadi lautan api (S = N)
b. Gunung merapi berdekatan letaknya dengan gunung merbabu. (S = FN)
c. gunung krakatau yang pernah meletus tahun 1825 kini mulai terbatuk-
batuk. (S = FN {klausa})
Selain berupa nomina, frasa nominal, atau klausa seperti contoh (11a—
11c) di atas, subjek dapat pula berupa verba (frasa verbal) atau adjektiva (frasa
adjektival). Namun, subjek yang berupa verba atau frasa verbal itu terbatas
pemakaiannya, yaitu hanya terdapat dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis.
lOMoARcPSD|23762754
Kata merokok pada (12a) dan berenang pada (12b) merupakan verba yang
berfungsi sebagai subjek dalam kalimat tersebut, sedangkan berjalan-jalan di pagi
hari pada (12c) dan bersepeda ke kantor pada (12d) merupakan frasa verbal yang
juga berfungsi sebagai subjek dalam kalimat tersebut.
2. Ciri predikat
Predikat (P) merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang
merupakan bagian klausa yang menjadi unsur utama di dalam kalimat. Predikat
dalam bahasa Indonesia dapat berupa kata kerja (verba) atau kelompok kata kerja
(frasa verbal), kata sifat (adjektiva) atau kelompok kata sifat (frasa adjektival),
atau kata benda (nomina) atau kelompok kata benda (frasa nominal). Letak
predikat lazimnya berada di sebelah kanan predikat. Amatilah beberapa contoh
berikut.
(14) a. Pak Niko mengajar matematika.
b. Pak Niko sedang mengajar matematika.
Ciri predikat yang lain adalah dapat diingkarkan atau dapat dinegasikan.
Jika berupa kata kerja atau kata sifat, predikat dapat diingkarkan dengan
menggunakan kata tidak. Jika berupa kata benda, predikat dapat diingkarkan
dengan menggunakan kata bukan.
Selain dapat diingkarkan, predikat yang berupa kata kerja dapat didahului
kata sedang, belum, atau akan. Amatilah beberapa contoh kalimat berikut.
(20) a. Pak Himawan sedang mengajar biologi.
b. Pak Himawan belum mengajar biologi.
c. Pak Himawan akan mengajar biologi.
3. Ciri objek
Objek (O) merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang
kehadirannya bergantung pada jenis predikatnya. Objek biasanya berupa nomina,
frasa nominal, atau klausa yang selalu muncul di sebelah kanan predikat yang
berupa kata kerja transitif (verba transitif). Jika predikat bukan berupa verba
transitif, objek tidak hadir (tidak muncul) di dalam kalimat tersebut.
(21) a. Jaksa menghadirkan saksi.
b. Ketua MPR menghadiri pelantikan para gubernur.
c. Para saksi mengatakan bahwa semua pengakuan yang dibuatknya
dilakukan karena tekanan aparat.
Selain berupa kata benda, kelompok kata benda (frasa nominal), atau
klausa, ciri objek yang lain adalah dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Kalimat pasif biasanya menggunakan imbuhan di-, di-…-i, atau di-…-kan yang
4. Ciri pelengkap
Pelengkap (Pel)—seperti halnya objek—adalah unsur kalimat yang
kehadirannya juga bergantung pada predikat. Pelengkap dapat berupa nomina atau
frasa nominal, verba atau frasa verbal, dan adjektiva atau frasa adjektival.
lOMoARcPSD|23762754
5. Ciri keterangan
Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang kehadirannya bersifat tidak
wajib (opsional). Keterangan dapat berupa nomina (frasa nominal), frasa numeral,
berupa frasa preposisional, atau berupa adverbia. Nomina atau frasa nominal yang
dapat menduduki fungsi keterangan biasanya berupa nomina temporal atau
nomina yang menyatakan waktu. Selain itu, keterangan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu keterangan wajib (wajib hadir/wajib muncul dalam kalimat) dan
keterangan manasuka. Keterangan wajib merupakan bagian dari predikat,
sedangkan keterangan manasuka bukan bagian dari predikat. Keterangan
manasuka merupakan keterangan yang sejajar dengan subjek dan predikat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran
yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara
lengkap.
Struktur kalimat terdiri dari subjek (S) yaitu salah satu fungsi dalam
kalimat yang merupaka bagian klausa yang menjadi poko kalimat, predikat (P)
merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang merupakan bagian klausa
yang menjadi unsur utama di dalam kalimat, objek (O) merupakan salah satu
fungsi di dalam kalimat yang kehadirannya bergantung pada jenis prediktanya,
pelengkap (P) seperti halnya objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya juga
bergantung pada predikat, dan keterangan (K) adalah unsur kalimat yang
kehadirannya bersifat tidak wajib (opsional). (S + P + O + Pel + K) dan setiap
struktur kalimat mempunyai ciri tersendiri
Jenis kalimat terdiri dari kalimat simpleks atu lazim disebut dengan
kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau satu
struktur predikat, kalimat kompleks Kalimat kompleks yang lazim disebut kalimat
majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa
subordinatif, kalimat majemuk yaitu kalimat yang terdiri atas dua klausa utama
atau lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lepas, dan yang terakhir yaitu
kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa atau lebih.
Daftar Pustaka
Sangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu, 2014, Kalimat, Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyuni, Rina Tri, dkk. 2019. “ Analaisis Pola, Fungsi, Kategori, dan Peran
Sintaksis Pada Kalimat Tunggal dalam Surat Kabar Harian Kompas” dalam
jurnal Bahtera: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya, jilid 06 (hal. 660).
Jurnal tidak diterbitkan. Bojonegoro: IKIP PGRI Bojonegoro.