Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat merupakan gabungan dari dua buah kata atau lebih
yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dasar adalah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami perubahan unsur seperti
panambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.
Perubahan terdapat

Depdiknas (2008:609) kalimat n 1 kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep


pikiran dan perasaan; 2 perkataan; 3 Ling satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa..

Cook, Elson, dan Picket dalam Tarigan (2009:6) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan
bahasa secara relative dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri
dari klausa.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide
atau gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil karena sesungguhnya di atas tataran
kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan yang jauh lebih besar. Pakar berbeda menyatakan
bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdsiri sendiri, mempunyai intonasi
akhir, dan secara actual dan potensial terdiri atas klausa.

B. Ciri-ciri Kalimat
Ada beberapa ciri-ciri kalimat sebagai berikut :
1) Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal;
2) Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa;
3) Secara relatif dapat berdiri sendiri;
4) Memiliki atau mengandung pikiran yang lengkap;
5) Mempunyai pola intonasi akhir;
6) Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca (tanda titik
untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan tanda seru untuk kalimat
interjektif).
C. Unsur-Unsur Kalimat

Subjek (pelaku)
Subjek adalah pelaku dari suatu tindakan. Ciri-ciri subjek:
Jawaban atas Pertanyaan Apa dan Siapa
Disertai Kata Itu
Dapat berupa nomina, verba, atau adjektiva
Didahului kata Bahwa
Mempunyai keterangan pewatas Yang
Tidak didahului preposisi
2. Predikat (tindakan)
Predikat adalah kata yang menuju kepada suatu tindakan oleh subjek.
Ciri-ciri predikat:
Jawaban atas pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Kata Adalah dan Ialah dapat berupa predikat
Dapat diingkarkan ( didahului kata tidak, bukan, atau merupakan)
Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas (telah, sedang, sudah, ingin, mau)
Predikat dapat berupa Kata (verba, adjektiva, atau nomina) dan Frasa ( frasa verbal, adjectival,
nominal, atau bilangan )
3. Objek (sasaran )
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba
transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek:
Langsung di belakang predikat
Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Tidak didahului preposisi
Didahului kata Bahwa
Pelengkap
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam
kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Ciri-ciri pelengkap:
Di belakang predikat.
Objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek. Contoh: buku baru, sepeda baru.
Tidak didahului preposisi.
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.

D. Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat

Menurut Alwi,dkk (2003:36) Tiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang
mengaitkannya dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat
sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata aatau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama
dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap dan keterangan. Disamping itu, ada
fungsi lain seperti atributif (yang menerangkan), koordinatif (yang mengabungkan secara setara),
subordinatif (yang mengabungkan secara bertingkat).
Predikat dalambahasa indonesia dapat berwujud frasa verbal, adjektival, nominal,
numeral, dan preposisional. Berikut ini adalah beberapa contoh predikat.
1. a. Ibu sedang makan di dapur.
b. Kita tidak harus pergi sekarang.
c. Masalah koperasi sudah ditelaah oleh pemerintah.
2. a. Gempa minggu lalu keras sekali.
b. Harga makanan sangat mahal.
c. Rumah usahawan itu besar dan mewah.
3. a. Ayah saya lurah desa kajen.
b. Pembantu kami tamatan SMP.
c. Pengalaman guru yang terbaik.
4. a. Dia dari medan.
b. Sekarang Paka Anwar di Surabaya.
c. Saya ke Manado minggu depan.

Di samping predikat kalimat umumnya mempunyai pola subjek. Dalam bahasa Indonesia
subjek biasanya tereletak di muka predikat. Keadaan Subjek dapat berwujud nomina, tetapi pada
keadaan tertentu kategori kata lain juga dapat menduduki fungsi subjek. Dari contoh di atasa
tampaklah bahwa subjek untuk kalimat (1a, b, c) adalah ibu, kita, dan masalah koperasi; untuk
kalimat (2a,b,c) gempa minggu lalu, harga makanan, dan rumah usahawan itu; untuk kalaimat
(3a,b,c) ayah saya, pembantu kami, pengalaman; dan untuk kalimat (4a,b,c) dia, Pak Anwar dan
saya.

Subjek yanh bukan nomina terlihat pada contoh berikut:


5. a. Membangun gedung makan biaya
b. Berhitung tidak mudah
c. Merah adalah warna dasar
Ada juga kalimat yang mempunyai objek. Pada umumnya objek yang berupa frasa
nominal berada dibelakang predikat yang berupa frasa verbal transitif aktif; objek itu berfungsi
sebagai subjek jika kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif. Dalam kalimat:

6. Kasdun memanggil orang itu

7. Hal ini merupakan masalah besar

Orang itu adalah objek karena nomina itu (a) berdiri dibelakang predikat verbal dan (b)
dapat menjadi subjek bila kalimat (6) diubah menjadi kalimat pasif seperti terlihat pada (6a).

(6a) Orang itu dipanggil oleh Kasdun

Sebaliknya, masal besar pada kalimat (7) bukan lah objek, melainkan pelengkap karena
meskipun frasa nominal tersebut berada dibelakang predikat verbal, frasa itu tidak dapat menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Kalimat (7a) dalam bahasa Indonesia tidak gramatikal.
(7a) Masalah besar dirupakan oleh hal ini.
Yang dinamakan pelengkap atau komplemen mirip dengan objek. Pelengkap pada
umumnya berupa frasa nominal, dan frasa nominal itu juga berada dibelakang predikat verbal.
Perbedaan yang penting ialah pelengkap tidak dapat menjedi ubjek dalam kalimat pasif. Dengan
kata lain, kalimat yang mempunyai pelengkap (dan tidak mempunyai objek) tidak dapat
dijadikan kalimat pasif. Dari segi lain, pelengkap mirip dengan keterangan juga. Kedua-duanya
membatasi acuan konstruksi yang bergabung dengannya. perbedaannya ialah pelengkap pada
umumnya wajib hadir untuk melengkapi konstruksinya, sedangkan keterangan tidak. Tempat
keterangan biasanya bebas, sedangkan tempat pelengkap selalu dibelakang verba (beserta objek-
objeknya). Akhirnya, cakupan semantic keterangan lebih luas, yaitu membatasi unsur kalimat.
Keterangan ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan atau tujuan. Contoh
sebagai berikut:

(8) Dia memotong kue itu dengan garpu


(9) Kami tinggal di Jati negara
(10) Mereka masuk diam-diam
(11) Beliau meninggal tahun 1970
(12) Dia kepasar dengan adiknya
(13) Saya belajar supaya lulus sekolah
E. Contoh Kalimat Dasar

1. S-P
Contoh dari novel The Miracle Of Love Letter Karya Sakti Wibowo:
Reddy tersenyum. (hal. 82)
S P
Anto menggeleng. (hal.20)
S P

2. S-P-O
Contoh dari novel The Miracle Of Love Letter Karya Sakti Wibowo:
Ia menyimpan buku. (hal. 32)
S P O
Ia bertemu cowok itu. (hal. 77)
S P O

3. S-P-PEL
Contoh dari novel The Miracle Of Love Letter Karya Sakti Wibowo:
Abdullah bin Ubay menjadi pemimpin. (hal. 49)
S P PEL
Ia mengangguk kepala. (hal. 117)
S P PEL
Riki menghentikan langkahnya. (hal. 116)
S P PEL
4. S-P-KET
Contoh dari novel The Miracle Of Love Letter Karya Sakti Wibowo:
Gue bakal tantang di lapangan. (hal.139)
S P KET
Dia menunggu di seberang sana. (hal. 86)
S P KET

5. S-P-O-PEL
Contoh dari novel The Miracle Of Love Letter Karya Sakti Wibowo:
Rini membaca gelagat kurang baik. (hal.136)
S P O PEL
Rana mendonggakkan kepalanya dengan jumawa. (hal. 142)
S P O PEL

6. S-P-O-KET
Contoh dari novel The Miracle Of Love Letter Karya Sakti Wibowo:
Olay mencegat Mia di lapangan. (hal. 147)
S P O KET
Ia duduk manis di meja seberang. (hal. 106)
S P O KET
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ramlan, M. 2005. Sintaksis. Yogyakarja: C.V. Karyono.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
https://bloggueblog.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-kalimat-unsur-unsur-dan-pola-
kalimat/
http://kholiscollection.blogspot.co.id/2012/04/macam-macam-kalimat.html
MAKALAH KALIMAT

Disusun unruk memenuhi tugas mata kuliah Sintaksis


Dosen Pengempu Mata Kauliah :
Dr. Sumarwati, M.Pd

Disusun oleh :
Bayu Romadi
K1211014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

Anda mungkin juga menyukai